Motivasi Mahasiswa Mengikuti Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

(1)

MOTIVASI MAHASISWA MENGIKUTI PROGRAM PENDIDIKAN

D-IV BIDAN PENDIDIK DI FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2014

RIA DEVIKA PAKPAHAN 135102044

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

MOTIVASI MAHASISWA MENGIKUTI PROGRAM PENDIDIKAN D-IV BIDAN PENDIDIK DI FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UATARA TAHUN 2014

ABSTRAK

Ria Devika Pakpahan

Latar belakang : pendidikan berkelanjutan di bidang kesehatan khususnya kebidanan saat ini sangat banyak diminati, sehingga tidak mengherankan jika mahasiswa kebidanan berlomba-lomba untuk dapat mengikuti dan melanjutkan pendidikan kebidanan yang disebabkan karena adanya dorongan dan atau motivasi yang mempengaruhi serta menyebabkan mereka memiliki keinginan yang besar untuk mendaftar dan melanjutkan pendidikan khususnya di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara. Namun demikian, kuantitas haruslah diikut i dengan kualitas sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

Tujuan penelitian : untuk mengidentifikasi motivasi mahasiswa memilih program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Metodologi : penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross

sactional. Jumlah sampel sebanyak 145 orang. Pengambilan sampel dilakukan

dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Analisa data yang digunakan adalah univariat.

Hasil : hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi intrinsik yang kuat sebanyak 73 orang (50,3%) terdiri dari dorongan ingin tahu yang kuat (50,3%), keinginan mencapai prestasi lemah (55,2%) dan motivasi ekstrinsik yang lemah sebanyak 76 orang (52,4%) yang terdiri dari dorongan keluarga lemah (53,1%), tidak meningkatkan status sosial (51,7%), serta tidak meningkatkan kehidupan ekonomi (53,1%).

Kesimpulan : motivasi intrinsik mahasiswa kuat dan motivasi ekstrinsik mahasiswa lemah dalam mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan USU. Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi institusi pendidikan dan bidang penelitian sehingga dapat mengoptimalkan motivasi intrinsik maupun ekstrinsik dari masing-masing mahasiswa guna tercapainya keberhasilan belajar dan menghasilkan luaran yang berkualitas sesuai dengan kompetensinya.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

“Motivasi Mahasiswa Mengikuti Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2014 ”.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang , S.Kep, Ns, MKep. selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Farida Linda Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep. selaku sekretaris Program

Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc.CM-FM, MPd.Ked. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Dosen Penguji I Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Dosen penguji II Bapak Dr. dr. M. Fidel Ganis Siregar, SpOG.,(KFR), M.Ked (OG) yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.


(5)

7. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta nasihat selama menjalani penyusunan karya tulis ilmiah ini.

8. Teristimewa dan tercinta kedua orang tua penulis, Ayah (Syawaluddin Pakpahan) dan Ibu (Almh. Anna Uria Hutasuhut), Adik peneliti (Nora Wahyuni Pakpahan, Dedy Armansyah Pakpahan, Adryansyah Pakpahan) yang tidak henti-hentinya mendoakan, memberikan dukungan, mendidik, membesarkan penulis dengan cinta dan kasih sayang serta perhatian.

9. Seluruh keluarga besar dan sahabat yang telah memberikan doa, dukungan, cinta dan kasih sayang, serta dorongan baik berupa moril maupun materil.

Akhirnya penulis senantiasa mengharap saran dan masukan guna perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini, sehingga bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Medan, Juli 2014


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... . v

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A.Motivasi ... 7

1.Pengertian Motivasi ... 7

2.Teori-teori Motivasi ... 8

3.Macam-macam Motivasi ... 10

4.Prinsip-prinsip Motivasi Belajar ... 12

5.Peran Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran ... 14

6.Fungsi Metode dalam Belajar ... 15

7.Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar ... 16

8.Upaya Meningkatkan Motivasi ... 20

B. Bidan ... 21

1. Peran Bidan ... 22

2. Pendidikan Berkelanjutan Bagi Bidan ... 23

C. Pendidik... 24

1. Profesi Pendidik ... 25

2. Kode Etik Pendidik ... 28

D. D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU ... 29

1.Sejarah ... 29

2.Visi & Misi ... 30

3.Kompetensi ... 31

BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 33

A. Kerangka Konsep ... 33

B. Definisi Operasional ... 34

BAB IV METODE PENELITIAN ... 36

A. Desain Penelitian ... 36

B. Populasi dan Sampel ... 36

C. Tempat Penelitian ... 37

D. Waktu Penelitian ... 37

E. Etika Penelitian ... 37

F. Alat Pengumpulan Data ... 38

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 40

H. Pengumpulan Data ... 40


(7)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil ... 42

B. Pembahasan ... 51

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (hal.42)

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kuesioner dorongan ingin tahu dalam mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (hal.43)

Tabel 5.2.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kuesioner keinginan mencapai prestasi dalam mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (hal.45)

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan dorongan ingin tahu dalam motivasi mengikut i program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (hal.44)

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan keinginan mencapai prestasi dalam motivasi mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (hal.46)

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan motivasi intrinsik mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (hal.46)

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kuesioner dorongan keluarga mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas

Keperawatan USU Tahun 2014 (hal.47)

Tabel 5.6.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kuesioner status sosial mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (hal.48)

Tabel 5.6.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kuesioner kehidupan ekonomi yang lebih baik mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (hal.50)

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan dorongan keluarga dalam motivasi mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (hal.48)

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status sosial dalam motivasi mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas

Keperawatan USU Tahun 2014 (hal.49)

Tabel 5.9 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kehidupan ekonomi yang lebih baik dalam motivasi mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (hal.51)


(9)

Tabel 5.10 Distribusi frekuensi responden berdasarkan motivasi ekstrinsik mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (hal.51)


(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Maslow Hierarchy Theory ... 9 Skema 2.2 Pola Pendidikan Bidan Indonesia ... 23 Skema 3.1 Kerangka Konsep ... 32


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 5 : Surat Balasan Izin Penelitin Lampiran 6 : Master Tabel

Lampiran 7 : Hasil Output Data Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup


(12)

MOTIVASI MAHASISWA MENGIKUTI PROGRAM PENDIDIKAN D-IV BIDAN PENDIDIK DI FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UATARA TAHUN 2014

ABSTRAK

Ria Devika Pakpahan

Latar belakang : pendidikan berkelanjutan di bidang kesehatan khususnya kebidanan saat ini sangat banyak diminati, sehingga tidak mengherankan jika mahasiswa kebidanan berlomba-lomba untuk dapat mengikuti dan melanjutkan pendidikan kebidanan yang disebabkan karena adanya dorongan dan atau motivasi yang mempengaruhi serta menyebabkan mereka memiliki keinginan yang besar untuk mendaftar dan melanjutkan pendidikan khususnya di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara. Namun demikian, kuantitas haruslah diikut i dengan kualitas sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

Tujuan penelitian : untuk mengidentifikasi motivasi mahasiswa memilih program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Metodologi : penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross

sactional. Jumlah sampel sebanyak 145 orang. Pengambilan sampel dilakukan

dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Analisa data yang digunakan adalah univariat.

Hasil : hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi intrinsik yang kuat sebanyak 73 orang (50,3%) terdiri dari dorongan ingin tahu yang kuat (50,3%), keinginan mencapai prestasi lemah (55,2%) dan motivasi ekstrinsik yang lemah sebanyak 76 orang (52,4%) yang terdiri dari dorongan keluarga lemah (53,1%), tidak meningkatkan status sosial (51,7%), serta tidak meningkatkan kehidupan ekonomi (53,1%).

Kesimpulan : motivasi intrinsik mahasiswa kuat dan motivasi ekstrinsik mahasiswa lemah dalam mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan USU. Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi institusi pendidikan dan bidang penelitian sehingga dapat mengoptimalkan motivasi intrinsik maupun ekstrinsik dari masing-masing mahasiswa guna tercapainya keberhasilan belajar dan menghasilkan luaran yang berkualitas sesuai dengan kompetensinya.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Masalah kesehatan ibu dan anak merupakan masalah penting karena masalah tersebut merupakan salah satu indikator kesejahteraan suatu bangsa. Permasalahan kesehatan ibu dan anak ini juga terjadi di tingkat global sehingga hampir semua negara terus menerus melakukan berbagai upaya internasional untuk memecahkannya. Millenium Development Goals (MDG’s) juga memprioritaskan salah satu tujuan utamanya untuk menurunkan angka kematian ibu sebesar 3/4 dan angka kematian bayi sebesar 2/3 dari angka kematian sebelum ditetapkannya MDG’s (Ikatan Bidan Indonesia dan Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Indonesia, 2012).

Sampai saat ini bidan dalam pencapaian MDG’s terutama yang berkaitan dengan profesi bidan adalah tujuan MDG’s 4 yaitu peningkatan status gizi keluarga, bina keluarga balita, peningkatan berat badan balita gizi buruk keluarga miskin, pemantauan tumbuh kembang anak usia 1 sampai 6 tahun, pembinaan balita dan PMT (Pemberian Makanan Tambahan). MDG’s 5 yaitu kelas ibu hamil dan tumbuh kembang balita, pelayanan Antenatal Care terintegrasi, mobilisasi masyarakat untuk peduli ibu hamil dan bayi baru lahir, pemeriksaan kehamilan dan pemberian PMT kepada ibu hamil dan mencegah terjadinya gizi buruk (Ikatan Bidan Indonesia dan Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Indonesia, 2012).

Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang


(14)

berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Untuk itu penting menjamin kualitas dalam melakukan segala tindakan dan asuhan mulai dari input, proses, output, dan outcome (Keputusan Menteri Kesehatan No.369, 2007).

Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012, angka kematian ibu meningkat dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 (Widjanto, 2013).

Di Indonesia, berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2010 jumlah tenaga bidan adalah 175.124 orang yang tersebar di berbagai tatanan pelayanan kesehatan dan pendidikan baik rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, bidan desa, bidan praktek swasta, institusi pendidikan, dan institusi lain. Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan terdapat 82,2% persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, diantaranya sebanyak 62,1% ditolong oleh bidan (Ikatan Bidan Indonesia dan Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Indonesia, 2012).

Realita yang ada bidan sebagai mitra perempuan merupakan profesi yang memiliki pekerjaan kompleksitas dan tanggung jawab yang besar. Untuk menyiapkan bidan yang tanggap terhadap situasi terkini dan dapat mengatasi berbagai situasi kompleks yang dihadapi perempuan sepanjang siklus kehidupannya tentu dibutuhkan bidan yang mampu berpikir kritis, analisis-sintesis, advokasi, dan kepemimpinan yang hanya dapat dihasilkan oleh sistem pendidikan tinggi kebidanan yang berkualitas dan mampu berkembang sesuai kebutuhan kemajuan zaman (Ikatan Bidan Indonesia dan Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Indonesia, 2012).


(15)

Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kebidanan, bidan berkewajiban pula untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Salah satu upaya yang dapat ditempuh oleh bidan adalah dengan cara mengembangkan kariernya meliputi karier fungsional dan karier struktural (Yulifah, Surachmindari, 2013).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.369 (2007) tentang standar profesi bidan disebutkan kualifikasi pendidikan bidan yaitu lulusan pendidikan bidan sebelum tahun 2000 dan Diploma III Kebidanan, merupakan bidan pelaksana yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya baik di institusi pelayanan maupun praktek perorangan. Lulusan pendidikan bidan setingkat Diploma IV/ S1 merupakan bidan profesional yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya baik di institusi pelayanan maupun praktek perorangan, dapat berperan sebagai pemberi layanan, pengelola, dan pendidik. Sedang lulusan pendidikan bidan setingkat S2 dan S3 merupakan bidan profesional yang memiliki kompetensi sama serta dapat berperan sebagai pemberi layanan, pengelola, pendidik, peneliti, pengembang, dan konsultan dalam pendidikan bidan maupun sistem/ ketatalaksanaan pelayanan kesehatan secara universal.

Kenyataan di lapangan peran dan fungsi bidan tersebut masih belum sesuai dengan harapan, karena untuk dapat menjalankan peran dan fungsi sebagai pengelola, pendidik dan peneliti sangat diperlukan jenjang pendidikan yang memadai

.

Ditinjau dari kebutuhannya dalam pengelolaan pelayanan kepada

masyarakat, Depkes RI sampai tahun 2010 membutuhkan 1200 orang tenaga bidan pendidik/peneliti setingkat Sarjana (D-IV) dan 379 orang tenaga manajerial setingkat S-2 (Husnan, 2010).


(16)

Sistem kredensial pendidikan kebidanan saat ini belum mempunyai struktur yang jelas. Menteri Pendidikan Nasional sudah menerbitkan lebih dari 400 SK untuk pendirian akademi kebidanan, politeknik, dan sekolah tinggi kesehatan mulai tahun 2007-2009. Dengan belum terlaksananya sistem Quality Insurance yang komprehensif yang mampu menyentuh institusi dan kualitas proses belajar mengajar serta belum jelasnya pola uji kompetensi dan pelaksanaannya, maka akuntabilitas dan kompetensi bidan yang dihasilkan cenderung patut dipertanyakan (Ikatan Bidan Indonesia dan Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Indonesia, 2012).

Pendidikan kebidanan saat ini sudah sangat banyak dan mudah ditemukan, berdasarkan data jumlah perguruan tinggi yang berada di bawah binaan Kementrian Kesehatan dan Kemendiknas terdapat 729 perguruan tinggi yang menyelenggarakan Program Studi Kebidanan jenjang D-III, terdapat 69 perguruan tinggi yang menyelenggarakan Program Studi Bidan Pendidik / D-IV (Kementrian Pendidikan Nasional, 2011).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI Nomor.14/2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah RI Nomor.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan guru adalah pendidik profesional. Maka guru dan/ atau dosen harus memenuhi syarat yaitu memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana/ Diploma IV yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran (Pidarta, 2009).

Tujuan pendidikan program studi D-IV Bidan Pendidik adalah untuk menghasilkan Sarjana Sains Terapan (SST) kebidanan profesional yang mampu melaksanakan tugas-tugas dan kompetensinya (Brodjonegoro, 2007).

Mengingat pendidikan berkelanjutan di bidang kesehatan khususnya kebidanan banyak diminati, sehingga tidak mengherankan jika mahasiswa kebidanan


(17)

berlomba-lomba untuk dapat mengikuti dan melanjutkan pendidikan kebidanan. Hal ini tentu disebabkan karena adanya dorongan dan atau motivasi yang mempengaruhi serta menyebabkan mereka memiliki keinginan yang besar untuk mendaftar dan melanjutkan pendidikannya (Susilawati, 2008).

Motivasi berarti dorongan dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Motivasi merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Seperti halnya keberhasilan dalam proses belajar, semakin baik motivasi dalam diri seseorang untuk belajar, maka akan baik pula hasil belajar yang didapatkan (Notoatmodjo, 2007). Hal ini tidak terkecuali kepada seluruh mahasiswa kebidanan khususnya mahasiswa program vokasi Diploma IV Bidan Pendidik.

Seperti pada program studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara pada data pendahuluan diperoleh bahwa peminat program studi Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara mengalami peningkatan yang pesat setiap tahunnya, dan penerimaan mahasiswa paling banyak adalah pada tahun akademik 2013/2014 yaitu sebanyak 157 orang.

Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti apa saja sebenarnya motivasi mahasiswa sehingga begitu meningkatnya jumlah mahasiswa Bidan Pendidik saat ini, dengan judul penelitian “Motivasi Mahasiswa Mengikuti Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2014”

B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apa sajakah motivasi mahasiswa mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara tahun 2014 ?


(18)

C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi motivasi mahasiswa memilih program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Tujuan Khusus

a. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi motivasi intrinsik mahasiswa memilih program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

b. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi motivasi ekstrinsik mahasiswa memilih program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

D.Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Guna tercapainya keberhasilan belajar mahasiswa diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pembina program studi D-IV Bidan Pendidik dalam mengoptimalkan proses pembelajaran serta masukan untuk dosen pengajar untuk menyikapi motivasi yang berbeda-beda dari tiap mahasiswa dalam proses pembelajaran.

2. Bagi Bidang Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan bacaan, panduan, dan bahan perbandingan untuk dilakukan penelitian kembali pada masa yang akan datang, dengan hasil yang lebih sempurna.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motif atau motivasi berasal dari bahasa Latin “movere” yang berarti dorongan dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Batasan pengertian tentang motivasi di dalam buku Notoatmodjo (2010) antara lain :

1. Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan, tindakan, tingkah laku, atau perilaku.

2. Motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan yang mendukung tindakan atau perilaku seseorang.

3. Motivasi adalah suatu arahan bagi anggota dalam suatu organisasi agar mau bekerja sama dalam mencapai keinginan untuk pencapaian keberhasilan organisasi.

4. Motivasi adalah setiap usaha yang didasarkan untuk mempengaruhi perilaku seseorang dalam meningkatkan tujuan organisasi semaksimal mungkin.

5. Motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan (Motivation refers to the drive and efford to satisfy a want or goal). 6. Motivasi adalah suatu perangsang keinginan (want) dan daya penggerak kemauan

yang akhirnya seseorang bertindak atau berperilaku.

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman, 2011).


(20)

Berdasarkan defenisi motivasi yaitu menggerakkan, makna motivasi semakin berkembang. Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah serta ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut (Siregar & Hartini, 2010)

2. Teori-teori Motivasi

Menurut Notoatmodjo (2010) banyak para ahli dari berbagai disiplin ilmu merumuskan konsep atau teori tentang motivasi, beberapa diantaranya yaitu :

a) Teori McClelland

Bahwa dalam diri manusia ada dua motivasi, yakni motivasi primer atau motif yang tidak dapat dipelajari, dan motif sekunder atau motif yang dipelajari melalui pengalaman serta interaksi dengan orang lain.

Motivasi primer timbul pada setiap manusia secara biologis, motif ini mendorong seseorang untuk terpenuhinya kebutuhan biologisnya.

Motivasi sekunder adalah motif yang ditimbulkan karena dorongan dari luar akibat interaksi dengan orang lain atau interaksi sosial yang kemudian dibedakan menjadi tiga motif, yakni :

a. Motif untuk berprestasi (need for achievement)

Adalah dorongan untuk sukses dalam situasi kompetisi yang didasarkan pada ukuran “keunggulan” dibanding dengan standar ataupun kemampuan orang lain. b. Motif untuk berafiliasi (need for affiliation)

Adalah dorongan untuk berinteraksi dengan manusia lain menjadi bermakna atau terpenuhi.


(21)

c. Motif untuk berkuasa (need for power)

Adalah kecenderungan untuk mempengaruhi dan menguasai orang lain, baik dalam kelompok sosial kecil maupun besar.

b) Teori McGregor

Disimpulkan bahwa teori motivasi dalam teori X & Y berdasarkan pandangan konvensional atau klasik (teori X) dan pandangan baru atau modern (teori Y). Untuk menumbuhkan keyakinan para pemimpin suatu kelompok bahwa mereka dapat mengarahkan dan memotivasi anggotanya.

c) Teori Herzberg

Ada dua faktor yang mempengaruhi seseorang dalam kegiatan, tugas dan pekerjaannya, yaitu :

1. Faktor-faktor penyebab kepuasan (satisfier)

2. Faktor-faktor penyebab ketidakpuasan (dissatisfaction)

Dapat disimpulkan, bahwa faktor-faktor yang dapat meningkatkan atau memotivasi seseorang dalam meningkatkan kinerjanya adalah faktor-faktor motivasional (satisfier).

d) Teori Maslow

Mendasarkan pada kebutuhan manusia yang dibedakan antara kebutuhan psikologis, atau disebut kebutuhan materiil (biologis) dan kebutuhan nonmateri (psikologis).


(22)

Teori tingkat kebutuhan Maslow dapat digambarkan sebagai berikut :

Self Actualization Needs

(Aktualisasi Diri) Esteem Needs

(Kebutuhan Penghargaan) Affiliation Needs

(Diterima oleh orang lain) Securityor Safety Needs

(Kebutuhan Rasa Aman)

Physiological Needs

(Kebutuhan Fisiologis)

Gambar 2.1 Maslow Hierarchy Theory

3. Macam- Macam Motivasi

Menurut Sardiman (2011), jika berbicara tentang macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang sehingga motivasi itu sangat bervariasi.

a) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.

1. Motif-motif bawaan.

Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari, contohnya : dorongan untuk makan dan minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat, dorongan seksual, dll. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis.

2. Motif-motif yang dipelajari.

Motif-motif yang timbul karena telah dipelajari, contoh : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan. Motif ini sering disebut motif-motif yang diisyaratkan secara sosial, sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial sehingga motivasi itu terbentuk.

b) Motivasi menurut pembagian Woodworth dan Marquis

1. Motif atau kebutuhan organis

Meliputi kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual dan berbuat untuk kebutuhan beristirahat.


(23)

2. Motif-motif darurat

Meliputi dorongan untuk menyelematkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu, dan motif ini timbul karena adanya rangsangan dari luar.

3. Motif-motif objektif

Menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menahan minat. Motif ini muncul karena adanya dorongan untuk menghadapi dunia luar secara efektif.

4. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Yang tergolong motivasi jasmanniah adalah refleks, insting otomatis, nafsu. Sedangkan motivasi rohaniah adalah kemauan. Kemauan itu sendiri terbentuk dari empat momen yaitu :

a) Momen timbulnya alasan b) Momen pilih

c) Momen putusan

d) Momen terbentuknya kemauan 5. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

a) Motivasi Intrinsik

Merupakan motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Motivasi intrinsik itu bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan peserta didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu.


(24)

Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia akan secara sadar melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dan belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif.

Yang termasuk motivasi intrinsik dalam Susilawati (2008) antara lain : a. Dorongan ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.

b. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju.

c. Adanya keinginan untuk mencapai prestasi.

d. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu pengetahuan. b) Motivasi Ekstrinsik

Adalah kebalikan dari motivasi intrinsik, yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar (resides in some factors outside the learning situation).

Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Baik motivasi ektrinsik positif maupun motivasi ekstrinsik negatif, sama-sama mempengaruhi sikap dan perilaku anak didik.

4. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Motivasi adalah gejala psiokologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.


(25)

Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar menurut Djamarah (2011) seperti dalam uraian berikut :

a) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar

Motivasi sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar belum sampai pada tataran motivasi belum menunjukkan aktifitas nyata. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena itulah, motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.

b) Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar

Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan peserta didik terhadap segala sesuatu diluar dirinya. Selain kurang percaya diri, peserta didik juga bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu, motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar.

c) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman

Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar peserta didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalm bentuk apapun juga. Hal ini akan memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasinya. Pujian yang diberikanpun tentu tidak asal ucap, harus pada tempat dan kondisi yang tepat karena kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.


(26)

d) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar

Tenaga pendidik yang berpengalaman cukup bijak memanfaatkan kebutuhan peserta didik, sehingga dapat memancing dan memotivasi semangat belajar peserta didik agar giat belajar guna memenuhi kebutuhannya untuk memuaskan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu.

e) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar

Peserta didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga di hari-hari mendatang. Setiap ulangan yang diberikan dihadapi dengan tenang dan percaya diri.

f) Motivasi melahirkan prestasi belajar

Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi hasil belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang peserta didik. Peserta didik yang menyenangi mata pelajaran tertentu akan selalu mempelajari dan mengulang-ulangnya agar dapat menguasainya dalam waktu yang relatif singkat, membuat catatan dengan rapi sehingga pada saat ulangan dapat dilewati dengan mulus dan prestasi yang gemilang.

5. Peran Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, selain kajian teori belajar dan teori pembelajaran, ada hal lain yang juga penting untuk dikaji korelasinya dengan proses belajar dan pembelajaran, yaitu berkenaan dengan motivasi.


(27)

a) Motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai suatu tujuan. b) Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan

rasa senang dalam belajar, sehingga peserta didik yang mempunyai motivasi tinggi mendapat energi yang banyak umtuk melaksanakan kegiatan belajar.

6. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi ekstrinsik maupun intrinsik sama berfungsi sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam sikap terimplikasi dalam perbuatan. Maka dari itu baik dorongan atau penggerak maupun penyeleksi merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap kegiatan belajar. Berikut uraian ketiga fungsi motivasi dalam belajar menurut Djamarah (2011) :

a) Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Pada mulanya peserta didik tidak memiliki hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu hal yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahu suatu hal yang dipelajari. Hal itu kemudian mendorong peserta didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu, kemudian mengambil sikap terhadap objek tersebut. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya peserta didik ambil dalam rangka belajar.

b) Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap peserta didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam gerakan fisik. Disini peserta didik sudah melakukan aktivitas belajar dengan segenap


(28)

jiwa dan raga. Akal pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar.

c) Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Peserta didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Tujuan belajar merupakan pengarah yang memberikan motivasi kepada peserta didik dalam belajar.

7. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar

Menurut Djamarah (2011) ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar peserta didik sebagai berikut : a) Memberi Angka

Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar peserta didik. Angka yang diberikan bervariasi sesuai dengan hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru, bukan karena belas kasihan guru.

Angka atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar untuk memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih giat belajar. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada peserta didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar di masa mendatang.

b) Hadiah

Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan/ cenderamata. Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada peserta didik yang berprestasi tinggi atau mendapat ranking baik. Dalam pendidikan modern, peserta didik yang berprestasi tinggi memperoleh predikat sebagai peserta didik teladan atau dalam


(29)

bentuk pemberian beasiswa atau hadiah-hadiah lain yang tidak muluk-muluk dan mahal tetapi tidak efisien. Dengan cara ini tidak menutup kemungkinan akan mendorong anak didik lainnya utuk ikut berkompetensi dalam belajar. Hal ini merupakan gejala yang baik dan harus disediakan lingkungan yang kreatif bagi peserta didik.

c) Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong peserta didik agar bergairah belajar. Persaingan baik dalam bentuk individu ataupun kelompok diperlukan dalam pendidikan, kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk menjadikan proses interaksi belajar mengajar yang kondusif. Bila iklim belajar yang kondusif terbentuk, maka setiap peserta didik telah terlihat dalam kompetisi untuk menguasai bahan pelajaran yang diberikan dan akan melibatkan diri secara langsung ke dalam aktivitas belajar.

d) Ego-Involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri. Begitu juga dengan peserta didik sebagai subjek belajar. Peserta didik akan belajar dengan keras karena harga dirinya.

e) Memberi Ulangan

Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Peserta didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Berbagai usaha dan teknik bagaimana agar dapat menguasai semua bahan pelajaran


(30)

peserta didik lakukan sedini mungkin sehingga memudahkan mereka untuk menjawab setiap item soal yang diajukan ketika pelaksanaan ulangan berlangsung sesuai dengan interval waktu yang diberikan.

