Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Listrik, Gas, Dan Air Bersih Di Kotamadya Pematang Siantar Tahun 2008-2013

(1)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

SUBHAN AFIF LUBIS 052407074

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008


(2)

PERSETUJUAN

Judul : PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO (PDRB) SEKTOR LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH DI KOTAMADYA PEMATANG SIANTAR TAHUN 2008-2013

Katergori : TUGAS AKHIR

Nama : SUBHAN AFIF LUBIS

Nomor Induk Mahasiswa : 052407074

Program Studi : DIPLOMA III STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disahkan di Medan, Mei 2008

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing

Dr. Saib Suwilo, M.Sc.

NIP. 131796149 NIP. 130905370


(3)

PERNYATAAN

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH

DI KOTAMADYA PEMATANG SIANTAR TAHUN 2008-2013

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2008

SUBHAN AFIF LUBIS


(4)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, dengan limpahan Rahmat dan KaruniaNya penyusunan tugas akhir ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Diploma III Statistika pada Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Penulisan tugas akhir ini berdasarkan hasil pengumpulan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kotamadya Pematang Siantar.

Selama dalam penyusunan tugas akhir ini penulis telah banyak memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara materil maupun moril. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih pada:

1. Bapak Dr. Eddy Marlianto, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Program D III Ilmu Komputer dan Statistika FMIPA USU.

3. Bapak Drs. Saul Siahaan selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan tugas akhir ini yang telah bersedia memberikan arahan, bimbingan, dan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini. 4. Seluruh Staff Pengajar FMIPA USU, khususnya Departemen Matematika

yang telah mendidik dan membimbing penulis selama ini.

5. Kepada pihak Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara yang telah sudi memberikan waktunya kepada penulis dalam pengumpulan data yang dibutuhkan.


(5)

6. Kepada Ayahanda tercinta Drs.H.Nasrun Lubis dan Ibunda tercinta Hj.Siti Rahma Hasibuan, S.Ag yang telah memberikan bantuan materil khususnya, serta doa yang tiada hentinya untuk penulis dari awal perkuliahan sampai selesainya penyusunan tugas akhir ini.

7. Kepada Abanganda Fauzi Habib S.Pd dan Fadly Anshori Lubis serta Kakak tercinta Reny Mahnidar Lubis Amk yang Selalu memberikan semangat dan motivasi agar dapat menyelesaikan perkuliahan.

8. Semua teman-teman Program Studi D III Statistika FMIPA USU yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

9. Kepada teman-teman satu atap Abanganda Nasier Fahmi Siregar, M. Hafiz Siregar, Dody Desman Napitupulu yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis selama ini.

10. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis, baik langsung maupun tidak.

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, di mana saran dan kritik tersebut dapat dimanfaatkan untuk kemajuan pengetahuan pada saat ini dan untuk masa mendatang.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca, penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, Mei 2008

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

PERSETUJUAN ii

PERNYATAAN iii

PENGHARGAAN iv

DAFTAR ISI vi

BAB 1. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Maksud dan Tujuan 3

1.5 Metodologi Penelitian 4

1.5.1 Metode Penelitian Kepustakaan 4

1.5.2 Metode Pengumpulan Data 4

1.5.3 Metode Analisa Data 4

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 6

1.7 Sistematika Penulisan 6

BAB 2. LANDASAN TEORITIS 8

2.1 Pengertian Peramalan 8

2.1.1 Jenis–jenis Peramalan 10

2.2 Definisi Metode Peramalan 10

2.2.1 Pengertian Metode Peramalan 10

2.2.2 Uraian Metode Peramalan 12

2.3 Metode Peramalan Yang Digunakan 13

2.4 Produk Domestik Regional Bruto 21

2.5 Pengolahan dan Perhitungan Pendapatan PDRB 25 2.5.1 Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku 25 2.5.2 Perhitungan Atas Dasar Harga Konstan 26


(7)

BAB 3. SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK 31 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia 31

3.1.1 Masa Pemerintah Hindia Belanda 31

3.1.2 Masa Pemerintah Jepang 32

3.1.3 Masa Kemerdeaan Republik 32

3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang 33

3.1.5 Program Pengembangan Statistik 35

3.2 Kegiatan Badan Pusat Statistik 36

3.2.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik 37

3.2.2 Tata Kerja Badan Pusat Statistik 38

3.3 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik 38

BAB 4. ANALISIS DATA 43

4.1 Analisa Data 43

BAB 5. IMPLEMENTASI SISTEM 61

5.1 Pengertian Implementasi Sistem 61

5.2 Pengaktifan Excel 62

5.3 Implementasi Sistem Peramalan Pendapatan PDRB 63

5.4 Fungsi Moving Average 64

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 66

6.1 Kesimpulan 66

6.2 Saran 67

DAFTAR PUSTAKA 68


(8)

(9)

Halaman

Tabel 3.1 Bentuk Umum Data Observasi 28

Tabel 4.1 Data Angka Kematian Bayi (AKB), Gizi Buruk, Perkawinan Muda,

Wanita yang belum Tamat SD, Penolong Kelahiran oleh Bidan 34

Tabel 4.2 Nilai – nilai Koefisien 35

Tabel 4.3 Jumlah Nilai Koefisien 38


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 5.1 Mengaktifkan SPSS 50

Gambar 5.2 Tampilan Awal SPSS 50

Gambar 5.3 Layar Kerja Variabel View 51

Gambar 5.4 Data yang diolah 52

Gambar 5.5 Pilih Analyze, Regression, Linier 53

Gambar 5.6 Kotak Dialog Linier Regression 53

Gambar 5.7 Kotak Dialog Linier Regression Statistic 54 Gambar 5.8 Kotak Dialog Linier Regression Plots 54 Gambar 5.9 Pilih Analyze, Correlate, Bivariate 55


(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kotamadya Pematang Siantar merupakan serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pendapatan maasyarakat, dan meningkatkan hubungan regional antar daerah. Pertumbuhan ekonomi regional pada hakekatnya adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan ekonomi sehingga tingkat pengangguran dapat dikurangi.

Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat, perlu di sajikan statistik regional secara berkala, untuk digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan nasional atau regional, faktor inflasi harus labih dahulu dikeluarkan.

Salah satu indikator yang mampu mengukurnya adalah dengan perhitungan tingkat kenaikan Produk Domestik regional Bruto (PDRB). Pendapatan Regional


(12)

yang masih mengandung inflasi disebut Pendapatan Regional Atas Dasar Harga Berlaku, sedangkan Pendapatan Regional yang unsur inflasinya sudah ditiadakan disebut Pendapatan Regional Atas Dasar Harga Konstan.

Salah satu manfaat dari PDRB adalah untuk mengetahui tingkat produk netto atau nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh faktor industri, besar laju pertumbuhan ekonomi dan pola struktur perekonomian pada suatu tahun atau periode pada suatu negara atau daerah tertentu. Dalam melakukan analisa ekonomi atau analisa kegiatan usaha perusahaan, haruslah diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia usaha pada masa yang akan datang. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, dikenal dengan apa yang disebut peramalan (forecasting).

Oleh karena itu penulis, tertarik memilih judul PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH DI KOTA KOTAMADYA PEMATANG SIANTAR TAHUN 2008-2013.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini mengenai keadaan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) khususnya sektor listrik, gas, dan air bersih.Bagaimana cara untuk meramalkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)?


(13)

1.3 Batasan Masalah

Sesuai dengan judul Tugas Akhir tersebut, analisis peramalan yang akan dilakukan hanya sebatas pada realisasi sektor listrik, gas, dan air bersih sebagai objek penelitian di Kotamadya Pematang Siantar.

Jadi dapat dilihat bahwa sektor merupakan sektor yang paling dominan dinegara ini yang merupakan negara agraris yang kaya akan hasil alamnya. sektor industri pengolahan merupakan sektor penyumbang nilai tambah terbesar terhadap perekonomian Kotamadya Pematang Siantar. Sektor listrik, gas, dan air bersih merupakan sektor penunjang untuk kegiatan produksi sektor-sektor lain, sebagai sarana infrastruktur dalam kegiatan produksi maupun memenuhi kebutuhan masyarakat.

1.4 Maksud dan Tujuan

Dalam hal ini tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk meramalkan besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor listrik, gas, dan air bersih Kotamadya Pematang Siantar tahun 2008-2013 dengan menggunakan metode rata-rata bergerak ganda (Double Moving Averages), sebagai gambaran agar pemerintah dapat mengetahui rencana pembangunan yang akan dilaksanakan di Kotamadya Pematang Siantar khususnya, dan propinsi Sumatera Utara pada umumnya.


(14)

1.5 Metodologi penelitian

Adapun metode-metode yang dilakukan dalam pengumpulan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kotamadya Pematang Siantar di antaranya adalah :

1.5.1 Metode penelitian Kepustakaan (Studio Literatur)

Penelitian yang di lakukan dengan mengamati data yang telah tersedia. Data tersebut diperoleh dengan membaca buku-buku serta bahan-bahan yang bersifat teoritis yang berasal dari perpustakaan di mana data itu diperoleh.

