PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW (THINK TALK WRITE) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DI KELAS X MIPA 5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A 2015-2016.

(1)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW(THINK TALK WRITE) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN HASIL

BELAJAR S ISWA PADA MATE RI PERSAMAAN KUADRAT DI KELAS X MIPA 5 SMANEGERI 1

PE RCUT SEI T UAN T.A 2015-2016

Oleh: Muhammad NIM. 4121111020

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa dianugrahkan kepada penulis sehingga dapat diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran TTW (Think Talk Write) Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Persamaan Kuadrat di Kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2015-2016”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: Bapak Dr. Syafari, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, Drs. W. L Sihombing, M.Pd, dan Bapak Dr. Pardomuan Sitompul, M.Si, yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Syafari, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik, kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED, dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak Muliadi, S.Pd, M.Si selaku kepala sekolah, Ibu Hj. Nurlatifah Harahap, M.Pd selaku guru Matematika dan seluruh Guru SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan yang telah membantu selama penelitian. Terisitimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Jarkasih, Almarhumah Ibunda Maymunah yang setiap saat berdoa dan memberikan dukungan material serta spiritual yang tak ternilai harganya, buat

kakakku tersayang Suryaningsih, Nur’asiah, abangku tersayang Mukmin, Rahman , dan adikku tersayang Rohaya.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada sahabatku Aliza Octaviani, Putri Ismila Anggriani, Maulida Hafni, Kanura Marekan, Khairul Sipahutar, Roy AP Manalu, Iswa Oktaya, Prasetyo, Fadhlan Al-Mutadho, Ody Rachmadi dan


(4)

v

seluruh rekan-rekan seperjuangan ”DIK B Reguler 2012” yang selalu memberikan dukungan dan semangat saat suka dan duka.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan, baik isi maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan, Juni 2016 Penulis,


(5)

iii

Penerapan Strategi Pembelajaran TTW (Think Talk Write) Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Persamaan Kuadrat di Kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

T.A 2015-2016

Muhammad (NIM. 4121111020) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran TTW(Think Talk Write) pada materi Persamaan Kuadrat.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action reserch). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 yaitu kelas X MIPA 5 yang berjumlah 39 siswa. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran TTW (Think Talk Write) pada materi Persamaan Kuadrat. Cara pengambilan data adalah melalui nilai Tes Hasil Belajar dan observasi. Tes Hasil Belajar berbentuk uraian, setiap siklus dilakukan satu kali tes yang terdiri dari lima soal. Observasi bertujuan untuk melihat kemampuan peneliti dalam pengelolaan pembelajaran yang dilakukan di kelas dan melihat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung memenuhi kriteria penentuan ketercapaian persentase aktivitas siswa. Persentase rata-rata aktivitas siswa adalah 76,92%, dengan perincian untuk kategori sangat aktif adalah 2 siswa (5,13%), kategori aktif adalah 28 siswa (71,79%), kategori cukup aktif adalah 9 siswa (23,08%), dan kategori kurang aktif adalah 0 siswa (0%).

Hasil analisis siklus I dari nilai Tes Hasil Belajar 1 diperoleh nilai rata-ratanya 59,54. Sebanyak 18 siswa (46,15%) tuntas dalam belajar sedangkan 21 siswa (53,85%) tidak tuntas. Dan hasil analisis siklus II dari nilai Tes Hasil Belajar II nilai rata-ratanya 71,74. Sebanyak 34 siswa (87,18%) tuntas dalam belajar sedangkan 5 siswa (12,82%) tidak tuntas dalam belajar. Dari hasil analisis siklus I dan siklus II tersebut dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam mempelajari materi Persamaan Kuadrat dengan menerapkan Strategi pembelajaran TTW (Think Talk Write). Berdasarkan hasil observasi pada setiap pertemuan, kemampuan peneliti dalam pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran TTW (Think Talk Write) sudah sangat baik.


