38
f. Pemupukan
Agar kesuburan tanah tetap terjaga sehingga tanaman teh dapat tumbuh dengan subur maka diperlukan pemupukan. Pemupukan biasnya
dilakukan sebanyak 3 kali dalam setahun. Dosis pemupukan adalah 45 gram N unsure nitrogen per perdu per aplikasi. Jadi apabila dalam
satu tahun akan dipupuk sebanyak 3 kali maka setiap perdu akan mendapatkan pupuk dengan dosis 135 gram N.
4. Pemetikan
Pemetikan merupakan pekerjaan memetik pucuk teh yang terdiri atas kuncup, ranting muda serta daunnya. Pemetikan mempunyai aturan
sendiri agar produksi teh tetap tinggi serta tanaman teh tidak rusak karena petikan. Berdasarkan waktu petiknya, petikan dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu petikan jendangan tipping, petikan produksi dan petikan gendesan. a.
Pemetikan Jendangan Pemetikan jendangan adalah suatu upaya pemetikan awal setelah
tanaman dipangkas untuk bidang petik yang rata dengan daun pemetikan yang cukup agar tanaman mampu berpotensi produksi
secara maksimal. Hal – hal yang perlu diperhatikan pada saat petikan
jendangan berlangsung yaitu : 1
Pemetikan harus dilaksanakan dengan hati – hati atau teliti serta secara halus dan ringan
2 Tunas yang terletak di pinggir perdu jangan dipetik agar bidang
petikan menjadi lebar. 3
Sebaiknya digunakan tongkat ukuran untuk ketepatan tinggi bidang petik dan pembentukan bidang petik yang rata dan sejajar dengan
kemiringan tanah 4
Petikan dilakukan beberapa kali hingga semua tunas sekunder terpetik.
b. Pemetikan Produksi
Pemetikan Produksi adalah suatu upaya pemungutan hasil pada tanaman teh yang memenuhi standar pengolahan teh agar tanaman teh
39
mampu berproduksi secara maksimal dan berkesinambungan. Biasanya gilir petik 7
– 9 hari. c.
Pemetikan Gendesan Sebelum diadakan pemangkasan tanaman teh, biasanya masih terdapat
pucuk – pucuk teh. Pemetikan pucuk – pucuk teh tersebut disebut
dengan petikan gendesan. Cara pemetikannya tidak ditentukantidak menggunakan rumus, sembarangan saja, tetapi hanya pucuknya saja.
Petikan ini bertujuan untuk menjaga jangan sampai ada pucuk yang masih dapat diolah tetapi ikut terbuang saat dipangkas.
Sedangkan berdasarkan jenis petikan berdasarkan pucuk teh yang diambil dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Petikan Halus
Petikan halus dilakukan menggunakan rumus P+1, B+1 dan B+2. P+1 artinya petikan memiliki peko dan 1 daun teh. Sedangkan B+1
menandakan petikan tidak memiliki peko tetapi mempunyai kuncup burung dan 1 daun teh begitu juga rumus B+2 yang ditambah dengan 2
daun teh. Petikan ini bertujuan mendapatkan kualitas teh terbaik tetapi membutuhkan waktu relatif lebih lama.
b. Petikan Medium
Petikan medium berdasarkan rumus P+2, P+3, B+2m dan B+3m. P+2 artinya petikan mengandung peko dan 2 daun teh begitu juga rumus
P+3 yang ditambah 3 daun teh. Sedangkan B+2m berarti petikan tanpa kuncup peko tetapi terdapat kuncup burung ditambah dengan 2 daun
teh muda begitu juga rumus B+3m yang ditambah dengan 3 daun teh muda. Petikan medium digunakan untuk menghasilkan pucuk teh yang
diproduksi menjadi bubuk teh. Petikan ini dilakukan untuk memenuhi jumlah produksi agar sesuai dengan permintaan pasar serta standar
mutu teh kering. c.
Petikan Kasar Petikan kasar menggunakan rumus P+4, B+1t, B+2t, B+3t dan B+4t.
Untuk rumus petikan P+4 artinya petikan dengan peko ditambah 4
40
daun teh yang tua. Sedangkan rumus petikan B+1t adalah petikan tanpa kuncup peko tetapi hanya terdiri dari kuncup burung dan 1 daun
teh tua begitu juga rumus petikan B+2t, B+3t dan B+4t yang ditambah dengan daun teh tua sesuai angka pada rumusnya.
5. Penanganan Bahan Baku dan Pengangkutan