1.5.2 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data bersumber dari data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian diatur, disusun, dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.

1.5.3 Metode Analisa Data

Adapun pengolahan data dalam meramalkan Produk Domestik Regional Bruto pada sektor listrik, gas, dan air bersih Kotamadya Pematang Siantar tahun 2008-2013 adalah dengan menggunakan salah satu perumusan metode pemulusan (smoothing) yaitu metode rata-rata bergerak ganda (Double Moving Averages).


(15)

Metode rata-rata bergerak ganda (Double Moving Averages) banyak digunakan untuk menentukan trend dari suatu data deret waktu. Dengan menggunakan metode rata-rata bergerak ganda ini, deret berkala dari data asli diubah menjadi deret rata-rata bergerak yang lebih mulus dan tidak terlalu tergantung pada osilasi.

Pada data pendapatan Produk Domestik Regional Bruto dapat dilihat bahwa data yang diamati merupakan suatu deret yang secara tetap meningkat tanpa unsur kesalahan random yang menghasilkan trend linier meningkat. Dengan menggunakan Moving Averages (MA) 3 yaitu rata-rata bergerak dengan orde 3, sebagai ramalan periode mendatang.

Dalam menganalisis data ini penulis menggunakan persamaan-persamaan sebagai berikut: N X X X X t N t t t t

S

' = + −1+ −2 +....+ − +1

………...…. (2-1) N S S S S t N t t t t

S

' 1

' 2 ' 1 ' ....

'' = + − + − + + − + ……….……...(2-2)

( )

' '' ' '' '

2

t t t t t

t

S

S

S

S

S

a

=

+

=

………..…...(2-3)

( )

' ''

1

2

t t

t

S

S

N

b

=

……….……...(2-4)

m

b

a


(16)

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan data dilakukan pada kantor Badan Pusat Statistik (BPS) propinsi Sumatera Utara, Jln Asrama No 179 Medan. Penulis mengambil data dari tahun yang lampau yaitu mulai tahun 1996 sampai dengan 2006. Sedangkan waktu yang digunakan untuk peninjauan atau pengumpulan data adalah selama bulan April-Mei 2008.

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan tugas akhir ini disusun secara sistematis, yang di dalamnya dikemukakan beberapa bab sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang, identifikasi masalah, ruang lingkup, maksud dan tujuan, metode penelitian, lokasi dan waktu penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori dan tinjauan tentang segala sesuatu yang menyangkut terhadap penyelesaian masalah sesuai dengan judul dan permasalahan yang diutarakan.


(17)

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Bab ini menjelaskan/menceritakan tentang sejarah singkat berdirinya Badan Pusat Statistik (BPS) dan sejarah singkat Kotamadya Pematang Siantar.

BAB 4 : ANALISA DATA

Pada bab ini penulis mencoba menganalisa data yang ada, yang telah diamati, dan dikumpulkan dengan menggunakan salah satu metode pemulusan (smoothing) yaitu metode rata-rata bergerak ganda (Double Moving Averages).

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang program atau software yang dipakai sebagai analisis terhadap data yang diperoleh. Penulis akan menggunakan program Microsoft Exel untuk melakukan pengolahan data.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang merupakan kesimpulan dari pembahasan serta saran-saran penulis berdasarkan kesimpulan yang didapat.


(18)

BAB 2

LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Peramalan

Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah situasi atau kondisi yang akan diperkirakan terjadi pada yang akan datang.

Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan (kesenjangan) waktu (timelog) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan waktu peristiwa itu sendiri. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang, maka peramalan akan menjadi penting dan sangat dibutuhkan, terutama dalam penentuan suatu peristiwa yang akan timbul sehingga dapat dipersiapkan hal-hal ataupun tindakan-tindakan yang diperlukan guna mengantisipasi keadaan tersebut.


(19)

Kegunaan peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan.

Keberhasilan dari suatu peramalan sangat ditentukan oleh:

a. Pengetahuan teknik tentang informasi (data) masa lalu, data ataupun informasi tersebut bersifat kuantatif.

b. Teknik dan metode yang tepat dan sesuai dengan pola data yang telah dikumpulkan.

Data yang dibutuhkan untuk peramalan ini adalah data tahunan, dan bila semakin banyak data yang dimiliki, maka semakin banyak pula peramalan yang bisa diperoleh. Metode ini selalu dipergunakan untuk peramalan bagi pentusunan rencana pembangunan negara dan daerah, perencanaan produk baru, perencanaan ekspansi dan lain-lain.

Gambaran perkembangan pada masa lalu yang akan datang diperoleh dari hasil analisa data yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan. Perkembangan pada masa depan merupakan perkiraan apa yang akan terjadi, sehingga dapat dikatakan bahwa peramalan selalu diperlukan di dalam penelitian. Ketepatan peramalan merupakan hal yang penting, walaupun demikian perlu disadari bahwa suatu ramalan adalah tetap ramalan, di mana selalu ada kesalahan.


(20)

2.1.1 Jenis-jenis Peramalan

Berdasarkan sifatnya, peramalan dibedakan atas dua macam yaitu: a. Peramalan Kualitatif

Peramalan kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang menyusunya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang intuisi, pendapat dan pengetahuan serta pengalaman penyusunannya.

b. Peramalan Kuantitatif

Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Baik tidaknya metode yang dipergunakan ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi. Semakin kecil penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang akan terjadi, semakin baik pula metode yang digunakan.

2.2 Definisi Metode Peramalan

2.2.1 Pengertian Metode Peramalan

Metode peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau mengestimasi secara kuantitatif maupun kualitatif apa yang akan terjadi pada masa depan, berdasarkan data


(21)

yang relevan pada masa lalu. Metode peramalan ini digunakan dalam peramalan yang obyektif.

Sedangkan kegunaan metode peramalan adalah untuk meperkirakan secara sistematis dan pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa lalu, dengan demikian peramalan diharapkan dapat memberikan objektivitas yang lebih besar.

Metode peramalan juga memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan atas pendekatan suatu masalah dalam peramalan, sehingga bila digunakan pendekatan yang sama atas permasalahan, maka akan didapat dasar pemikiran dan pemecahan yang sama, karena argumentasinya sama.

Selain itu metode peramalan juga memberikan cara pengerjaan yang teratur dan terarah, sehingga dengan demikian dapat dimungkinkanya penggunaan teknik-teknik penganalisaan yang lebih maju.

Peramalan kuantitatif dibedakan atas:

a. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antar variabel yang diperkirakan dengan variabel waktu yang merupakan deret berkala (time series). Metode peramalan termasuk dalam jenis ini adalah:

1. Metode Pemulusan (smoothing) 2. Metode Box Jenkins


(22)

b. Metode peramalan yang didasarkan atas pengunaan analisa pola hubungan antar variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya yang bukan waktunya disebut dengan metode korelasi atau sebab akibat (metode kausal). Metode peramalan yang termasuk dalam jenis ini adalah:

1. Metode Regresi dan Korelasi 2. Metode Ekonometri

3. Metode Input Output

2.2.2 Uraian Metode Peramalan

Metode pemulusan (smoothing) adalah metode peramalan dengan mengadakan penghalusan atau pemulusan terhadap data yang lalu yaitu dengan mengambil rata-rata dari nilai beberapa tahun untuk menaksir nilai pada tahun yang akan datang. Secara umum metode pemulusan (smoothing) dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Metode Perataan (average) a. Nilai Tengah (mean)

b. Rata-rata Bergerak tunggal (Single Moving Average) c. Rata-rata bergeerak ganda (Double Moving Average) d. Kombinasi rata–rata Bergerak lainya

2. Metode pemulusan (smoothing) Eksponensial a. Pemulusan Eksponensial Tunggal


(23)

c. Pemulusan Eksponsial Ganda: Metode Linier Satu-Parameter dari Brown

d. Pemulusan Eksponensial Gand : Metode Dua-Parameter dari Holt e. Pemulusan Eksponensial Triple: Metode Kuadratik Satu-Parameter

dari Brown

f. Pemulusan Eksponensial Triple: Metode Tiga-Parameter untuk kecendrungan dan musiman dari Winter

g. Pemulusan Eksponensial: Klasifikasi Pegels

3. Metode Pemulusan (smoothing) lainnya a. Metode Kontrol Adaptif dari Chow

b. Metode Adaptif Satu-Parameter dari Brown c. Pemulusan Tiga Parameter Box Jenkins d. Metode Pemulusan Harmonis dari Harrison e. Sistem Pemantauan dari Trigg (Tracking signal)

2.3 Metode Peramalan Yang Digunakan

Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik dan tepat, haruslah diketahui dan digunakan metode peramalan yang tepat. Untuk meramalkan Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor listrik, gas, dan air bersih, Penulis menggunakan metode smoothing rata-rata bergerak ganda (Double Moving Average).

