Tabel 5.9 Distribusi frekuensi responden berdasarkan ekonomi yang lebih baik dalam
motivasi mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 n = 145
Kategori f
Meningkatkan 68
46.9 Tidak Meningkatkan
77 53.1
Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 145 responden sebagian besar responden 53,1 mempunyai motivasi untuk mengikuti program pendidikan
D-IV Bidan Pendidik tidak untuk meningkatkan ekonomi menjadi lebih baik.
Tabel 5.10 Distribusi frekuensi responden berdasarkan motivasi ekstrinsik mengikuti
program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 n = 145
Kategori f
Kuat 69
47.6 Lemah
76 52.4
Berdasarkan tabel 5.10 di atas menunjukkan bahwa dari 145 responden sebagian besar responden 52,4 mempunyai motivasi ekstrinsik yang lemah untuk
mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik.
B. Pembahasan
Pada pembahasan ini peneliti menguraikan karakteristik responden, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik mahasiswa dalam mengikuti program pendidikan D-
IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan USU 2014.
Universitas Sumatera Utara
a. Karakteristik Responden
Berdasarkan karakteristik mahasiswa yang mengikuti program D-IV Bidan Pendidik, sebagian besar responden berada pada umur 25 tahun yakni remaja akhir
dan dewasa awal, beragama islam, belum menikah dan tidak bekerja. Umur tidak mempengaruhi seseorang untuk terus belajar, menuntut ilmu, serta
melanjutkan pendidikan ke tingkatan yang lebih tinggi dan lebih baik lagi. Setiap manusia baik muda maupun tua mempunyai kesempatan yang sama untuk belajar
dan menuntut ilmu. Dalam penelitian ini didapatkan dari tabel 5.1 bahwa mayoritas responden 136 orang 93,8 berusia 25 tahun. Seseorang yang memasuki usia
dewasa awal memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman yang dapat mempengaruhi sikap dan perbuatan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Seperti yang diungkapkan oleh Nursalam 2001, dalam Sriwidianingsih, 2013 faktor pengetahuan seseorang berkaitan dengan umur yang mana menentukan sikap
seseorang dan pada masa dewasa orang biasanya berubah dari pengetahuan menuju menerapkan pengetahuan. Dengan demikian kemampuan kognitif terus berkembang
selama masa dewasa. Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara setiap tahunnya menerima mahasiswa baru dengan tidak
menetapkan batasan umur, baik tua maupun muda, hanya saja dengan ketentuan setiap mahasiswa harus sudah menyelesaikan pendidikan Diploma III Kebidanan.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden beragama Islam yaitu 122 orang 84,1, agama merupakan keyakinan yang dianut oleh
seseorang yang mengatur tata cara pergaulan hidup sehari-hari. Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara membuka kesempatan
yang sama bagi seluruh penganut agama baik Islam, Kristen, Hindu, Budha untuk mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik, namun pada tahun akademik
Universitas Sumatera Utara
20132014 mahasiswa yang mengikuti program ini hanya berasal dari dua agama yaitu Islam dan Kristen.
Status perkawinan merupakan status yang telah terikat pernikahan secara sah baik agama dan hukum. Dalam penelitian ini diperoleh mayoritas responden belum
menikah sebanyak 139 orang 95,9 . Pada dasarnya program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara tidak melarang mahasiswa yang
sudah menikah untuk mengikuti pendidikan ini, hanya saja selama proses pendidikan berlangsung setiap mahasiswa tidak diizinkan untuk hamil tidak ada cuti
melahirkan. Frekuensi berdasarkan pekerjaan diperoleh 133 orang 91,7 tidak bekerja,
12 orang 8,3 bekerja. Seseorang yang tidak bekerja maupun bekerja tentunya dapat mempengaruhi motivasi karena terkait lingkungan sekitar, menurut
Notoadmodjo 2010 lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biolologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. Penghasilan yang didapat dari hasil bekerja juga mempengaruhi motivasi seseorang untuk mengikuti program
pendidikan D-IV Bidan Pendidik. Ekonomi penting dalam usaha untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, pendidikan yang lebih tinggi diharapkan
seseorang mendapatkan pengetahuan yang tinggi pula Notoadmojo, 2007.
Universitas Sumatera Utara
b. Motivasi Intrinsik
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa dari 145 orang responden 50,3 memiliki motivasi yang kuat dan 49,7 memiliki motivasi yang
lemah untuk mengikuti Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik. Hal ini sesuai dengan penelitian Susilawati 2008 yaitu terdapat 69,8
mahasiswa yang memiliki motivasi berdasarkan dorongan ingin tahu dan 77,7 mahasiswa memiliki motivasi karena mempunyai dorongan yang kuat untuk
mencapai prestasi. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa mempunyai minat, bakat, dan keinginan untuk berprestasi sehingga termotivasi untuk malanjutkan pendidikan
dengan mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Asrukin 2010 yang
menyatakan bahwa 67,5 mahasiswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk mengikuti kuliah. Sejalan dengan penelitian Kumorojati 2010 yang menjelaskan
bahwa terdapat kaitan antara motivasi menjadi bidan dan persepsi tentang profesi bidan terhadap prestasi belajar mahasiswa. Begitu juga dengan penelitian Ma’ruf
2010 yaitu ada pengaruh yang signifikan motivasi terhadap kompetensi seseorang, Hayati 2007 juga menemukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan, sikap, dan motivasi dengan minat untuk mengikuti ujian kompetensi dengan p value = 0,019 dan r = 0,202. Albar 2009 juga menjelaskan bahwa secara
parsial sistem reward dan motivasi seseorang paling berpengaruh terhadap kinerja. Hasil penelitian ini diperkuat oleh teori Suryabrata 2007 menjelaskan
bahwa minat merupakan rasa yang lebih suka terhadap suatu hal atau aktifitas, sedang bakat merupakan kemampuan individu untuk menyelesaikan suatu tugas yang
sedikit sekali bergantung kepada latihan mengenai sesuatu hal. Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
Universitas Sumatera Utara
aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas tertentu akan memperhatikannya secara konsisten dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya
terhadap aktivitas belajar. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar peserta didik dalam rentang waktu tertentu.
