Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban di PT Sang Hyang Seri

59 b. Mutu benih yang akan dikemas harus betul-betul keadaannya baik, daya tumbuh masih diatas 80 dan tidak mengandung hama. c. Pengantongan dilakukan sesuai dengan permintaan pasar dan jangan terlalu lama menyimpan benih kantong di gudang untuk mengurangi resiko kerusakan tidak terjual. d. Dalam pelaksanaan pengantongan memerlukan ketelitian yang baik, misalnya mengenai : timbangan, pelabelan, jumlah kantong dalam overbag, kemasan sesuai isi dan logo yang jelas. Produk yang dihasilkan oleh PT Sang Hyang Seri adalah bibit yang siap untuk disemai, produknya terdiri dari : Padi Hibrida, Jagung Komposit, Kedelai, dan Jagung Hibrida.

4.2 Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban di PT Sang Hyang Seri

4.2.1 Struktur Organisasi dan Pendelegasian Wewenang

Struktur organisasi di PT Sang Hyang Seri telah tersusun dengan baik. Hal ini terlihat dari penggambaran secara jelas berbagai tingkatan manajemen dan huungan kerja antar bagian-bagian dalam perusahaan. Dengan strukut organisasi memungkinkan adanya koordinasi antar bagian-bagian dalam perusahaan untuk melakukan kegiatan operasional yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan Struktur organisasi menggambarkan adanya penetapan wewenang, tugas dan tanggungjawab sesuai dengan tingkatan manajemen. Dengan demikian juga akan memudahkan apabila terjadi penyimpangan manajemen. Dengan demikian juga akan memudahkan apabila terjadi penyimpangan sehingga dapat Universitas Sumatera Utara 60 dikendalikan asal dan siapa yang harus bertanggungjawab atas penyimpangan yang terjadi. Pelimpahan wewenang dalam PT Sang Hyang Seri bersifat desentralisasi. Hal tersebut dapat dilihat dari kewenangan setiap bagian dalam perusahaan dalam mengambil keputusan hanya sebatas wewenang yang dilimpahkan manajemen puncak. Dengan adanya pelimpahan sebagian wewenang ini, setiap bagian dalam dalam perusahaan wajib mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada manajemen yang lebih tinggi agar manajemen puncak dapat tetap mengawasi jalannya kegiatan operasional perusahaan.

4.2.2 Pengklasifikasian Kode Rekening

PT Sang Hyang Seri melakukan pemberian kode rekening atas setiap transaksi yang terjadi. Pengklasifikasian ini menggunakan kode angka numeric code. Kode akun di PT Sang Hyang Seri disusun dengan dua pendekatan. Pertama, pendekatan keluwesan flexibility approach. Dengan pendekatan ini diharapkan kode akun tetap dapat digunakan meskipun dalam batas-batas tertentu, terdapat perubahan struktur organisasi. Meskipun demikian perlu dilakukan pemutakhiran up-dating terutama bila dilakukan perubahan terhadap struktur pertanggungjawaban, prosedur operasi, dan praktik akuntansi yang mencakup prinsip dan teknik akuntansi yang mengakibatkan kode akun tidak sesuai lagi. Kedua, pendekatan data secara elektronik electronic data processingEDP. Maksud dari pendekatan ini adalah agar kode akun dapat memenuhi kebutuhan apabila pencatatan transaksi dikalukakan secara electronic komputerisasi. Meskipun demikian perlu dilakukan pemahaman secara baik terhadap struktur Universitas Sumatera Utara 61 kode akun ini agar memudahkan dalam penerapannya, baik secara elektronik maupun manual. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat dikatakan bahwa PT Sang Hyang Seri telah melakukan pengkodean rekening untuk setiap perkiraan dengan baik. Tidak ada perbedaan dalam sistem pengkodean rekening pada PT Sang Hyang Seri dengan sistem pengkodean yang lazim digunakan oleh perusahaan lain. Perusahaan juga sudah mencantumkan kode bagian untuk setiap pusat pertanggungjawaban yang ada dalam perusahaan.