Salah satu cara untuk mengubah pengaruh data masa lalu terhadap nilai tengah sebagai ramalan adalah dengan menentukan sejak awal berapa nilai observasi masa


(24)

lalu yang akan dimasukan untuk menghitung nilai tengah. Untuk menggambarkan prosedur ini digunakan istilah rata-rata bergerak (Moving Average), karena setiap muncul nilai observasi baru, nilai rata–rata baru dapat dihitung dengan membuang nilai observasi yang paling lama dan memasukan nilai terbaru. Rata-rata bergerak ini kemudian akan menjadi ramalan untuk periode mendatang.

Pada masing-masing langkah sebenarnya hanyalah menghitung kembali rata-rata dengan menambahkan nilai berikutnya dan menggugurkan pengamatan yanng terjadi pada M periode sebelumnnya. Rumus rata-rata dapat dituliskan dalam bentuk berikut ini:

Tabel 2.1 Tabel Rata –rata Bergerak

Waktu Rata-rata bergerak Ramalan

T T+1 T+2 T X X X

X = 1+ 2 +...+ T

T

X X

X

X = 2 + 3+...+ T

T

X X

X

X = 3 + 4 +...+ T

T X X F T t t T

= + = = 1 1 T X X F T t t T

+ = + = = 1 2 1 T X X F T t t T

+ = + = = 2 3 1

Karena seorang peramal harus memilih jumlah periode (T) dalam rata-rata bergerak, maka ada baiknya beberapa aspek dari pemilihan ini dikemukakan:


(25)

2. Xt : Nilai data terakhir yang diketahui yang diketahui yang digunakan sebagai ramalan untuk periode berikutnya.

Pada data pendapatan Produk Domestik Regional Bruto dapat dilihat bahwa data yang diamati meupakan suatu deret yang secara tetap meningkat tanpa unsur kesalahan random menghasilkan trend linier meningkat. Dengan menggunakan MA (3) sebagai ramalan untuk periode mendatang.

Prosedur peramalan rata-rata bergerak linier meliputi tiga aspek, yaitu: 1. penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t (ditulis '

t

S )

2. penyesuain yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal dan ganda pada waktu t

3. penyesuaian untuk kecendrungan dari t ke periode t+1 (atau ke periode t+m jika ingin meramalkan m periode ke depan).

Secara umum penyesuaian prosedur rata-rata bergerak linier dapat diterangkan melalui persamaan (2-1), (2-2), (2-3), (2-4), dan (2-5).


(26)

Dalam metode bergerak rata-rata bergerak linier (LMA) ramalan untuk periode t+1 (persamaan 2-5):

t t m

t

a

b

F

+

=

+

( )

' '' ''

'

1

2

2

t t

S

t

S

t

N

S

S

+

=

'' '

1

1

1

2

t t

S

N

N

S

N

N

+

=

Untuk menghitung nilai kesalahan (error) ramalan tersebut, dapat digunakan rumus dibawah ini:

1

1 +

+

=

X

t

F

t

e

……….(2-6)

(

)

2

1 1

2

+

+

=

X

t

F

t

e

………...(2-7)

Bilamana deret data menunjukkan trend, maka MA tunggal akan menghasilkan sesuatu yang menyerupai kesalahan sistematis, dan kesalahan sistematis ini dapat dikurangi dengan menggunakan perbedaan antara nilai rata-rata bergerak tunggal dan nilai rata-rata bergerak ganda.

Persamaan (2-1) mempunyai keterangan bahwa saat periode waktu t mempunyai nilai masa lalu sebanyak N. Nilai MA (N) tunggal dituliskan dengan St'.


(27)

Persamaan (2-2) menganggap bahwa semua rata-rata bergerak tunggal (St') telah dihitung. Dengan persamaan (2-2) itu dapat dihitung rata-rata bergerak N periode dari nilai-nilai S’ tersebut. Rata-rata bergerak ganda dituliskan dengan S”. Persamaan (2-3) mengacu terhadap penyesuaian MA tunggal (St') dengan perbedaan (

'

t

S -S”t) dan persamaan (2-4) menentukan nilai taksiran kecenderungan dari periode waktu yang satu ke periode berikutnya. Akhir persamaan (2-5) menunjukkan bagaimana memperoleh ramalan untuk m periode ke depan dari t. Ramalan untuk m periode ke depan adalah at di mana merupakan nilai rata-rata yang disesuaikan untuk periode t ditambah m kali komponen kecenderungan bt.

Bila semua hasil telah didepan, maka semua data yang telah didapat dimasukkan ke dalam contoh tabel berikut ini:


(28)

Tabel 2.2 Tabel Rata-rata Bergerak Ganda 3 Tahunan Sebagai Peramala Tingkat Pendapatan PDRB

Periode ( tahun) (1) Pendapatan (2) Rata-rata bergerak 3 periode dari (1) (3) Rata-rata bergerak 3 periode dari (2) (4) Nilai a (5) Nilai b (6) Nilai a+b(m) bila m=1 (7) Kesalahan ramalan (e) (8) Kesalahan ramalan kuadrat

(e2)

1 X1 - - - - 2 X2 - - - - 3 X3 - - - - 4 X4 (2-1) - - - - 5 X5 - - - - 6 X6 - (2-2) (2-3) (2-4) - - - - - - (2-5) (2-6) (2-7) - - - - - - - - N Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst

Perlu dipahami bahwa tidak ada suatu metode terbaik untuk semua peramalan. Metode yang memberikan hasil ramalan secara tepat untuk meramalkan data yang lain. Dalam peramalan time series, metode peramalan terbaik adalah metode yang memenuhi criteria ketepatan ramalan. Kriteria ini berupa Mean Squared Error (MSE), Mean Absolute Percentage Error (MAPE), dan Mean AbsoluteDeviation

(MAD).

Untuk nilai tengah kesalahan kuadrat (Mean Square Error) ditulis dengan:

n F X MSE n i i i

= − = 1 2 ) ( ………...(2-8)


(29)

Untuk nilai tengah kesalahan persentase absolute (Mean Absolute Percentage Error), ditulis dengan: n PE MAPE n i i

=

= 1 ……….(2-9)

Dimana PE merupakan kesalahan persentase (Percentage Error) :

100 x X F X PE i i i     − = ……….(2-10)

Untuk nilai tengah deviasi absolute (Mean Absolute Deviation), ditulis dengan

n F X MAD n i i i

= − = 1 ……….…….(2-11)

Sedangkan untuk mengetahui nilai kesalahannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:


(30)

Tabel 2.3 Tabel Nilai Kesalahan Periode (1) PDRB Sektor Pertanian (Xi) (2) Peramalan (Fi) (3) Kesalahan (Xi-Fi) (4) Kesalahan Absolute Fi Xi− (5) Kesalahan Kuadrat (Xi-Fi) Kesalahan Persentase (PE) 2 (6) ) ( Xi Fi Xi− (7) Kesalahan Persentase Absolute (APE) 100 x Xi Fi Xi− (8) 1

X1 F1 … … … … …

2 X2 F2 … … … … …

3 X3 F3 … … … … …

4 X4 F4 … … … … …

5 X5 F5 … … … … …

6 X6 F6 … … … … …

7 X7 F7 … … … … …


(31)

2.4 Produk Domestik Regional Bruto

Untuk menghitung ataupun mengelola pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada suatu kabupaten atau kotamadya terlebih dahulu perlu dimengerti beberapa konsep dan definisi dari unsur-unsur pokok sebagai berikut:

a) Output

Yang dimaksud dengan output adalah nilai barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Jenis output ada tiga macam, yaitu:

1. Output utama (output yang menjadi tujuan utama produksi) 2. Output sampingan, dan bukan menjadi tujuan utama produksi

3. Output ikutan, yaitu output yang terjadi bersama-sama atau tidak dapat dihindarkan dengan output utamanya.

b) Biaya Antara

Biaya antara adalah bahan-bahan yang tidak tahan lama dan jasa-jasa yang digunakan atau habis dalam proses produksi. Barang-barang yang tahan lama yang pada umumnya lebih dari satu tahun, dan tidak habis dalam proses produksi tidak termasuk sebagai biaya antara dan disebut sebagai barang modal.

c) Nilai Tambah

c.1 Nilai Tambah

Merupakan selisih antara output dan biaya antara. Dengan kata lain merupakan produk dari proses produksi.


(32)

c.2 Nilai Tambah Netto

Nilai Tambah Netto ialah apabila suatu penyusutan dikeluarkan dari nilai tambah bruto, akan diperoleh Nilai Tambah Netto.

Yang dimaksud dengan Produk Domestik Regional Bruto adalah seluruh produk barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah ditambah dengan pendapatan produk dari luar daerah.

Dan adapun nilai tambah bruto adalah merupakan selisih antara output dan biaya antara, dengan kata lain nilai tambah bruto adalah merupakan produk dari hasil proses produksi.

