14
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penggunaan Lahan dan Tutupan Lahan
Lahan land merupakan lingkungan fisik yang terdiri dari iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya
terhadap penggunaan lahan Sitorus, 2009. Dalam hal ini lahan juga mengandung pengertian ruang atau tempat. Pemaknaan kalimat ruang terbuka
hijau RTH dimaksudkan sebagai tempat atau lahan bervegetasi. Pengertian lahan tidak dapat terlepas dari pengertian tanah, terutama dari bentuk tanah
yang dipandang sebagai ruang di muka bumi. Oleh karena itu pengertian lahan ada yang sepadan dengan pengertian ruang terbuka land, dan ada yang
sepadan dengan pengertian tanah soil. Lahan mempunyai fungsi baik secara ekologis sebagai muka bumi
biophere, tempat di mana ada kehidupan, namun lahan juga memiliki fungsi sosial ekonomi yang dipandang sebagai sarana produksi, benda
kekayaanbernilai ekonomi, maupun mempunyai fungsi sosial untuk kepentingan masyarakat umum. Penjelasan secara rinci penggunaan lahan land use
melibatkan fungsi dan kegunaan pengelolaan suatu lahan oleh populasi manusia lokal yang secara langsung berhubungan dengan lahan, memanfaatkan
sumberdayanya atau melakukan penggarapan atas lahan tersebut FAO, 1996. Penggunaan lahan diartikan sebagai perwujudan fisik obyek-obyek yang
menutupi lahan dan terkait dengan kegiatan manusia pada sebidang lahan Lillesand dan Kiefer 1994.
Definisi yang lebih lugas makna penggunaan lahan adalah setiap bentuk campur tangan intervensi manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual Sitorus, 2004a. Dalam konteks pembangunan kawasan perkotaan, tutupan lahan dapat berbeda
maknanya dengan konsep penggunaan lahan. Intervensi manusia terhadap lahan bukan secara langsung dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup tetapi
difungsikan sebagai aktivitas investasi, usaha perdagangan dan jasa atau sebagai kawasan pemukimantempat tinggal.
Upaya perencanaan penggunaan lahan land use planning sangat penting Sitorus, 1989 untuk mengetahui optimasi daya dukung dan manfaat lahan
setelah melalui proses inventarisasi potensi lahan dan penilaian kondisi lahan.
15
Analisis ini menghasilkan tingkat optimasi pemanfaatan lahan dan sebagai masukan untuk proses kebijakan pelaksanaan pemanfaatan ruang. Manfaat
mendasar evaluasi sumberdaya lahan adalah untuk menilai tingkat kesesuaian lahan bagi suatu penggunaan tertentu serta memprediksi konsekuensi-
konsekuensi nilai ekonominya Sitorus, 2004b. Penggunaan lahan merupakan cermin dari intensitas manipulasi terhadap
atribut biofisik suatu lahan tutupan lahan, sedangkan manipulasi lahan diterjemahkan sebagai “untuk apa suatu lahan dikelola” Turner lI, et al., 1995.
Sementara land cover adalah wujud fisik obyek-obyek yang menutupi lahan tanpa ada kaitannya dengan kegiatan manusia Lillesand dan Kiefer 1987.
Perubahan tutupan lahan diartikan sebagai ukuran kuantitatif atas bertambah atau berkurangnya perubahan besaran suatu jenis penggunaan lahan atau
tutupan lahan. Pengukuran perubahan tutupan lahan tergantung pada level ruang spatial
yakni semakin detil level spasialnya semakin besar luas perubahan penggunaan lahan yang dapat dicatat dan direkam Briassoulis, 1999. Analisis perubahan
tutupan lahan didasarkan atas pertanyaan faktor apa saja yang mendorong perubahan penggunaan lahan dan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan
atau ekologi, ekonomi, dan sosial. Demikan halnya dengan analisis perubahan penggunaan lahan didasari atas pertanyaan seberapa besar luasan yang
berubah, lokasi peruntukan, dan kesesuaian lahan. Umumnya ada 2 kelompok besar sistem penggunaan lahan yaitu,
penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non-pertanian Arsyad, 2006. Penggunaan lahan pertanian yang sifatnya bervegetasi RTH misalnya
adalah hutan kota, taman kota, tegalan, sawah, kebun, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung, dan sebagainya. Penggunaan lahan non pertanian
antara lain adalah penggunaan lahan perkantoran, perdagangan, kawasan industri, perumahan, pertambangan, dan sebagainya. Perubahan penggunaan
lahan pada kawasan perkotaan merupakan persoalan yang kompleks dan rumit, khususnya terkait dengan konsep ruang terbuka publik. Tanpa kemauan politik
tata ruang maka kebutuhan ruang terbuka hijau RTH kota akan termarjinalkan. Kondisi tersebut secara ekologi membuat keberlanjutan daya dukung
lingkungan kawasan perkotaaan akan terganggu.
16
2.2. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan