Nitrogen, Fosfor, dan Kalium Dalam Tanah dan Tanaman

mengurangi terjadinya erosi. Pemadatan berkurang sehingga akar bisa leluasa mengeksplorasi tanah untuk nutrisi dan air akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi baik Syltie, 2011. Aplikasi pupuk Mikro-Biostimulant Cair telah dilakukan di beberapa negara antara lain : 1 Di Chili, pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair mampu meningkatkan hasil, kualitas, warna buah dan pertumbuhan anggur dan gandum, 2 Di Vietnam, pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair pada padi mengalami kenaikan produksi 19 dan kedelai meningkatkan hasil 10, 3 Di New York Amerika Serikat memberikan kenaikan produksi apel sebesar 9 dan meningkatkan hasil umbi kentang sebesar 6, 4 Di Australia pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair pada wortel mengalami kenaikan produksi 17 dan meningkatkan jumlah dan ukuran buah jeruk dan memberikan peningkatan 44 hasil panen, 5 Di Ukraina pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair pada jagung memberikan peningkatan hasil panen 15 Syltie, 2011

2.5. Nitrogen, Fosfor, dan Kalium Dalam Tanah dan Tanaman

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman sebab merupakan penyusun dari semua protein dan asam nukleat, dan dengan demikian merupakan penyusun protoplasma secara keseluruhan Sarief, 1986. Sebagian besar nitrogen tanah berada dalam bentuk N organik baik yang terdapat dalam bahan organik tanah maupun fiksasi N oleh mikroba tanah dan hanya sebagian kecil 2-5 berupa N anorganik yaitu NH 4 + dan NO 3 - serta sedikit NO 2 - . Dalam tanah nitrogen dibebaskan dalam bentuk ammonium, dan bila keadaan baik ammonium dioksidasikan menjadi nitrit kemudian nitrat Soepardi, 1983. Peranan utama N bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu, N pun berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lainnya adalah membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya Lingga, 2006. Tanaman mengambil nitrogen terutama dalam bentuk amonium NH 4 + dan nitrat NO 3 - . Ion-ion di dalam tanah pertanian berasal dari pupuk-pupuk N yang diberikan serta bahan organik tanah. Jumlahnya tergantung dari jumlah pupuk yang diberikan dan kecepatan perombakan dari bahan-bahan organik Leiwakabessy dan Sutandi, 2004. Senyawa N digunakan tanaman untuk membentuk asam amino yang akan diubah menjadi protein dan membentuk klorofil. Senyawa N juga berperan dalam mempebaiki perumbuhan vegetatif tanaman. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup N, bewarna lebih hijau. Gejala kekurangan N akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan tanaman terbatas, daun-daun menguning dan gugur senesens. Gejala khlorosis mula-mula timbul pada daun yang tua sedangkan daun-daun muda tetap berwarna hijau. Kenyataan ini membuktikan mobilitas N di dalam tanaman. Apabila akar tanaman tidak dapat mengambil N yang cukup untuk pertumbuhannya maka senyawa N di dalam daun-daun tua akan menjalani proses autolisis. Dalam hal ini, protein diubah menjadi bentuk yang larut yang kemudian ditranslokasikan ke bagian daun yang lebih muda di mana jaringan meristemnya masih aktif. Pada keadaan N yang rendah sekali, daun akan menjadi coklat dan mati. Untuk jenis rumput-rumputan ujung-ujung daun tua mula-mula akan mengering seperti terbakar dan menjalar ke seluruh daun melalui tulang daun dan melebar ke samping sehingga memberikan bentuk V Leiwakabessy et al, 2003. Gejala kelebihan N menyebabkan keterlambatan kematangan tanaman yang diakibatkan terlalu banyaknya pertumbuhan vegetatif, batang lemah dan mudah roboh serta mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit Hardjowigeno, 1995. Mobilitas hara P dalam tanah sangat rendah karena reaksi dengan komponen tanah maupun dengan ion-ion logam dalam tanah seperti Ca, Al, dan Fe membentuk senyawa yang kurang larut dengan tingkat kelarutan berbeda-beda. Reaksi tanah pH memegang peranan sangat penting dalam mobilitas unsur ini Leiwakabessy dan Sutandi, 2004. Tanaman biasanya mengabsorpi P dalam bentuk H 2 PO 4 - dan sebagian kecil dalam bentuk fosfat sekunder yakni HPO 4 2- . Absorpsi kedua ion itu oleh tanaman dipengaruhi oleh pH tanah sekitar akar. Pada pH tanah yang rendah absorpsi bentuk H 2 PO 4 - meningkat. Selain kedua bentuk di atas mungkin juga bentuk pirofosfat dan metafosfat dapat di ambil oleh tanaman. Tanaman juga dapat mengabsorpsi fosfat dalam bentuk P-organik seperti asam nukleat dan phytin. Bentuk-bentuk ini berasal dari dekomposisi bahan organik dan dapat langsung digunakan tanaman. Tetapi karena tidak stabil dalam suasana dimana aktivitas mikroba tinggi, maka peranan mereka sebagai sumber fosfat bagi tanaman di lapangan menjadi kecil Leiwakabessy et al, 2003. Unsur P berperan dalam proses pemecahan karbohidrat untuk energi. Penyimpanan dan peredarannya keseluruhan tanaman dalam bentuk ADP dan ATP. Unsur P berperan dalam pembelahan sel melalui peranan nukleoprotein yang ada dalam inti sel, unsur ini juga menentukan pertumbuhan akar, mempercepat kematangan dan produksi buah dan biji Leiwakabessy dan Sutandi, 2004. Gejala defisiensi P mengakibatkan pertumbuhan terhambat kerdil karena pembelahan sel terganggu dan daun menjadi unggu atau coklat mulai dari ujung daun Hardjowigeno, 1995. Kandungan K dalam tanah jauh lebih banyak dari unsur-unsur hara yang lain kecuali Si dan Fe. Kadar K dalam tanah biasanya berkisar antara 0.5-2.5 persen dengan rata-rata 1.2 persen tergantung keadaan mineral cadangan dan tingkat pelapukan. Tanah-tanah organik mempunyai kandungan yang paling rendah, biasanya kurang dari 0.03 K Leiwakabessy et al., 2003. Kalium merupakan unsur kedua terbanyak setelah nitrogen dalam tanaman. Kalium diserap dalam bentuk kation K monovalensi. Kalium berperan dalam pembelahan sel, pembukaan stomata, fotosintesis pembentukan karbohidrat, translokasi gula, reduksi nitrat dan selanjutnya sintesis protein dalam aktivitas enzim Leiwakabessy et al., 2003 dan juga sebagai aktivator berbagai enzim. Dengan adanya kalium yang tersedia dalam tanah menyebabkan: 1 ketegaran tanaman terjamin; 2 merangsang pertumbuhan akar; 3 tanaman lebih tahan terhadap hama penyakit; 4 memperbaiki kualitas bulir; 5 dapat mengurangi pengaruh kematangan yang dipercepat oleh fosfor; 6 mampu mengatasi kekurangan air pada tingkat tertentu. Kekurangan kalium akan menyebabkan: 1 pertumbuhan kecil; 2 daun kelihatan kering dan terbakar pada sisi-sisinya; 3 menghambat pembentukan hidrat arang pada biji; 4 permukaan daun memperlihatkan gejala klorotik yang tidak merata; 5 munculnya bercak coklat mirip gejala penyakit pada bagian yang berwarna hijau gelap. Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar magnesium daun dapat menurun, kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga aktifitas fotosintesis terganggu Rauf et al., 2000. Kalium juga merupakan unsur logam yang paling banyak terdapat dalam cairan sel, yang dapat mengatur keseimbangan garam-garam atau dengan kata lain mengatur tekanan osmotik dalam sel tanaman sehingga memungkinkan pergerakan air ke dalam akar. Tanaman yang kurang K akan kurang tahan terhadap kekeringan dibandingkan dengan yang cukup K. tanaman yang kekurangan K lebih peka terhadap penyakit dan kualitas produksi biasanya rendah baik daun, buah maupun biji Soepardi, 1983. Menurut Lingga 2006, faedah utama kalium membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium juga berperan memperkuat tubuh tanaman, agar daun, bunga dan buah, tidak mudah gugur. Selain itu, kalium juga sebagai sumber kekuatan bagi tanaman menghadapi kekeringan dan penyakit. Unsur K mudah bergerak mobil di dalam tanaman sehingga gejala defisiensi K pada daun terutama terlihat pada daun tua, Karena daun-daun muda yang masih tumbuh dengan aktif menyedot K dari daun-daun tua tersebut. Selain itu gejala defisiensi K menyebabkan pinggir-pinggir daun berwarna coklat, mulai dari daun tua Hardjowigeno, 1995.

III. BAHAN DAN METODE