Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
3
istilah tekhnis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil.
2
Ketiga unsur-unsur Asuransi Syari’ah tersebut merupakan hal yang terpenting untuk menjalankan Perusahaan Asuransi dengan prinsip Syari’ah
dan memberikan perbedaan mendasar dari praktik Asuransi Konvensional. Maka uraian diatas menyatakan dengan jelas bahwa mengelola risiko pada
peserta dan perusahaan harus menggunakan manajemen risiko dan prinsip Asuransi Syari’ah. Kemudian unsur gharar yang ingin diperkenalkan dari
Asuransi Syari’ah agar peserta tidak tertipu oleh orang yang tidak mempunyai hak dalam klaim tersebut, kemudian unsur maisir dapat memberikan
pemahaman dan pengetahuan bahwa penjudian adalah sesuatu yang diharamkan bagi umat Muslim. Begitu pun dengan riba bahwa peserta
mengetahui, tidak akan operator Asuransi Syari’ah menggunakan skema bunga atau penambahan uang dalam aktivitas ekonomi.
Konsep untuk mengelola risiko pada Asuransi Syari’ah, menggunakan konsep sharing of risk saling menanggung risiko. Menurut Muhammad
Syakir Sula, sharing of risk saling menanggung risiko, peserta asuarnsi diikat oleh akad perjanjian untuk saling membantu, melalui instrumen
Syari’ah yang disebut dana tabarru’ dana kebajikan. Masing-masing mengeluarkan kontribusi, yang besarnya meminjam tabel kematian mortality
table untuk asuransi jiwa, dan untuk asuransi kerugian menghitung dengan mendasarkan pada statistik kerugian loss statistics, misalnya menggunakan
teori probabilitas probability teori kecenderungan measure of control
2
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syari’ah Life And General: Konsep Dan System Operasional Jakarta: Gema Insani Press, 2004, h. 46-53
4
tendency dan sebagainya.
3
Didalam menjalankan operasionalnya, Asuransi Syari’ah memiliki suatu tantangan untuk menghadapi berbagai risiko yang
terjadi dalam pengelolaan Perusahaan Asuransi Syari’ah. Dimana Perusahaan Asuransi memberikan banyak kontribusi bagi umat Muslim di Indonesia untuk
menlindungi setiap terjadinya risiko-risiko. Menurut Ferry N. Idroes, risiko merupkan bahaya: risiko adalah
ancaman untuk kemungkinan saat tindakan atau kejadian yang menimbulkan dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai.
4
Jadi risiko adalah ketidakpastian tentang kejadian dimasa depan. Risiko dihubungkan dengan
kemungkinan terjadinya akibat buruk kerugian yang tak diinginkan atau tidak terduga. Kondisi yang tidak pasti itu timbul karena berbagai sebab,
antara lain, jarak waktu dimulai perencanaan, keterbatasan informasi yang diperlukan, keterbatasan pengetahuan pengambil keputusan dan sebagainya.
Risiko bagian dari realitas kehidupan manusia sehingga sulit untuk menghilangkannya dari kehidupan ini. Yang tidak diperbolehkan dalam Islam
adalah bukan risiko atau ketidakpastian itu sendiri maka harus dieliminasi. Namun menjual atau menukar risiko atau memindahkan risiko kepada pihak
ketiga dengan menggunakan kontrak jual belilah yang tidak diperbolehkan, di lain pihak menolong sesama dalam setiap situasi termasuk dalam peristiwa
yang tidak menguntungkan sangat didukung dalam ajaran Islam, sebagaimana yang dijelaskan dalam surah al-Maidah5: 2 berikut:
3
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syari’ah Life And General: Konsep Dan System Operasional,h. 303
4
Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendeketan 3 Pilar Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, h. 4
5
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
permusuhan.”
5
Risiko yang dihadapi oleh perusahaan Asuransi Syari’ah tidak mudah untuk dikelola bahkan banyak risiko yang dialami dalam manajemen
operasional seperti, pengajuan dan pembayaran klaim, risiko kerugian dan risiko kekhawatiran timbul dampak buruk untuk Perusahaan Asuransi tersebut.
Manajemen Risiko dalam hal ini, mempunyai peranan penting untuk mengelola risiko secara menyeluruh baik perusahaan maupun peserta
Asuransi, sehingga risiko yang akan timbul tidak mendatangkan kerugian atau dampak buruk yang besar bagi perusahaan. Karena manajemen risiko di dalam
perusahaan Asuransi Syari’ah lebih diarahkan untuk mengidentifikasi risiko, menghilangkan dan mengurangi kemungkinan atau meminimalisir terjadinya
kerugian yang ditimbulkan oleh risiko. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Implementasi Manajemen Risiko di PT. Bringin Life Syari’ah
dipandang memiliki peran yang signifikan dalam proses manajemen Asuransi Syari’ah. Keberhasilan dan kegagalan dalam manajemen Asuransi Syari’ah
tergantung pada Implementasi Manajemen Risiko di PT. Bringin Life Syari’ah. Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian yang akan
menggambarkan bagaimana Implementasi Manajemen Risiko di PT. Bringin Life Syari’ah dan merupakan bagian dari sistem operasional Asuransi
Syari’ah. Dengan demikian judul skripsi ini adalah “Implementasi
Manajemen Risiko di PT. Bringin Life Syari’ah”.
5
Departemen Agama RI, al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2002, h.106
6