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Identifikasi Masalah 8

1.3.Batasan Masalah 8

1.4.Rumusan Masalah 8

1.5.Tujuan Penelitian 9

1.6.Manfaat Penelitian 9

1.7.Defenisi Operasional 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 11

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran 11 2.1.2. Hasil Belajar Matematika 13

2.1.3. Hakikat Aktivitas Belajar 14

2.1.4. Pengertian Pembelajaran Kooperatif 16 2.1.4.1 Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif 19

2.1.5 Strategi Pembelajaran 19

2.1.5.1 Strategi Pembelajaran Think Talk Write 21 2.1.5.2 Format Pembelajaran dengan Strategi TTW 23 2.1.5.3 Kelebihan dan Kekurangan Strategi TTW 26


(7)

vii

2.1.6 Persamaan Kuadrat 27

2.1.6.1 Menyelesaikan Persamaan Kuadrat 27 2.1.6.2 Jenis-Jenis Akar Persamaan Kuadrat 33 2.1.6.3 Rumus Jumlah dan Hasil Kali Akar-Akar 34 2.1.6.4 Menyusun Persamaan Kuadrat yang

diketahui Akar-Akarnya 35

2.2 Kerangka Konseptual 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

3.1. Waktu dan Lokasi 37

3.2. Jenis Penelitian 37

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 37

3.3.1 Subjek Penelitian 37

3.3.2 Objek Penelitian 37

3.4. Prosedur Penelitian 37

3.4.1 Permasalahan 38

3.4.2 Perencanaan Tindakan I 39

3.4.3 Pelaksanaan Tindakan I 39

3.4.4 Observasi I 40

3.4.5 Analisis Data I 40

3.4.6 Refleksi I 40

3.5 Alat Pengumpulan Data 42

3.5.1 Tes 42

3.5.2 Observasi 42

3.6 Teknik Analisis dan Interpretasi Data 42

3.6.1 Reduksi Data 42

3.6.2 Paparan Data 43

3.6.3 Verivikasi 43

3.6.4 Simpulan Data 43


(8)

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 45

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I 45 4.1.1.1. Permasalahan I 45 4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I ( Alternatif Pemecahan I) 46 4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 46

4.1.1.4. Observasi I 49

4.1.1.5. Analisis Data I 50

4.1.1.6. Refleksi I 55

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II 57 4.1.2.1. Permasalahan II 57 4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II ( Alternatif Pemecahan II) 58 4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 59 4.1.2.4. Observasi II 62 4.1.2.5. Analisis Data II 63

4.1.2.6. Refleksi II 67

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 73

5.2. Saran 73


(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Aktivitas Siswa Kelas X MIPA 4 4

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Utama Dalam Pembelajaran Kooperatif 18 Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran dengan Strategi Think Talk Write 25 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Awal 45 Tabel 4.2 Hasil Observasi terhadap Proses Pembelajaran I 50 Tabel 4.3 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Belajar Siswa Siklus I 52 Tabel 4.4 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Belajar Siswa 53 Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Kemampuan Hasil Belajar Siswa Siklus I 54 Tabel 4.6 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Hasil Belajar I 54 Tabel 4.7 Hasil Observasi terhadap Proses Pembelajaran II 63 Tabel 4.8 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 64 Tabel 4.9 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Belajar Siswa 65 Tabel 4.10 Deskripsi Tingkat Kemampuan Hasil Belajar Siswa Siklus II 66 Tabel 4.11 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Hasil Belajar II 66

Tabel 4.12 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa 69


(10)

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Hasil Tes Diagnostik 5

Gambar 2.1 Kemungkinan Jenis Akar 34

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 41

Gambar 4.1 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa secara Keseluruhan dari 68 Siklus I ke Siklus II

Gambar 4.2 Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas 69


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan. Pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

Untuk merealisasikan kenyataan dia atas dikemukan oleh Ansari (2009:1) yaitu perlu ada SDM yang handal dan mampu bersaing secara global. Untuk itu diperlukan kemampuan tingkat tinggi (high order thinking) yaitu berpikir logis, kritis, kreatif dan kemampuan bekerjasama secara proaktif. Karena hal diatas merupakan faktor dominan dalam menentukan kualitas pendidikan.