Oleh karena itu ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi anak didik agar lebih giat belajar. Tapi, ulangan tidak selamanya dapat dijadikan sebagai alat motivasi karena terkadnag peserta didik merasa jenuh dengan ulangan yang diberikan setiap hari atau terkadang ulangan itu dianggap peserta didik sebagai momok yang menakutkan.

f) Mengetahui Hasil

Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan mengetahui hasil, peserta didik terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi bila hasil belajar itu mengalami kemajuan, peserta didik berusaha untuk mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas belajarnya guna mendapatkan hasil belajar yang lebih baik di kemudian hari atau pada semester berikutnya.

g) Pujian

Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja/ belajar, bukan yang dibuat-buat atau bertentangan sama sekali dengan hasil kerja/ belajar peserta didik.

Dengan pujian yang diberikan akan membesarkan jiwa seseorang sehingga ia lebih bersemangat. Demikian juga peserta didik, akan lebih bersemangat belajar bila hasil pekerjaan/ belajarnya mendapatkan pujian dan perhatian. Pujian harus diberikan secara merata kepada peserta didik agar peserta didik tidak bersikap antipati tetapi menganggap pendidik sebagai figur yang disenangi dan dikagumi.


(31)

h) Hukuman

Meski hukuman adalah reinforcement negatif, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak merupakan alat motivasi yang baik dan efektif. Hukuman merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif yang dimaksud disini sebagai huuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan peserta didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang diberikan itu peserta didik tidak mengulangi atau melakukan kesalahan dan pelanggaran. Minimal mengurangi frekuensi pelanggaran. i) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan segala kegiatan tanpa maksud. Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang tersedia dalam diri peserta didik, potensi yang harus dikembangkan dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan di sini, agar hasrat untuk belajar itu menjelma sebagai perilaku belajar.

j) Minat

Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas tertentu akan memperhatikannya secara konsisten dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar peserta didik dalam rentang waktu tertentu.

k) Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh peserta didik merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus


(32)

dicapai, dirasakan peserta didik sangat berguna dan menguntungkan, sehingga menimbulkan semangat untuk belajar.

8. Upaya Meningkatkan Motivasi

Fungsi pendidik yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar peserta didik menurut De Decce dan Grawford (1974) dalam Djamarah (2011) adalah sebagai berikut :

a) Menggairahkan peserta didik

Pendidik harus menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan, pendidik harus memelihara minat peserta didik dalam belajar yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke aspek lain yaitu aspek lain dalam situasi belajar.

b) Memberikan harapan realistis

Pendidik harus memelihara harapan-harapan peserta didik yang realistis dan memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. Harapan yang diberikanpun tentunya harus terjangkau dan dengan pertimbangan yang matang.

c) Memberikan insentif

Pendidik diharapkan memberikan hadiah kepada peserta didik (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga peserta didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran.

d) Mengarahkan perilaku peserta didik

Pendidik dituntut untuk memberikan respons terhadap peserta didik yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas. Memberikan teguran secara arif


(33)

dan bijaksana terhadap peserta didik yang diam saja, yang membuat keributan, dan yang berbicara semaunya. Cara mengarahkan perilaku peserta didik yang benar adalah dengan memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang mendidik, menegur dengan sikap lemah lembut dengan perkataan yang ramah dan baik.

B. Bidan

Defenisi bidan menurut ICM yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktek bidan.

Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI) bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi, dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.

Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab dan

akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan,

asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan, dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.


(34)

Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi, dan asuhan anak.

1. Peran Bidan

Menurut Yulifah, Surachmindari (2013) dalam melaksanakan tugasnya, bidan memiliki peran sebagai berikut :

a) Peran sebagai pelaksana

Sebagai pelaksana, bidan mempunyai tiga kategori tugas yaitu mandiri, kolaborasi, dan merujuk.

b) Peran sebagai pengelola

Sebagai pengelola bidan mengembangkan pelayanan dasar kebidanan untuk individu maupun kelompok dengan langsung melibatkan masyarakat serta berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan program sektor lain melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader, dan tenaga kesehatan lain.

c) Peran sebagai pendidik

Sebagai pendidik bidan memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada individu dan keluarga, kelompok dan masyarakat. Bidan melatih dan membimbing kader termasuk mahasiswa bidan serta membina dukun di wilayah kerjanya.


(35)

d) Peran sebagai peneliti

Sebagai peneliti bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun secara kelompok.

2. Pendidikan Berkelanjutan bagi Bidan

Menurut Yulifah, Surachmindari (2013) salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan tekhnik, hubungan antar manusia, dan moral bidan adalah dengan cara menempuh pendidikan berkelanjutan. Seyogiyanya pengembangan pendidikan kebidanan dirancang secara berkesinambungan, berjenjang, dan berlanjut sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup (long live education) bagi bidan yang mengabdi di tengah-tengah masyarakat.

Pendidikan berkelanjutan bagi bidan bertujuan sebagai berikut : a. Pemenuhan standar;

b. Meningkatkan produktivitas kerja; c. Efisiensi;

d. Meningkatkan kualitas pelayanan; e. Meningkatkan moral;

f. Meningkatkan karier;

g. Meningkatkan kemampuan konseptual;

h. Meningkatkan keterampilan kepemimpinan (leadership skill); i. Imbalan (kompensasi);


(36)

Jenis pendidikan berkelanjutan bagi bidan adalah sebagai berikut : 1. Formal

Pendidikan berkelanjutan yang secara formal telah dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta dengan dukungan IBI adalah program D-III, D-IV, S-1, dan S-2 Kebidanan. Pendidikan berkelanjutan direncanakan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, dengan materi pendidikan mencakup aspek klinik dan nonklinik. Berikut skema pendidikan berkelanjutan secara formal :

Gambar 2.2 Skema Pola Pendidikan Bidan

2. Nonformal

Pendidikan berkelanjutan secara informal dapat ditempuh melalui pelatihan-pelatiham, seminar, workshop, dan lain-lain.

C. Pendidik

Menurut Pidarta (2009) pendidik mempunyai dua arti, yakni arti luas dan arti sempit. Pendidik dalam arti luas adalah semua orang yang berkewajiban membina

Spesialis II

Spesialis I

Diploma IV

Diploma III

Bidan Pra Diploma III

S - 3

S - 2

S - 1 Kebidanan


(37)

anak-anak secara alamiah antara lain orang tua, warga masyarakat, dan tokoh masyarakat.

Pendidik dalam arti sempit yaitu orang-orang yang disiapkan dengan sengaja untuk menjadi guru dan dosen. Kedua jenis pendidik ini diberi pelajaran tentang pendidikan dalam waktu relatif lama agar mereka menguasai ilmu dan terampil melaksanakannya sesuai dengan bidangnya masing-masing.

1. Profesi Pendidik

Guru dan dosen adalah pejabat profesional, sebab mereka diberi tunjangan profesional. Schein (1972) mengemukakan ciri-ciri profesional sebagai berikut : a) Bekerja sepenuhnya dalam jam-jam kerja (fulltime),

b) Pilihan pekerjaan itu didasarkan pada motivasi yang kuat,

c) Memiliki seperangkat pengetahuan, ilmu, dan keterampilan khusus yang diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang lama,

d) Membuat keputusan sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan atau menangani klien,

e) Bekerja berorientasi pada pelayanan, bukan untuk kepentingan pribadi, f) Pelayanan itu didasarkan kepada kebutuhan objektif klien,

g) Memiliki otonomi untuk bertindak dalam menyelesaikan persoalan klien,

h) Menjadi anggota organisasi profesi, sesudah memenuhi persyaratan atau kriteria tertentu,

i) Memiliki kekuatan dan status yang tinggi sebagai eksper dalam spesialisasinya, j) Keahlian itu tidak boleh diadvertensikan untuk mencari klien.