4.2.3 Prosedur Penyusunan Anggaran

Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, naka diperlukan perencanaan dan pengendalian. Salah satu alat bantu perusahaan dalam melakukan perencanaan dan pengendalian adalah anggaran biaya. Anggaran biaya yang disusun perusahaan dapat digunakan sebagai pembanding dengan realisasi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing bagian dalam perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja para manajer sebagai kepala pusat pertanggungjawaban. Tujuan penyusunan anggaran pada PT Sang Hyang Seri adalah untuk mengetahui jumlah dana yang dibutuhkan masing-masing bagian perusahaan dalam membiayai seluruh aktivitas operasional yang akan dilaksanakan dan sebagai alat bantu bagi manajemen dalam mencegah terjadinya penyimpangan- penyimpangan terhadap penggunaan dana perusahaan serta sebagai alat bantu bagi manajemen puncak untuk menilai prestasi kerja para manajer dibawahnya. Proses penyusunan anggaran pada PT Sang Hyang Seri didasarkan pada pendekatan Top Down dan Bottom Up. Pimpinan perusahaan menetapkan Universitas Sumatera Utara 62 kebijakan pokok perusahaan dan berdasarkan kebijakan pokok perusahaan, para manajer yang dibantu oleh para bawahannya mengajukan usulan anggaran yang diperlukan dalam melaksanakan aktivitas operasional. Tahap-tahap penyusunan anggaran PT Sang Hyang Seri dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Pimpinan perusahaan mengadakan rapat untuk menganalisis informasi masa lalu dan perubahan lingkungan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, dan peluang perusahaan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, pimpinan perusahaan menetapkan kebijakan- kebbijakan penting perusahaan dalam masalah produksi. 2. Kebijakan-kebijakan tersebut kemudian dikomunikasikan kepada para manajer termasuk pembicaraan tentang pesanan atau order yang diterima. 3. Manajer bagian yang dibantu para staffnya membuat usulan anggaran biaya yang diperlukan oleh masing-masing bagian. 4. Usulan anggaran diterima oleh pimpinan perusahaan dan apabila disetujui maka usulan anggaran tersebut ditetapkan sebagai anggaran perusahaan. Anggaran perusahaan yang sudah disahkan dibagikan kepada setiap bagian sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan dan sekaligus alat pengendalian. Anggaran biaya produksi yang dihasilkan terdiri dari anggaran kuantitas produk yang dihasilkan terdiri dari anggaran biaya-biaya yang diperlukan untuk menghasilkan kuantitas produk yang dianggarkan, serta skedul atau jadwal produksi yang diperlukan untuk memproduksinya. Universitas Sumatera Utara 63

4.2.4 Biaya Terkendali dan Biaya Tidak Terkendali

Dalam melakukan pemisahan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali perusahaan biasanya menerapkan dasar yang digunakan untuk menentukan suatu biaya terkendali atau tidak terkendali oleh suatu pusat biaya adalah melalui ada atau tidaknya wewenag manajer pusat biaya yang dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap suatu biaya. Biaya terkendali adalah biaya yang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer pusat pertanggungjawabahn tertentu dalam jangka waktu tertentu, sedangkan biaya tidak terkendali merupakan biaya yang tidak dapat dipengaruhi secara signifikan oleh seorang manajer pusat pertanggungjawaban tertentu dalam waktu tertentu yang artinya merupakan biaya- biaya yang terjadi pada suatu pusat pertanggungjawaban tertentu tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu pusat pertanggungjawaban, yaitu pembebanan biaya tersebut tidak dapat secara signifikan dipengaruhi oleh manajer pusat biaya yang menikmati manfaat atas terjadinya biaya tersebut dalam jangka waktu tertentu. Pemisahaan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali merupakan dasar bagi pembentukan laporan yang akan digunakan untuk mempertanggungjawabkan biaya-biaya yang terjadi dan memungkinkan pihak yang berkepentingan untuk menilai prestasi yang dicapai oleh masing-masing pusat pertanggungjawaban. Pada PT Sang Hyang Seri telah melakukan pemisahan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali dengan cukup memadai, ada pemisahan antar biaya terkendali dan biaya tidak terkendali yang dilakukan pada anggaran yang telah dibuat oleh PT Sang Hyang Seri. Selain itu pemisahan biaya tidak hanya dilakukan di anggaran produksi saja melainkan juga sudah cukup memadai dilakukan di laporan Universitas Sumatera Utara 64 pertanggungjawaban perusahaan. Contoh pemisahan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali yang telah diterapkan di PT Sang Hyang Seri sbb: Alokasi Biaya Antar bagian 1. Alokasi Biaya Antar Bagian Personalia dan Umum dengan Bagian Produksi Kebun, Bagian PLPM dan Bagian Pengolahan Benih. Pada Bagian Personalia dan Umum terdapat pusat Biaya Keamanan dan Biaya Pemeliharaan Instalasi Listrik yang dialokasikan ke Pusat Biaya bagian lain yaitu ke bagian ProduksiKebun, bagian PLPM dan bagian Pengolahan Benih. a. Biaya Keamanan dialokasikan ke Bagian ProduksiKebun melaui Pusat Biaya Swakelola berdasarkan jumlah personal yang bertugas di masing-masing bagian, sebagai berikut: Dari Pusat Biaya Bagian Umum Keamanan Swakelola II Swakelola III, dst… Jumlah personil Keamanan dan buruh harianlepas yang dibutuhkan oleh Bagian Produksi tidak dapat dikendalikan oleh Bagian Personalia tetapi ditentukan oleh manajer Bagian ProduksiKebun begitu juga dengan gajiupah untuk buruh harianlepas sedangkan untuk gaji pegawai staff merupakan bagian yang dapat dikendalikan juga antara manajer bagian Produksi dan Bagian Personalia. b. Biaya Pemeliharaan Instalasi Listrik dialokasikan bagian PLPM dan Bagian Penglohan Benih berdasarkan jumlah kwh yang dipakai oleh bagian yang bersangkutan, sebagai berikut : Ke Pusat Biaya di Bagian ProduksiKebun Swakelola I Universitas Sumatera Utara 65 Dari Pusat Biaya Bagian Umum Pemeliharaan Instalasi Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin Listrik Pelayanan Mesin Pengolahan

