Tahap Persiapan Pidato Pidato

pembicaraan anda dengannya. Anda melihat mereka mengantuk, masukan bahan – bahan yang menarik perhatian. 2 Karakteristik Olah Vokal Mekanisme olah vokal ialah mengubah bunyi menjadi kata, ungkapan, atau kalimat. Stewert Tubbs dan Sylvia Moss mengemukakan dalam Human Communication: An Interpersonal Perspective, secara intuitif kita merasa bahwa kita dapat menarik kesimpulan dari suara seseorang tentang apa yang ia komunikasikan. Mungkin Anda pernah berdebat, kemudian s eseorang berkata, “Jangan jawab aku dengan nada suara seperti itu” Pada saat seperti itu, emosi mulai naik, karena keberatan akan nada suara seseorang didasarkan pada penyimpulan mengenai perasaannya. Vokal cues adalah sumber berbagai macam penyimpulan, dan kebanyakan berkaitan dengan emosi. Tubbes dan Moss menyebutkan vocal cues petunjuk suara. Kebanyakan penulis ilmu komunikasi menyebutkan “paralanguage”. Kita menyebutkan olah vocal kawan saya mengatakan bahwa istilah ini lazim dipergunakan di kalangan teater di Indonesia. 33 Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam olah vokal: kejelasan intelligibility, keragaman variety, dan ritma rhythm. Termasuk keragaman adalah hentian pause.

D. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan tinjauan pustaka yang didapatkan penulis, penelitian mengenai kesantuan bukan kali ini saja dilakukan, melainkan ada beberapa penelitian yang membahasnya. Seperti penelitian Ina Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2012, yang berjudul “Bentuk Kesantunan Berbahasa dalam Interaksi Verbal Pada Kegiatan Pembelajaran di Sekolah Nonformal Sanggar Kegiatan Belajar SKB ”. Studi kasus ini dilakukan peneliti pada kelas VIII SMP Cilandak Jakarta Selatan 33 Ibid., h. 79. Tahun Pelajaran 20112112. Penelitian ini menyimpulkan bentuk kesantunan berbahasa pada kegiatan pembelajaran nonformal Sanggar Kegiatan Belajar SKB. Melibatkan beberapa maksim untuk memudahkan guru dalam melihat perkembangan pembelajaran siswa. Terwujud maksim-maksim seperti maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim keserhanaan. Dalam setiap tuturan, tidak hanya diwujudkan dalam satu maksim. Melainkan terwujud dalam beberapa maksim, diantaranya: maksim kedermawanan + maksim penghagaan + maksim kebijaksanaan + maksim keserhanaan. Akan tetapi perbedaan pada analisis data ke empat yang hanya memiliki satu maksim, yaitu maksim kedermawanan. Penelitian lain yang dilakukan Lilis Suci Melati, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah mengenai kesantunan dengan judul “Realisasi Kesantunan Berbahasa Anak Kelas X di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat ”. Dari hasil penelitian yang dilakukannya dapat disimpulkan bahwa kesantunan berbahasa dan dianalisis menggunakan prinsip kesantunan Geoffrey Leech bentuk pertuturan yang terjadi pada kelas X-A di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat menunjukkan lebih banyak yang melanggar prinsip kesantunan politeness principle dibandingkan dengan yang mematuhinya. Prinsip kesantunan yang sering dilanggar adalah maksim kebijaksanaan tact maxim dan maksim kemurahan approbation maxim. Adapun yang tidak muncul dalam pertuturan anak kelas X- A adalah petuturan yang mematuhi maksim kesetujuankecocokan agreement maxim. Berdasarkan tinjauan pustaka yang didapatkan, peneliti belum mendapati penelitian yang sama dengan penelitian yang penulis angkat. Untuk itu peneliti ingin mengetahui atau melihat bentuk kesantunan kalimat imperatif ajakan, permintaan, dan suruhan dalam teks pidato siswa kelas IX semester genap SMP Islam Harapan Ibu tahun pelajaran 20122013. Penelitian ini merupakan penelitian terkini yang berusaha memperkanya khazanah penelitian mengenai bentuk kesantunan imperatif dalam berbahasa. Dengan demikian hasilnya diharapkan dapat memperdalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.