lxvii
Mutu setiap RSBI harus dijamin dengan keberhasilan melaksanakan kurikulum secara tuntas. Kurikulum merupakan acuan dalam penyusunan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Dalam pelaksanaan ditahap rintisan program pembelajaran bilingual ini kurikulum yang digunakan kelas bilingual pada prinsipnya tidak jauh
berbeda dengan kelas reguler. Berdasarkan keterangan dari informan 1 dan 2, kurikulum kelas imersi dan
RSBI menggunakan kurikulum KTSP plus. Plusnya adalah pengembangaan kurikulum yang mengacu pada sekolah-sekolah internasional di negara maju. SMP N
2 Klaten ini mengadopsi kurikulun Cambridge, Inggris. Penggunaan bahasa pengantar pembelajaran bahasa Inggris dan penggunaan ICT dalam proses pembelajaran
merupakan ciri khusus kelas bilingual.lihat catatan lapangan 1,2,3,4. Untuk kelas imersi pemakaian bahasa Inggris untuk mata pelajaran matematika, fisika, biologi,
sejarah, ekonomi, geografi dan kesenian. Sedangkan kelas RSBI meliputi mapel matematika, biologi, fisika, TIK dan tentunya bahasa Inggris. Lihat catatan lapangan
5, 6
e. Buku Pelajaran
Buku pelajaran yang digunakan dalam kelas bilingual di SMP N 2 Klaten pada prinsipnya sama dengan buku kelas reguler, yaitu dari penerbit Yudhistira. Hal
tersebut seperti pernyataan informan 6. Untuk beberapa mata pelajaran buku pelajaran dan lembar kegiatan siswa dibuat dalam bahasa Inggris. Pada awalnya buku pelajaran
untuk kelas bilingual yang berbahasa Inggris diperoleh dari Dirjen yaitu Student Book.lihat catatan lapangan 4,5,6. Pada dasarnya buku pelajaran tergantung pada
guru yang bersangkutan asalkan relevan dengan materi, seperti yang diungkapkan Informan 1 yang menggunakan buku dari Malaysia yang juga sepenuhnya berbahasa
Inggris. Sekolah juga memberikan dorongan kepada para guru untuk mencari atau
membeli atau meminjam referensi bahan ajar, guru berinisiatif untuk menerjemahkan teks bahasa Inggris serta membuat ringkasan untuk dicopy siswa. Informan 4
menambahakan ada juga buku bilingual dari Dirjen tetapi guru jarang memakainya, hal ini dikarenakan kebanyakan siswa lebih banyak membaca yang bahasa
lxviii
Indonesiannya saja dari pada bahasa Inggrisnya sehingga tujuan pembelajaran kurang optimal.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa buku pelajaran kelas bilingual berbahasa Inggris yang disediakan pihak sekolah melalui
dirjen pendidikan, sebagai penunjang referensi guru digunakan buku dari Malaysia serta buku-buku lain baik dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris maupun buku
bilingual.
f. Sosialisasi
Setiap program pendidikan hendaknya disosialisasikan kepada stake holder pendidikan, dalam artian diberitahukan kepada pihak internal maupun eksternal
sekolah, agar diketahui keberadaannya. Informan 2 mengungkapkan bahwa sosialisasi program bilingual diadakan jauh sebelum progam dimulai dengan pengiriman
pamfleat, radio, internet,media cetak, spanduk. Informan 4 menambahkan bahwa sosialisi kelas imersi dilakukan dengan mengundang kepala sekolah seluruh Sekolah
Dasar sekabupaten Klaten untuk mensosialisasikan program imersi yang pada saat itu masih merupakan program baru.
Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa sosialisasi kelas imersi memiliki sasaran khusus yaitu siswa kelas VI Sokolah Dasar yang berada di sekolah-
sekolah SD di kabupaten Klaten. Banyak cara yang ditempuh untuk sosialisasi tersebut baik melalui media cetak, pembuatan pamfleat, pembuatan spanduk untuk
dipasang di sekolah dan di jalan.
g. Pembiayaan