2.1.3. Variasi morfologi
Cazzaniga 2006 menyatakan bahwa keong murbei adalah spesies yang sangat bervariasi. Analisis kuantitatif keragaman dari interpopulasi atau intrapopulasi P.
canaliculata berbeda pada skala geografik. Variasi bentuk cangkang berbeda
ditunjukkan pada populasi dari habitat yang berbeda. Secara signifikan, perbedaan bentuk cangkang di antara beberapa keong terjadi karena perbedaan kondisi
lingkungan yang sangat besar. Bentuk cangkang betina atau jantan sangat berbeda pada ekosistem mengalir dan menggenang. Secara signifikan, perbedaan tersebut
dideteksi di danau dan waduk dengan dasar yang keras, dan sangat berlawanan dengan sungai yang memiliki dasar berpasir. Perbedaan cangkang keong murbei
pada kedua habitat tersebut berkaitan dengan proses adaptasi individu pada lingkungan sekitar. Estebenet 2006 in Cazzaniga 2006 mendukung pendapat
tersebut dan menyatakan bahwa perbedaan bentuk cangkang dapat muncul sebagai hasil perbedaan tingkah laku reproduksi secara genetik.
Pada variasi ukuran tubuh, Cazzaniga 2006 berpendapat bahwa hal tersebut tergantung pada ukuran habitat dan sistem hidrologis. Individu yang berkoloni di tepi
saluran air dan terkena hempasan atau aliran air yang kecil, tidak akan mencapai ukuran yang besar di habitat hidupnya Estebenet 2000 in Cazzaniga 2006.
Menurut Yusa 2004 in Cazzaniga 2006, pola pita dari cangkang sangat bervariasi di antara keong murbei dalam populasi yang sama. Variasi ini tampak
pada warna, intensitas, jumlah, dan lebar dari pita. Pita tersebut tidak nampak pada P. canaliculata
albino berwarna kuning, yang kekurangan pigmen warna gelap pada mantel, mata, dan cangkang.
2.1.4. Sistem pencernaan dan makanan
Sistem pencernaan keong murbei merupakan salah satu cara adaptasi
terhadap jenis makanannya, yaitu tanaman air. Secara garis besar, saluran pencernaan pada keong murbei dapat digolongkan menjadi lima bagian, yaitu
saluran masuk yang terdiri dari mulut dan rongga mulut dengan radula dan rahang, saluran sebelum pencernaan esophagus dengan kelenjar saliva, kantung lateral, dan
tembolok, saluran pencernaan tiga ruang perut dengan kelenjar pencernaan yang
menyatu, saluran penyerapan usus, dan saluran pengeluaran rektum dan anus The Applesnail Website 2008. Sistem pencernaan pada keong murbei ditunjukkan
pada Gambar 4.
Gambar 4. Sistem pencernaan keong murbei Ghesquiere 1999
Radula sangat membantu pencernaan makanan pada keong murbei Gambar 5. Pada saat radula berada di bagian depan, gigi radula akan membengkok satu
sama lain untuk mengikat makanan. Setelah makanan terpotong, makanan tersebut akan dibawa ke esofagus untuk proses pencernaan selanjutnya The Applesnail
Website 2008.
Gambar 5. Radula keong murbei Martin 2005 Keong murbei memiliki kisaran makanan yang luas. Menurut Ping et al.
2006, keong murbei adalah pemangsa yang sangat rakus. Sebenarnya, keong murbei hanya memakan tanaman air yang mengapung atau tenggelam Yin et al.
2000 in Min Yan 2006. Keong murbei memulai memakan tumbuhan tingkat tinggi ketika tinggi cangkangnya mencapai 15 mm Estebenet Martin 2002.
Keong murbei menjadi salah satu hama pertanian yang paling berbahaya di dunia karena persebarannya yang cepat dan menimbulkan kerusakan yang serius
Chapin et al. 2000 in Min Yan 2006. Di Filipina, keong murbei menjadi hama utama tanaman padi karena memakan semai padi. Porte et al. 2006 dalam
penelitiannya mencoba memanfaatkan keong murbei untuk mengontrol gulma- gulma di berbagai sawah karena keong murbei suka memakan tunas-tunas muda dari
famili rerumputan. Penelitian tersebut juga didukung oleh pendapat Okuma et al. 1994; Wada 2004 in Ranamukhaarachchi dan Wickramasinghe 2006 yang
menyatakan bahwa di Jepang introduksi P. canaliculata telah dilaporkan sebagai agen yang berpotensi sebagai pengendali gulma. Inderjit 2003 juga menyatakan
bahwa keong murbei adalah pemakan tumbuhan air yang sangat rakus, dan telah diakui penggunaannya dalam program biocontrol.
2.1.5. Pertumbuhan dan reproduksi