(38)

1. Pilihan terhadap jabatan itu didasari oleh motivasi yang kuat dan merupakan panggilan hidup orang bersangkutan,

2. Telah memiliki ilmu, pengetahuan, dan keterampilan khusus, yang bersifat dinamis dan terus berkembang,

3. Ilmu, pengetahuan, dan keterampilan khusus tersebut di atas diperoleh melalui studi dalam jangka waktu lama di perguruan tinggi,

4. Punya otonomi dalam bertindak ketika melayani klien,

5. Mengabdi kepada masyarakat atau berorientasi kepada layanan sosial, bukan untuk mendapatkan keuntungan finansial,

6. Tidak mengadvertensikan keahliannya mendapatkan klien, 7. Menjadi anggota organisasi profesi,

8. Organisasi profesi tersebut menentukan persyaratan penerimaan para anggota, membina profesi anggota, mengawasi perilaku anggota, memberi sanksi, dan memperjuangkan kesejahteraan anggota,

9. Memiliki kode etik profesi

10. Punya kekuatan dan status yang tinggi sebagai eksper yang diakui oleh masyarakat,

11. Berhak mendapatkan imbalan yang layak.

Mendidik adalah membuatkan kesempatan dan menciptakan situasi yang kondusif agar anak-anak/peserta didik sebagai subjek berkembang sendiri. Mendidik merupakan upaya membuat peserta didik mau dan dapat belajar atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi, dan potensi-potensi lainnya secara optimal. Berarti mendidik memusatkan diri pada upaya pengembangan afeksi peserta didik, kemudian pengembangan kognitif dan keterampilannya.


(39)

Perilaku-perilaku pendidik menurut Pidarta (2009) :

a) Pendidik bertindak sebagai mitra atau saudara tua peserta didik.

b) Melaksanakan disiplin yang permisif, ialah memberi kebebasan bertindak asal semua peserta didik aktif belajar.

c) Memberi kebebasan kepada semua peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi mereka masing-masing.

d) Mengembangkan cita-cita riil para peserta didik atas dasar pemahaman mereka tentang diri sendiri.

e) Melayani pengembangkan bakat setiap peserta didik.

f) Melakukan dialog atau bertukar pikiran secara kritis dengan peserta didik. g) Menghargai agama dalam dunia modern yang penuh dengan rasionalitas.

Hal-hal di luar rasio manusia dibahas lewat agama.

h) Melakukan dialektika nilai budaya lama dengan nilai-nilai budaya modern. i) Mempelajari dan ikut memecahkan masalah masyarakat.

j) Mengantisipasi perubahan lingkungan dan masyarakat oleh pendidik atau bekerja sama dengan peserta didik.

k) Memberi kesmpatan kepada peserta didik untuk berkreasi. l) Mempergunakan metode penemuan.

m) Mempergunakan metode pemecahan masalah. n) Mempergunakan metode pembuktian.

o) Melaksanakan metode eksperimental.

p) Melaksanakan metode berproduksi barang/jasa nyata yang mungkin bisa dipasarkan.

q) Memperhatikan dan membina perilaku nyata agar positif pada setiap peserta didik.


(40)

2. Kode Etik Pendidik

Kode etik pendidik adalah salah satu bagian dari profesi pendidik. Artinya setiap pendidik yang profesional akan melaksanakan etika jabatannya sebagai pendidik. Kode etik pendidik antara lain :

a) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b) Setia kepada Pancasila, UUD 1945, dan negara. c) Menjungjung tinggi harkat dan martabat peserta didik.

d) Berbakti kepada peserta didik dalam membantu mereka mengembangkan diri. e) Bersikap ilmiah dan menjunjung tinggi pengetahuan, ilmu, tekhnologi, dan seni

sebagai wahana dalam pengembangan peserta didik.

f) Lebih mengutamakan tugas pokok dan atau tugas negara lainnya daripada tugas sampingan.

g) Bertanggungjawab, jujur, berprestasi, dan akuntabel dalam bekerja.

h) Dalam bekerja berpegang teguh kepada kebudayaan nasional dan ilmu

pendidikan.

i) Menjadi teladan dalam berperilaku. j) Berprakarsa.

k) Memiliki sifat kepemimpinan.

l) Menciptakan suasana belajar atau studi yang kondusif.

m) Memelihara keharmonisan pergaulan dan komunikasi serta bekerja sama dengan baik dalam pendidikan.

n) Mengadakan kerja sama dengan orang tua siswa dan tokoh-tokoh masyarakat. o) Taat kepada peraturan perundang-undangan dan kedinasan.

p) Mengembangkan profesi secara kontinu.


(41)

D. D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU 1. Sejarah

Tahun 2002-2003 merupakan awal dari berdirinya program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU. Landasan berdirinya karena dibutuhkan Bidan yang dapat menjadi tenaga dosen di institusi pendidikan D-III Kebidanan maupun instruktur klinik di pelayanan kesehatan. Pendirian Program D-IV Bidan Pendidik merupakan hasil kerjasama antara Departemen Kesehatan dan Fakultas Kedokteran USU dan izin dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No.1756/D2/2000 tanggal 19 Mei 2000 dan izin penyelenggaraan dari DIKTI No.80/DIKTI/KEP/2007 tanggal 2 April 2004.

Pada tahun ajaran 2005-2006 Program D-IV Bidan Pendidik telah ditutup namun Program D-IV Bidan Pendidik USU masih terus berlanjut hingga saat ini dan telah mendapatkan lulusan dengan gelar SST (Sarjana Sains Terapan) dengan lamanya perkuliahan selama 1 tahun (2 semester). Berlanjutnya Program D-IV Bidan Pendidik ini karena masih banyaknya kebutuhan dari instansi pendidikan D-III Kebidanan maupun dari pelayanan kesehatan untuk menjadi tenaga dosen dan instruktur klinik. Maka dari itu Fakultas Kedokteran USU terpanggil untuk membantu Departemen Kesehatan dalam menyelenggarakan Program D-IV Bidan Pendidik. Mulai tahun akademik 2009-2010 Program D-IV Bidan Pendidik berada di bawah naungan Fakultas Keperawatan karena beubahnya status PSIK menjadi Fakultas Keperawatan sejak tanggal 23 Juni 2009 berdasarkan S.K. Rektor USU No.1221/H5.1.R/SK/SDM/2009. Program Studi ini sudah terakreditasi B oleh BAN-PT No.179/SK/BAN-BAN-PT/Ak-X/Dpl-IV/VIII/2013.

Sampai saat ini program D-IV Bidan Pendidik telah meluluskan 915 orang. Diharapkan dengan adanya lulusan dari program ini maka pengadaan bidan sebagai


(42)

pendidik/pembimbing dapat memberikan pengetahuan, menumbuhkan sikap dan meningkatkan keterampilan yang profesional sebagai bidan yang berkualitas di isnstansi pemerintah dan pelayanan kesehatan.

2. Visi & Misi

Visi :

Menghasilkan bidan pendidik yang memiliki daya saing dan unggul dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi pendidikan dibidangnya serta berorientasi pada holistic caring di tingkat nasional pada tahun 2020.

Misi :

1. Menghasilkan bidan pendidik yang memiliki kemampuan dalam

mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan tekhnologi pendidikan kebidanan yang berorientasi pada holistic caring.

2. Melaksanakan pengabdian masyarakat yang berorientasi pada holistic caring. 3. Berpartisipasi aktif dalam menerapkan hasil-hasil penelitian yang berkaitan

dengan pendidikan kebidanan.

4. Berpartisipasi aktif dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Tujuan program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU :

a. Menghasilkan lulusan program D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan USU yang mampu melaksanakan tugas profesi yang berkualitas dan berdedikasi tinggi dalam mendidik mahasiswa program D-III Kebidanan di instansi maupun pelayanan kesehatan.

b. Menghasilkan lulusan program D-IV Bidan Pendidik Fakultas


(43)

di bidang profesi Bidan Pendidik di instansi maupun pelayanan kesehatan.

c. Menghasilkan lulusan program D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan USU yang mampu menilai kegiatan profesi secara berkala.

d. Menghasilkan lulusan program D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan USU yang memiliki kepribadian dan sikap yang diperlukan untuk kelangsungan profesinya seperti integritas, rasa tanggung jawab, dan dapat dipercaya yang sesuai dengan etika profesinya.

Struktur Organisasi Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU

Dekan : dr. Dedi Ardinata, M.Kes.

Ketua Pelaksana : Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep. Sekretaris : Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep.

Alamat : Jl. Prof. Ma’as No.3. Telp. (061) 8213318

3. Kompetensi

Kompetensi Utama Lulusan

a. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktek kebidanan b. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan profesional

c. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen kebidanan d. Mampu menjalin hubungan interpersonal

e. Mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus

Kompetensi Pendukung Lulusan

a. Mampu menguasai sistem informasi dan tekhnologi dalam bidang kebidanan b. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada penyakit-penyakit infeksi dan


(44)

c. Mampu melakukan penanganan disaster dan emergensi

Kompetensi Lainnya Lulusan

a. Memiliki kemampuan enterpreunership dalam pelayanan kesehatan

b. Mampu berkomunikasi menggunakan bahasa internasional dalam praktik kebidanan.


