KR, DR, FR, dan INP Indeks H’ dan D

3. KR, DR, FR, dan INP

Karakteristik habitat terlihat dari talun yang didominasi oleh vegetasi pohon. Banyaknya vegetasi pohon pada tingkat semai menunjukkan regenerasi tegakan pohon di talun. Secara keseluruhan tiga INP tertinggi di tiap transek dimiliki oleh vegetasi pohon yang mendukung kehidupan kukang jawa, yaitu vegetasi untuk tidur a, vegetasi pakan b, dan vegetasi untuk istirahat atau persinggahan untuk berpindah tempat c. Tiga pohon ber-INP tinggi di tiap transek adalah bambu tali G. apus Kurz. fungsi a dan c , sengon Paraserianthes falcataria L I. C. Nielsen fungsi b dan c, dan aren Arenga pinnata Merr. fungsi a, b, dan c. Bambu tali G. apus Kurz., dan aren Arenga pinnata Merr. biasanya tumbuh secara alami, adapun sengon Paraserianthes falcataria L I. C. Nielsen dan mahoni Swietenia mahagonii Jacq. merupakan tanaman komoditas yang secara umum banyak ditanam oleh pemilik. Bambu memiliki nilai penting dalam komunitas vegetasi talun. Tingginya nilai penting bambu disebabkan oleh sifatnya merumpun atau memiliki kerapatan relatif yang tinggi, frekuensi yang tinggi yakni selalu ditemukan di tiap petak dari masing-masing transek vegetasi, dan karena penutupan tajuknya yang mendominasi area talun. sengon Paraserianthes falcataria L I. C. Nielsen, dan aren Arenga pinnata Merr. memiliki nilai penting tinggi karena jumlahnya banyak dan selalu ditemukan di setiap talun.

4. Indeks H’ dan D

Keanekaragaman atau indeks H’ vegetasi pohon di talun juga menjadi karakteristik spesifik habitat kukang jawa. Vegetasi pohon di talun habitat kukang jawa pada u mumnya beranekaragam atau memiliki indeks H’ yang tinggi. Indeks H’ menunjukkan kekayaan spesies dan stabilitas kondisi vegetasi yang tumbuh di talun. Semakin tinggi nilai indeks H’ maka vegetasi talun makin stabil kondisi vegetasinya. Indeks H’ vegetasi di seluruh transek tergolong rendah karena kurang dari 2. Vegetasi talun yang ditanam di talun merupakan hasil keputusan pemilik Soemarwoto et al. 1985; Parikesit 2001; Suharjito 2002. Pada awal penanaman maupun pada masa perawatan pemilik akan membiarkan atau memilih untuk menghilangkan vegetasi tertentu di lahan talunnya. Rendahnya indeks H’ talun menjadi indikasi bahwa talun di seluruh lokasi masih dirawat oleh pemilik sehingga keanekaragamannya cenderung rendah. Indeks H’ tertinggi ditunjukkan oleh vegetasi lantai dan vegetasi pohon kategori semai. Tingginya indeks H’ pada vegetasi lantai menunjukkan daerah bukaan dan atau adanya lahan garapan di talun. Talun di setiap lokasi masih memiliki daerah bukaan berupa lahan yang masih digarap ataupun bekas garapan sudah ditinggalkan. Baik di dalam transek maupun di luar dalam lokasi talun yang sama, area garapan berupa kebun singkong Manihot utilisima Pohl. terdapat di semua lokasi talun. Dari seluruh lokasi, area kebun yang tidak digarap atau sudah ditinggalkan dalam waktu yang lama terdapat di talun Ct, PP, PCi, dan Al. Lahan yang sudah tidak digarap menjadi indikasi rendahnya kunjungan dan perawatan manusia di talun tersebut. Tingginya indeks H’ semai di delapan lokasi menjadi indikasi regenerasi vegetasi talun di masa depan. Semai yang berhasil tumbuh menjadi pohon dewasa, sehingga diharapkan kondisi vegetasi talun di masa depan akan lebih stabil. Secara keseluruhan, vegetasi pohon mendominasi talun. Hal ini menunjukkan bahwa talun yang menjadi habitat kukang jawa merupakan vegetasi yang diisi oleh tegakan pohon. Perkembangan talun pada fase akhir akan semakin mendekati struktur vegetasi hutan sekunder. Dominasi pohon di talun menjadi indikasi struktur vegetasi yang mendukung habitat kukang jawa.

5. Profil vegetasi