Pendekatan Sosiologis Pendekatan Psikologis

3. Ideologically or Cause Oriented Campaigns adalah jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus yang sering kali berdimensi perubahan sosial. Karena itu kampanye jenis ini disebut sebagai Social Change Campaigns, yakni kampanye untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait. 11

6.2 Perilaku Pemilih

Perilaku pemilih dapat didefenisikan sebagai keikutsertaan warga dalam pemilu sebagai rangkaian pembuatan keputusan yaitu apakah memilih atau tidak memilih dalam pemilihan umum. Jikalau memutuskan untuk memilih apakah memilih partai atau kandidat X ataukah partai politik atau kandidat Y. 12 Ada empat pendekatan yang dapat digunakan dalam menganalisa perilaku memilih yaitu pendekatan sosiologis, pendekatan psikologis, pendekatan rasional, dan pendekatan kepercayaan politik.

6.2.1 Pendekatan Sosiologis

Pendekatan ini pada dasarnya menekankan peranan faktor-faktor sosiologi dalam membentuk perilaku politik seseorang, pendekatan ini menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan pengelompokan sosial itu mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam menentukan perilaku pemilih. Karakter dan pengelompokan sosial berdasarkan umur, jenis kelamin, agama, status sosial, ekonomi, aspek geografis dan lain sebagainya 13 11 Antar Venus, Manajemen Kampanye, Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2009, hal. 11. . Hal ini dianggap mempunyai peranan yang cukup menentukan dalam bentuk perilaku pemilih. Aliran yang menggunakan pendekatan sosiologi dalam menganalisis perilaku pemilih ini menyatakan bahwa preferensi politik termasuk preferensi pemberian suara di kotak pemilihan seseorang merupakan produk dari karakteristik sosial ekonomi dimana dia berada, seperti profesi, kelas sosial, agama, dan seterusnya. Dalam 12 P.Antonius Sitepu Teori – Teori Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012. Hal.90. 13 Ramlan Surbakti, op.cit., hal.145. Universitas Sumatera Utara status sosial ekonomi terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk melakukan analisis tentang suatu hubungan atau pengaruh, yaitu antara lain: pendidikan, pekerjaan, pendapatan, atau kekayaan. 14

6.2.2 Pendekatan Psikologis

Munculnya pendekatan psikologis merupakan sebuah reaksi terhadap ketidakpuasan terhadap pendekatan sosiologis. Pendekatan ini menggunakan dan mengembangkan konsep psikologis terutama konsep sikap dan sosialisasi untuk menjelaskan prilaku pemilih. Pendekatan ini menjelaskan bahwa sikap seseorang merupakan sebagai refleksi dari kepribadian seseorang yang merupakan variable yang menentukan dalam mempengaruhi prilaku politiknya. Pendekatan psikologis, yang sering disebut Mazhab Michigan The Michigan Survey Reseach Center lebih menekankan pada faktor psikologis seseorang dalam menentukan perilaku atau pilihan politik. Menurut penganut pendekatan psikologis, secara metodologis pendekatan sosiologis dianggap sulit diukur, seperti bagaimana mengukur secara tepat sejumlah indicator kelas sosial, tingkat pendidikan, agama, dan sebagainya. Pendekatan psikologis ini mengembangkan konsep Psikologis, khususnya konsep sikap dan sosialisasi dalam menjelaskan perilaku seseorang. Konsep sikap merupakan variable sentral dalam menjelaskan perilaku pemilih karena menurut Greenstein ada tiga fungsi sikap yakni ; pertama, sikap merupakan fungsi penting. Artinya, penilaian terhadap suatu obyek diberikan berdasarkan motivasi, minat dan kepentingan orang tersebut. Kedua, sikap merupakan penyesuaian diri. Artinya seseorang bersikap tertentu sesuai dengan keinginan orang itu untuk sama atau tidak sama dengan tokoh atau kelompok yang dikaguminya. Ketiga, sikap merupakan sikap eksternalisasi dan pertahanan diri. Artinya, sikap seseorang itu merupakan upaya untuk mengatasi konflik batin atau tekanan psikis, yang mungkin berujud mekanisme pertahanan Defensce Mechanisme 14 Damsar, Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010. Hal. 200. Universitas Sumatera Utara Dalam pendekatan ini juga terdapat tiga faktor yang berpengaruh terhadap perilaku pemilih. Tiga faktor itu adalah identifikasi partai, orientasi isu atau tema, dan orientasi kandidat. Identifikasi partai dalam hal ini bukan sekedar partai apa yang dipilih tetapi juga tingkat identifikasi individu terhadap partai politik tersebut. Kemudian yang dimaksud dengan orientasi isu atau tema adalah tema atau isu apa saja yang diangkat dan dijadikan acuan bagi partai politik atau kandidat tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan orientasi kandidat siapa yang akan mewakili partai politik tersebut. 15 Dengan demikian, konsep identifikasi partai merupakan variable sentral dalam menjelaskan perilaku pemilih dalam penekatan psikologis ini. Dalam hal ini, hubungan pengaruh antara identifikasi partai dengan perilaku pemilih sudah menjadi aksioma.

6.2.3 Pendekatan Rasional