(45)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah atau merupakan justifikasi terhadap penelitian yang dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai identifikasi masalahnya (Hidayat, 2011). Adapun kerangka konsep dari penelitian yang berjudul Motivasi Mahasiswa Mengikuti Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Unversitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Motivasi

Intrinsik : - Dorongan ingin tahu - Keinginan mencapai

Ekstrinsik : - Dorongan keluarga - Status sosial

Mengikuti Program D-IV Bidan Pendidik


(46)

B. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan dilakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena, dapat ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian (Hidayat, 2011).

No. Variabel

Penelitian Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. 2. MOTIVASI INTRINSIK Dorongan Ingin Tahu Keinginan Mencapai Prestasi Dorongan alamiah yang timbul sendirinya dari dalam diri/minat seseorang bidan pendidik untuk mengetahui tentang sesuatu hal yang tidak pernah diketahui sebelumnya

ataupun sesuatu hal yang sudah

diketahuinya namun ingin lebih mendalaminya. Keinginan yang timbul dari dalam diri seseorang bidan pendidik untuk mendorongnya memperoleh kepuasan melalui pencapaian prestasi yang baik. Kuesioner Kuesioner

1. Kuat, apabila responden memperoleh skor > 27,40 2. Lemah,

apabila responden memperoleh skor < 27,40

1. Kuat, apabila responden memperoleh skor > 26,32 2. Lemah,

apabila responden memperoleh skor < 26,32

Nominal


(47)

3. 4. 5. MOTIVASI EKSTRINSIK Dorongan Keluarga Status Sosial Kehidupan Ekonomi yang Baik Dorongan moril dan materil yang sangat kuat dari keluarga untuk memasuki program D-IV Bidan

Pendidik dengan kata lain bukan kehendak pribadi mahasiswa. Keadaan dimana profesi bidan pendidik memiliki posisi yang dihormati atau disegani di dalam suatu kelompok sosial. Hasrat untuk memperbaiki kesejahteraan bidan pendidik melalui lapangan pekerjaan sebagai dosen untuk mempunyai pendapatan ekonomi yang terjamin. Kuesioner Kuesioner Kuesioner

1. Kuat, apabila responden memperoleh skor > 24,34 2. Lemah,

apabila responden memperoleh skor < 24,34

1. Meningkatkan, apabila

responden memperoleh skor > 24,25 2. Tidak

meningkatkan, apabila

responden memperoleh skor < 24,25 1. Meningkatkan,

apabila responden memperoleh skor > 24,39 2. Tidak

meningkatkan, apabila

responden memperoleh skor < 24,39

Ordinal

Nominal


(48)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan

cross-sectional yaitu penelitian dengan melakukan pengukuran dan pengamatan pada

saat bersamaan atau sekali waktu.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 157 orang yang merupakan jumlah keseluruhan dari mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara tahun akademik 2013/2014.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tekhnik pengambilan sampel secara total sampling dimana seluruh anggota populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 156 orang (tidak termasuk peneliti).

Namun pada saat penelitian dilakukan hanya didapatkan sampel sebanyak 145 orang karena 11 responden penelitian sebagian tidak hadir dan sebagian menolak untuk menjadi responden penelitian.


(49)

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan September 2013 sampai Juni 2014.

E. Etika Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan izin kepada dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu memberikan penjelasan kepada responden penelitian tentang tujuan dan prosedur penelitian.

Responden yang bersedia dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi responden yang tidak bersedia berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung, kebebasan dari tindakan yang merugikan atau resiko dan mendapat keadilan tanpa adanya diskriminasi saat responden tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.

Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi mengunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.


(50)

F. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur berupa kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang motivasi mahasiswa untuk mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian terdahulu (Susilawati, 2008) dengan menggunakan jenis pertanyaan positif serta penilaian menggunakan skala likert dimana pemberian skor untuk setiap pertanyaan yaitu “Sangat setuju (SS)”=diberi skor 4, “Setuju (S)”=diberi skor 3, “Tidak setuju (TS)”=diberi skor 2, “Sangat tidak setuju (STS)”=diberi skor 1.

Untuk mengukur motivasi digunakan 50 butir pertanyaan yang terdiri atas : 1. Motivasi intrinsik (20 pertanyaan)

a. Dorongan ingin tahu

Sebanyak 10 butir pertanyaan dengan menggunakan perhitungan : total skor dari keseluruhan jawaban responden

jumlah responden

= rata-rata

maka diperoleh hasil :

- Kuat, apabila responden memperoleh skor > 27,40 untuk sub variabel dorongan ingin tahu.

- Lemah, apabila responden memperoleh skor ≤ 27,40 untuk sub variabel dorongan ingin tahu.

b. Keinginan mencapai prestasi

Sebanyak 10 butir pertanyaan dengan menggunakan perhitungan : total skor dari keseluruhan jawaban responden

jumlah responden


(51)

maka diperoleh hasil :

- Kuat, apabila responden memperoleh skor > 26,32 untuk sub variabel keinginan mencapai prestasi.

- Lemah, apabila responden memperoleh skor ≤ 26,32 untuk sub variabel keinginan mencapai prestasi.

2. Motivasi ekstrinsik (30 pertanyaan) a. Dorongan keluarga

Sebanyak 10 butir pertanyaan dengan menggunakan perhitungan : total skor dari keseluruhan jawaban responden

jumlah responden

= rata-rata

maka diperoleh hasil :

- Kuat, apabila responden memperoleh skor > 24,32 untuk sub variabel dorongan keluarga.

- Lemah, apabila responden memperoleh skor ≤ 24,32 untuk sub variabel dorongan keluarga.

b. Status sosial

Sebanyak 10 butir pertanyaan dengan menggunakan perhitungan : total skor dari keseluruhan jawaban responden

jumlah responden

= rata-rata

maka diperoleh hasil :

- Kuat, apabila responden memperoleh skor > 24,25 untuk sub variabel status sosial.

- Lemah, apabila responden memperoleh skor ≤ 24,25 untuk sub variabel status sosial.


(52)

c. Kehidupan ekonomi yang lebih baik

Sebanyak 10 butir pertanyaan dengan menggunakan perhitungan : total skor dari keseluruhan jawaban responden

jumlah responden

= rata-rata

maka diperoleh hasil :

- Kuat, apabila responden memperoleh skor > 24,39 untuk sub variabel kehidupan ekonomi yang lebih baik.

- Lemah, apabila responden memperoleh skor ≤ 24,39 untuk sub variabel kehidupan ekonomi yang lebih baik.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian terdahulu oleh Susilawati (2008) yang sudah valid dan reliabel dengan nilai Alpha Cronbach = 0,9568.

H. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri pada Senin, 10 Maret 2014 pukul 10.30 WIB setelah mendapatkan surat izin melakukan penelitian dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan menyesuaikan jadwal kuliah mahasiswa D-IV Bidan Pendidik. Setelah itu, peneliti menjelaskan tentang tujuan penelitian serta meminta kesediaan untuk menjadi responden kepada seluruh mahasiswa D-IV Bidan Pendidik. Apabila responden bersedia, maka diminta untuk menandatangani surat persetujuan (informed consent).

Setelah mendapatkan persetujuan dari responden peneliti memberikan penjelasan tentang prosedur pengisian kuesioner dengan cara memberi tanda check


(53)

pernyataan yang terdiri dari dorongan ingin tahu, keinginan mencapai prestasi, dorongan keluarga, status sosial, kehidupan ekonomi yang lebih baik dimana masing-masing aspek terdiri dari 10 pernyataan dengan jumlah keseluruhan pernyataan 50 soal. Apabila ada penjelasan yang kurang dimengerti, responden dipersilahkan untuk menanyakan kepada peneliti. Waktu yang diberikan untuk mengisi kuesioner yaitu ±30 menit. Setelah diisi kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.

I. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan melalui beberapa tahap, pertama editing untuk melakukan pengecekan kelengkapan data. Kemudian data yang akan diukur diberi coding untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pengolahan data. Selanjutnya tabulating untuk mempermudah pengolahan data yang dimasukkan kedalam bentuk tabel. Setelah itu mengentry data kedalam komputer dan dilakukan dalam pengolahan data dengan menggunakan tehnik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan

entry yaitu pemeriksaan semua data kedalam program komputer guna menghindari

terjadinya kesalahan.

Analisa data dalam penelitian ini adalah univariat yang bersifat deskriptif. Masing-masing variabel penelitian ini diuji dengan statistik deskriptif untuk menilai distribusi frekuensi dan presentasenya sebagai tolak ukur pembahasan dan

kesimpulan dengan menggunakan skala ordinal. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel kontingensi.


