Sifat dan Ciri Umum Tanah Latosol

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sifat dan Ciri Umum Tanah Latosol

Latosol adalah tanah yang penyebarannya luas di Indonesia. Tanah ini diantaranya dijumpai di daerah Darmaga Kabupaten Bogor. Latosol coklat kemerahan Darmaga Bogor termasuk ke dalam order Inceptisols menurut system klasifikasi USDA dan terletak pada zona fisiografi Bogor bagian barat, dengan bahan induk vulkanik kuarter barasal dari Gunung Salak Yogaswara, 1977. Soepardi 1983 menyebutkan bahwa Latosol terbentuk di bawah kondisi iklim dengan curah hujan dan suhu yang tinggi di daerah tropik dan semi tropik, gaya- gaya hancuran bekerja lebih cepat dan yang besar pengaruhnya lebih ekstrim daripada di daerah sedang. Di banyak tempat di daerah tropik, musim basah dan kering yang silih berganti sangat mengintensifkan kegiatan kimia, terutama dari bahan organik. Proses yang berperan dalam pembentukan tanah demikian disebut latosolisasi. Menurut Buringh 1970 Latosol terbentuk oleh proses feralisasi dan latosolisasi. Proses ini meliputi, Pelapukan yang intensif secara kontinu dan proses hidrolisis silika, Pencucian basa-basa dan silika yang mengakibatkan tertimbunnya seskuioksida secara relatif pada horison B, dan Pembentukan mineral liat kaolinit. Dudal dan Soepraptohardjo 1957 mendefinisikan Latosol sebagai tanah bersolum dalam, mengalami pelapukan lanjut, batas horison baur, pH rendah 4.5 – 5.5, kandungan mineral primer dan unsur hara rendah, konsistensi gembur dengan stabilitas agregat kuat dan terdapat penumpukan seskuioksida di dalam tanah sebagai akibat pencucian silikat, warna tanah merah, coklat kemerah-merahan atau kekuning-kuningan atau kuning tergantung dari komposisi bahan induk, umur tanah, iklim, dan elevasi. Selain itu Pusat Penelitian Tanah 1983 mendefinisikan Latosol sebagai tanah yang mempunyai distribusi liat tinggi, remah sampai gumpal, gembur dan warna relatif homogen pada penampang tanah dengan batas horizon baur, kejenuhan basa kurang dari 50 persen NH 4 OAc. Berdasarkan Soil Survey Staff 1998 Latosol Coklat Kemerahan Darmaga tergolong dalam Oxic Dystrudept. Sifat lain dari Latosol adalah kapasitas tukar kation rendah. Hal ini sebagian disebabkan oleh kadar bahan organik yang kurang dan sebagian lagi oleh sifat liat-hidro-oksida. Beberapa Latosol bereaksi sedang bahkan hingga sangat masam tetapi tidak semasam liat silikat dengan persentase kejenuhan basa seperti Latosol. Tanah-tanah itu biasanya membarikan respon baik terhadap pemupukan dan pengapuran Soepardi, 1983. 2.2. Karakteristik Tanaman Caisim Brassica juncea Brassica juncea adalah salah satu tanaman hortikultur yang menurut Rubatzky dan Yamaguci 1998, memiliki klasifikasi sebagai berikut : Divisi : Spermathopyta Sub. Divisi : Angiospermae Class : Dicotyledonae Family : Brassica Species : juncea Varietas : Tosakan Tanaman Caisim dapat tumbuh mulai dari 5-2000 m dpl diatas permukaan laut, sehingga dapat ditanam pada dataran tinggi ataupun dataran rendah, dengan tanah yang banyak mengandung bahan organik dengan pH 6-7, gembur dan bertekstur lempung Haryanto, 2003. Caisim varietas tosakan dapat dipanen pada umur 22 hari setelah tanam, tinggi tanaman 40 cm, warna tangkai putih kehijauan, jumlah daun 12 helai, bentuk daun eliptik, memiliki potensi rata-rata 400 gram per tanaman, ciri yang paling khas caisim varietas tosakan dibanding dengan tanaman caisim varietas lain adalah memiliki warna daun hijau muda sehingga rasa daun tidak pahit East West Seed Indonesia, 2006. Di antara sayuran daun, caisim merupakan komoditas yang memiliki nilai komersial dan digemari masyarakat Indonesia. Konsumen menggunakan daun caisim baik sebagai bahan pokok maupun sebagai pelengkap masakan tradisional dan masakan Cina. Selain sebagai bahan pangan, caisim dipercaya dapat menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Caisim pun berfungsi sebagai penyembuh sakit kepala dan mampu bekerja sebagai pembersih darah Haryanto et al., 2001. Manfaat tanaman caisim adalah daunnya digunakan sebagai sayur dan bijinya dimanfaatkan sebagai minyak serta pelezat makanan. Tanaman caisim banyak disukai karena rasanya serta kandungan beberapa vitaminnya. Pada daun sawi 100 g terkandung 6460 IU Vitamin A, 102 mg Vit B, 0.09 mg Vit C, 220 mg kalsium dan kalium Arief, 1990.

2.3. Bahan Organik