4.2.5 Laporan Pertanggungjawaban Kepada Manajer Yang

Bertanggungjawab Salah satu unsur penting dalam akuntansi pertanggungjawaban adalah laporan pertanggungjawaban kepada manajer yang bertanggungjawab. Laporan pertanggungjawaban berisi informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan manajer. Melalui laporan pertanggungjawaan, disusun sebuah kerangka menyeluruh yang terdiri atas semua biaya yang terjadi pada departemen produksi. Laporan ini berisi mengenai biaya-biaya yang dianggarkan, biaya yang sebenarnya dan selisihnya. Dengan demikian, jika terjadi penyimpangan terhadap biaya-biaya mana saja yang sudah dianggarkan sebelumnya, maka para manajer dan pimpinan dapat mengidentifikasinya. Ke Pusat Biaya di Bagian ProduksiKebun Di PT Sang Hyang Seri, laporan pertanggungjawaban yang dibuat berupa laporan harian, laporan bulanan, dan laporan tahunan. Laporan yang akan penulis cantumkan adalah laporan pertanggungjawaban tahunan, karena dengan laporan pertanggungjawaban tahunan dapat digambarkan secara keseluruhan bagaimana kegiatan dalam perusahaan. Dalam hal penyusunan laporan pertanggungjawaban biaya produksi, bagian akuntansi yang bertanggungjawaban dalam mengumpulkan, mengelompokkan, dan mencatat data serta memberikan laporan pertanggungjawaban mengenai realisasi biaya produksi, sedangkan pelaporan dan pertanggungjawaban tetap terletak di bagian produksi. PT Sang Hyang Seri Universitas Sumatera Utara 66 menyajikan Laporan pertanggungjawaban rugi-laba bulanan yang dibandingkan dengan anggaran secara keseluruhan yang menggambarkan laporan pertanggungjawaban dari produksi masing-masing produk. Secara garis besar, laporan yang disajikan sesuai dengan standar laporan yang diinginkan secara teori di Bab II terlihat adanya struktur biaya dari masing-masing proses produksi yang membedakan hanya biaya dan volume pada saat dilaporkan oleh supervisor pabrik setiap selesai 1 satu proses produksi tidak ada laporan secara baku hanya berupa catatan kecil tetapi secara garis besar standar sirkulasi pelaporannya sesuai dengan laporan pertanggungjawaban yang semestinya. Penjelasan tersebut dapat dilihat dari laporan bulanan dan laporan sampai dengan bulan berjalan lampiran 2 yang menjelaskan sirkulasi biaya dari masing-masing produksi. Berikut ini tabel laporan pertanggungjawaban biaya produksi dari setiap masing-masing proses produksi total dari semua proses produksi pada departemen produksi PT Sang Hyang Seri : Universitas Sumatera Utara 67 Tabel 4.3 Laporan Pertanggungjawaban Rugi-Laba PT Sang Hyang Seri Per 31 Desember 2007 Jenis Biaya Anggaran Realisasi Selisih Biaya Langsung Pengeringan 477,974,470 988,136,769 - 510,162,299 106.73 Biaya Tidak Langsung Pengeringan 846,262,320 661,673,748 184,588,572 21.81 Biaya Penyusutan Pengeringan 25,968,990 62,403,483 - 36,434,493 140.30 Biaya Langsung Pembersihan 1,333,297,210 2,756,381,513 - 1,423,084,303 106.73 Biaya Tidak Langsung Pembersihan 740,479,530 578,964,530 161,515,000 21.81 Biaya Penyusutan Pembersihan 22,722,860 54,716,647 - 31,993,787 140.80 Biaya Bahan Baku 17,158,500,000 26,272,864,375 - 9,114,364,375 53.12 Biaya Langsung Pengujian 704,383,430 1,456,201,554 - 751,818,124 106.73 Biaya Tidak Langsung Pengujian 211,565,580 165,418,437 46,147,143 21.81 Biaya Penyusutan Pengujian 6,495,250 14,315,531 - 7,820,281 120.40 Biaya Langsung Pengantongan 9,901,760,000 9,219,496,673 682,263,327 6.89 Biaya Tidak Langsung Pengantongan 317,348,370 248,127,656 69,220,714 21.81 Biaya Penyusutan Pengantongan 9,738,370 14,315,531 - 4,577,161 47.00 Biaya Administrasi Umum 489,132,960 687,042,490 197,909,530 40.46 Biaya Langsung Pemasaran 5,464,691,800 5,184,716,595 279,975,205 5.12 Total 37,710,321,140 48,364,775,532 - 10,654,454,392 28.25 Universitas Sumatera Utara 68

4.3 Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban