1.2. Permasalahan
Adanya kegiatan industri seperti pabrik kelapa sawit menghasilkan limbah cair. Tempat – tempat yang menghasilkan limbah cair berasal dari proses perebusan,
klarifikasi , dan hidrosiklon. Berapa besar kadar lemak dan minyak pada limbah cair kelapa sawit. Apakah masih memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh
keputusan menteri lingkungan hidup dan bagaimana bila limbah cair yang telah melalui beberapa proses menghasilkan kadar lemak dan minyak yang melebihi norma
atau standar mutu yang telah ditetapkan oleh industri pabrik kelapa sawit.
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui kadar lemak oil grease yang terdapat pada limbah cair
kelapa sawit pada kolam land application yang merupakan sisa dari hasil pengolahan kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit crude palm oil
2. Untuk mengetahui apakah limbah yang dibuang ke lingkungan badan
penerima limbah atau ke sungai telah memenuhi standar baku mutu limbah atau belum sehingga jika dibuang ke lingkungan tidak akan menimbulkan
dampak negatif seperti mencemari lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan dapat diketahui berapa banyak kadar lemak oil grease dari limbah cair pabrik kelapa sawit pada kolam land application yang
layak untuk dibuang ke badan penerima limbah menurut standar mutu yang diizinkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Limbah
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah
mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 bahan beracun dan berbahaya. Bahan ini dirumuskan sebagai
bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi mempunyai potensi mencemarkanmerusakkan lingkungan kehidupan dan sumber daya. Sebagai limbah, kehadirannya cukup
mengkhawatirkan terutama yang bersumber dari pabrik industri.
Adanya batasan kadar dan jumlah bahan beracun dan berbahaya pada suatu ruang dan waktu tertentu dikenal dengan istilah nilai ambang batas, yang artinya
dalam jumlah demikian masih dapat ditoleransi oleh lingkungan sehingga tidak membahayakan lingkungan ataupun pemakai. Karena itu untuk tiap jenis bahan
beracun dan berbahaya telah ditetapkan nilai ambang batasnya.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah tergantung pada jenis dan karakteristiknya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka
waktu relatif singkat tidak memberikan pengaruh yang berarti, tapi dalam jangka panjang cukup fatal bagi lingkungan. Oleh sebab itu pencegahan dan penanggulangan
haruslah merumuskan akibat – akibat pada suatu jangka waktu yang cukup jauh. Melihat pada sifat – sifat limbah, karakteristik dan akibat yang ditimbulkan
pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang diperlukan langkah pencegahan, penanggulangan dan pengelolaan Perdana Gintings, 1992.
Kadar air sampah adalah sangat tinggi, yaitu 99,9 atau lebih. Benda – benda padat dalam sampah dapat berbentuk organik maupun anorganik. Zat organik dalam
sampah terdiri dari bahan – bahan nitrogen, karbohidrat, lemak dan sabun. Mereka bersifat tidak tetap dan menjadi busuk, mengeluarkan bau – bauan yang tidak sedap.
Sifat – sifat khas sampah inilah yang membuat perlunya pembenahan sampah dan menyebabkan kesulitan – kesulitan yang maha besar dalam pembuangannya. Benda –
benda padat anorganik biasanya tidak merugikan Mahida, 1984.
2.2. Jenis Limbah Industri Kelapa Sawit