Sardiman 2011 juga menegaskan bahwa dorongan ingin tahu merupakan salah satu bentuk motif yang diisyaratkan secara sosial yaitu motif yang timbul
karena telah dipelajari, sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial sehingga motivasi itu terbentuk. Artinya semakin seseorang terpapar dengan lingkungan yang
baik dengan segala bentuk kesuksesan didalamnya maka semakin terdoronglah seseorang itu untuk mencapai prestasi. Sesuai dengan penelitian Noor 2010 yang
menyebutkan bahwa motivasi intrinsik lebih berpengaruh daripada motivasi ekstrinsik.
Menurut asumsi penulis motivasi intrinsik merupakan motif-motif yang menjadi berfungsi tanpa perlu adanya rangsangan dari luar yakni terdiri dari
dorongan ingin tahu dan keinginan mencapai prestasi. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia akan secara sadar melakukan suatu
kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dan belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh
pemikiran yang positif sehingga akan terwujud prestasi belajar yang baik. Namun, mengingat hasilnya yang hampir sama yakni hanya ditemukan satu selisih antara
motivasi intrinsik dan ekstrinsik maka kedua motivasi ini penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Seperti hasil penelitian Saleh 2012 yang
menjelaskan bahwa faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik sama-sama dapat memotivasi seseorang untuk belajar.
Universitas Sumatera Utara
c. Motivasi Ekstrinsik
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa dari 145 orang responden, 52,4 memiliki motivasi yang lemah dan 47,6 memiliki motivasi yang
kuat untuk mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik
mahasiswa sebagian besar dalam kategori lemah yakni karena dorongan dari keluarga, untuk meningkatkan status sosial, serta untuk meningkatkan kehidupan
ekonomi. Hal ini sejalan dengan penelitian Susilawati 2008 yang menyatakan bahwa motivasi mahasiswa karena mendapat dorongan keluarga hanya 31,6 ,
meningkatkan status sosial 68,5 , serta meningkatkan kehidupan ekonomi yang lebih baik 69,8 .
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Hadriana 2008 yang menegaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik
dengan prestasi seseorang, dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsik dan belajar mandiri dengan prestasi belajar seseorang, dan Mustika
2009 yang mengemukakan bahwa memang motivasi menjadi bidan berpengaruh terhadap prestasi belajar namun tingkat keeratannya rendah yaitu dengan nilai p
value = 0,009 dan r = 0,272. Mahasiswa mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik karena
kehendak sendiri bukan karena dorongan dari keluarga seperti orang tua, suami bagi yang sudah menikah, dan teman. Hal ini tidak sesuai dengan teori Sardiman 2011
bahwa faktor yang datang dari luar individu memberikan pengaruh yang besar terhadap kemauan untuk belajar, seperti pujian, peraturan teladan guru, orang tua dan
sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Mahasiswa juga mayoritas tidak termotivasi untuk mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik karena merasa tidak akan meningkatkan status
sosial. Bertolak belakang dengan Suryabrata 2007 bahwa dorongan untuk belajar sesuatu cabang ilmu pengetahuan, didorong untuk mengejar suatu kedudukan di
dalam masyarakat. Untuk meningkatkan kehidupan ekonomi yang lebih baik, mahasiswa dalam
penelitian ini juga mayoritas memiliki motivasi yang lemah. Menurut Sardiman 2011 yang menyebutkan bahwa motivasi sangat erat hubungannya dengan
kebutuhan, sebab seseorang akan terdorong untuk melakukan sesuatu bila merasa adanya suatu kebutuhan, selama kebutuhan itu tidak terpenuhi maka selama itu pula
yang bersangkutan belum merasa puas pada dirinya sendiri. Menurut asumsi penulis motivasi ekstrinsik yang lemah dalam penelitian ini
disebabkan karena tuntutan perkembangan pendidikan kebidanan, sehingga peningkatan status sosial dan peningkatan kehidupan ekonomi hanya dianggap
sebagai nilai tambah apabila telah menyelesaikan pendidikan D-IV Bidan Pendidik USU oleh sebahagian mahasiswa. Begitu juga untuk dorongan keluarga, tidak
banyak mahasiswa yang melanjutkan pendidikan dengan alasan dorongan dari keluarga tetapi lebih pada faktor motivasi intrinsik untuk mengembangkan
kemampuan diri dan meningkatkan pengetahuan. Dengan demikian mahasiswa mengikuti program pendidikan D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara tahun akademik 20132014 memiliki motivasi intrinsik yang kuat yakni sebanyak 50,3 ini tentu
akan mendorong mahasiswa untuk selalu ingin maju dan belajar sehingga akan terwujud prestasi belajar yang baik. Namun tentu tak terlepas dari pengaruh
lingkungan sosial mahasiswa itu sendiri motivasi ekstrinsik. Hal ini juga
Universitas Sumatera Utara
dikemukakan oleh Djamarah 2011 bahwa motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar, dan motivasi juga melahirkan prestasi belajar.
Sehingga harapan program D-IV Bidan Pendidik USU tercapai dengan adanya lulusan yang berprestasi baik, maka pengadaan bidan sebagai pendidik pembimbing
dapat memberikan pengetahuan, menumbuhkan sikap dan meningkatkan keterampilan yang profesional sebagai bidan yang berkualitas dan kompeten di
institusi pendidikan, instansi pemerintah dan pelayanan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan