Pengaruh Asap Obat Nyamuk Bakar terhadap Sistem Pernafasan

commit to user 6 karsinogen, seperti Polycyclic Aromatic Hydrocarbons PAHs yang dihasilkan melalui pembakaran tidak lengkap biomassa bahan dasar obat nyamuk bakar dan dapat mencapai saluran pernapasan bagian bawah Lukwa dan Chandiwana, 1998. Pembakaran obat nyamuk bakar juga melepaskan berbagai komponen aromatik seperti benzopyrenes, benzo-fluoroethane Brashier, et al., 2009.

2. Pengaruh Asap Obat Nyamuk Bakar terhadap Sistem Pernafasan

Asap obat nyamuk bakar dikategorikan sebagai salah satu sumber polusi udara di dalam ruangan Departemen Kesehatan RI, 2008. Polutan dalam asap obat nyamuk bakar : Menurut Nahsihah dalam Wahyono 2006 obat nyamuk bakar jika dinyalakan akan menghasilkan gas-gas polutan berupa karbon dioksida CO 2 , karbon monoksida CO, NO 2 , NO, NH 3 , dan juga fine particles partikel dengan diameter 2,5 µm atau PM 2,5 , polycyclic aromatic hydrocarbons PAHs, dan aldehydes Liu, et al., 2003 . a. Polycyclic Aromatic Hydrocarbons PAHs Polycyclic Aromatic Hydrocarbons PAHs merupakan kelompok senyawa yang memiliki berat molekul besar, dan memiliki struktur dengan banyak cincin aromatik. Senyawa ini banyak terdapat di alam sebagai polutan hasil pembakaran bahan-bahan organik, baik dalam bentuk partikel padat ataupun gas Mahardini T., Renawati I., Yulistia A, 2008. Beberapa jenis senyawa PAHs bersifat karsinogenik. Bahan ini merupakan salah satu dari commit to user 7 komponen polutan utama biomassa, dilepaskan dari kondensasi pembakaran gas atau pembakaran tidak sempurna bahan organik Aditama, 1999. b. Particulate Matter PM PM biasanya dikategorikan berdasar seberapa dalam mereka dapat masuk ke dalam sistem pernafasan manusia. Partikel kasar coarse particles adalah partikel yang memiliki diameter lebih dari 10 µm. Partikel ini terlalu besar untuk bisa masuk ke dalam saluran pernafasan. Partikel dengan diameter kurang dari 10 µm dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan karena jika terhirup, partikel- partikel ini dapat terakumulasi di dalam sistem pernafasan. Partikel dengan diameter kurang dari 2,5 µm disebut fine particles dan dipercaya dapat menyebabkan risiko kesehatan yang lebih besar karena partikel-partikel ini dapat masuk jauh ke dalam alveoli. Partikel dengan diameter kurang dari 0,1 µm disebut ultrafine particles. Studi epidemiologi melaporkan terdapat hubungan antara PM di udara dengan beberapa efek kesehatan akut, termasuk gejala- gejala pernafasan dan disfungsi paru Lin, et al., 2008. Menurut hasil penelitian Liu, et al. 2003 menyalakan satu obat nyamuk bakar menghasilkan PM 2,5 sama dengan menyalakan 75-137 rokok. PM merupakan salah satu komponen penting terkait dengan pengaruhnya terhadap kesehatan Zaini, 2008. Paparan akut PM akan menimbulkan iritasi, inflamasi dan peningkatan reaktivitas commit to user 8 bronkus dan dapat menurunkan kemampuan clearance mukosiliar. Sehingga berpotensi untuk menimbulkan mengi, eksaserbasi asma, infeksi saluran pernafasan, bronkitis kronik, penyakit paru obstruktif kronik, dan eksaserbasi akut dari PPOK Bruce, et al., 2000. Polusi PM terbukti dapat meningkatkan hiperesponsivitas jalan nafas dan menyebabkan penurunan fungsi paru Brashier, et al., 2009. Menurut Dubois dan Dautrebande dalam Arden Pope, et al., 2003 pada orang sehat, Fine PM dapat menyebabkan bronkospasme jika terhirup. Mekanisme pengendapan dan penimbunan partikel di dalam paru : 1 Inertia kelambanan Untuk partikel ukuran 2-100µ, karena ukuran partikel relatif besar, partikel sulit mengikuti aliran udara yang berkelok-kelok, sehingga mudah membentur selaput lendir dan terperangkap di percabangan bronkus besar. 