xxiv
xxiv
3. Faktor kadar Air
Produk-produk pertanian yang tersimpan dalam gudang yang kadar airnya tinggi sangat disukai hama gudang. Batas terendah kadar air bahan dalam simpanan
yang diperlukan bagi kehidupan normal kebanyakan hama gudang sekitar 8-10 Kartasapoetra, 1991.
Kadar air yang berbeda menyebabkan perubahan biji akan berbeda pula. Biji yang berukuran cukup besar dan kulit luarnya cukup keras, untuk dapat mencapai
kadar air di bawah 10-11 cukup sulit. Biji yang berukuran kecil dengan kulit permukaan yang relatif lunak umumnya dapat mencapai kadar air yang rendah atau di
bawah 10 Heri dan Asih, 1995.
Teknik Pengendalian Yang Digunakan
Untuk mengatasi serangga hama gudang umumnya dilakukan pengendalian baik secara fisik maupun kimiawi. Secara fisik misalnya dengan pengeringan yang
sempurna, hot water treatment, penggunaan sinar radio aktif dan lain-lain Mangundiharjo, 1978.
Penanggulangan hama gudang bubuk beras ini dapat dilakukan dengan cara lain : penjemuran bahan-bahan yang terserang pada terik sinar matahari, pengaturan
penyimpanan bahan dengan baik dan teratur pada tempat yang kering dan terawat dengan baik serta melakukan fumigasi Kartasapotera,1991.
Cara pengendalian hama gudang lainnya dapat juga dengan modifikasi fisik tempat penyimpanan seperti menaikkan atau menurunkan suhu hingga tingkat dimana
pertumbuhan serangga dapat dihambat Syarief dan Halid, 1993.
Universitas Sumatera Utara
xxv
xxv Menurut Pracaya 1999 pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut : 1.
Kelembaban tempat penyimpanan beras diusahakan kurang dari 80 Kumbang bubuk tak dapat hidup dalam kelembaban yang serendah itu
2. Gudang beras disemprot dengan melathiaon 12ppm atau fumigasi dengan
methil bromidae 10gm
3
selama 24jam 3.
Beras atau jagung disimpan dalam kantung plastik atau kaleng ditutup rapat. Pada prinsipnya kerusakan komoditas dalam penyimpanan dipengaruhi oleh
empat faktor utama yaitu bahan yang disimpan, gudang tempat penyimpanan, lingkungan sekitar gudang dan perlakuan untuk mempertahankan kualitas beras serta
interaksi antara keempat faktor tersebut. Adapun faktor lingkungan yang dimaksud adalah : kebersihan dan ketaraturan lingkungan penyimpanan, kelembapan ruangan
RH, kadar air dalam komoditi. Gudang yang kotor banyak lekukan atau sampah dapat dijadikan tempat bersembunyinya kumbang bubuk beras. Semakin lembab
ruang penyimpanan semakin gampang terkena serangan kutu beras. Semakin tinggi kadar air semakin mudah terserang kutu beras Anonimus, 2007
a
. Melakukan fumigasi dengan menggunakan obat-obatan seperti : Penggunaan
Pyrenone Grain Protectant sebanyak 0,1 pada temperatur sekitar 23,5º C, ternyata setelah 9 hari semua bubuk yang merusak produk beras dalam simpanan akan mati
Kartasapoetra,1991.
Universitas Sumatera Utara
xxvi
xxvi
BAHAN DAN METODE
Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian Dilaksanakan di Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl dimulai dari
akhir bulan Februari 2010 sampai akhir bulan Februari 2010.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah imago S. oryzae, beras dari gudang penyimpanan beras dengan kadar air awal sebesar 15 .
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah stoples, lup, lampu warna merah, lampu warna hijau, lampu warna kuning, lampu warna putih, timbangan,
kertas minyak merah, kertas minyak hijau, kertas minyak kuning, kertas minyak putih, minyak, termometer, timbangan, karton poenyekat, plastik, pipet, label,karet
gelang, pisau,kain kasa, kotak kardus dan alat tulis.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu:
Faktor 1. Warna cahaya 1.
W0: Tanpa CahayaCahaya Gelap 2.
W1: Cahaya Merah 3.
W2: Cahaya Kuning 4.
W3: Cahaya Hijau
Universitas Sumatera Utara
xxvii
xxvii 5.
