Kalimat Imperatif Kesantunan Permintaan

pendengar, bahwa orang-orang sudah mulai sadar akan adanya pemanasan global. 36 Pemanasan global adalah peningkatan suhu daratan bumi, laut, dan atmosfer tentu saja, kita sudah tahu mengapa kita sering merasakan kepanasan. Ya itu karena pemanasan global yang sudah sedemikian rupanya. Tentu saja, kita juga mengetahui sebab-sebab terjadinya pemanasan global. 1 efek rumah kata, 2 asap kendaraan mobil dan motor, 3 variasi matahari. Sumber data No.3: Elsiandari Rahayu, 2013 Informasi Indeksal : Pidato yang sampaikan bahwa kita sebagai penghuni bumi, harus mengetahui efek dari pemanasan global dan harus mengetahui cara pencegahannya. 37 Semua sudah terlanjur terjadi, mau diapakan lagi? Menurut saya kita semua harus memcari solusi-solusi terbaik untuk menghindari pemanasan global yang semakin meluas. Solusi yang mudah dilakukan dan aman adalah: 1 menggunakan kendaraan bermotor seperlu saja, 2 mengurangi pembakaran sampah dan pembakaran yang lain, 3 reboisasi, 4 mengurangi penggunaan parfun yang berlebihan. Sumber data No.4: Zhafran, 2013 Informasi Indeksal : Dalam pidato yang disampaikan, bahwa pembicara menyadarkan kita sebagai pendengar yang selalu berbuat hal-hal yang menyebabkan terjadinya pemanasan global. 38 Semua sudah terlanjur terjadi, mau apa lagi??? Menurut saya saat ini, yang bisa kita lakukan adalah mencari solusi agar pemanasan global dapat diperlambat, karena seperti yang saya dengar bahwa pemanasan global akan tetap terjadi. Sumber data No. 14: Taffania Amardo, 2013 Informasi Indeksal: Dalam pidato yang disampaikan bahwa global warming sudah kita rasakan saat ini dan akan terus menerus. Tidak bisa disesali terjadi global warming adalah akibat dari manusia itu sendiri. 39 Semua sudah terlanjur terjadi, mau diapakan lagi? Menurut saya kita semua harus mencari solusi-solusi terbaik untuk menghindari global warming yang semakin lama semakin meluas. Sumber data No. 15: Zhafran, 2013 Informasi Indeksal: Pembicara dalam pidatonya dengan tegas mengatakan, bahwa manusia yang hidup dibumi harus mengetahui bagaimana caranya menghindari pemanasan global. 40 Alangkah bijaknya kalau kita sebagai penghuni bumi ini ikut andil dalam menjaga keseimbangan alam ini karena anak cucu kitalah yang nantinya akan lebih merasakan dampak yang telah kita perbuat. Sumber data No. 5: Farah, 2013 Informasi Indeksal: Pidato yang disampaikan oleh Fabriasca Alma, mengingatkan kita sebagai penghuni bumi agar menjaga bumi dan terhindar dari pemanasan global. 41 Dan buatlah anak cucu kita nanti masih dapat merasakan indahnya dunia tanpa global warming. Sumber data No. 6: Mas Taufiq Dirga P, 2013 Informasi Indeksal: Dalam pidato yang disampaikan pembicara memberi tahu dengan tegas kepada pendengar agar kita semua yang ada di muka bumi ini sama-sama menjaga lingkungan dan ketestarian alam. Analisis kalimat imperatif permintaan peneliti tidak menemukan penanda yang menunjukan kesantunan, tetapi secara pragmatik kalimat imperatif permintaan tidak selalu di tandai dengan penanda kesantunan. Panjang pendek sebuah tuturan secara pragmatik menentukan kesantunan, ketika seseorang bertutur pendek dan maknanya langsung terhadap petutur maka dapat dikatakan kadar kesantunannya rendah. Sebaliknya ketika seseorang bertutur panjang dan maknanya tidak langsung terhadap petutur, maka dapat dikatakan kadar kesantunannya tinggi.

