Distribusi Spasial Permukiman Kumuh

24 Gambar 7. Sebaran Lokasi Kumuh di Kecamatan Jatinegara Berdasaran Data Evaluasi RW Kumuh DKI 2008

5.1.1. Distribusi Spasial Permukiman Kumuh

Kelemahan mendasar dari data BPS tentang permukiman kumuh adalah ketiadaan batas yang jelas pada masing-masing lokasi yang ditetapkan sebagai permukiman kumuh, sehingga penetapan luas serta analisis spasial lanjutan tidak dapat dilakukan. Hal ini dapat dimengerti mengingat data tersebut diperoleh dari hasil pendataan lapangan oleh dinas. Untuk mengurangi kelemahan tersebut, penelitian ini menggunakan citra resolusi tinggi Quickbird tahun pengamatan 2006. Kunci interpretasi untuk menentukan kenampakan kawasan kumuh pada citra adalah dengan melihat pola dari permukiman. Pola pemukiman teratur menunjukkan kenampakan lebih rapi dan dapat diidentifikasinya jarak antar rumah serta dapat dibedakan jelas antara jalan dengan rumah. Menurut Kusumawati 2006 pola permukiman tidak teratur menunjukkan 2 kemungkinan yaitu permukiman kumuh atau bukan permukiman kumuh. Ciri-ciri pemukiman kumuh yang nampak pada citra adalah berpola tidak teratur, ukuran rumah kecil-kecil, rapat tidak ada jarak antara rumah yang satu dengan yang lainnya, sebagian besar rumah beratapkan asbes atau seng dan sebagian kecil beratapkan genteng Gambar 8. Atap seng pada citra Quickbird umumnya terlihat berwarna hitam pada Citra ditandai dengan huruf a, untuk asbes berwarna putih keabu-abuan pada citra dengan huruf c sedangkan untuk genteng umumnya berwarna oranye pada citra terlihat dengan huruf b. Kenampakan pada citra tersebut sangat berbeda dengan kenampakan pada perumahan teratur seperti tersaji pada Gambar 9. 25 Gambar 8. Pola Pemukiman Tidak Teratur Yang Merupakan Daerah Kumuh: Atap Senga, Atap Genteng b, dan Atap Asbesc: Kenampakan Citra Quickbird Pada Daerah Kumuh Yang Terletak di Kelurahan Cipinang Besar Utara Gambar 9. Pola Permukiman Teratur di Kelurahan Cipinang Besar Selatan Pada Citra Quickbird: Pola Teratur dan Tampak Rapi Antara Rumah dan Jalan Dapat di Bedakan Hasil identifikasi citra pada wilayah kumuh menunjukkan bahwa wilayah kumuh mempunyai pola yang tidak teratur, sebagian besar rumah beratapkan asbes atau seng. Sejalan dengan informasi yang diperoleh dari data statistik, lokasi pemukiman kumuh umumnya berada di sekitar sungai. Pengecekan lapang dilakukan pada setiap lokasi yang diidentifikasi memiliki permukiman kumuh. Data geografis direkam dengan memanfaatkan GPS dan pada setiap titik yang diamati, beberapa gambar diambil untuk dokumentasi lapang Gambar 10. 26 a. b. Koordinat 106.86°,-6.22° Gambar 10. a Permukiman Kumuh Yang Terletak di Dekat Sungai Ciliwung, Dekat Pasar Mester Atau Pasar Jatinegara, B Pemukiman Kumuh Yang Terletak di Dekat Sungai Ciliwung 5.2. Karakterisasi Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur 5.2.1. Karakteristik Lokasi