Untuk meningkatkan kualitas Pendidikan ditentukan oleh sistem Pendidikan Nasional yang baik pula.Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.Pendidikan pada akhirnya harus diajukan pada upaya mewujudkan sebuah masyarakat yang ditandai adanya keluhuran budi dalam individu, keadilan dalam negara, dan sebuah kehidupan yang lebih bahagia dan saleh dari setiap individunya.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Seperti yang di katakan oleh Abdurrahman (2009:253) bahwa Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SLTA dan bahkan juga diperguruan tinggi. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Seperti yang dikatakan Cornelius (dalam Abdurrahman 2009:253) lima alasan perlunya belajar matematika kaarena matematika merupakn (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana


(13)

2

untuk mengembangkan kreativitas, (5)sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Cocrof (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan bahwa :

”Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala kehidupan (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) memerlukan sasaran komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.”

Kenyataan yang dihadapi, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap membosankan oleh siswa mulai dari SD, SMP, SMU bahkan sampai pada perguruan tinggi.Selain itu, proses pembelajaran matematika tidak menarik bagi siswa karena matematika pelajaran yang sulit dipahami dan menakutkan bagi siswa. Dengan demikian, hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika mempunyai nilai rata-rata yang rendah.

Oleh karena itu, kualitas pendidikan matematika di Indonesia hendaknya ditingkatkan seiring dengan perkembangan zaman. Karena pada kenyataannya sampai saat ini kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara lain, terutama pada bidang studi matematika. Hal ini dapat kita lihat dalam laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bidang pendidikan, United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), (http://opinibebas.epajak.org/blog) menunjukkan bahwa

: “Peringkat Indonesia dalam bidang matematika turun dari 58 menjadi 62 di

antara 130 negara di dunia”.

Rendahnya hasil belajar disebabkan oleh banyak faktor yaitu pelajaran matematika disajikan dalam bentuk yang kurang menarik dan terkesan sulit untuk dipelajari siswa, akibatnya siswa sering merasa bosan dan tidak merespon pelajaran dengan baik. Selain itu metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang bervariasi dan cenderung membatasi siswa untuk berkreasi mengungkapkan pemikirannya saat belajar sehingga siswa kurang berminat


(14)

3

belajar matematika dan hasil belajar yang kurang optimal. Seperti yang di kemukakan oleh Abdurrahman (2009:252) bahwa: “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar, dan lebih–lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Pendapat di atas selain menunjukkan bahwa matematika sulit, juga semakin menegaskan bahwa ada siswa yang berkesulitan belajar matematika. Untuk itu diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut. Dalam hal ini pengajaran matematika materi perlu didesain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan untuk dicapai.

Ansari (2009:2) mengemukakan komentar tentang kondisi persekolahan juga datang dari berbagai praktisi yang umumnya mengemukakan bahwa merosotnya pemahaman matematik siswa di kelas antara lain karena : a. Dalam mengajar guru sering mencontohkan pada siswa bagaimna menyelesaikan soal, b. Siswa beljar dengan cara mendengar dan menonton guru melakukan matematik, kemudian guru mencoba memecahkannya sendiri, c. Pada saat mengajar matematika, guru langsung menjelaskan topik yang akan dipelajari di lanjutkan dengan pemberian contoh dan soal untuk latihan.

Hal ini dikuatkan oleh Marpaung (http://madfirdaus.wordpress.com)

bahwa: “Rendahnya prestasi belajar matematika siswa dapat disebabkan oleh

faktor kemampuan guru dalam menerapkan metode atau strategi pembelajaran yang kurang tepat, misalnya proses pembelajaran yang berpusat pada guru sementara siswa lebih cenderung pasif.”

Akibatnya hasil belajar matematika tidak mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, perlu adanya suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Hal yang sama juga terjadi di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan, Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di kelas X MIPA 4 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan pada tanggal 04 Februari 2016 menunjukkan bahwa: “ Aktivitas siswa dalam belajar matematika di dalam kelas masih rendah.


(15)

4

Pembelajaran matematika masih banyak bertumpu pada aktivitas guru artinya kebanyakan dari siswa hanya sekedar mengikuti pelajaran di dalam kelas yaitu dengan mendengarkan ceramah dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tanpa adanya respon, kritik, dan pertanyaan dari siswa kepada guru sebagai umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar “.