B. Pembahasan

Pembahasan mengenai kesantunan imperatif bahasa Indonesia dalam teks pidato siswa, secara garis besar ada yang dua yang dibahas, yaitu, 1 wujud formal dan wujud pragmatik imperatif; 2 kesantunan linguistik dan kesantunan pragmatik imperatif. Wujud imperatif formal dan wujud imperatif pragmatik di dalam wujud formal atau stuktural terdapat imperatif aktif dan imperatif pasif. Wujud imperatif formal atau stuktural adalah realisasi maksud imperatif dalam bahasa Indonesia. Sedangkan wujud imperatif pragmatik atau nonstuktural adalah realisasi maksud imperatif menurut makna pragmatiknya. Imperatif aktif digolongkan menjadi dua macam yaitu imperatif aktif tidak transitif dan imperatif aktif transitif. Imperatif aktif tidak transitif dapat dibentuk dari tuturan deklaratif, dengan menerapkan tiga ketentuan berikut: 1 menghilangkan subjek yang lazimnya berupa pesona kedua seperti Anda, Saudara, kamu, kalian, Anda sekalian, Saudara sekalian, kamu sekalian dan kalian-kalian; 2 mempertahankan bentuk verba yang dipakai dalam kalimat deklaratif itu seperti apa adanya; dan 3 menambahkan partikel –lah pada bagian tertentu untuk memperhalus maksud imperatif aktif tetsebut. Dalam teks pidato siswa SMP Islam Harapan Ibu kelas IX semester genap. Peneliti hanya mendapatkan dua ketentuan, pertama mempertahankan bentuk verba yang dipakai dalam kalimat deklaratif itu seperti apa adanya dan yang kedua adalah menambahkan partikel-lah pada bagian tertentu untuk memperhalus maksud imperatif aktif. Selanjutnya imperatif aktif transitif ketentuan yang digunakan sama dengan imperatif aktif tidak transitif, perbedaannya adalah tanpa berawalan me-N. Perlu diketahui apabila kalimat deklaratif dibentuk menjadi imperatif aktif transitif memiliki dua unsur awalan seperti memper- dan member-. Selanjutnya mengenai imperatif pasif, dalam pemakaian tuturan imperatif pasif terdapat maksud penyelamatan muka yang melibatkan muka si penutur maupun muka si mitra tutur. Seperti yang telah dijelaskan diawal mengenai wujud formal, selanjutnya wujud pragmatik imperatif secara singkat dibahas. Wujud pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia. Dapat berupa tuturan yang bermacam-macam dapat berupa konstruksi imperatif dan dapat pula berupa konstruksi nonimperatif. Adapun wujud pragmatik imperatif adalah realisasi maksud imperatif dalam bahasa Indonesia, apabila dikaitkan dengan konteks situasi tutur yang melatarbelakanginya. Dari penelitian yang didapatkan terhadap teks pidato siswa SMP Islam Harapan Ibu kelas IX semester genap mengenai makna pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia. Ditemukan tiga makna pragmatik imperatif yaitu: 1 tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif suruhan; 2 tuturan yang mengandung makna pragmatik permintaan; 3 tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif ajakan. Seperti yang telah dijelaskan diawal secara garis besar pembahasan ada dua. Untuk yang pertama telah dijelaskan terlebih dahulu. Selanjutnya pembahasan yang kedua mengenai kesantunan linguistik dan kesantunan pragmatik imperatif. Kedua hal tersebut mencakup wujud kesantunan yang berkaitan dengan pemakaian tuturan imperatif dalam bahasa Indonesia. Kesantunan linguistik tuturan imperatif dalam bahasa Indonesia mencakup hal-hal berikut: 1 panjang pendek tuturan; 2 urutan tuturan; 3 intonasi tuturan dan isyarat-isyarat kinesik; 4 pemakaian ungkapan penanda kesantunan. Tetapi dalam hal ini yang berkaitan dengan teks pidato siswa SMP Islam Harapan Ibu kelas IX semester genap, peneliti hanya membahas tiga faktor penentu kesantunan linguistik. Ketiga faktor tersebut yaitu: 1 panjang pendek tuturan; 2 urutan tuturan; 3 pemakaian ungkapan penanda kesantunan. Selanjutnya mengenai kesantunan pragmatik tuturan imperatif dalam bahasa Indonesia. Diwujudkan dengan tuturan yang bermacam-macam, makna pragmatik imperatif kebanyakan tidak diwujudkan dengan tuturan impratif melainkan dengan tuturan nonimperatif. Pragmatik imperatif banyak digunakan dengan tuturan deklaratif dan interogatif. Kesantunan pragmatik dalam tuturan deklaratif, peneliti hanya menemukan tuturan deklaratif yang menyatakan makna pragmatik imperatif ajakan di dalam teks pidato siswa SMP Islam Harapan Ibu kelas IX semester genap. Selain itu kesantunan pragmatik imperatif dalam tuturan interogatif, peneliti hanya menemukan tuturan interogatif yang menyatakan makna pragmatik imperatif ajakan di dalam teks pidato siswa SMP Islam Harapan Ibu kelas IX semester genap. Selanjutnya akan dibahas lebih rinci beserta contoh-contoh yang diambil dari hasil analisis teks pidato siswa SMP Islam Harapan Ibu kelas IX semester genap. Tentunya berkaitan dengan kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:

1. Wujud Formal dan Wujud Pragmatik Imperatif

Sebelum diuraikan lebih lanjut perihal kesantunan dan peringkat ke santunan pemakaian tuturan imperatif, maka terlebih dahulu yang akan dijelaskan mengenai wujud tuturan imperatif di dalam bahasa Indonesia. Wujud imperatif tersebut mencakup dua hal pertama wujud imperatif formal atau stuktural dan kedua wujud imperatif pragmatik atau nonstuktural. Wujud formal imperatif adalah realisasi maksud imperatif dalam bahasa Indonesia menurut ciri struktural atau ciri formalnya. Ciri formal atau ciri stuktural imperatif di dalam bahasa Indonesia telah banyak dijelaskan oleh ahli- ahli tata bahasa Indonesia misalnya Gorys Keraf 1991 sebagaimana dikutip oleh Kunjana Rahardi 2002 dikatakan bahwa menunjukan tiga ciri mendasar yang dimiliki satuan lingual imperatif dalam bahasa Indonesia, yakni: 1 menggunakan intonasi keras; 2 kata kerja yang digunakan lazimnya kata kerja dasar, dan 3 mempergunakan partikel pengeras-lah. 3 Linguis-linguis lain, pada umumnya, juga menguraikan perihal ciri struktural atau ciri formal satuan lingual imperatif tersebut di dalam karya ketatabahasaan dengan masing-masing penjelasan yang berbeda-beda. Sedangkan, wujud pragmatik imperatif adalah realisasi maksud imperatif menurut makna pragmatiknya. Makna yang demikian dekat dengan konteks situasi tutur yang melatarbelakangi munculnya tuturan imperatif itu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, wujud pragmatiknya imperatif dalam bahasa Indonesia itu dapat berupa tuturan yang bermacam-macam sejauh di dalamnya terkandung makna pragmatik imperatif. Bentuk imperatif membedakan antara imperatif formal dengan imperatif pragmatik, imperatif pragmatik wujudnya bermacam-macam dan hanya dapat diketahui melalui konteks situasi tuturannya. Konteks termaksud dapat mencakup banyak hal, seperti lingkungan tutur, maksud tutur, nada tutur, peserta tutur, dan aspek-aspek konteks situasi tutur yang lain. 1. Wujud Formal Imperatif Di depan sudah disampaikan bahwa yang dimaksud dengan wujud struktural imperatif adalah realisasi maksud imperatif apabila dikaitkan dengan ciri formal atau ciri strukturalnya. Secara formal, tuturan imperatif dalam bahasa Indonesia meliputi dua macam perwujudan, yakni imperatif aktif dan imperatif pasif. Kedua macam tersebut akan diuraikan secara terperinci. a. Imperatif Aktif Dalam bahasa Indonesia imperatif aktif dapat dibedakan berdasarkan penggolongan verbanya menjadi dua macam, yakni imperatif aktif yang berciri tidak transitif dan imperatif aktif yang berciri transitif. Kridalaksana 1992 sebagaimana dikutip oleh Kunjana Rahardi 2002 dalam buku pragmatik 3 Kunjana Rahardi, Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga, 2002, h. 87. kesantunan imperatif bahasa Indonesia dijelaskan bahwa “transitif” bersangkutan dengan perbuatan verba yang mengharuskan adanya tujuan; sedangkan “tidak transitif” atau “intransitif” bersangkutan dengan perbuatan verba yang tidak mengharuskan adanya tujuan. 4 Selanjutnya kedua macam tipe imperatif aktif tersebut akan diuraikan. 1 Imperatif Aktif Tidak Transitif Imperatif aktif dalam bahasa Indonesia dapat berciri tidak transitif. Imperatif yang demikian dapat dengan mudah dibentuk dari tuturan deklaratif, diketahui bahwa kalimat deklaratif adalah kalimat yang isinya menyampaikan pernyataan yang ditujukan kepada orang lain. 5 yakni yang menetapkan ketentuan- ketentuan sebagai berikut: 1 menghilangkan subjek yang lazimnya berupa pesona kedua seperti Anda, Saudara, kamu, sekalian, Saudara sekalian, kamu sekalian dan kalian-kalian; 2 mempertahankan bentuk verba yang dipakai dalam kalimat deklaratif itu seperti apa adanya; dan 3 menambahkan partikel-lah pada bagian tertentu untuk memperhalus maksud imperatif aktif tersebut. 6 Tetapi dalam teks pidato siswa SMP Islam Harapan Ibu kelas IX semester genap, peneliti hanya menemukan dua ketentuan yakni mempertahankan bentuk verba yang dipakai dalam kalimat deklaratif itu seperti apa adanya; dan menambahkan partikel-lah. Kedua pententuan tersebut dapat dilihat dari contoh berikut. 3 Hendaknya kita bisa memulai dari definisi pemanasan global pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata deretan bumi, laut dan atmosfer. Sumber data No. 2: Dinny Nadia P, 2013 Informasi Indeksal: Pembicara mengajak kepada pendengar agar mengetahui definisi dari 4 Kunjana Rahardi, Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga, 2002, h. 88. 5 Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia Pendekatan Proses, Jakarta: Renika Cipta, 2009, h. 187. 6 Kunjana Rahardi, op. cit,. h. 88.