Tinjauan Studi-Studi Terdahulu Tentang Kajian Lahan dan RTH

62 relatif diantara dua elemen pada suatu tingkatan tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen yang disajikan dalam bentuk matriks Pairwise Comparison. 3 Synthesis of Priority, yaitu melakukan sintesis prioritas dari setiap matriks pairwise comparison “vektor eigen” ciri - nya untuk mendapatkan prioritas lokal. Matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, oleh karena itu untuk melakukan prioritas global harus dilakukan sintesis diantara prioritas lokal. 4 Logical Consistency, dapat memiliki dua makna, yaitu 1 obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai keseragaman dan relevansinya; dan 2 tingkat hubungan antara obyek-obyek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

2.8. Tinjauan Studi-Studi Terdahulu Tentang Kajian Lahan dan RTH

Batasan RTH pada kawasan perkotaan menjadi persoalan yang perlu disikapi secara arif dengan lahirnya Permendagri No.69 Tahun 2007 tentang Kerja Sama Pembangunan Perkotaan. Pendefinisian kawasan perkotaan dalam Permendagri tersebut adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Batasan dalam peraturan ini secara tegas memarjinalisasi lahan pertanian bahkan kecenderungan untuk dihilangkan pada wilayah kawasan perkotaan. Subtansi kajian tentang RTH dimaknai sebagai hamparan lahan RTH termasuk lahan pertanian di kawasan perkotaan sebagai penyangga ekosistem kawasan perkotaan atau dikenal dengan urban green open space UGOS. Polemik pendefinisian kawasan perkotaan yang cenderung menghilangkan lahan pertanian produktif di kota bertentangan dengan amanat lahirnya UU No. 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Dalam hal di wilayah kota terdapat lahan pertanian pangan, lahan tersebut dapat ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan untuk dilindungi Pasal 8. Berikut pada Tabel 6 disajikan review Jurnal kajian penggunaan lahan dan RTH. 63 Tabel 6 Rangkuman hasil penelitian terdahulu review jurnal. No Nama Peneliti Tujuan Penelitian Metode Hasil 1 Achsan 2009 Menyusun struktur model penataan RTH Kota Bogor berdasarkan aspek biofisik, sosial dan ekonomi dengan menggunakan pendekatan sistem dinamik. 1.Metode analisis menggunakan pendekatan sistem dinamik 1.Hasil simulasi pada skenario progresif menunjukkan pada akhir tahun simulasi luas ruang terbuka hijau di Kota Bogor sebesar 2.548 ha 21,50 dari total luas kota, pada skenario konservatif sebesar 3.504 ha 29,57 sedangkan pada skenario berkelanjutan sebesar 5.994 ha 50,58. 2 Darla. et al. 2002 Membandingkan tipe penutupan lahan pada peta penutupan lahan hasil remote sensing dengan luasan ekologi dari metode survey lapangan 1. Survey lapang 2. Survey Satelit 3. Analisis data dengan overlay peta survey lapang dengan peta penutupan lahan dari satelit 1. Terdapat tekanan pada faktor yang pokok yang diobservasi perbedaan antara dua set peta data 2. Aplikasi yang potensial dari peta penutupan lahan yang diinvestigasi 3 Effendi 2007 1.Menentukan bentuk hubungan RTH dan suhu udara menggunakan data landsat. 2.Mengkaji kontribusi RTH, kepadatan populasi, RTB dan kepadatan kendaraan terhadap UHI. Mengkaji dampak UHI terhadap THI dan neraca energi. 1.Analisis bentuk hubungan RTH dan suhu udara. 2.Analisis kontribusi RTH, kepadatan pddk, RTB dan jumlah kendaraan terhadap UHI. 3. Analisis dampak UHI terhadap THI dan neraca energi. 1.Penentuan bentuk RTH dan suhu menghasilkan persamaan nonlinier. 2.Peubah yang berkontribusi terhadap UHI didominasi oleh pengurangan RTH untuk Tangerang dan Bekasi. 3.Dampak UHI terhadap THI berupa persamaan nonlinier dengan pola berbanding lurus Dampak UHI terhadap neraca energi permukaan berupa persamaan linier. 4 Hermon 2009 1. Mengetahui dinamika permukiman pada kawasan rawan longsor 2..Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tutupan lahan menjadi lahan permukiman 1. Analisis GIS model tingkat kesesuaian lahan untuk permukiman 2. Analisis multiple regression dengan metode forward stepwise regression 1. Dinamika permukiman pada semua tingkat bahaya longsor di Kota Padang adalah tipe linear positif 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan tutupan lahan menjadi lahan pemukiman di lokasi penelitian cukup beragam dan bervariasi pada setiap tutupan lahan : penduduk, sewa, garap, air. 5 Nurhasanah 2004 1.Menelaah perubahan struktur .penggunaan lahan. 2.Menganalisis pola spasial penggunaan lahan. 3.Menelaah dinamika pola spasial penggunaan lahan. Menghitung luas penggunaan lahan dengan menggunakan planimeter dan cara grid 1.Kabupaten bekasi telah mengalami perubahan struktur penggunaan lahan permukiman dan sawah. 2.Pola lahan sawah nyata dipengaruhi oleh kendala jarak, tetapi tidak nyata dipengaruhi oleh kepadatan penduduk. 3. Lahan sawah hanya akan bertambah pada unit analisis yang berada jauh dari CBD . 6. Zulkarnain 2006 1. Mengidentifikasi prioritas fungsi RTH berdasarkan preferensi masyarakat 2. Menganalisis jenis RTH sesuai karakter lanskap Kota Pontianak Analisis spasial dengan GIS terhadap pemanfaatan lahan kawasan non RTH dan RTH Preferensi pengembangan RTH meliputi pertimbangan ekologi, ekonomi, sosial dan budaya. Hasil analisis terhadap jenis RTH secara berturut-turut jalur hijau kota merupakan urutan pertama, taman kota urutan kedua dan lapangan olah raga pada urutan ketiga. 64 Hasil penelitian terdahulu di atas menyoroti persoalan dampak yang disebabkan perubahan penggunaan lahan khususnya ketersediaan RTH. Tujuan penelitian ini yang membedakan adalah model kebijakan pengalokasian RTH melalui pendekatan strategi penganggaran daerah berbasis lingkungan green budgeting RTH terhadap kualitas lingkungan kawasan perkotaan. Kebijakan pengalokasian RTH dalam obyek penelitian ini adalah lahan RTH termasuk potensi lahan pertanian di kawasan perkotaan. 65

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Kota ini merepresentasikan tingginya pertumbuhan penduduk sebagaimana kota-kota metropolitan lainnya. Pertumbuhan penduduk ini memicu laju perubahan penggunaan lahan RTHyang sangat pesat di perkotaan menjadi perumahanpermukiman, perdagangan, jasa, dan perindustrian. Penelitian dilaksanakan selama 12 bulan Maret 2010 – Maret 2011, melalui tahapan: studi pustaka, survei lapangan, pengumpulan dan kompilasi data, analisis data dan sintesis, hingga penulisan disertasi.

3.2. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan dan peralatan yang digunakan dalam pemetaan perubahan penggunaan lahan adalah : 1 Peralatan lapangan : GPS, Kompas, dan alat penunjang lainnya. 2 Citra satelit Landsat tahun 1989, 2000, 2005 dan ALOS AVNIR2+PRISM tahun 2009. 3 Peta Rupa Bumi Indonesia dari BAKOSURTANAL. 4 Peralatan laboratorium : perangkat keras komputer, dengan perangkat lunak GIS ArcGIS dan perangkat lunak pengolah citra Er Mapper. Bahan lainnya yang digunakan dalam kajian analisis regresi, analisis sistem dan analisis keputusan multi kriteria adalah: kuesioner; data jumlah penduduk Kota Bekasi, data penggunaan lahan terbangun RTB dan lahan bervegetasi, data pendapatan dan belanja daerah dan data lainnya; Alat-alat yang digunakan adalah seperangkat komputer, alat tulis dan perangkat lunak Software. Perangkat lunak yang digunakan adalah software SPSS Statistics 17.0, software Powersim Constructor 2.5d dan Criterium decision plus 3.0. Analisis sistem, digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dunia riil yang kompleks melalui konsep model simulasi sistem dinamis Eriyatno, 1999. Analytic Hierarchy Process AHP, digunakan untuk pengambilan keputusan multi kriteria dan penentuan prioritas Saaty, 1993.