15 mangrove, diambil titik koodinatnya dengan menggunakan Global Positioning
System GPS untuk diverifikasikan dengan data citra. b.
Fauna Pengambilan data fauna diperoleh dengan metode Transect Walk jelajah,
yaitu dengan mencatat jenis fauna yang dijumpai di lokasi penelitian dan melalui wawancara langsung dengan masyarakat. Selain jenis burung, juga dilakukan
pencatatan terhadap jenis fauna lain yang dijumpai di sepanjang transek pengamatan. Untuk melengkapi informasi, dikumpulkan juga data sekunder hasil
dari penelitian-penelitian sebelumnya.
c. Fisik
Data fisik berupa suhu, kelembaban, salinitas, tanah dan lamanya air pasang dilakukan dengan observasi secara langsung di lapangan dan dianalisis secara
deskriptif.
2. Studi Pustaka
Metode studi pustaka bertujuan untuk memperoleh data sekunder yang dapat digunakan dalam melengkapi data penelitian. Studi pustaka diperoleh dari
berbagai sumber yaitu Bappeda, DKP2SKSA, Kantor Kecamatan, KKP, BPLHD, Kantor Kepala Desa Ujung Alang, jurnal, skripsi, tesis, disertasi dan hasil
penelitian lainnya. Data dari pustaka yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kondisi kawasan Segara Anakan dan Desa Ujung Alang, kondisi sosial ekonomi
masyarakat, pengelolaan area konservasi, peta area konservasi, potensi flora dan fauna, sejarah mengenai area konservasi, dan lokasi objek dan fenomena alam.
3. Wawancara
Metode wawancara dilakukan untuk memperoleh data lebih lanjut yang dapat menunjang data penelitan. Kegiatan wawancara dilakukan secara terpadu
kepada narasumber yang telah ditentukan yaitu Kepala Bappeda Kabupaten Cilacap, Kepala DKP2SKSA, Kabid Konservasi dan Pengendalian Kerusakan
Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap, Ketua Kelompok Tani Patra Krida Wana Lestari, Camat Kampung Laut, Dosen dan Kepala Desa Ujung
Alang.
4. Penyebaran Kuesioner
Responden yang diamati adalah penduduk dewasa yang berdomisili di sekitar lokasi penelitian secara administratif yang terkait dengan area konservasi
ekosistem mangrove.
Teknik Penentuan Responden
Penelitian ini terdiri dari dua kelompok responden yaitu responden masyarakat dan responden pakar. Penentuan responden ini dilakukan dengan dua
cara yaitu 1.
Responden masyarakat yang diamati adalah penduduk dewasa yang berdomisili di sekitar lokasi penelitian secara administratif yang terkait dengan
ekosistem mangrove. Jumlah responden ditentukan sebanyak 35 responden dengan menggunakan metode simple random sampling. Alasan mengapa
diambil 35 responden adalah jumlah tersebut sudah mampu mempresentasikan data yang diambil dalam penelitian ini.
2. Responden pakar dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling.
Responden pakar yang dipilih memiliki kepakaran sesuai dengan bidang yang
dikaji. Pertimbangan dalam menentukan pakar yang dijadikan responden didasarkan pada kriteria sebagai berikut:
a. Mempunyai pengalaman dan kompetensi sesuai bidang yang dikaji.
b. Mempunyai komitmen terhadap permasalahan yang dikaji.
c. Memiliki reputasi, kedudukanjabatan dalam kompetensinya dengan bidang
yang dikaji dan telah menunjukkan kredibilitasnya sebagai ahli atau pakar pada bidang yang diteliti.
d. Bersifat netral dan bersedia menerima pendapat responden lain.
e. Bersedia dimintai pendapat dan berada pada lokasi penelitian.
Analisis Data 1.
Analisis Vegetasi Mangrove.
Identifikasi jenis mangrove yang didapat dalam penelitian ini terlampir pada Lampiran 2. Analisis vegetasi hutan mangrove berasal dari data jenis, jumlah
individu suatu jenis pohon dan diameter pohon yang ada, diolah lebih lanjut untuk memperoleh kerapatan jenis, frekuensi jenis, dan dominansi jenis. Menurut
Bengen 2001 dengan rumus sebagai berikut
Kerapatan K
sampling area
Luas jenis
suatu individu
Jumlah
Kerapatan Relatif Kr
100 jenis
seluruh kerapatan
Total jenis
suatu Kerapatan
Frekuensi F plot
seluruh Jumlah
jenis suatu
ya ditemukann
plot Jumlah
Frekuensi Relatif Fr
100 jenis
seluruh Frekuensi
jenis suatu
Frekuensi
Dominansi D
100 sampling
area Luas
jenis suatu
area basal
Jumlah
4 D
14 ,
3
2
Dominansi Relatif DR
100 jenis
seluruh Dominansi
jenis suatu
Dominansi
Indeks Nilai Penting INP Tiang dan Pohon = KR+ FR + DR INP Semai dan Pancang = KR + FR
2. Analisis Likert
Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena
sosial, berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Skala itu sendiri adalah ukuran-ukuran berjenjang penilaian, misalnya, merupakan skala
untuk menilai sesuatu yang pilihannya berjenjang, misalnya 0, 1, 2, 3, 4,dst. Skala Likert juga merupakan alat untuk mengukur mengumpulkan data dengan cara
Basal Area
17 mengukur-menimbang yang butir-butir pertanyaannya berisikan pilihan yang
berjenjang Budiaji 2013. Data dikumpulkan secara langsung di lokasi penelitian melalui wawancara dengan responden interview dan kuesioner.
3. Analisis SWOT
Perencanaan konservasi mangrove sesuai dengan potensi dan permasalahan hasil kajian, dianalisis dengan SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengelolaan yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strengths dan
peluang Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weaknesses dan ancaman Threats. SWOT adalah singkatan dari
lingkungan internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats. Analisis SWOT membandingkan antara faktor
eksternal dan internal Rangkuti 2014.
Hal pertama yang dilakukan dalam menentukan matriks SWOT adalah mengetahui faktor strategi internal IFAS dan faktor strategi eksternal EFAS
Rangkuti 2014. Penentuan berbagai faktor, bobot setiap faktor dan tingkat kepentingan setiap faktor didapatkan dari hasil wawancara dengan orang-orang
yang berkompeten dibidangnya dan disesuaikan dengan kondisi di lapang. Hal ini dilakukan agar sifat obyektif dari analisis ini dapat diminimalkan.
a. Cara penentuan faktor strategi internal:
1. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan dari kegiatan pengelolaan.
2. Memberi bobot masing-masing faktor tersebut sesuai dengan tingkat kepentingannya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,00.
3. Menghitung rating kolom 3 untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruhrespon faktor-faktor tersebut terhadap pengelolaan ekosistem
mangrove nilai : 4 = sangat penting, 3 = penting, 2 = cukup penting, 1 = kurang penting.
4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasil dari perkalian ini
akan berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor.
b. Cara penentuan faktor strategi eksternal:
1. Menentukan faktor-faktor yang menjadi peluang serta ancaman dari
kegiatan pengelolaan. 2.
Memberi bobot masing-masing faktor tersebut sesuai dengan tingkat kepentingannya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,00.
3. Menghitung rating kolom 3 untuk masing-masing faktor berdasarkan
pengaruhrespon faktor-faktor tersebut terhadap pengelolaan ekosistem mangrove nilai : 4 = sangat penting, 3 = penting, 2 = cukup penting, 1 =
kurang penting.
4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya akan berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor.
c. Pembuatan Matriks SWOT Setelah matriks IFAS dan EFAS selesai, selanjutnya unsur-unsur tersebut
dihubungkan dalam matrik untuk memperoleh beberapa alternatif strategi. Dalam