Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Arus Puncak Ekspirasi

commit to user 18 Interpretasi tindakan pemeriksaan APE : a. Menurut Alsagaff dan Mangunnegoro 1993 1 Untuk menilai seseorang normal atau tidak adalah dengan cara membandingkan faal paru subjek dengan nilai prediksi nilai normal yang diperoleh tim IPP Indonesian Pneumobile Project 1992. 2 Besarnya perbedaan ditentukan berdasarkan rekomendasi ATS American Thoracic Society yaitu 1,64 SEE Standards Error Equation dianggap abnormal. b. Menurut Rasmin, et al., 2001 : 1 Obstruksi : 80 dari nilai dugaan atau pada orang dewasa jika didapatkan nilai APE 200 Lmenit. 2 Obstruksi akut : 80 dari nilai terbaik. 3 APE variasi harian = Nilai tertinggi-Nilai terendah x 100 Nilai tertinggi Jika didapatkan nilai 15 maka dianggap obstruksi saluran nafas yang ada belum terkontrol.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Arus Puncak Ekspirasi

APE a. Faktor Host 1 Jenis Kelamin Sesudah usia pubertas anak laki-laki menunjukkan kapasitas faal paru yang lebih besar dari pada perempuan. Kapasitas vital commit to user 19 rata-rata pria dewasa muda lebih kurang 4,6 liter dan perempuan muda kurang lebih 3,1 liter, meskipun nilai-nilai ini jauh lebih besar pada beberapa orang dengan berat badan sama Antaruddin, 2003. 2 Umur Faal paru sejak masa kanak-kanak bertambah atau meningkat volumenya dan mencapai maksimal pada usia 19-21 tahun, setelah usia itu nilai faal paru terus menurun sesuai dengan bertambahnya usia Yunus, 2003. Pada keadaan normal, nilai Arus Puncak Ekspirasi APE berbanding terbalik dengan umur Dikutip dari Widiyanti, 2008 3 Ras Pada orang-orang kulit hitam, hasil faal parunya harus dikoreksi dengan 0,85, dimana sebagai referensinya adalah orang kulit putih. Salah satu alasannya adalah bahwa ukuran thoraks kulit hitam lebih kecil daripada orang kulit putih. Indonesia terdiri atas banyak suku bangsa belum ada data-data anthropometris yang dapat menerangkan adanya perbedaan anatomis rongga dada yang tentunya juga akan mempengaruhi faal parunya. Meskipun secara biologis, kemungkinan ada perbedaan faal paru masing-masing suku bangsa di Indonesia Alsagaff dan Mangunnegoro, 1993. commit to user 20 4 Tinggi Badan Tinggi badan mempunyai korelasi positif dengan APE, artinya, bertambah tinggi seseorang, APE akan bertambah besar Alsagaff dan Mangunnegoro, 1993. 5 Kebiasaan merokok Merokok faktor utama yang dapat mempercepat penurunan faal paru. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur jalan nafas maupun parenkim paru. Perubahan struktur jalan nafas besar berupa hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus. Sedangkan perubahan struktur jalan nafas kecil bervariasi dari inflamasi ringan sampai penyempitan dan obstruksi jalan nafas karena proses inflamasi, hiperplasia sel goblet dan penumpukkan sekret intraluminar Antaruddin, 2003. b. Faktor Lingkungan 1 Asap rokok A sap rokok dapat mengakibatkan rusaknya epitel bronkus yang kehilangan silia dan gangguan transpor mukosilier, hipertrofi dan hipersekresi sel-sel goblet terjadi pada kelenjar jalan napas Aditama, 1999. 2 Polusi udara Polusi udara dapat menimbulkan berbagai penyakit dan gangguan fungsi tubuh, termasuk gangguan faal paru Yunus, 1998. commit to user 21 3 Nutrisi Salah satu akibat kekurangan asupan gizinutrisi, dapat menurunkan sistem imunitas dan antibodi sehingga orang menjadi mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, diare, dan juga berkurangnya kemampuan tubuh untuk melakukan detoksifikasi terhadap benda asing Almatsier, 2002. 4 Lingkungan pekerjaan Walaupun lingkungan pekerjaan disebut sebagai faktor risiko PPOK akan tetapi perannya kurang kuat dibanding akibat dari asap rokok. Namun, apabila faktor lingkungan pekerjaan dikombinasikan dengan asap rokok akan menimbulkan efek sinergis yang besar Amin, 2006. 5 Obat-obatan pelega nafas Obat pelega napas atau bronkodilator terdiri atas golongan adrenergik, metilsantin, dan antikolinergik. Golongan adrenergik dapat menimbulkan efek bronkodilatasi dengan menstimulasi reseptor ß2 yang terdapat pada permukaan dinding sel otot polos saluran napas. Bronkodilator adrenergik yang mempunyai selektivitas terhadap ß2 adrenoseptor disebut sebagai agonisß2. Golongan antikolinergik menghambat peningkatan tonus kolinergik yang terjadi selama refleks bronkokonstriksi Bektilestari, 2008. commit to user 22

B. Kerangka Pemikiran