2 Sedimentasi gravitasi Untuk partikel berukuran 0,5-2µ, umumnya akan mengendap di percabangan bronkus kecil dan bronkioli. Gravitasi pengendapan partikel dimungkinkan karena kecepatan aliran udara cukup lamban. 3 Gerakan Brown proses difusi Partikel ukuran ± 1µ, akibat gerakan Brown ini, maka partikel akan membentuk permukaan alveoli dan mengendap. commit to user 9 4 Intersepsi Partikel berbentuk serat fiber dengan perbandingan panjangdiameter 3:1, berhubungan dengan bentuknya mudah tersangkut dalam mukosa saluran nafas. 5 Elektrostatik Daya tarik elektrostatik antara partikel-mukosa saluran nafas, berperan pula pada pengendapan partikel. Winariani, 2004 c. Aldehydes Aldehydes merupakan zat yang dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernafasan atas, aldehydes juga mempengaruhi membran mukosa hidung dan kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar, bronkokonstriksi, tercekik, dan batuk Lin, et al., 2008. Selain itu, Black, et al., dalam Lin, Krishnaswamy, Chi. 2008 melalui penelitiannya bahwa formaldehyde dapat menganggu keseimbangan mukosiliar clearance. Pembakaran satu obat nyamuk bakar menghasilkan kurang lebih formaldehyde sama banyaknya dengan membakar 51 batang rokok Liu, et al., 2003. d. CO Karbon Monoksida CO adalah salah satu polutan gas terbanyak yang dihasilkan dari pembakaran obat nyamuk bakar The Hong Kong Polytechnic University, 2004. CO dihasilkan dari pembakaran tidak lengkap bahan organik Aditama, 1999. Daya ikatnya dengan hemoglobin 230 kali lebih kuat dibandingkan daya ikat zat asam sehingga dengan commit to user 10 sejumlah besar ikatan COHb yang beredar, maka sel–sel jaringan dan organ tubuh menjadi kekurangan zat asam. Pada orang sehat di tempat terbuka kadar CO mungkin tidak banyak mengganggu tetapi pada penderita penyakit paru besar sekali pengaruhnya Antaruddin, 2003. e. NO dan NO 2 Sifat racun toksisitas gas NO 2 empat kali lebih kuat daripada toksisitas gas NO. Organ tubuh yang paling peka terhadap pencemaran gas NO 2 adalah paru-paru Wardhana, 2004. Nilai ambang batas NO 2 adalah sebesar 0,05 ppmjam. Dampak paparan NO 2 lebih bersifat kronik. Paparan NO 2 sebesar 0,1 ppm selama waktu 1 jam meningkatkan hipereaktivitas bronkus yang diukur dengan inhalasi metakolin serta meningkatkan osbtruksi saluran nafas. Kejadian infeksi saluran nafas meningkat pada orang yang terpapar dengan nitrogen dioksida Yunus, 1998. f. CO 2 Setiap proses pembakaran selalu menghasilkan CO 2 . Jumlah CO 2 yang dihasilkan tergantung pada persediaan O 2 di udara. Apabila jumlah O 2 di udara cukup, maka akan terjadi pembakaran sempurna dan CO 2 yang dihasilkan banyak Wardhana, 2004. g. NH 3 NH 3 merupakan salah satu polutan udara yang berbahaya. Beberapa efek NH 3 pada sistem pernafasan antara lain : iritasi hidung commit to user 11 dan tenggorokan, edema tenggorokan yang menyebabkan obstruksi jalan nafas, batuk, asma, dan penyakit paru obstruktif kronik Brashier, et al., 2009.

3. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan