36
Gambar 25. Jenis Ventilasi yang Terletak di Lokasi Kelurahan Cipinang Besar Utara
5.2.3. Karakteristik Pendidikan dan Jenis Pekerjaan
Masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh umumnya adalah kaum pendatang yang tidak terdidik. Berdasarkan hasil wawancara, sekitar 8 masyarakat
di daerah kumuh tidak sekolah. Sebagian besar pemukim 42 adalah tamatan SD, sedangkan lulusan SMP sekitar 18. Masyarakat berpendidikan SMA dan tingkat
yang sederajat sejumlah kurang lebih 30, dan hanya 1 yang menamatkan perguruan tinggi Gambar 26. Menurut Frota 2008 masyarakat miskin yang
tinggal di permukiman kumuh tidak memiliki pengetahuan, kemampuan keuangan dan keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan dengan posisi yang lebih baik,
karena keterbatasan itu masyarakat miskin banyak bekerja di sektor informal. Pekerjaan yang dipilih pada umumnya adalah buruh harian serta pedagang informal
Gambar 27a.
Gambar 26. Tingkat Pendidikan Responden di Permukiman Kumuh di Daerah Penelitian
37 a.
b.
Gambar 27. a Jenis Pekerjaan Dan B Total Pendapatan di Permukiman Kumuh di Daerah Penelitian
Kirmanto 2001 menyatakan bahwa sebagian besar pekerjaan penghuni lingkungan permukiman kumuh adalah sektor informal yang tidak memerlukan
keahlian tertentu, misalnya sebagai buruh kasar atau kuli bangunan. Oleh karena itu, tingkat penghasilan pemukim sangat terbatas dan tidak mampu menyisihkan
penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan permukiman. Akibatnya terjadi degradasi kualitas lingkungan yang pada gilirannya memperluas area permukiman
kumuh. Pendapatan masyarakat di permukiman kumuh yang tertinggi adalah sebesar
Rp 25.970.000 per tahun, dihasilkan oleh penduduk yang berprofesi sebagai supir, sedangkan pendapatan paling rendah sebesar Rp. 10.100.000 per tahun dihasilkan
oleh masyarakat yang berprofesi sebagai pemulung Gambar 27b. Rata-rata ibu rumah tangga pada permukiman kumuh bekerja sebagai buruh cuci dan buruh
setrika. Lokasi pekerjaan mereka berada di sekitar lingkungan tempat tinggal.
5.3. Faktor Penciri Kekumuhan