(54)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai motivasi mahasiswa mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan jumlah responden 145 orang yang dinilai menggunakan kuesioner.

1. Karakteristik Responden

Analisis univariat ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik responden, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 20 pertanyaan mengenai motivasi intrinsik, 30 pertanyaan mengenai motivasi ekstrinsik. Berikut ini akan dijabarkan distribusi frekuensi karakteristik responden, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Penelitian ini berdasarkan karakteristik responden mencakup umur, agama, status, dan pekerjaan responden.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (n=145)

Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Umur

< 25 tahun 25-30 tahun > 30 tahun

136 5 4 93.8 3.4 2.8 Agama Islam Kristen 122 23 84.1 15.9 Status Belum Menikah Sudah Menikah 139 6 95.9 4.1 Pekerjaan


(55)

Berdasarkan tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa dari 145 responden mayoritas responden berumur < 20 tahun yaitu 136 orang (93,8%), mayoritas beragama Islam yaitu 122 orang (84,1%), mayoritas status responden belum menikah sebanyak 139 orang (95,9%) dan responden tidak bekerja yaitu 133 orang (91,7%).

2. Motivasi Intrinsik

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi responden berdasarkan kuesioner dorongan ingin tahu dalam mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di

Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (n = 145)

No Pernyataan

Pilihan Jawaban Sangat

Setuju

Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

F % F % F % F %

1.

Dorongan Ingin Tahu

Sebelum saya kuliah D-IV Bidan Pendidik USU, saya banyak bertanya dengan teman tentang informasi D-IV Bidan Pendidik USU

55 37.9 82 56.6 7 4.8 1 0.7

2. Sebelum saya kuliah D-IV Bidan Pendidik USU, saya bertanya kepada orang tua saya tentang informasi D-IV Bidan Pendidik USU

38 26.2 68 46.9 33 22.8 6 4.1

3. Sebelum saya kuliah D-IV Bidan Pendidik USU, saya bertanya kepada beberapa alumni D-IV Bidan Pendidik USU

39 26.9 85 58.6 18 12.4 3 2.0

4. Sebelum saya kuliah D-IV Bidan Pendidik USU, saya bertanya kepada atasan tempat saya bekerja tentang informasi D-IV Bidan Pendidik USU

11 7.6 40 27.6 77 53.1 17 9.6

5. Sebelum saya kuliah D-IV Bidan Pendidik USU, saya bertanya informasi tentang D-IV Bidan Pendidik USU kepada dosen yang mengajar sewaktu kuliah di D-III Kebidanan.

30 20.7 66 45.5 39 26.9 10 6.8

6. Sebelum saya kuliah D-IV Bidan Pendidik USU, saya mencari sendiri informasi tentang D-IV Bidan Pendidik USU dengan membaca mass media misalnya koran

37 25.5 58 40.0 46 31.7 4 2.7

7. Sebelum saya kuliah D-IV Bidan Pendidik USU, saya mencari informasi tentang D-IV Bidan Pendidik USU dengan membaca brosur atau selebaran-selebaran

32 22.1 76 52.4 33 22.8 4 2.7

8. Sebelum saya kuliah D-IV Bidan Pendidik USU, saya memperoleh informasi tentang D-IV Bidan Pendidik USU dari formulir yang disebarkan di akbid-akbid

7 4.8 35 24.1 89 61.4 14 9.6

9. Sebelum saya kuliah D-IV Bidan Pendidik USU, saya mencari informasi tentang D-IV Bidan Pendidik USU dengan cara datang langsung ke kampus D-IV Bidan Pendidik USU

43 29.6 65 44.8 32 22.1 5 3.4

10. Sebelum saya kuliah D-IV Bidan Pendidik USU, saya mencari informasi tentang D-IV Bidan Pendidik USU dengan mendatangi kantor organisasi IBI


(56)

Berdasarkan tabel 5.2 diatas, jawaban responden tentang motivasi intrinsik “dorongan ingin tahu” mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik mayoritas menjawab ’sangat setuju’ adalah pertanyaan nomor 1 sebelum saya kuliah D-IV Bidan Pendidik USU, saya banyak bertanya dengan teman tentang informasi D-IV Bidan Pendidik USU, yaitu 55 orang (37,9%), sedangkan mayoritas menjawab ‘setuju’ adalah pernyataan nomor 3 sebelum saya kuliah D-IV Bidan Pendidik USU, saya bertanya kepada beberapa alumni D-IV Bidan Pendidik USU yaitu 85 orang (58,6%), mayoritas menjawab ’tidak setuju’ adalah pertanyaan nomor 8 sebelum saya kuliah D-IV Bidan Pendidik USU, saya memperoleh informasi tentang D-IV Bidan Pendidik USU dari formulir yang disebarkan di akbid-akbid, yaitu 89 orang (61,4%), sedangkan mayoritas menjawab ‘sangat tidak setuju’ adalah pernyataan nomor 10 sebelum saya kuliah D-IV Bidan Pendidik USU, saya mencari informasi tentang D-IV Bidan Pendidik USU dengan mendatangi kantor organisasi IBI yaitu 36 orang (24,8%).

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi responden berdasarkan motivasi intrinsik dorongan ingin tahu dalam mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di

Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (n = 145)

Kategori f %

Kuat 73 50.3

Lemah 72 49.7

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 145 responden sebagian besar responden (50,3%) mempunyai dorongan ingin tahu yang kuat untuk mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik.


(57)

Tabel 5.2.1

Distribusi frekuensi responden berdasarkan kuesioner keinginan mencapai prestasi mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas

Keperawatan USU Tahun 2014 (n = 145)

No Pernyataan

Pilihan Jawaban Sangat

Setuju

Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

F % F % F % F %

11.

Keinginan Mencapai Prestasi Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena perintah dari atasan tempat saya bekerja

5 3.4 7 4.8 85 58.6 48 33.1 12. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU

karena saya ingin cepat naik pangkat 15 10.3 25 17.2 67 46.2 38 26.2 13. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU

supaya sejajar dengan suami (sama-sama sarjana)

6 4.1 12 8.3 77 53.1 50 34.5 14. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU

karena ingin lebih dihargai di tempat kerja 12 8.3 61 42.1 50 34.5 22 15.2 15. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU

karena ingin mendapat ilmu pengetahuan yang lebih mendalam tentang cara mengajar

91 62.7 50 34.5 3 2.0 1 0.7 16. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU

karena ingin mendapat gelar sarjana 42 28.9 80 55.2 15 10.3 8 5.5 17 Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU

karena mencari kesibukan daripada menganggur di rumah

15 10.3 33 22.7 62 42.7 35 24.1 18. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU

karena ingin menjadi dosen 62 42.7 76 54.5 7 4.8 0 0

19. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena ingin mendapat suami yang sarjana juga

24 16.5 27 18.6 63 43.4 31 21.4 20. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU

karena ingin memperdalam ilmu tentang kebidanan

89 61.4 55 37.9 1 0.7 0 0

Berdasarkan tabel 5.2.1 diatas, jawaban responden tentang motivasi intrinsik “keinginan mencapai prestasi” mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik mayoritas menjawab ’sangat setuju’ adalah pertanyaan nomor 15 saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena ingin mendapat ilmu pengetahuan yang lebih mendalam tentang cara mengajar, yaitu 91 orang (62,7%), sedangkan mayoritas menjawab ‘setuju’ adalah pernyataan nomor 16 saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena ingin mendapat gelar sarjana yaitu 80 orang (55,2%), mayoritas menjawab ’tidak setuju’ adalah pertanyaan nomor 11 saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena perintah dari atasan tempat saya bekerja, yaitu 85 orang (58,6%), sedangkan mayoritas menjawab ‘sangat tidak setuju’ adalah pernyataan nomor 13 saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU supaya sejajar dengan suami (sama-sama sarjana) yaitu 50 orang (34,5%).


(58)

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi responden berdasarkan keinginan mencapai prestasi dalam motivasi mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik

di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (n = 145)

Kategori f %

Kuat 65 44.8

Lemah 80 55.2

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 145 responden sebagian besar responden (55,2%) mempunyai keinginan mencapai prestasi yang lemah dalam mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik.

Tabel 5.5

Distribusi frekuensi responden berdasarkan motivasi intrinsik mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik

di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (n = 145)

Kategori f %

Kuat 73 50.3

Lemah 72 49.7

Berdasarkan tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa dari 145 responden sebagian besar responden (50,3%) mempunyai motivasi intrinsik yang kuat untuk mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik.


(59)

3. Motivasi Ekstrinsik

Tabel 5.6

Distribusi frekuensi responden berdasarkan kuesioner dorongan keluarga mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di

Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (n = 145)

No Pernyataan

Pilihan Jawaban Sangat

Setuju

Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

F % F % F % F %

1.