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto sektoral yaitu keseluruhan produksi dari suatu hasil proses produksi dari sektor maupun subsektor (lapangan usaha) dari suatu wilayah ataupun daerah.

Sektor-sektor (lapangan usaha) tersebut terdiri dari:

1. SEKTOR PERTANIAN

a. Subsektor Tanaman Bahan Makanan b. Subsektor Tanaman Perkebunan

c. Subsektor Peternakan dan hasil-hasilnya d. Subsektor Kehutanan dan Perburuan e. Subsektor Perikanan


(33)

2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Subsektor Minyak dan Gas Alam

b. Subsektor Pertambangan Tanpa Migas c. Subsektor Penggalian

3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN a. Subsektor Industri Besar dan Sedang b. Subsektor Industri Pengilangan Minyak c. Subsektor Industri Kecil dan Rumah Tangga

4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Subsektor Listrik

b. Subsektor Gas Kota c. Subsektor Air Bersih

5. SEKTOR BANGUNAN

6. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN a. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran

b. Subsektor Hotel c. Subsektor Restoran

7. SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Subsektor Pengangkutan


(34)

2. Angkutan Jalan Raya

3. Angkutan Laut, Sungai, dan Danau 4. Angkutan Udara

5. Jasa Penunjang Angkutan b. Subsektor Komunikasi

8. SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN a. Subsektor Bank

b. Subsektor Lembaga Keuangan bukan Bank c. Subsektor Jasa Penunjang keuangan

d. Subsektor Sewa Bangunan e. Subsektor Jasa Perusahaan

9. SEKTOR JASA-JASA a. Subsektor Pemerintah b. Subsektor Swasta

1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi

3. Perorangan dan Rumah Tangga

Namun penulis hanya membatasi peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas nama Pertanian dan Listrik, Gas dan air bersih saja.


(35)

2.5 Pengolahan dan Perhitungan Pendapatan PDRB

2.5.1 Perhitungan atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam satu periode tertentu, dan biasanya satu tahun yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan.

NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari selisih output dengan biaya antara yang dinilai masing-masing atas dasar berlaku adalah menggambarkan perubahan volume kuantum produksi yang dihasilkan dan tingkat perubahan harga masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor, penilaian NTB/Output dilakukan sebagai berikut:

1. Untuk sektor-sektor primer yang produksinya bisa diperoleh secara langsung dari alam seperti pertanian, pertambangan dan penggalian, pertama kali dicari kuantum produksi dengan satuan standar yang biasa digunakan. Setelah itu ditentukan kualitas dari jenis barang yang dihasilkan.

2. Untuk sektor-sektor sekunder yang terdiri dari sektor pertanian, listrik, gas, dan air bersih, perhitunganya sama dengan sektor primer. Data yang diperlukan adalah data kuantum produksi yang dihasilkan, serta harga produsen masing-masing kegiatan subsektor dan sektor yang bersangkutan. 3. Untuk sektor-sektor secara umum produksinya berupa jasa seperti sektor

perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainya, sewa rumah dan jasa, untuk perhitungan kuantum


(36)

produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai dengan masing-masing kegiatannya, subsektor dan sektor.

2.5.2 Perhitungan atas dasar Harga Konstan

Perhitungan atas dasar harga konstan ini pengertiannya sama dengan harga berlaku, tetapi penilaiannya dilakukan dengan satu tahun dasar tertentu

NTB atas dasar harga konstan ini hanya menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga satu tahun dasar tertentu.

Perhitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat perubahan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral. Juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu kabupaten ataupun kotamadya di propinsi dari tahun ke tahun.

2.6 Uraian Sektoral

Produk Domestik Regional Bruto menurut sektor (lapangan usaha) terdiri dari sembilan sektor yaitu, sebagai berikut:

1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang didapat dari alam dan merupakan barang-barang biologis atau hidup, di mana hasilnya akan digunakan


(37)

untuk memenuhi hidup sendiri atau dijual kepada pihak lain. Sektor pertanian ini terdiri dari sub-sub sektor yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan.

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Kegiatan pertambangan dan penggalian adalah kegiatan yang mencakup penggalian, pemboran, penyaringan, pencucian, pemilihan dan pengambilan segala macam barang tambang, mineral dan barang galian yang tersedia di alam, baik berupa benda padat, benda cair maupun gas. Penambangan dan penggalian ini dapat dilakukan di bawah tanah, maupun di atas permukaan bumi. Sifat dan tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk menciptakan nilai guna dari barang tambang dan galian sehingga memungkinkan untuk dimanfaatkan, dijual atau diproses secara lanjut.

3. Sektor Industri Pengolahan

Kegiatan industri ialah kegiatan untuk merubah bentuk baik secara mekanis maupun kimiawi dari bahan organik atau anorganik produk baru yang lebih tinggi mutunya. Proses tersebut dapat dilakukan dengan mesin atau tangan, baik dibuat didalam pabrik atau rumah tangga. Termasuk juga di sini perakitan bagian-bagian suku cadang barang-barang di pabrik, seperti perakitan mobil dan alat elektronik.


(38)

4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Sektor ini tediri dari 3 subsektor yaitu subsektor Listrik, subsektor Gas, dan subsektor Air Bersih.

4.1 Subsektor Listrik

Subsektor ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik, baik yang diselenggarakan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) maupun oleh perusahaan non PLN seperti pembangkit listrik oleh perusahaan pemerintah daerah dan listrik yang diusahakan oleh swasta (perorangan maupun perusahaan), dengan tujuan untuk dijual.

4.2 Subsektor Gas

Subsektor ini mencakup kegiatan yang meliputi penyediaan gas yang disalurkan kepada konsumen dengan menggunakan pipa, dimana gas tersebut diperoleh dari proses pembakaran batubara, minyak dan drack dengan produknya berupa gas batubara, gas minyak, gas creking, kokas dan minyak ter. Termasuk juga di sini kegiatan penyaluran LPG dan gas alam yang tekanannya sudah dinaikkan

4.3 Subsektor Air Bersih

Subsektor ini mencakup kegiatan penampungan, penjernihan dan pendistribusian air bersih kepada rumah tangga, industri, rumah sakitdan penggunaan komersil lainnya. Termasuk juga kegiatan penyediaan air bersih dengan menggunakan kincir air atau alat lainnya, yang diusahakan oleh Perusahaan Air Minum (PAM), milik pemerintah daerah dan Non PAM milik swasta ataupun perorangan.


(39)

5. Sektor Bangunan

Sektor ini menyangkut kegiatan pembuatan dan perbaikan bangunan (konstruksi), baik yang dilakukan oleh kontraktor umum maupun kontraktor khusus, yang digolongkan sebagai kegiatan konstruksi adalah pembuatan, pembangunan, pemasangan, perbaikan (berat maupun ringan), semua jenis konstruksi seperti bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, jalan, jembatan (laut, udara, sungai), terminal dan sejenisnya.

6.Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor ini terdiri dari 3 subsektor perdagangan, subsektor hotel, dan subsektor restoran. Pada dasarnya ini mencakup kegiatan perdagangan, penyediaan akomodasi (hotel), serat penjualan makanan dan minuman seperti restoran, warung, kedai, pedagang keliling dan sebagainya.

6. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang dan penumpang melalui darat, laut, sungai, danau, penyeberangan dan udara. Termasuk di sini yang sifatnya menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan, seperti tempat parkir, terminal/pelabuhan, bongkar muat, ekspedisi, bandara, pergudangan dan jalan tol.


(40)

7. Sektor Bank dan Lembaga Keuangan

Sektor ini meliputi kegiatan pelayanan jasa bank, asuransi, koperasi dan jasa keuangan. Jasa bank meliputi usaha jasa perbankan yang dilakukan oleh bank sentral yaitu Bank Indonesia (BI), bank devisa, bank tabungan dan bank pembangunan. Usahanya meliputi simpan pinjam, mengeluarkan kertas berharga, memberi jaminan bank dan jasa perbankan.

8. Sektor Jasa-jasa

Sektor ini mencakup kegiatan pemerintah, pertahanan dan jasa yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta meliputi jasa sosial dan kemasyarakatan. Jasa hiburan dan kebudayaan serta jasa perorangan dan rumah tangga.


(41)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT

BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi 4 masa pemerintahan di Indonesia, antara lain:

3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Pada masa Hindia Belanda ini, Kantor Statistika pertama didirikan oleh direktur Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan (Directur Van Landbouw Nijeverheid en Handle), pada bulan Februari 1920 dan berkedudukan di Bogor, kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik.

Pada bulan Maret tahun 1923, dibentuk suatu komisi untuk statistik yang merupakan anggotanya wakil tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diberi tugas


(42)

merencanakan tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan dibidang statistik di Indonesia.

Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Center Kantoor Voor de Statistiek (CKS) atau Kantor Statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme Statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen (IUA) yang disebut sekarang Kantor Bea dan Cukai.