Tabel 1.1 Aktivitas Siswa Kelas X MIPA 4

Kriteria PAS Kategori Banyak Siswa

��� 85% Sangat Aktif 0

70% ���< 85% Aktif 5

60% ���< 70% Cukup Aktif 6

PAS <60% Kurang Aktif 29

Jika permasalahan tersebut masih berlangsung terus menerus, maka akan mengakibatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar terhambat. Siswa akan beranggapan bahwa belajar matematika bukanlah kebutuhan, hanya tuntutan kurikulum saja, karena siswa merasa tidak mendapatkan makna dari pelajaran matematika yang dipelajari sehingga akan berdampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa, dan hal inilah yang menjadi salah satu penyebab tidak berjalannya Kurikulum 2013 terkhusus di Sekolah tersebut yaitu SMA Negeri 1 Percut sei Tuan.

Sejalan dengan itu peneliti melakukan wawancara di Sekolah tersebut, berdasarkan wawancara tanggal 04 Februari 2016 dengan guru bidang studi matematika SMA Negeri 1 Percut sei Tuan yaitu ibu Nurlatifah Harahap bahwa: ” Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal persamaan kuadrat apalagi jika soalnya sudah dalam bentuk soal cerita, mereka kebanyakan bingung dalam memfaktorkan kudrat sempurna dan masih banyak siswa yang belum bisa menentukan yang mana variabel, koefisien, dan konstanta”.

Selain itu, peneliti juga melakukan tes diagnostik yang diberikan kepada siswa kelas X MIPA 4 dan XI IPS 1 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan.


(16)

5

(a) (b) Gambar 1.1 (a) Hasil test diagnostik di kelas X ; (b) Hasil test diagnostik di kelas XI

Pada test diagnostik di atas, Untuk di kelas X hanya 25% siswa yang Tuntas dan 75% siswa yang Tidak Tuntas, sedangkan untuk di kelas XI hanya 41.66% siswa yang Tuntas dan 58.33% siswa yang Tidak Tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada pokok bahasan persamaan kuadrat sangat rendah. Selain itu, peneliti juga memperoleh data mengenai hasil belajar siswa kelas X MIPA 4 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2015/2016 pada hasil ujian harian pertama yang mencapai ketuntasan klasikal 52.5% dan yang tidak mencapai Ketuntasan klasikal 47.5%.


(17)

6

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh banyak faktor yaitu pelajaran matematika disajikan dalam bentuk yang kurang menarik dan terkesan sulit untuk dipelajari siswa.Hal ini dikuatkan oleh Ansari (2009:3) model pembelajaran pemberian informasi pada model konvensional dapat memberi kesan yang kurang baik bagi siswa, juga dapat mendidik mereka bersikap apatis dan individualis. Untuk mengantisipasi itu semua seharusnya model pembelajaran matematika di kelas perlu direformasikan. Tugas dan peran guru bukan lagi sebagai pemberi informasi (transfer of knowledge), tetapi sebagai pendorong sisswa belajar (stimulation of learning) agar dapat mengkontruksi sendiri pengetahuan melalui berbagai aktivitas siswa (dalam Ansari 2009:3). Sebaiknya, metode pembelajaran yang digunakan hendaknya variatif, sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan, mampu diterima oleh siswa yang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, dan mampu menjalin hubungan komunikasi yang positif pada siswa sehingga memberi motivasi pada siswa dan dapat menumbuhkan aktivitas belajar yang tinggi pada siswa.

Dengan demikian usaha yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah dengan membelajarkan siswa secara berkelompok ( kooperatif). Untuk itu, model pembelajaran yang tepat digunakan adalah Model Pembelajaran Kooperatif tipe TTW (Think Talk Write). Seperti yang dikemukakan oleh Ansari (2009:65) bahwa strategi TTW pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Alur kemajuan TTW ini dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis. suasana seperti ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5 siswa.

Strategi pembelajaran TTW (Think Talk Write) diharapkan dapat memberikan banyak keuntungan dalam memperbaiki proses pembelajaran di kelas, khususnya pada kelas-kelas yang kemampuan siswanya bervariasi. Siswa lebih berani mengutarakan apa yang ada di hatinya kepada teman kelompoknya sehingga terjalin komunikasi positif yang dapat meningkatkan aktivitas belajar yang tinggi pada siswa.