Dorongan Keluarga

Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena disuruh oleh keluarga

8 5.5 28 19.3 80 55.2 29 20.0

2. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena

disuruh oleh suami 3 2.0 6 4.1 86 59.3 50 34.5

3. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena

mengikuti jejak salah satu anggota keluarga yang berpofesi sebagai pendidik

16 11.0 27 18.6 74 51.0 28 19.3

4. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena

ingin meningkatkan status keluarga agar lebih dihormati karena anaknya bergelar sarjana

23 15.9 42 28.9 62 42.7 18 12.4

5. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena

ingin menjadi panutan dan contoh untuk adik-adik atau anak-anak yang dirumah

50 34.5 67 46.2 22 15.1 6 4.1

6. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena

menghindari keinginan orang tua yang menyuruh segera menikah, saya ingin berkarir dulu

13 8.9 21 14.5 66 45.5 45 31.0

7. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena

orang tua saya sangat bangga dengan profesi pendidik

30 20.7 72 49.6 33 22.7 10 6.9

8. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena

ingin kebih dihargai dalam keluarga 20 13.8 53 36.5 62 42.8 10 6.9

9. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena

masih dibiayai oleh orang tua, jika sudah berkeluarga maka biaya kuliah saya biaya sendiri atau dibiayai suami

28 19.3 57 39.3 43 29.7 17 11.7

10. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena di dalam keluarga saya rata-rata berpendidikan sarjana

22 15.1 54 37.2 59 40.7 10 6.9

Berdasarkan tabel 5.6 diatas, jawaban responden tentang motivasi ekstrinsik “dorongan keluarga” mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik mayoritas menjawab ’sangat setuju’ adalah pertanyaan nomor 5 saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena ingin menjadi panutan dan contoh untuk adik-adik atau anak-anak yang dirumah, yaitu 50 orang (34,5%), sedangkan mayoritas menjawab ‘setuju’ adalah pernyataan nomor 7 saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena orang tua saya sangat bangga dengan profesi pendidik yaitu 72 orang (49,6%), mayoritas menjawab ’tidak setuju’ dan ‘sangat tidak setuju’ adalah pertanyaan nomor 2 saya


(60)

masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena disuruh oleh suami, yaitu 86 orang (59,3%) dan 50 orang (34,5%).

Tabel 5.7

Distribusi frekuensi responden berdasarkan dorongan keluarga dalam motivasi mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik

di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (n = 145)

Kategori f %

Kuat 68 46.9

Lemah 77 53.1

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 145 responden sebagian besar responden (53,1%) mendapat dorongan dari keluarga yang lemah untuk mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik.

Tabel 5.6.1

Distribusi frekuensi responden berdasarkan kuesioner status sosial mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas

Keperawatan USU Tahun 2014 (n = 145)

No Pernyataan

Pilihan Jawaban Sangat

Setuju

Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

F % F % F % F %

11.

Status Sosial

Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena ikut-ikutan teman

4 2.8 3 2.0 91 62.8 47 32.4

12. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena

ingin meningkatkan status sosial di masyarakat 20 13.8 68 46.9 40 27.6 17 11.7

13. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena

ingin disegani oleh masyarakat 8 5.5 47 32.4 70 48.3 20 13.8

14. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena

ingin menjadi role model/ panutan di masyarakat 28 19.3 80 55.2 28 19.3 9 6.2

15. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena

rekan kerja saya rata-rata berpendidikan sarjana 13 8.9 39 26.9 74 51.0 19 13.1

16. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena

ingin memperbanyak relasi (teman) 29 20.0 82 56.6 25 17.2 10 6.9

17 Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena

ingin diterima di setiap lapisan masyarakat dalam pergaulan

23 15.9 72 49.7 41 28.3 9 6.2

18. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena

tempat tinggal saya di komplek dosen/ guru 5 3.4 13 8.9 96 66.2 32 22.0

19. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena

calon suami (pacar)/ suami saya seorang pendidik

10 6.9 9 6.2 83 52.2 43 29.7

20. Saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena

bangga bisa kuliah di kampus favorit di Sumatera Utara


(61)

Berdasarkan tabel 5.6.1 diatas, jawaban responden tentang motivasi ekstrinsik “status sosial” mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik mayoritas menjawab ’sangat setuju’ dan ‘setuju’ adalah pertanyaan nomor 16 saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena ingin memperbanyak relasi (teman), yaitu 29 orang (20%) dan 82 orang (56,6%), mayoritas menjawab ’tidak setuju’ adalah pertanyaan nomor 18 saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena tempat tinggal saya di komplek dosen/ guru, yaitu sebanyak 96 orang (66,2%) dan mayoritas menjawab ‘sangat tidak setuju’ adalah pertanyaan nomor 11 saya masuk D-IV Bidan Pendidik USU karena ikut-ikut an teman, yaitu 47 orang (32,4%).

Tabel 5.8

Distribusi frekuensi responden berdasarkan status sosial dalam motivasi mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik

di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2014 (n = 145)

Kategori f %

Meningkatkan 70 48.3

Tidak Meningkatkan 75 51.7

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 145 responden sebagian besar responden (51,7%) mempunyai motivasi untuk mengikuti program pendidikan D-IV Bidan Pendidik tidak untuk meningkatkan status sosial.


(1)

Statistics

agama responden

N Valid 145

Total 145 100.0 100.0

Statistics

umur responden

N Valid 145

Missing 0

umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 25 tahun 136 93.8 93.8 93.8

25-30 tahun 5 3.4 3.4 97.2

> 30 tahun 4 2.8 2.8 100.0

Total 145 100.0 100.0

Statistics

dorongan ingin tahu

N Valid 145

Missing 0

Dorongan ingin tahu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kuat > 27,40 73 50.3 50.3 50.3

lemah <27,40 72 49.7 49.7 100.0

Total 145 100.0 100.0


(2)

keinginan mencapai prestasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kuat > 26,32 65 44.8 44.8 44.8

lemah <26,32 80 55.2 55.2 100.0

Total 145 100.0 100.0

[DataSet0]

Statistics

kehidupan ekonomi lebih baik

N Valid 145

Missing 0

kehidupan ekonomi lebih baik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid meningkatkan >24,39 68 46.9 46.9 46.9

tidak meningkatkan <24,39 77 53.1 53.1 100.0

Total 145 100.0 100.0

Statistics

status sosial

N Valid 145

Missing 0

status sosial

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid meningkatkan >24,25 70 48.3 48.3 48.3

tidak meningkatkan <24,25 75 51.7 51.7 100.0


(3)

Statistics

dorongan keluarga

N Valid 145

Missing 0

dorongan keluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kuat >24,34 68 46.9 46.9 46.9

Lemah <24,34 77 53.1 53.1 100.0

Total 145 100.0 100.0

Statistics

intrinsik

N Valid 145

Missing 0

intrinsik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kuat > 53,72 73 50.3 50.3 50.3

lemah <53,72 72 49.7 49.7 100.0

Total 145 100.0 100.0

Statistics

ekstrinsik

N Valid 145

Missing 0

ekstrinsik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(4)

Lampiran 8

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Ria Devika Pakpahan

Tempat/ Tanggal Lahir: Batang Toru, 16 Juni 1990

Agama

: Islam

Status

: Belum Menikah

Nama Ayah

: Syawaluddin Pakpahan

Nama Ibu

: (Almh).Annauria Hutasuhut

Alamat

: Jl.Ompu Napotar gg.Mawar Kel.Panyanggar

Kec.Padangsidimpuan Utara, Padangsidimpuan

Riwayat Pendidikan : TK Masyitah Padangsidimpuan (1995-1996)

SDN 15 Padangsidimpuan (1996-2002)

SMPN 1 Padangsidimpuan (2002-2005)

SMAN 2 Padangsidimpuan (2005-2008)

D-III Kebidanan AKBID Darmais Padangsidimpuan (2008-2011)

D-IV Bidan Pendidik USU (2013-2014)


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

8 163 83

Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara tahun 2012

2 60 79

Motivasi Mahasiswa Mengikuti Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2008

1 38 65

Hubungan Evaluasi Asuhan Kebidanan terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2008

0 32 75

Atribut Caring Mahasiswa Program Pendidikan Sarjana Keperawatan dan Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan

0 0 49

Cover Motivasi Mahasiswa Mengikuti Program Pendidikan DIV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 11

Chapter I Motivasi Mahasiswa Mengikuti Program Pendidikan DIV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 6

Chapter II Motivasi Mahasiswa Mengikuti Program Pendidikan DIV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 26

Reference Motivasi Mahasiswa Mengikuti Program Pendidikan DIV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

0 1 3

Appendix Motivasi Mahasiswa Mengikuti Program Pendidikan DIV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 29