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang

Pada bulan Juni 1944, pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer. Pada masa ini juga CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.

3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia). Tahun 1946, kantor KPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai sekuens dari perjanjian Linggarjati. Sementara ini pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali: CKS.


(43)

Berdasarkan edaran kementerian kemakmuran, tanggal 12 Juni 1950 No. 219/S.C, KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada menteri kemakmuran. Dengan surat menteri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 Nomor P/44, lembaga KPS dibawah dan tanggung jawab kepada menteri perekonomian. Selanjutnya keputusan menteri perekonomian tanggal 24 September 1953 Nomor 18.099/m KPS dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu bagian research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B.

Dengan keputusan presiden RI Nomor 131 tahun 1957, kementrian perekonomian dipecah menjadi kementrian perdagangan dan kementrian perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan presiden RI Nomor 172 tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada dibawah perdana mentri.

3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang

Pada pemerintahan orde baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, dan untuk mendapat statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi Biro Pusat Statistik.


(44)

Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami 4 kali perubahan struktur organisasi:

1. Peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968 tentang organisasi BPS

2. Peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi BPS

3. Peraturan pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi, dan susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik

4. Undang-undang No. 16 tahun 1997 tentang statistik

5. Keputusan presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang BPS

6. Keputusan kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS

7. PP 51 tahun 1998 tentang penyelenggaraan statistik.

Tahun 1968, ditetapkan peraturan pemerintahan No. 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintahan No. 16 tahun 1968, berdasarkan peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 ditiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama kantor statistik provinsi dan di kabupaten atau kotamadya terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama kantor


(45)

statistik kabupaten atau kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juli 1998 dengan keputusan presiden republik Indonesia No. 86 tahun 1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.

3.1.5 Program Pengembangan Statistik

Untuk mewujudkan pembangunan statistik, Badan Pusat Statistik membagi kedalam 4 (empat) program, yaitu:

a. Program penyempurnaan dan pengembangan statistik

b. Program penyempurnaan sistem informasi

c. Program pendidikan dan aparatur negara

d. Program peningkatan saran dan prasarana aparatur negara

Adapun visi dari Badan Pusat Statistik adalah menjadi informasi statistik sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir. Sedangkan misi Badan Pusat Statistik adalah untuk menjunjung pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengembangkan misi mengarahkan


(46)

pembangunan statistik pada penyediaan data statistik pada yang bermutu dan handal, efektif dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik, dan pengembangan ilmu pengetahuan statistik.

3.2 Kegiatan Badan Pusat Statistik

3.2.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik sebagai lembaga pemerintah non departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada presiden (kepres No. 86 tahun 1998), dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan beberapa ketentuan perundangan:

1. UU No. 16 tentang statistik

2. Keputusan presiden Nomor 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik

3. Peraturan pemerintah No.51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik

Berdasarkan keputusan presiden No. 86 Tahun 1998, dalam menyelenggarakan statistik dasar melaksanakan kordinasi dan kerja sama, serta mengembangkan dan membina statistik sesuai dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku.


(47)

Fungsi yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik:

1. Perumusan kebijakan Nasional dibidang statistik

2. Menyusun rencana dan program nasional dibidang statistik

3. Penyelenggaraan statistik dasar

4. Kordinasi dan kerja sama statistik dengan instansi pemerintah lembaga, organisasi, perseorangan dan unsur masyarakat lainnya

5. Penyusunan dan pengembangan pembakuan konsep definisi dan klasifikasi dan ukuran–ukuran serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung penyelenggaraan statistik

6. Pelayanan data dan informasi serta hasil statistik kepada pemerintah dan masyarakat secara berkala dan sewaktu–waktu baik dari hasil penyelenggaraan sendiri maupun hasil kompilasi produk administrasi

7. Penyebarluasan statistik melalui berbagai cara, baik langsung maupun tidak langsung serta pelaksanaan upaya peningkatan dasar statistik bagi masyarakat


(48)

9. Pembinaan sumber daya manusia di lingkungan BPS, pembinaan pengendalian dan pengawasan administrasi di lingkungan BPS

3.2.2 Tata Kerja Badan Pusat Statistik

Para deputi wajib melaksanakan kordinasi dan kerja sama teknis statistik di dalam dan di luar negeri sesuai dengan bidang tugas masing–masing dan harus melaporkan kepada kepala BPS. Dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip kordinasi dan integrasi baik dalam lingkungan masing–masing antara satuan unit organisasi di lingkungan BPS. Maupun dengan instansi lainnya di luar BPS sesuai bidang tugas masing–masing.

3.3 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik

Sebagaimana dibuat dalam lampiran, struktur organisasi kantor BPS provinsi Sumatera Utara, dipimpin oleh seorang kepala dibantu oleh bagian tata usaha.

Bagian tata usaha terdiri dari:

1. Sub Bagian Urusan Dalam

2. Sub Bagian Perlengkapan dan Perbekalan


(49)

Uraian Tugas Bagian Tata Usaha:

1. Menyusun program kerja tahunan bagian

2. Mengatur dan melaksanakan perhimpunan dan penyusunan program kerja tahunan, baik rutin maupun proyek kantor BPS provinsi dan menyimpannya ke BPS

3. Mengatur dan melaksanakan urusan dalam yang meliputi surat menyurat, pengadaan atau percetakan ke arsip, rumah tangga, pemeliharaan gedung, keamanan dan ketertiban lingkungan, serta perjalanan dinas dalam dan luar negeri

4. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkapan dan perbekalan yang meliputi penyusunan rencana kebutuhan, penyaluran dan pengemasan, penyimpanan pergudangan, inventaris, penghapusan, serta pemeliharaan peralatan dan perlengkapan

5. Mengatur dan melaksanakan urusan keuangan yang meliputi tata usaha keuangan, perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan

Sedang bidang Penunjang BPS ada 5 bidang, yaitu: 1. Bidang Statistik Produksi

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan BPS pertanian, industri, serta BPS kontruksi pertambangan dan energi.


(50)

Uraian tugas Bidang Statistik Produksi:

a. Menyusun program tahunan bidang

b. Yang termasuk ruang lingkup tugas bidang BPS Produksi adalah meliputi pelaksanaan kegiatan statistik pertanian, industri, kontruksi, pertambangan, energi dan statistik produksi lainnya yang ditentukan

c. Mengatur keikut sertaan program latihan yang diselenggarakan oleh pusat dibidang statistik produksi

d. Membantu kepala kantor BPS atau pimpinan proyek atau bagian proyek untuk menyiapkan program petugas bagian lapangan

e. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan di pusat pelatihan serta mengatur penjatahan pelatihan

f. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan

2. Bidang Statistik Distribusi

Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan BPS harga konsumen dan perdagangan besar, BPS keuangan, dan harga produsen, serta BPS niaga dan jasa.


(51)

Uraian tugas Bidang Statistik Distribusi:

a. Menyusun program kerja tahunan bidang

b. Yang termasuk ruang lingkup tugas bidang BPS distribusi adalah meliputi harga konsumen dan perdagangan besar, keuangan harga produsen, niaga dan jasa, serta statistik distribusi lainnya

c. Mengatur keikut sertaan program pelatihan yag diselenggarakan oleh pusat dibidang statistik distribusi

d. Membantu kepala Kantor BPS provinsi atau pimpinan proyek untuk menyiapkan program tugas lapangan

e. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan di pusat pelatihan serta mengatur penjatahan pelatihannya

f. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan

3. Bidang Statistik Kependudukan

Bidang BPS Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan BPS Demografi, rumah tangga, BPS tenaga kerja, dan BPS kesejahteraan.


(52)

Uraian tugas Bidang Statistik Kependudukan : a. Menyusun program tahunan bidang

b. Yang termasuk ruang lingkup bidang BPS Statistik Kependudukan adalah meliputi pelaksanaan kegiatan statistik demografi dan rumah tangga, ketenagakerjaan, kesejahteraan rakyat, dan statistik kependudukan

c. mengatur keikut sertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat dibidang statistik kependudukan

d. Membantu Kepala Kantor BPS provinsi atau pimpinan proyek atau pimpinan bagian proyek untuk menyiapkan program petugas lapangan

e. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan dipusat pelatihan serta mengatur penjatahan pelatihannya


(53)

ANALISA DATA DAN EVALUASI

4.1 Analisa Data

Untuk menganalisa data yang akan diolah, penulis harus memperoleh nilai m periode ke depan sebagai perbandingannya terhadap data tahun sebelumnya (data masa lalu). Dalam hal ini penulis akan menganalisa perkembangan Pendapatan produk Domestik Regional Bruto (PDRB) serta meramalkan pendapatan PDRB untuk tahun 2008-2013 berdasarkan tahun-tahun sebelumnya.

