Latar Belakang BAB I - bab 4 kti revisi pembahasan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikaan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Penanaman perilaku hidup bersih dan sehat pada usia dini diharapkan membentuk kematangan berfikir dan membentuk continuitas prilaku Notoatmojo, 2012. Pendidikan Kesehatan adalah suatu bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktifitas jasmani, pengembangan jasmani, mental, sosial, emosional yang selaras, serasi, dan seimbang Ahsanul Bani, 2016. Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari keseluruhan upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitasi yang menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan perilaku hidup sehat Kriswanto, 2012 Usia kritis anak-anak untuk pembentukan perilaku adalah kisaran usia 3 hingga 6 tahun yaitu fase usia pembentukan inisiatif perilaku pada manusia. Sehingga diharapkan upaya pembentukan perilaku pada rentang usia tersebut dapat memeberikan signifikasi positif dalam pembentukan karakter anak di masa yang akan datang. Karakter individu dimulai dari perubahan perilaku yang berubah menjadi kebiasaan. Sehingga harapan terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat dimulai dari pengubahan perilaku yang dimulai sedini mungkin, wiwik, 2013. Upaya perubahan perilaku ini harus diiringi dengan stimulasi penguat agar kebiasaan-kebiasaan baik menjadi sebuah karakter yang kuat dan bertahan lama Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang di lakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga seseorang tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan Syarifah, 2013. Penyuluhan kesehatan gigi yang di berikan merupakan tindakan pencegahan primer sebelum terjadinya penyakit gigi dan mulut. Adapun tujuan dari penyuluhan kesehatan gigi adalah untutk merubah prilaku seseorang mengarah kepada upaya hidup sehat. Metode yang dilakukan saat penyuluhan disesuaikan dengan tingkat kematangan dan pengetahuan anak. Rizky, 2013. Seseorang dapat mempelajari sesuatu dengan lebih baik apabila menggunakan lebih dari satu indra ketika menerima penyuluhan, apa yang di ingat dari isi penyuluhan adalah 50 dari apa yang didengar dan dilihat. Semakin banyak menggunakan pengindraan dalam belajar maka akan semakin baik, panca indra yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke otak adalah mata kurang lebih sampai 87, sedangkan 13 pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan melalui indra lainnya Depkes RI, 2008. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak. Penyuluhan harus di buat semenarik mungkin, aktraktif, dan kreatif tanpa mengurangi isinya. Pendidikan juga bisa dilakukan melalui bercerita secara lansung dan program audio visual, merupakan salah satu yang cocok dalam penyuluhan. Upaya dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut seharusnya dilakukan sejak usia dini dan harus diberikan secara berulang-ulang dan menarik Riyanti dan Eriska, 2010. Metode cerita adalah metode yang mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian pada anak Fadlillah, 2014. Kejadian atau peristiwa tersebut disampaikan kepada anak melalui tutur kata, ungkapan dan mimik wajah yang unik. Mendengarkan cerita untuk anak prasekolah merupakan hal yang mengasyikkan. Hal tersebut dikarnakan dalam cerita disampaikan kisah yang menarik yang berkaitan materi penyuluhan. Pada saat menggunakan metode cerita yang disertai alat praga yaitu boneka tangan, anak prasekolah lebih menyukai mendengarkan cerita dengan alat praga, karna dengan alat praga anak anak lebih tertarik untuk memperhatikan. Media audio visual adalah media yang menyajikan suara sekaligus gambar yang memungkinkan siswa lebih tertarik dalam memperhatikan apa yang disampaikan oleh materi penyuluhan. Gambar yang terlihat tersebut merupakan hasil proyeksi melalui lensa proyektor secara mekanis. Film itu bergerak dari frame ke frame di depan lensa pada layar, gambar-gambar itu juga secara cepat bergantian dan memberikan proses visual yang kontinyu di antara gambar demi gambar tak ada celah-celah, bergerak dengan cepat dan pada layar terlihat gambar-gambar yang berurutan dan melukiskan suatu alur cerita, seperti pada aslinya Ridan, 2011. Penggunaan metode cerita dengan mendongeng dan cerita melalui film diharapkan dapat menggugah minat anak prasekolah dalam mendengarkan dan melihat materi dari penyuluhan, sehingga materi penyuluhan yang diberikan mudah di ingat dan dipahami.

B. Rumusan Masalah