(18)

7

Dalam penelitian skripsi ini, topik yang dipilih yaitu persamaan kuadrat yang diajarkan pada strategi pembelajaran TTW dengan menggunakan lembar aktivitas siswa untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan karena sesuai dengan wawancara dengan guru matematika di sekolah itu, nilai matematika siswa pada pokok bahasan persamaan kuadrat masih rendah dan metode pembelajaran yang di pakai guru di sekolah ini masih memakai metode pembelajaran konvensional yang pembelajarannya masih secara klasikal sehingga kurang memperhatikan perbedaan kemampuan siswanya.

Dengan strategi pembelajaran TTW, siswa diharapkan aktif untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau tehnologi atau hal lain yang diperlukan guna mangembangkan dirinya sendiri. Ansari (2009:45) mengatakan bahwa, ”teori yang mendasari pembelajaran dengan strategi TTW adalah kontruktivitas dari Piaget. Menurut pandangan tersebut, teori kontruktivitas ini dapat dikatakan berkenan dengan bagaimana anak memperoleh pengetahuan dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.

Telah dikemukakan di atas bahwa salah satu faktor yang diduga menyebabkan rendahnya kemampuan siswa adalah penggunaan model pembelajaran yang kurang efektif.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka peneliti tertarik mengangkat judul : ”Penerapan Strategi Pembelajaran TTW (Think Talk Write) Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Persamaan Kuadrat di Kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016.


(19)

8

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini yaitu:

1. Siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 kesulitan memahami materi dan menyelesaikan soal-soal persamaan kuadrat.

2. Kurangnya minat belajar siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 dalam belajar matematika.

3. Rendahnya pemahaman matematika siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi pokok Persamaan Kuadrat.

4. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 pada saat belajar materi persamaan kuadrat. 5. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1

Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi pokok persamaan kuadrat.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini hanya dibatasi pada:

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 pada saat belajar materi persamaan kuadrat. 2. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1

Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi pokok persamaan kuadrat.

1.4Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa pada materi persamaan kuadrat di kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 dengan menerapkan strategi pembelajaran TTW?


(20)

9

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada materi persamaan kuadrat di kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 dengan menerapkan strategi pembelajaran TTW?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa di kelas X

MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan pada materi persamaan kuadrat melalui strategi pembelajaran Think Talk Write.

2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa di kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan pada materi persamaan kuadrat melalui strategi pembelajaran Think Talk Write.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai diharapakan dapat bermanfaat bagi semua kalangan, diantaranya yakni :

1. Bagi siswa.

Membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan mengutarakan pendapat serta menambah pengalaman siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

2. Bagi guru.

Perangkat dan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan dalam mengembangkan model pembelajaran matematika upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa.

3. Bagi sekolah.

Hasil–hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam mengambil alternatif kebijakan penerapan model pembelajaran yang inovatif di sekolah.


(21)

10

4. Bagi peneliti.

Memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman mengajar kepada peneliti sebagai calon pendidik yang akan terjun ke masyarakat.

1.7 Defenisi Operasional

a. Strategi Think Talk Write adalah suatu strategi yang memfasilitasi latihan berbahasa secara lisan dan menulis bahasa tersebut dengan lancar.

b. Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan belajar yang ditentukan oleh 2 faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi karakterisitik tujuan instruksional dan karakteristik bahan pengajaran yang kedua-duanya mendasari stimulasi guru dalam membelajarkan siswa. Faktor internal meliputi minat dan perhatian siswa dalam belajar, kemampuan belajar serta motivasi belajar siswa.

c. Hasil belajar matematika adalah perubahan tingkah laku yang menggambarkan tingkat penguasaan bahan dalam proses belajar matematika, yang diperoleh dari tes yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

d. Meningkat artinya tercapainya ketuntasan belajar siswa secara klasikal yakni 85% dari banyak siswa memperoleh skor 65 dan juga adanya peningkatan rata-rata skor tes hasil belajar siswa yang diperoleh dari siklus I ke siklus II,


(22)

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X MIPA 5 pada materi persamaan kuadrat di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan.

2. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran diperoleh bahwa persentase pelaksanaan pembelajaran meningkat dari siklus I sebesar 71,25% menjadi 86,25% pada siklus II. Terdapat juga peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I diperoleh 12 dari 39 orang siswa atau 30,77% menjadi 30 dari 39 orang atau 76,92 % yang termasuk ikut berperan aktif (PAS≥70%). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas siswa minimal 70% sudah dipenuhi.

3. Berdasarkan tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa diperoleh peningkatan ketuntasan belajar sebesar 46,15% ( 18 dari 39 orang) pada siklus I menjadi 87,18% (34 dari 39 orang) pada siklus II. Sementara itu nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 59,54 dan meningkat pada siklus II yaitu 71,75. Hal ini berarti telah memenuhi syarat ketuntasan klasikal yaitu terdapat ≥ 85% siswa telah mencapai ketuntasan belajar (≥65%) .

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika disarankan menerapkan strategi Think Talk Write sebagai alternatif dalam proses pembelajaran matematika, agar pembelajaran tersebut lebih bervariasi serta dapat meningkatkan aktivitas


(23)

74

dan hasil belajar siswa dan jika menggunakan strategi think talk write disarankan lebih memperhatikan keaktifan siswa selama proses berpikir (think), berbicara (talk), menulis (write) berlangsung sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa .

2. Kepada siswa SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan agar lebih aktif selama pembelajaran, berani mengemukakan pendapat serta bertanya dan mau mengulang pelajaran yang telah dipelajari di rumah.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik dan permasalahan yang sama, hendaknya lebih memperhatikan model dan media pembelajaran yang sesuai, serta menguasai materi pokok yang diajarkan supaya keberhasilan pembelajaran tercapai.


(24)

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Ansari, B, (2009), Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi, PENA, Jakarta. Arikunto, Suharsini, dkk., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara,

Jakarta.

Arikunto, Suharsini, (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain,(2013), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Sanjaya, Wina,(2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta.

Sardiman, (2011), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

UNESCO, http://opinibebas.epajak.org/blog (diakses 16 Februari 2016)

http://madfirdaus.wordpress.com/2010/01/03/menumbuh-kembangkan-daya-dan-disposisi-matematis-siswa-sma-melalui-model-pembelajaran-investigasi/(diakses 16 Februari 2016)

http://mellyirzal.blogspot.com/2008/12/strategi-pembelajran-think-talk-write.html/ (diakses 06 Maret 2016)

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/unsur-unsur-dasar-model-pembelajaran.html/ (diakses 21 Maret 2016)


(1)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini yaitu:

1. Siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 kesulitan memahami materi dan menyelesaikan soal-soal persamaan kuadrat.

2. Kurangnya minat belajar siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 dalam belajar matematika.

3. Rendahnya pemahaman matematika siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi pokok Persamaan Kuadrat.

4. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 pada saat belajar materi persamaan kuadrat. 5. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1

Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi pokok persamaan kuadrat.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini hanya dibatasi pada:

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 pada saat belajar materi persamaan kuadrat. 2. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1

Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi pokok persamaan kuadrat.

1.4Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa pada materi persamaan kuadrat di kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 dengan menerapkan strategi pembelajaran TTW?


(2)

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada materi persamaan kuadrat di kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 dengan menerapkan strategi pembelajaran TTW?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa di kelas X

MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan pada materi persamaan kuadrat melalui strategi pembelajaran Think Talk Write.

2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa di kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan pada materi persamaan kuadrat melalui strategi pembelajaran Think Talk Write.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai diharapakan dapat bermanfaat bagi semua kalangan, diantaranya yakni :

1. Bagi siswa.

Membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan mengutarakan pendapat serta menambah pengalaman siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

2. Bagi guru.

Perangkat dan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan dalam mengembangkan model pembelajaran matematika upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa.

3. Bagi sekolah.

Hasil–hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam mengambil alternatif kebijakan penerapan model pembelajaran yang inovatif di sekolah.


(3)

4. Bagi peneliti.

Memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman mengajar kepada peneliti sebagai calon pendidik yang akan terjun ke masyarakat.

