Gambar 2 Persentase bobot lemak pada tiap sapi Brahman Cross.
Persentase lemak tertinggi ditunjukkan pada kelas III dengan nilai 4.96, sedangkan persentase lemak terendah pada kelas hewan dua dengan nilai 4.48,
dan persentase terendah pada kelas I dengan nilai 4.48. Semakin besar bobot tubuh maka akan menghasilkan persentase yang besar pula. Menurut Seebeck dan
Tulloh 1968, dengan adanya kenaikan bobot karkas, maka proporsi otot, tulang, fascia dan tendo menurun sedangkan proporsi lemak meningkat. Meningkatnya
jumlah lemak yang ada pada hewan menunjukkan deposit lemak. Persentase karkas dipengaruhi oleh bobot karkas, kondisi hewan, bangsa,
proporsi bagian-bagian non karkas, pakan, umur, jenis kelamin, dan pengebirian Devendra 1983. Perubahan bobot karkas disebabkan oleh perubahan komposisi
karkas yang terdiri dari otot, lemak, dan tulang. Karkas hewan akan berubah komposisinya sesuai dengan genetik, kandungan nutrisi pakan, dan pengaruh
lingkungan Aberle et al. 2001. Ransum yang mengandung energi tinggi cenderung meningkatkan komposisi lemak pada karkas dibandingkan dengan
ransum yang berenergi rendah. Pembatasan konsumsi energi akan menurunkan perlemakan, walau pertumbuhan tulang dan jaringan urat daging mungkin masih
dapat berlangsung Parakkasi 1999. Hal ini juga berlaku pada hewan domba, babi, dan ayam. Hewan yang diberi pakan berenergi tinggi mengandung lemak
lebih banyak daripada yang diberi pakan berenergi rendah Soeparno 2005.
Proporsi Jeroan dari Bobot Hidup
Jeroan dibedakan menjadi dua bagian yaitu jeroan merah dan jeroan hijau. Jeroan merah meliputi organ bagian dada, paru, jantung, hati, limpa, ginjal dan
tenggorokan. Jeroan hijau meliputi organ pencernaan, lambung rumen,
4.20 4.30
4.40 4.50
4.60 4.70
4.80 4.90
5.00
Kelas I Kelas III
Persentase bobot lemak
4.48 4.48
4.96 Kelas II
retikulum, abomasum, dan omasum dan usus. Data proporsi bobot jeroan sapi Brahman Cross pada tiap kelas bobot hidup disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Proporsi bobot jeroan sapi Brahman Cross pada berbagai bobot hidup
Nilai tertinggi jeroan merah terdapat pada organ hati kelas III dengan bobot 5.09 kg sedangkan nilai terendah jeroan merah pada organ ginjal kelas II dengan
nilai 0.77 kg. Nilai tertinggi pada jeroan hijau terdapat pada organ lambung dengan nilai 10.49 kg sedangkan nilai terendah jeroan hijau pada organ bool
dengan nilai 0.97 kg.
Bobot Jeroan Hijau
Jeroan hijau terdiri dari lambung, usus dan bool bagian setelah usus. Lambung kelas I memiliki bobot 8.44 kg, sedangkan kelas II memiliki lambung
sebesar 9.44 kg dan kelas III memiliki jumlah bobot lambung tertinggi sebesar 10.49 kg. Persentase bobot lambung kelas III adalah 1.80. Secara persentase,
kelas III juga memiliki persentase yang paling tinggi diantara kelas I dan kelas II. Bobot usus terbesar terdapat pada kelas III sebesar 4.85 kg, sedangkan bobot usus
terkecil pada kelas II sebesar 3.95 kg dan bobot usus kelas II sebesar 4.32 kg.
Parameter Sapi
Kelas I Kelas II
Kelas III Bobot
rataan Bobot
rataan Bobot
rataan Jeroan Merah:
Paru 2.45 0.49 2.13 0.40 2.57 0.44
Jantung 1.26 0.25 1.25 0.23 1.69 0.29
Hati 4.16 0.83 4.19 0.79 5.09 0.87
Limpa 1.29 0.26 0.77 0.14 0.82 0.14
Ginjal 0.81 0.16 0.77 0.14 0.88 0.15
Tenggorokan 2.10 0.42 1.67 0.31 1.77 0.30 Total Jeroan Merah
12.07 2.41
10.78 2.01
12.82 2.19
Jeroan Hijau: Lambung
8.44 1.69 9.44 1.79 10.49 1.80 Usus
4.32 0.86 3.95 0.74 4.85 0.83 Bool
1.09 0.21 0.97 0.18 0.96 0.16 Total Jeroan Hijau
13.85 2.76
14.36 2.71
16.30 2.79
Total Jeroan 25.92
5.17 25.14
4.72 29.12
4,98
Persentase usus terbesar dimiliki oleh kelas III dengan nilai 10.49. Bobot bool kelas I sebesaar 1,09 kg, dan bobot bool kelas II sebesar 0.97 kg, sedangkan bobot
bool kelas III sebesar 0.96 kg. Penelitian ini menunjukkan bahwa bobot bool tidak menunjukkan korelasi positif terhadap bobot hidup.
Bobot Jeroan Merah
Jeroan merah terdiri atas paru, jantung, hati, limpa, ginjal, dan tenggorokan. Bobot paru menunjukkan data yang jelas mengenai perubahan
bobot. Bobot paru terbesar ditunjukkan pada kelas III sebesar 2.57 kg dibandingkan dengan kelas I dengan besar 2.45 kg dan kelas II dengan besar 2.13
kg. Bobot paru tidak menunjukkan korelasi positif terhadap persentase paru terhadap bobot keseluruhan. Persentase tertinggi ditunjukkan pada kelas I dengan
nilai 0.49, dibandingkan dengan kelas II sebesar 0.40 dan kelas III sebesar 0.44. Demikian juga dengan jantung, bobot jantung terbesar ditunjukkan pada
kelas III sebesar 1.69 kg, sedangkan kelas I sebesar 1.26 kg dan kelas II sebesar 1.25kg. Bobot dan persentase jantung berbanding terbalik dengan bobot hidup.
Persentase jantung menunjukkan korelasi yang positif dengan bobot hidup. Persentase tertinggi ditunjukkan pada kelas III sebesar 0.29, sedangkan kelas I
sebesar 0.25 dan kelas II sebesar 0.23. Persentase jantung antara kelas I dan dua berbanding lurus terhadap bobot jantung. Bobot hati tertinggi ditunjukkan
pada kelas III dengan nilai 5.09 kg sedangkan bobot kelas I sebesar 4.16 kg dan bobot kelas II sebesar 4.19 kg. Persentase bobot hati tertinggi juga ditunjukkan
pada kelas III dengan nilai 0.87, sedangkan kelas I sebesar 0.83 dan kelas II sebesar 0.79. Bobot hati kelas I berbanding terbalik dengan persentase bobot
hati dan bobot hidup. Data persentase bobot jeroan sapi Brahman Cross disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3 Persentase Bobot Jeroan tiap kelas sapi Brahman Cross.
4.40 4.60