Dalam menghitung peramalan PDRB tersebut penulis menggunakan data-data tahun sebelumnya yaitu tahun 1996-2006. Data yang diperoleh yaitu sektor listrik, gas

dan air bersih atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Pengolahan data ini

bertujuan untuk mendapatkan nilai peramalan 6 periode kedepan dari periode terakhir data yang diperoleh

Adapun data pendapatan Pendapatan produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(54)

Tabel 4.1 Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor listrik,gas dan air bersih Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Kotamadya Pematang Siantar

Tahun

Atas dasar harga berlaku (jutaan rupiah)

Atas dasar harga konstan (jutaan rupiah)

1996 15626.70 11101.77

1997 19779.78 12268.07

1998 24160.80 11596.37

1999 26656.43 12051.88

2000 29379.25 12430.00

2001 33829.53 13302.21

2002 44504.58 15086.04

2003 52227.58 16323.81

2004 52512.88 24019.70

2005 53805.25 25911.00

2006 57630.82 27876.06

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara

Untuk Pendapatan PDRB sektor listrik, gas dan air bersih Atas Dasar Harga Berlaku, penulis akan menganalisis data tersebut dan meramalkan pendapatan PDRB untuk tahun 2008-2013 dengan menggunakan metode pemulusan (smoothing) yaitu rata-rata bergerak ganda (Double Moving Average).


(55)

Tahap pertama dalam perhitungan ini adalah perhitungan rata-rata bergerak tunggal dalam 3 periode dari PDRB harga berlaku dengan menggunakan rumus persamaan (2-1) yaitu:

N

X X

X X t

N t t

t t

S

' = + −1+ −2 +....+ − +1 Dari rumus di atas dapat dihitung:

Rata-rata periode ke-3 (tahun 1998) = 15626.70 + 19779.78 + 24160.80 3

= 19855.76

Rata-rata periode ke-4 (tahun 1999) = 19779.78 + 24160.80 + 26656.43 3

= 23532.34

Rata-rata periode ke-5 (tahun 2000) = 24160.80 + 26656.43 + 29379.25 3

= 26732.16

Rata-rata periode ke-6 (tahun 2001) = 26656.43 + 29379.25 + 33329.53 3


(56)

Rata-rata periode ke-7 (tahun 2002) = 29379.25 + 33329.53 + 44504.58 3

= 35737.79

Rata-rata periode ke-8 (tahun 2003) = 33329.53 + 44504.58 + 52227.58

3

88 . 52512 58

. 52227 58

.

44504 + +

3

= 4335390

Rata-rata periode ke-9 (tahun 2004) =

= 49748.35

Rata-rata periode ke-10 (tahun 2005) = 5222.58 + 52512.88 + 53805.25 3

= 52848.57

Rata-rata periode ke-11(tahun 2006) = 52512.88 + 53805.25 + 57630.82 3

= 54649.65

Selanjutnya menghitung peramalan PDRB yaitu mencari rata-rata ke dua dari rata-rata bergerak yang pertama yang disebut rata-rata bergerak ganda dalam 3 (tiga) periode dari PDRB harga berlaku dengan menggunakan rumus persamaan (2-2) yaitu:


(57)

N

S S

S S t

N t t

t t

S

'' = + −1 + −2 +....+ − +1 sehingga dapat dihitung:

Rata-rata periode ke-5 (tahun 2000) = 19855.76 + 23532.34 + 26732.16 3

= 23373.42

Rata-rata periode ke-6 (tahun 2001) = 25532.34 + 26732.16 + 29788.40 3

= 26684.30

Rata-rata priode ke-7 (tahun 2002) = 26732.16 + 29788.40 + 35737.79 3

= 30752.78

Rata-rata priode ke-8 (tahun 2003) = 29788.40 + 35737.79 + 43353.90 3

= 36293.36

Rata-rata priode ke-9 (tahun 2004) = 35737.79 + 43353.90 + 49748.35 3


(58)

Rata-rata priode ke-10 (tahun 2005) = 43353.90 + 49748.35 + 52848.57 3

= 48650.27

Rata-rata priode ke-11 (tahun 2006) = 49748.35 + 52848.57 + 54649.65

( )

' '' ' ''

'

2

t t t

t t

t

S

S

S

S

S

a

=

+

=

3

= 52415.52

Selanjutnya dicari nilai a dengan menggunakan rumus pada persamaan (2-3), yaitu:

Sehingga nilai a dapat dihitung:

Nilai a untuk periode ke-5 tahun (2000) = 2 (26732.16) – 23373.42 = 30090.90

Nilai a untuk periode ke-6 tahun (2001) = 2 (29788.40) – 26684.30 = 32892.50

Nilai a untuk periode ke-7 tahun (2002) = 2 (35737.79) – 30752.78 = 40722.88


(59)

Nilai a untuk periode ke-8 tahun (2003) = 2 (43353.90) – 36293.36 = 50414.44

Nilai a untuk periode ke-9 tahun (2004) = 2 (49748.35) – 42946.68 = 56550.02

Nilai a untuk periode ke-10 tahun (2005) = 2 (52848.57) – 48650.27 = 57046.87

Nilai a untuk periode ke-11 tahun (2006) = 2 (54649.65) – 52415.52 = 56883.78

Tahap selanjutnya adalah menghitung nilai b dengan menggunakan persamaan (2-4):

( )

' ''

1

2

t t

t

S

S

N

b

=

Sehingga nilai b dapat dihitung:

Untuk periode ke-5 (tahun 2000) = 2 2

(26732.16 – 23373.42)

= 3358.74

Untuk periode ke-6 (tahun 2001) = 2 2

(29788.40 – 26684.30)


(60)

Untuk periode ke-7 (tahun 2002) = 2 2

(35737.79 – 30752.78)

= 4985.01

Untuk periode ke-8 (tahun 2003) = 2 2

(43353.90 – 36293.36)

= 7060.54

Untuk periode ke-9 (tahun 2004) = 2 2

(49748.35 – 42946.68)

= 6801.67

Untuk periode ke-10 (tahun 2005) = 2 2

(52848.57 – 42946.68)

= 4198.30

Untuk periode ke-11 (tahun 2006) = 2 2

(54649.65 – 52415.52)


(61)

Tabel 4.2 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Menggunakan Rata-Rata Bergerak Linier 3 Periode

Tahun Periode

PDRB Sektor listrik,gas, air bersih (Xi) Rata-rata Bergerak 3 periode dari S’t Rata-rata Bergerak 3 periode dari S”t

Nilai a Nilai b Ft+m

1996 1 15626.70 - - - - -

1997 2 19779.78 - - - - -

1998 3 24160.80 19855.76 - - - -

1999 4 26656.43 23532.34 - - - -

2000 5 29379.25 26732.16 23373.42 30090.90 3358.74 - 2001 6 33329.53 29788.40 26684.30 32892.50 3104.10 33449.64 2002 7 44504.58 35737.79 30752.78 40722.80 4985.01 35996.60 2003 8 52227.58 43353.90 36293.36 50414.44 7060.54 45707.81 2004 9 52512.88 49748.35 42946.68 56550.02 6801.67 57474.98 2005 10 53805.25 52848.57 48650.27 57046.87 4198.30 63351.69 2006 11 57630.82 54649.65 52415.52 56883.78 2234.13 61245.17

2007 12 m=1 59117.91

2008 13 m=2 61352.04

2009 14 m=3 63586.17

2010 15 m=4 65820.30

2011 16 m=5 68054.43

2012 17 m=6 70288.56

2013 18 m=7 72522.69


(62)

Dari perhitungan a dan b sebelumnya dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sector listrik, gas, dan air bersih atas dasar harga berlaku Kotamadya Pematang Siantar untuk tahun 2008-2013. Tahap selanjutnya adalah menghitung ramalan pendapatan PDRB dengan:

m

b

a

F

t+m

=

t

+

t

Berdasarkan data terakhir dapat dibuat peramalan untuk satuan tahun berikutnya dengan bentuk persaman peramalan:

Ft+m = 56883.78 + 2234.13 (m)

Setelah diketahui model peramalan untuk PDRB dapat dihitung untuk 6 tahun kedepan untuk tahun 2008-2013, seperti yang tertera di bawah ini:

Untuk periode ke-13 (tahun 2008) dengan m=2 = 56883.78 + 2234.13 (2) = 59117.91

Untuk periode ke-14 (tahun 2009) dengan m=3 = 56883.78 + 2234.13 (3) = 61352.04

Untuk periode ke-15 (tahun 2010) dengan m=4 = 56883.78 + 2234.13 (4) = 63586.17

Untuk periode ke-16 (tahun 2011) dengan m=5 = 56883.78 + 2234.13 (5) = 65820.30


(63)

Peramalan PDRB Listrik, Gas, dan Air Bersih 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000

199619971998199920002001200220032004200520062007200820092010201120122013

Tahun J u m la h R u p ia h Pendapatan Peramalan

Untuk periode ke-17 (tahun 2012) dengan m=6 = 56883.78 + 2234.13 (6) = 68054.43

Untuk periode ke-18 (tahun 2013) dengan m=7 = 56883.78 + 2234.13 (7) = 70288.56

Peramalan pendapatan PDRB untuk sektor listrik, gas, air bersih atas dasar harga berlaku dari tahun 2008 sampai dengan 2013 dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan PDRB atas dasar harga berlaku untuk sektor listrik, gas, dan air bersih setiap tahun

semakin meningkat. Gambaran mengenai hubungan antara perkembangan data aktual

dengan peramalan dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 4.1 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

Sedangkan untuk mengetahui nilai kesalahan dari PDRB sektor listrik, gas, air bersih dapat dilihat dalam tabel berikut ini:


(64)

Tabel 4.3 Nilai Kesalahan Periode PDRB sektor listrik, gas, dan air bersih (Xi) Peramalan (Fi) Kesalahan (Xi-Fi) Kesalahan Absolut Fi Xi− Kesalahan Kuadrat (Xi - Fi)

Kesalahan Persentase

2

(

)

Xi Fi Xi− x100 Kesalahan Persentase Absolut Xi Fi Xi− x100

1 33329.53 33449.64 -120.11 120.11 14426.41 -0.36 0.36

2 44504.58 35996.60 8507.98 8507.98 723855723.68 19.12 19.12

3 5222.58 45707.81 6519.77 6519.77 42507400.85 12.48 12.48

4 52512.88 57474.98 -4962.1 4962.1 24622436.41 -9.45 9.45

5 53805.25 63351.69 -9546.4 9546.4 91134134.82 -17.74 17.74

6 57630.82 61245.17 -3614.4 3614.4 13063706.64 -6.27 6.27

33270.26 243727828.81 65.42

Sehingga:

1. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Squared Error)

MSE = 6 81 . 243727828 6 1 2 =

= n e i i = 40621304.8

2 Nilai Tengah Kesalahan Persentase Absolut (Mean Absolut Percentage Error)

MAPE = 6 42 . 65 6 1 =

= n PE i i = 10.90


(65)

3. Nilai Tengah Deviasi Absolut (Mean Absolut Deviation)

MAD =

6 76 . 33270 6

1 =

=

n Fi Xi

i

= 5545.12

Dari perhitungan a dan b sebelumnya dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sektor listrik, gas, dan air bersih atas dasar harga berlaku Kotamadya Pematang Siantar tahun 2008-2013. dari nilai e dilihat seberapa besar kesalahan peramalan yang dihitung, di mana dari perhitungan data tersebut didapat nilai MSE = 40621304.8, MAPE = 10.90, dan MAD = 5545.12.


(66)

Tabel 4.3 Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih Atas Dasar Harga Konstan Dengan Menggunakan Rata-Rata Bergerak Linier 3 Periode

Tahun Periode

PDRB Sektor listrik,gas, air bersih (Xi) Rata-rata Bergerak 3 periode dari S’t Rata-rata Bergerak 3 periode dari S”t

Nilai a Nilai b Ft+m

1996 1 11101.77 - - - - -

1997 2 12268.07 - - - - -

1998 3 11596.37 11655.40 - - - -

1999 4 12051.88 11972.11 - - - -

2000 5 12430.00 12026.08 11884.53 12167.63 141.55 - 2001 6 13302.21 12594.70 12197.63 12991.77 397.07 12309.18 2002 7 15086.04 13606.08 12742.29 14469.87 863.79 13388.84 2003 8 16323.81 14904.02 13701.60 16106.44 1204.42 15333.66 2004 9 24019.70 18476.52 15622.21 21290.83 2814.31 17308.86 2005 10 25911.00 22084.84 18488.46 25681.22 3596.38 24105.14 2006 11 27876.06 77806.76 39456.04 116157.48 38350.72 29277.60

2007 12 m=1 154508.20

2008 13 m=2 192858.92

2009 14 m=3 231209.64

2010 15 m=4 269560.36

2011 16 m=5 307911.08

2012 17 m=6 346261.80

2013 18 m=7 384612.52


(67)

Dari perhitungan a dan b sebelumnya dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sector listrik, gas, dan air bersih atas dasar harga kostan Kotamadya Pematang Siantar untuk tahun 2008-2013. Tahap selanjutnya adalah menghitung ramalan pendapatan PDRB dengan menggunakan:

m

b

a

F

t+m

=

t

+

t

Berdasarkan data terakhir dapat dibuat peramalan untuk satuan tahun berikutnya dengan bentuk persaman peramalan:

Ft+m = 116157.48 + 38350.72 (m)

Setelah diketahui model peramalan untuk PDRB, dapat dihitung untuk 6 tahun kedepan untuk tahun 2008-2013, seperti yang tertera di bawah ini:

Untuk periode ke-13 (tahun 2008) dengan m=2 = 116157.48 + 38350.72 (2) = 192858.92

Untuk periode ke-14 (tahun 2009) dengan m=3 = 116157.48 + 38350.72 (3) = 231209.64

Untuk periode ke-15 (tahun 2010) dengan m=4 = 116157.48 + 38350.72 (4) = 269560.36


(68)

Peramalan PDRB Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ADHK

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000

199619971998199920002001200220032004200520062007200820092010201120122013 Tahun

Ju

taan

R

u

p

iah

Pendapatan Peramalan

= 307911.08

Untuk periode ke-17 (tahun 2012) dengan m=6 = 116157.48 + 38350.72 (6) = 346261.80

Untuk periode ke-18 (tahun 2013) dengan m=7 = 116157.48 + 38350.72 (7) = 384612.52

Gambaran mengenai hubungan antara perkembangan data aktual dengan peramalan dapat dilihat pada grafik berikut ini:


(69)

Tabel 4.3 Nilai Kesalahan Periode PDRB sektor listrik, gas, dan air bersih (Xi) Peramalan (Fi) Kesalahan (Xi-Fi) Kesalahan Absolut Fi Xi− Kesalahan Kuadrat (Xi - Fi)

Kesalahan Persentase

2

(

)

Xi Fi Xi− x100 Kesalahan Persentase Absolut Xi Fi Xi− x100

1 13302.21 12309.18 993.03 993.03 986108.58 7.47 7.47

2 15086.04 13388.84 1697.20 1697.20 2880487.84 11.25 11.25

3 16323.81 15333.66 990.15 990.15 980397.02 6.07 6.07

4 24019.70 17308.86 6710.84 6710.84 45035373.51 27.94 27.94

5 25911.00 24105.14 1805.86 1805.86 3261130.34 6.97 6.97

6 27876.06 29277.60 -1401.54 1401.54 1964314.37 -5.03 5.03

13598.62 55107811.66 64.73

Sehingga:

1. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Squared Error)

MSE = 6 66 . 55107811 6 1 2 =

= n e i i = 9184635.28


(70)

MAPE =

6 73 . 64

1 =

=

n PE

i i

= 10.78

3. Nilai Tengah Deviasi Absolut (Mean Absolut Deviation)

MAD =

6 62 . 13598 6

1 =

=

n Fi Xi

i

= 2266.43

Dari perhitungan a dan b sebelumnya dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sektor listrik, gas, dan air bersih atas dasar harga berlaku Kotamadya Pematang Siantar tahun 2008-2013. Nilai e dapat dilihat seberapa besar kesalahan peramalan yang dihitung, di mana dari perhitungan data tersebut didapat nilai MSE = 9184635.28, MAPE = 10.78, dan MAD = 2266.43


(71)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming, dengan menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi ataupun prosedur untuk desain sistem, yang mana dalam hal ini implementasi sistem digunakan untuk menganalisis data–data pertumbuhan PDRB.

Adapun implementasi sistem yang digunakan penulis untuk menganalisa peramalan pertumbuhan PDRB adalah Microsoft Excel. Diharapkan dengan penggunaan Microsoft Excel ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam hal:

1. Pemahaman dalam bentuk elemen dari lembar kerja Excel

2. Menganalisa data dan lembar kerja 3. Kreasi dan modifikasi grafik


(72)

5.2 Pengaktifan Excel

Adapun cara pengaktifan Excel adalah sebagai berikut:

Dari dekstop klik start pada taskbar lalu klik program lalu pilih Microsoft Excel, akan tampil jendela utama program aplikasi Microsoft Excel pada layar monitor. Seperti pada gambar berikut ini:


(73)

Gambar 5.2 Tampilan Jendela Microsoft Excel

5.3 Implementasi Sistem Peramalan Pendapatan PDRB

Fungsi dalam Excel ditujukan untuk memudahkan pengetikan formula yang lazim diperlukan dalam melakukan perhitungan aritmatik dan operasi standart lain yang sering diulangi.

Terdapat banyak fungsi–fungsi statistik yang disediakan oleh Microsoft Excel, diantaranya adalah fungsi average, fungsi standar deviasi, fungsi median, fungsi mean dan lain–lain. Berikut ini penulis akan menggunakan salah satu fungsi statistik yang telah tersedia yaitu fungsi rata–rata bergerak (moving average).


