2000 in Min Yan 2006. Keong murbei memulai memakan tumbuhan tingkat tinggi ketika tinggi cangkangnya mencapai 15 mm Estebenet Martin 2002.
Keong murbei menjadi salah satu hama pertanian yang paling berbahaya di dunia karena persebarannya yang cepat dan menimbulkan kerusakan yang serius
Chapin et al. 2000 in Min Yan 2006. Di Filipina, keong murbei menjadi hama utama tanaman padi karena memakan semai padi. Porte et al. 2006 dalam
penelitiannya mencoba memanfaatkan keong murbei untuk mengontrol gulma- gulma di berbagai sawah karena keong murbei suka memakan tunas-tunas muda dari
famili rerumputan. Penelitian tersebut juga didukung oleh pendapat Okuma et al. 1994; Wada 2004 in Ranamukhaarachchi dan Wickramasinghe 2006 yang
menyatakan bahwa di Jepang introduksi P. canaliculata telah dilaporkan sebagai agen yang berpotensi sebagai pengendali gulma. Inderjit 2003 juga menyatakan
bahwa keong murbei adalah pemakan tumbuhan air yang sangat rakus, dan telah diakui penggunaannya dalam program biocontrol.
2.1.5. Pertumbuhan dan reproduksi
Siklus hidup keong murbei ditentukan oleh ketersediaan pakan dan suhu air. Pada suhu yang tinggi dan pakan yang melimpah, keong murbei memiliki siklus
hidup yang singkat, kurang dari tiga bulan, dan akan bereproduksi sepanjang tahun. Pada kondisi sebaliknya, ketika dihadapkan pada kekurangan pakan atau pada
periode kekeringan, keong murbei akan memiliki siklus hidup yang lebih panjang dan hanya bereproduksi sekali pada musim semi atau awal musim panas. Tidak
hanya faktor lingkungan, seperti pakan dan suhu, melainkan periode estivasi, juga berpengaruh pada siklus hidup keong murbei The Applesnail Website 2008.
Keong murbei yang baru menetas akan tumbuh cepat pada awal bulan, kemudian laju pertumbuhan berkurang dan menjadi akan berhenti pada saat dewasa.
Pada saat dewasa, keong akan menjadi aktif secara seksual dan akan bertelur. Setelah memijah sekali atau lebih, keong akan tumbuh kembali dengan laju yang
tinggi hingga periode reproduksi mulai. Menurut Cazzaniga 2006 ukuran keong murbei berdasarkan tinggi cangkang dapat dibedakan menjadi pre adult dengan
ukuran lebih besar dari 1,5 cm, young 2-3 cm, dan dewasa lebih besar dari 3 cm.
Grafik pertumbuhan keong murbei ditunjukkan pada Gambar 6 The Applesnail Website 2008.
Gambar 6. Grafik Pertumbuhan Keong murbei Estebenet Martin 2002
Chiu et al. 2002 in Min dan Yan 2006 menyatakan adanya perbedaan karakteristik yang nyata pada keong murbei jantan dan betina. Oleh karena itu,
keong murbei golden apple snail tergolong hewan dioecious berumah dua. Keong jantan yang telah matang memiliki operkulum yang cekung di tengahnya.
Penis seperti cambuk dengan sarung penis agak melebar pada pangkalnya Cowie et al
. 2006. Hal tersebut merupakan pembeda dari betina dewasa. Dalam penelitian Halwart 1994 in Min dan Yan 2006 disebutkan bahwa jumlah betina melebihi
pejantannya, dan di Filipina perbandingan tersebut adalah 2,1:1. Yin et al. 2000c in Min dan Yan 2006 berpendapat bahwa pada kondisi
lingkungan yang baik, keong betina mencapai kematangan seksual saat berumur 60- 85 hari. Pada ukuran tinggi 2,5 cm keong murbei sudah mampu bereproduksi The
Applesnail Website. Suhu yang tepat untuk kopulasi dan pemijahan adalah 25- 26
o
C. Setelah kopulasi dan fertilisasi in vivo, keong murbei biasanya memijah di malam hari di atas permukaan air. Telur-telur tersebut diletakkan dan dikumpulkan
10-34 cm di atas permukaan air. Telur-telur dapat menetas di udara bebas dengan kelembaban yang diperlukan dan diatur oleh mukus. Penetasan terjadi pada 15-28
hari pada suhu 20-24
o
C atau 8-15 hari pada suhu 28-32
o
C. Pendapat ini juga didukung oleh Halwart 1994 in Min dan Yan 2006 yang menyatakan bahwa di
Filipina telur-telur keong murbei menetas pada 10-15 hari dan di Jepang penetasan memerlukan waktu 3 minggu. Pada tahap aktif, keong murbei berkopulasi dan
memijah secara teratur. Suhu air yang rendah akan menurunkan aktivitas keong dan tertundanya masa kopulasi Albrecht et al. 1999 in Min Yan 2006.
2.1.6. Habitat dan distribusi