1.7 Defenisi Operasional

a. Strategi Think Talk Write adalah suatu strategi yang memfasilitasi latihan berbahasa secara lisan dan menulis bahasa tersebut dengan lancar.

b. Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan belajar yang ditentukan oleh 2 faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi karakterisitik tujuan instruksional dan karakteristik bahan pengajaran yang kedua-duanya mendasari stimulasi guru dalam membelajarkan siswa. Faktor internal meliputi minat dan perhatian siswa dalam belajar, kemampuan belajar serta motivasi belajar siswa.

c. Hasil belajar matematika adalah perubahan tingkah laku yang menggambarkan tingkat penguasaan bahan dalam proses belajar matematika, yang diperoleh dari tes yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

d. Meningkat artinya tercapainya ketuntasan belajar siswa secara klasikal yakni 85% dari banyak siswa memperoleh skor 65 dan juga adanya peningkatan rata-rata skor tes hasil belajar siswa yang diperoleh dari siklus I ke siklus II,


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X MIPA 5 pada materi persamaan kuadrat di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan.

2. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran diperoleh bahwa persentase pelaksanaan pembelajaran meningkat dari siklus I sebesar 71,25% menjadi 86,25% pada siklus II. Terdapat juga peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I diperoleh 12 dari 39 orang siswa atau 30,77% menjadi 30 dari 39 orang atau 76,92 % yang termasuk ikut berperan aktif (PAS≥70%). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas siswa minimal 70% sudah dipenuhi.

3. Berdasarkan tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa diperoleh peningkatan ketuntasan belajar sebesar 46,15% ( 18 dari 39 orang) pada siklus I menjadi 87,18% (34 dari 39 orang) pada siklus II. Sementara itu nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 59,54 dan meningkat pada siklus II yaitu 71,75. Hal ini berarti telah memenuhi syarat ketuntasan klasikal yaitu terdapat ≥ 85% siswa telah mencapai ketuntasan belajar (≥65%) .

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika disarankan menerapkan strategi Think Talk Write sebagai alternatif dalam proses pembelajaran matematika, agar pembelajaran tersebut lebih bervariasi serta dapat meningkatkan aktivitas


(5)

dan hasil belajar siswa dan jika menggunakan strategi think talk write disarankan lebih memperhatikan keaktifan siswa selama proses berpikir (think), berbicara (talk), menulis (write) berlangsung sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa .

2. Kepada siswa SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan agar lebih aktif selama pembelajaran, berani mengemukakan pendapat serta bertanya dan mau mengulang pelajaran yang telah dipelajari di rumah.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik dan permasalahan yang sama, hendaknya lebih memperhatikan model dan media pembelajaran yang sesuai, serta menguasai materi pokok yang diajarkan supaya keberhasilan pembelajaran tercapai.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Ansari, B, (2009), Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi, PENA, Jakarta. Arikunto, Suharsini, dkk., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara,

Jakarta.

Arikunto, Suharsini, (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain,(2013), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Sanjaya, Wina,(2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta.

Sardiman, (2011), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

UNESCO, http://opinibebas.epajak.org/blog (diakses 16 Februari 2016)

http://madfirdaus.wordpress.com/2010/01/03/menumbuh-kembangkan-daya-dan-disposisi-matematis-siswa-sma-melalui-model-pembelajaran-investigasi/(diakses 16 Februari 2016)

http://mellyirzal.blogspot.com/2008/12/strategi-pembelajran-think-talk-write.html/ (diakses 06 Maret 2016)

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/unsur-unsur-dasar-model-pembelajaran.html/ (diakses 21 Maret 2016)


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

“Pengaruh Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

0 5 247

Meningkatkan hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe think talk write (ttw) pada siswa kelas IV Mi Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang

0 10 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

Pengaruh Strategi Think Talk Write terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Pernapasan pada Manusia

0 15 243

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI INDUSTRI DI KELAS XII IPS SMA NEGERI I PERCUT SEI TUAN T.A 2015/2016.

0 2 22

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 17 MEDAN T.A. 2013/2014.

0 4 20

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X 5 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 2011

0 2 125