(74)

5.4 Fungsi Moving Average

Moving Average adalah rata–rata bergerak yang digunakan untuk meramalkan atau mengestimasi nilai di masa yang akan datang. Langah–langkah yang akan digunakan untuk menentukan moving average dari data aktual yang tersedia untuk diolah sehingga dapat dicari ramalan untuk periode selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Pada lembar kerja excel, masukkan data PDRB

2. Lalu hitunglah rata–rata bergerak 3 (tiga) tahunan dari data tersebut dengan menggunakan rumus moving average yaitu:

a. Klik Tools lalu Data Analysis

b. Bila data analisis belum tersedia pada menu Tools, maka sebelumnya klik Tools kemudian klik Add- Ins dan buat tanda check list pada bagian Analysis Tool Pak. Secara otomatis menu data analisis sudah tersedia di dalam menu tools

3. Setelah diklik data analisis akan keluar tampilan data analisis kemudian klik moving average, lalu klik ok. Keluarlah tampilan moving average seperti pada tampilan di bawah ini:


(75)

Gambar 5.4 Tampilan menu moving average PDRB ADHB

Gambar 5.5 Tampilan menu moving average PDRB ADHK

4. Masukkan input range pada menu input dengan memasukkan range pada data aktual yang telah dimasukkan di Excel, lalu masukkan angka sebagai periode dari rata-rata bergerak. Nilai interval dalam pengolahan ini adalah 3 5. Kemudian masukkan output range pada menu output option yang berfungsi

sebagai tempat hasil output. Lalu klik ok, hasil output untuk rata–rata bergerak 3 tahunan akan muncul pada range yang telah ditentukan

6. Untuk mencari rata–rata bergerak yang ke dua digunakan formula yang sama yaitu dengan memasukkan data hasil moving average sebagai input range pada menu input

7. Untuk menghitung nilai a, b nilai peramalan (F) dan nilai kesalahan digunakan data angka numerik yaitu karakter nilai konstanta dan karakter khusus yang dibaca dalam format data angka yaitu terdiri dari angka dan tanda–tanda khusus seperti *, /, +, -, % dan lain – lain


(76)

(77)

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil penulis dalam perhitungan peramalan pendapatan PDRB di Kotamadya Pematang Siantar yaitu sebagai berikut:

1. Dari plot data dapat dilihat bahwa terdapat kecenderungan nilai pendapatan PDRB yaitu meningkat. Tahun 1996: 15626.70, tahun 1997: 19779.78, tahun 1998: 24160.80, tahun 1999: 26656.43, tahun 2000: 29379.25, tahun 2001: 33329.53, tahun 2002: 44504.58, tahun 2003: 52227.58, tahun 2004: 52512.88, tahun 2005: 53805.25, tahun 2006: 57630.82


(78)

2. Dari data yang telah diramalkan sebelumnya dapat diketahui bahwa ramalan pendapatan PDRB sektor listrik, gas, dan air bersih atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan meningkat yaitu tahun 2008: 61352.04, tahun 2009: 63586.17, tahun 2010: 65820.30, tahun 2011: 68054.43, tahun 2012: 70288.56, tahun 2013: 72522.69

3. Nilai kesalahan yang dipindahkan dari hasil pengolahan tidak terlalu besar yang dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan 4.5. Dari Gambar 4.1 dan 4.2 juga dapat dilihat bahwa data aktual dan peramalan yang disajikan tidaklah mempunyai nilai yang mencolok.

6.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis penulis berikan adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada kantor Badan Pusat Statistik (BPS) agar dapat mengumpulkan data yang lebih akurat dan terpercaya.

2. Diharapkan kepada kantor Badan Pusat Statistik (BPS) agar bisa lebih cepat mengumpulkan data tiap tahunnya, karena dalam tugas akhir ini penulis juga mengalami kesulitan dalam pengumpulan data, karena terdapat data yang tidak ditemukan oleh penulis yaitu data tahun 2007 sehingga penulis akhirnya ikut meramalkan data PDRB tahun 2007 yang semestinya data itu tidak perlu diramalkan karena data itu seharusnya sudah tersedia.


(79)

DAFTAR PUSTAKA

Makridakis, Spyros. 1993. Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta: Erlangga.

Yogi. 2003 Ekonomi Manajerial Pendekatan Analisis Praktis. Prenada Media Jakarta.

Purwanto, dkk. 2003. Ekonomi dan Keuangan Modern. PT Salemba Empat Jakarta.

Assauri, Sofjan. Teknik dan Metode Peramalan. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Buku Panduan Komputer TRICOM


(1)

64

5.4 Fungsi Moving Average

Moving Average adalah rata–rata bergerak yang digunakan untuk meramalkan atau mengestimasi nilai di masa yang akan datang. Langah–langkah yang akan digunakan untuk menentukan moving average dari data aktual yang tersedia untuk diolah sehingga dapat dicari ramalan untuk periode selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Pada lembar kerja excel, masukkan data PDRB

2. Lalu hitunglah rata–rata bergerak 3 (tiga) tahunan dari data tersebut dengan menggunakan rumus moving average yaitu:

a. Klik Tools lalu Data Analysis

b. Bila data analisis belum tersedia pada menu Tools, maka sebelumnya klik Tools kemudian klik Add- Ins dan buat tanda check list pada bagian Analysis Tool Pak. Secara otomatis menu data analisis sudah tersedia di dalam menu tools

3. Setelah diklik data analisis akan keluar tampilan data analisis kemudian klik moving average, lalu klik ok. Keluarlah tampilan moving average seperti pada tampilan di bawah ini:


(2)

Gambar 5.4 Tampilan menu moving average PDRB ADHB

Gambar 5.5 Tampilan menu moving average PDRB ADHK

4. Masukkan input range pada menu input dengan memasukkan range pada data aktual yang telah dimasukkan di Excel, lalu masukkan angka sebagai periode dari rata-rata bergerak. Nilai interval dalam pengolahan ini adalah 3 5. Kemudian masukkan output range pada menu output option yang berfungsi

sebagai tempat hasil output. Lalu klik ok, hasil output untuk rata–rata bergerak 3 tahunan akan muncul pada range yang telah ditentukan

6. Untuk mencari rata–rata bergerak yang ke dua digunakan formula yang sama yaitu dengan memasukkan data hasil moving average sebagai input range pada menu input

7. Untuk menghitung nilai a, b nilai peramalan (F) dan nilai kesalahan digunakan data angka numerik yaitu karakter nilai konstanta dan karakter khusus yang dibaca dalam format data angka yaitu terdiri dari angka dan tanda–tanda khusus seperti *, /, +, -, % dan lain – lain


(3)

(4)

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil penulis dalam perhitungan peramalan pendapatan PDRB di Kotamadya Pematang Siantar yaitu sebagai berikut:

1. Dari plot data dapat dilihat bahwa terdapat kecenderungan nilai pendapatan PDRB yaitu meningkat. Tahun 1996: 15626.70, tahun 1997: 19779.78, tahun 1998: 24160.80, tahun 1999: 26656.43, tahun 2000: 29379.25, tahun 2001: 33329.53, tahun 2002: 44504.58, tahun 2003: 52227.58, tahun 2004: 52512.88, tahun 2005: 53805.25, tahun 2006: 57630.82


(5)

67

2. Dari data yang telah diramalkan sebelumnya dapat diketahui bahwa ramalan

pendapatan PDRB sektor listrik, gas, dan air bersih atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan meningkat yaitu tahun 2008: 61352.04, tahun 2009: 63586.17, tahun 2010: 65820.30, tahun 2011: 68054.43, tahun 2012: 70288.56, tahun 2013: 72522.69

3. Nilai kesalahan yang dipindahkan dari hasil pengolahan tidak terlalu besar yang dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan 4.5. Dari Gambar 4.1 dan 4.2 juga dapat dilihat bahwa data aktual dan peramalan yang disajikan tidaklah mempunyai nilai yang mencolok.

6.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis penulis berikan adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada kantor Badan Pusat Statistik (BPS) agar dapat

mengumpulkan data yang lebih akurat dan terpercaya.

2. Diharapkan kepada kantor Badan Pusat Statistik (BPS) agar bisa lebih cepat mengumpulkan data tiap tahunnya, karena dalam tugas akhir ini penulis juga mengalami kesulitan dalam pengumpulan data, karena terdapat data yang tidak ditemukan oleh penulis yaitu data tahun 2007 sehingga penulis akhirnya ikut meramalkan data PDRB tahun 2007 yang semestinya data itu tidak perlu diramalkan karena data itu seharusnya sudah tersedia.


(6)

Makridakis, Spyros. 1993. Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta: Erlangga.

Yogi. 2003 Ekonomi Manajerial Pendekatan Analisis Praktis. Prenada Media Jakarta.

Purwanto, dkk. 2003. Ekonomi dan Keuangan Modern. PT Salemba Empat Jakarta.

Assauri, Sofjan. Teknik dan Metode Peramalan. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Buku Panduan Komputer TRICOM