W4: Cahaya Putih Faktor 2. Varietas Beras
1. V1: Varietas IR 64
2. V2: Varietas Chierang
Sehingga di dapat 10 kombinasi perlakuan W
V
1
W V
2
W
1
V
1
W
1
V
2
W
2
V
1
W
2
V
2
W
3
V
1
W
3
V
2
W
4
V
1
W
4
V
2
Model linear yang digunakan adalah : Y
ijk
= μ + α
i
+ β
j
+ αβ
ij
+ ξ
ijk
Keterangan : Y
ijk
= respon atau nilai pengamatan taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B pada ulangan ke-k
μ = nilai tengah umum α
i
= pengaruh taraf ke-i dari faktor A β
j
= pengaruh taraf ke-j dari faktor B αβ
ij
= pengaruh interaksi taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B ξ
ijk
= pengaruh galat percobaan taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B pada ulangan ke-k
Universitas Sumatera Utara
xxviii
xxviii Jumlah ulangan diperoleh dengan rumus :
t-1 r-1 ≥ 15
10-1 r-1 ≥ 15
10r-10-r +1 ≥ 15
9r-9 ≥ 15
9r ≥ 24
r ≥ 2,66
r= 3 Jumlah Perlakuan t = 10
Jumlah Ulangan r = 3
Pelaksanaan Penelitian Penyedian Media Beras
Disiapkan lampu 5 Watt sebanyak 30 lampu dengan 4 jenis warna lampu yaitu merah, kuning, hijau, putih. Disiapkan dua jenis varietas beras yakni varietas IR 64
dan chierang lalu dimasukkan kedalam stoples masing-masing sebanyak 200 gr stoples. Lampu dihidupkan selama 48 jam sampai pengamatan dilakukan,
setelah dilakukan pengamatan lampu dimatikan selama satu hari, kemudian lampu
dihidupkan lagi dua hari sebelum pengmatan dilakukan lagi. Persiapan Stoples
Disiapkan 30 stoples dengan diameter ± 13,5 cm dan tinggi ± 12,5 cm. Kemudian stoples dibersihkan dan di lap kering kemudian dimasukkan 200gr beras
stoples.
Universitas Sumatera Utara
xxix
xxix
Persiapan Serangga Sitophylus oryzae
Imago S. oryzae diperoleh dari gudang penyimpanan beras yang sudah terserang hama kumbang bubuk beras. Kemudian imago dibawa ke Laboratorium dan
dimasukkan kedalam stoples yang sudah berisi beras. Masing-masing stoples dimasukkan 25 ekor imago kumbang bubuk beras. Kemudian ditutup dengan kertas
minyak yang warnanya sesuai dengan warna lampu yang digunakan dalam ruangan tersebut. Kemudian digantungkan lampu sesuai dengan warna kertas minyak penutup
stoples dengan jarak ± 25 cm diatas stoples. Kemudian dilakukan pengamatan dua kali dalam Seminggu dengan jumlah pengamatan 8 kali pengamatan. Pengamatan
dilakukan dilakukan setiap tiga hari sekali. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah imago kumbang bubuk beras yang telah mati dan yang masih
hidup. Diakhir pengamatan dihitung semua jumlah kumbang yang ada di dalam stoples, dan jumlah telur, pupa, imago serta ditimbang beras untuk mengetahui
selisih antara berat awal dan berat akhir beras.
Universitas Sumatera Utara
xxx
xxx
Peubah Amatan
1. Jumlah hama Sitophylus oryzae yang masih hidup.
2. Persentase mortalitas hama Sitophylus oryzae
Dihitung jumlah imago yang mati di dalam stoples. Dengan menggunakan rumus :
PM = a x 100 a + b
Keterangan : PM
: Persentase mortalitas imago a
: Jumlah imago yang mati b
: Jumlah imago yang hidup Sulistyowati dan Mufrihati, 2005. 3.
Perubahan biomasa beras akibat serangan hama Sitophylus oryzae Dihitung dengan cara menimbang berat beras sebelum dimasukkan kedalam
stoples dan sesudah terserang. Dengan menggunakan persamaan : Susut bobot bahan = a-b x 100
a Dimana a = berat awal
b= berat akhir
Universitas Sumatera Utara
xxxi
xxxi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persentase Mortalitas Imago Sithopylus oryzae Linn
1. Pengaruh Warna Cahaya Terhadap Persentase Mortalitas Imago Sitophylus oryzae