1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Dalam perusahaan, manajemen keuangan mempunyai arti penting dalam kegiatan operasi, dan pengelolaan perusahaan. Manajemen keuangan diharapkan
bisa menangkap dan mengantisipasi perubahan di masa yang akan datang dengan penyesuaian dan pengambilan keputusan secara tepat dan akurat. Manajemen
keuangan dapat juga dipandang sebagai suatu manajemen yang mempelajari fungsi-fungsi dengan tujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan dan
memaksimumkan kemakmuran
dan kekayaan
pemegang saham
serta memaksimumkan harga saham, selain itu tujuan manajemen keuangan adalah
memaksimalkan nilai dari perusahaan Zulkifli:2012. Tujuan perusahaan menurut pandangan manajemen keuangan, pada dasarnya adalah mengoptimalkan nilai
perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula share holdernya. Nilai perusahaan akan tercemin dari harga sahamnya
Fama:1978, Wright Ferris :1997, dan Walker :2000 dalam Hasmawati: 2005. Jadi semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin besar kemakmuran yang akan
diterima oleh pemilik perusahaan. Agar tujuan tercapai maka manajer keuangan harus dapat menjalankan
fungsi-fungsi dari manajemen dengan baik. Menurut Sutrisno 2007 : 5, fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh
suatu perusahaan, yaitu :
2
a. Keputusan Investasi Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang.
b. Keputusan Pendanaan Keputusan ini sering disebut sebagai kebijakan struktur modal. Pada
keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi
perusahaan guna mempelajari kebutuhan-kebutauhan investasi. c. Keputusan Dividen
Keputusan dividen merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan:
1. Besarnya presentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk cash dividend,
2. Stabilitas dividen yang dibagikan, 3. Dividen saham stock dividen,
4. Pemecahan saham stock spilit, serta 5. Penarikan kembali saham beredar, yang semuanya ditujukan untuk
meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam
kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu suatu keputusan keuangan yang berkaitan
3
dengan komposisi hutang, saham preferen, dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan. Manajer harus mampu menghimpun dana baik yang bersumber
dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan secara efisien. Secara efisien disini dimaksudkan pendanaan tersebut merupakan keputusan pendanaan yang
mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan tersebut merupakan konsekuensi
yang secara langsung timbul dari keputusan yang dilakukan manajer keuangan. Ketika manajer menggunakan hutang, jelas biaya modal yang timbul
sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh kreditur, sedangkan jika manajer menggunakan dana internal atau dana sendiri akan timbul opportunity cost dari
dana atau modal sendiri yang digunakan. Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat akan
menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan. Keputusan pendanaan
perusahaan akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya dan juga akan berpengaruh terhadap resiko perusahaan itu
sendiri. Perusahaan memerlukan dana untuk investasi dan operasinya, dalam memperoleh dana tersebut perusahaan dapat mengundang investor sebagai
investor ekuitas dan investor utang. Ketika suatu perusahaan perlu mendapatkan dana, perusahaan itu bisa mengundang investor untuk menanamkan uang kas
sebagai ganti bagian laba di masa depan, atau menjanjikan untuk melunasi kas investor itu plus tingkat bunga tetap Brarely Myers dan Brigham,2009.
4
Sejak diterbitkannya Paket Kebijaksanaan Desember 1988, pengusaha memperoleh kemudahan untuk mendapatkan dana melalui pasar modal yaitu
dengan dipermudahnya persyaratan untuk go public. Kemudahan tersebut telah mendorong pengusaha untuk melakukan ekspansi guna menunjang pertumbuhan
ekonomi. Terkadang ekspansi yang digunakan perusahaan telah menyebabkan besarnya sumber modal pinjaman dalam struktur permodalan perusahaan.
Keputusan struktur modal secara langsung berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian atau
tingkat keuntungan yang diharapkan. Keputusan struktur modal yang diambil oleh manajer tersebut tidak saja
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, tetapi juga berpengaruh terhadap risiko keuangan yang dihadapi perusahaan. Risiko keuangan tersebut meliputi
kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban –
kewajibannya dan kemungkinan tidak tercapainya laba yang ditargetkan perusahaan.
Perusahaan memiliki fleksibilitas yang cukup besar dalam memilih struktur modal. Selain memutuskan kombinasi pendanaan, manajer keuangan juga
harus memutuskan secara pasti bagaimana dan dimana perusahaan akan mendapatkan uang. Biaya-biaya yang terkait dengan melakukan pendanaan jangka
panjang bisa jadi cukup besar jumlahnya, sehingga berbagai kemungkinan harus
dievaluasi secara cermat Ross Westerfield Jordan, 2009:4,5.
5
Dalam proses pengambilan keputusan mengenai sumber pendanaan yang akan digunakan, seorang manajer akan melakukan analisis mengenai sifat dan
karakteristik serta biaya yang ditimbulkan dari penggunaan sumber dana tersebut. Manajer dihadapkan pada pilihan untuk menggunakan sumber dana internal
ataupun eksternal. Sumber dana internal dapat berasal dari retained earning, sedangkan sumber dana eksternal dapat berupa hutang atau saham. Proporsi
masing-masing sumber dana akan mempengaruhi cost of capital dari struktur modal perusahaan. Hal yang harus dipertimbangkan adalah konsekuensi baik
finansial maupun non finansial atas penggunaan sumber dana tersebut. Keputusan pembiayaan menjadi isu yang penting bagi perusahaan utamanya berkaitan
dengan optimal financing mix dimana perusahaan berusaha mencapai proporsi debt to equity yang mampu meminimalkan cost of capital sehingga mampu
menaikkan nilai perusahaan di pasar. Yang jadi permasalahan dari struktur modal adalah bagaimana agar
perusahanan dengan cepat memadukan komposisi dana permanen yang digunakannya dengan mencari paduan dana yang dapat meminimumkan biaya
modal perusahaan dan dapat memaksimalkan harga saham. Hal inilah yang menjadi tujuan akhir dari struktur modal, yakni membuat komposisi sumber
pembiayaan yang paling optimal. Capital structure struktur modal pada intinya terdiri dua bagian penting, yaitu debt dan equity. Nilai perusahaan didefinisikan
sebagai penjumlahan nilai dari utang dan ekuitas perusahaan. Jika tujuan manajemen adalah membuat perusahaan semakin bernilai, maka perusahaan harus
6
menentukan debt equity ratio yang membuat pie semacam kue bola sebesar mungkin. Ada dua pertanyaan penting:
a. Kenapa pemegang saham harus peduli tentang maksimalisasi nilai perusahaan?
Mungkin mereka
harus tertarik
dengan strategi
yang memaksimalkan nilai pemegang saham.
b. Berapakah rasio debt to equity yang memaksimalkan nilai pemegang saham?
Selanjutnya, perubahan pada struktur modal akan menguntungkan pemegang saham, jika dan ahanya jika nilai perusahaan meningkat. Rodoni dan
ali,2014:130 Dalam mempelajari pembentukkan struktur modal perusahaan, terdapat
lima teori yang dapat diandalkan yaitu Trade-off Theory, Pecking Order Theory, Signalling Theory, MM Theory dan Agency Cost Theory . Pemilihan alternatif
dalam sumber dana berdasarkan Trade-off Theory, didasarkan kepada pertimbangan biaya dan manfaat antara biaya modal dan penggunaan hutang,
yaitu antara biaya kebangkrutan dan keuntungan pajak. Pemilihan alternatif dalam sumber dana berdasarkan Pecking Order Theory, didasarkan pada hierarki
keamanan penggunaan sumber dana dimulai dari yang paling kecil biayanya yakni internal retained earning, hutang, sampai kemudian pada saham sebagai
pilihan terakhir. Dalam Signalling Theory hal tersebut didasarkan bahwa manajer menggunakan struktur modal sebagai sinyal. Ross mengatakan bahwa nilai
7
perusahaan akan naik seiring dengan penggunaan hutang, karena peningkatan hutang mengangkat presepsi pasar tentang nilai perusahaan Suad Husnan dalam
Sholihah 2006. Ada informasi tertentu yang hanya diketahui oleh manajer, sedangkan pemegang saham tidak tahu informasi tersebut. Jadi, ada informasi
yang tidak simetri asymmetric information antara manajer dan pemegang saham. Informasi ini menerangkan bahwa didalam pasar selalu ditemukan informasi yang
tidak sama bagi pihak-pihak yang berbeda, sehingga dikatakan informasi yang didapat tidak sempurna. Penambahan hutang baru misalnya, memberikan
informasi bahwa perusahaan dapat dipercaya oleh pihak peminjam, sedangkan penerbitan saham baru dapat dianggap bahwa perusahaan sedang dalam kesultan
dalam pendanaannya. Akibatnya, ketika struktur modal perusahaan mengalami perubahan, hal itu dapat membawa informasi kepada pemegang saham yang akan
mengakibatkan nilai perusahaan berubah. Dengan kata lain, terjadi pertanda atau sinyal signalling.
Dalam teori Modigliani-Miller 1958 capital structure irrelevance proposition, yang mengasumsikan bahwa tidak terdapatnya bankruptcy cost,
agency cost, asymetric information dan berada pada pasar yang efisien sehingga nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan tersebut
didanai hutang dan ekuitas dan bagaimana kebijakan dividennya. Teori MM ini mempengaruhi munculnya pengembangan teori struktur modal seperti trade-
off theory dan pecking order theory Stewart C. Myers,1984. Dalam Agency Cost Theory menyatakan bahwa dalam menentukan
struktur modal perlu pula dipertimbangkan biaya yang ditimbulkan dengan
8
adanya perbedaan kepentingan antara pemilik dengan pihak manajemen perusahaan. Berdasarkan teori ini struktur modal berpengaruh positif terhadap
kemungkinan kebangkrutan, nilai lebih arus kas, nilai likuiditas, target take over, dan reputasi manager. Struktur modal berpengaruh yang lebih besar bagi pemberi
hutang, sehingga biaya hutang menjadi lebih besar juga. Biaya hutang yang besar tersebut merupakan monitoring cost bagi manajemen. Karena biaya bunga
sifatnya tetap, biaya yang tinggi tersebut membuat para manager akan berusaha untuk menggunakan dana tersebut untuk investasi yang benar.
Penelitian ini mengambil perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45. Menurut Triharjono 2013, indeks LQ45 merupakan saham likuid berkapitalisasi
pasar yang tinggi, memiliki frekuensi perdagangan yang tinggi, memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi keuangan yang cukup baik, tidak berfluktuatif dan
secara objektif telah diseleksi oleh BEI dan merupakan saham yang aman dimiliki karena fundamental kinerja saham tersebut yang bagus, sehingga dari sisi risikko
kelompok saham LQ45 memiliki risiko terendah dibandingkan saham-saham lain. Dalam penelitian ini, untuk menghitung struktur modal perusahaan
perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45, peneliti menggunakan DER Debt to Equity Ratio. Peneliti memilih menggunakan DER karena DER melihat
kekuatan modal dibagi hutang. DER juga biasa digunakan bank untuk melihat tingkat besaran yang di berikan.
9
B. Rumusan Masalah