Hubungan Evaluasi Asuhan Kebidanan terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2008

(1)

HUBUNGAN EVALUASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM

D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2007

RIA ANDARINI SIRAIT

NIM : 075102008

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

Judul : Hubungan Evaluasi Belajar Asuhan Kebidanan Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumater Utara tahun 2008

Nama : Ria Andarini Sirait

Nim : 075102008

Program : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dik Pembimbing


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Pertanyaan Penelitian ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi Belajar ... 6

2.1.1 Pengertian ... 6

2.1.2 Tujuan Evaluasi ... 8

2.1.3 Kegunaan Tes, Pengukuran, dan evaluasi Dalam Dunia pendidikan ... 9

2.1.4 Indikator Keberhasilan ... 11

2.1.5 Penilaian Keberhasilan ... 11


(4)

2.2 Motivasi Belajar ... 15

2.2.1 Pengertian ... 15

2.2.2 Faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi ... 16

2.2.3 Peranan Motivasi Dalam Belajar ... 21

2.2.3 Fungsi Motivasi ... 22

2.3 Hubungan Evaluasi Pengajaran dengan Motivasi Belajar ... 23

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual ... 25

3.2 Defenisi Operasional ... 25

3.3 Hipotesis ... 27

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 28

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

4.3 Lokasi Penelitian ... 28

4.4 Pertimbangan Etik ... 28

4.5 Instrumen Penelitian ... 29

4.6 Validitas dan Realiabilitas Instrumen ... 30


(5)

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil ... 33 5.1.1 Hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap motivasi

belajar ... 33 5.1.2 Pengaruh adanya hasrat dan keinginan berhasil terhadap

motivasi belajar ... 34 5.1.3 Pengaruh adanya dorongan dan kebutuhan belajar terhadap

motivasi belajar ... 35 5.1.4 Pengaruh adanya harapan dan cita-cita masa depan terhadap

motivasi belajar ... 36 5.1.5 Pengaruh adanya penghargaan dalam belajar terhadap motivasi

belajar ... 37 5.1.6 Pengaruh adanya kegiatan yang menarik dalam belajar terhadap

motivasi belajar ... 38 5.1.7 Pengaruh adanya lingkungan belajar yang kondusif terhadap

motivasi belajar ... 39 5.2 Pembahasan ... 40


(6)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 55 6.2 Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA ...


(7)

Nama : Ria Andarini Sirait

Program : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Hubungan Evaluasi Asuhan Kebidanan terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara tahun 2008

ABSTRAK

Dari data bidang evaluasi pendidikan terlihat adanya dinamika fluktuasi nilai asuhan kebidanan mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dalam 3 tahun terakhir yaitu nilai asuhan kebidanan dengan kategori kurang baik meningkat tahun 2006-2007 dibandingkan dengan tahun sebelumnya kemudian kembali menurun pada tahun 2007-2008, diduga salah satu penyebab adanya fluktuasi nilai tersebut adalah beragamnya motivasi belajar mahasiswa.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap motivasi belajar mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2007. Untuk mengetahui hubungan antara keduanya penelitian ini menggunakan indikator-indikator motivasi yaitu hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, kegiatan yang menarik dalam belajar dan lingkungan belajar yang kondusif. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik menggunakan desain penelitian Cross Sectional, dengan populasi semua mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2007 sejumlah 76 orang serta data dianalisis dengan Chi-Square menggunakan system komputerisasi.

Hasil penelitian yang didapatkan adalah ada hubungan antara evaluasi asuhan kebidanan terhadap motivasi belajar mahasiswa. Dalam penelitian ini juga didapatkan bahwa indikator motivasi adanya hasrat dan keinginan berhasil dan indikator motivasi adanya lingkungan belajar yang kondusif yang mempunyai hubungan yang signifikan terhadap evaluasi asuhan kebidanan.

Oleh karena itu seorang pendidik harus memperhatikan motivator belajar anak didik, seperti yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu yang paling berpengaruh dalam memotivasi belajar adalah adanya hasrat dan keinginan berhasil dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.


(8)

Nama : Ria Andarini Sirait

Program : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Hubungan Evaluasi Asuhan Kebidanan terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara tahun 2008

ABSTRAK

Dari data bidang evaluasi pendidikan terlihat adanya dinamika fluktuasi nilai asuhan kebidanan mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dalam 3 tahun terakhir yaitu nilai asuhan kebidanan dengan kategori kurang baik meningkat tahun 2006-2007 dibandingkan dengan tahun sebelumnya kemudian kembali menurun pada tahun 2007-2008, diduga salah satu penyebab adanya fluktuasi nilai tersebut adalah beragamnya motivasi belajar mahasiswa.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap motivasi belajar mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2007. Untuk mengetahui hubungan antara keduanya penelitian ini menggunakan indikator-indikator motivasi yaitu hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, kegiatan yang menarik dalam belajar dan lingkungan belajar yang kondusif. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik menggunakan desain penelitian Cross Sectional, dengan populasi semua mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2007 sejumlah 76 orang serta data dianalisis dengan Chi-Square menggunakan system komputerisasi.

Hasil penelitian yang didapatkan adalah ada hubungan antara evaluasi asuhan kebidanan terhadap motivasi belajar mahasiswa. Dalam penelitian ini juga didapatkan bahwa indikator motivasi adanya hasrat dan keinginan berhasil dan indikator motivasi adanya lingkungan belajar yang kondusif yang mempunyai hubungan yang signifikan terhadap evaluasi asuhan kebidanan.

Oleh karena itu seorang pendidik harus memperhatikan motivator belajar anak didik, seperti yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu yang paling berpengaruh dalam memotivasi belajar adalah adanya hasrat dan keinginan berhasil dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.


(9)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menurut UU No.20 tahun 2004, pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pendidikan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang berguna bagi diri, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan bertujuan mengembangkan potensi didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokrasi serta bertanggungjawab (Ahmad, 2004).

Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Sebagai upaya yang bukan saja membuahkan manfaat yang besar, pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sering dirasakan belum memenihi harapan.

Proses belajar mengajar merupakan upaya pendidikan formal yang paling menonjol dibandingkan upaya pendidikan lainnya atau dapat dikatakan proses belajar mengajar merupakan inti kegiatan yang dapat menjadi tolak ukur keberhasilan suatu upaya pendidikan. Unsur yang paling penting dalam kegiatan proses belajar mengajar yang sangat berhubungan satu dengan yang lain bahkan yang tidak dapat dipisahkan adalah dosen, anak didik, bahan ajar, interaksi dan evaluasi. Evaluasi merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran, ini


(10)

berarti kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan bersifat integratif, artinya setiap ada proses pendidikan pasti ada evaluasi (Sabri, 2005).

Evaluasi harus mampu menjawab semua informasi tentang tingkat percapaian tujuan yang telah ditentukan. Namun pada kenyataannya masalah tersebut menjadi kendala yang dihadapi dosen dalam penilaian mutu pendidikan di sekolah dimana sebagian dosen belum mengetahui bagaimana prosedur evaluasi, tidak melakukan prinsip evaluasi secara efektif dan efisien, kurang menguasai teknik-teknik evaluasi dan tidak memanfaatkan analisa hasil evaluasi sebagai feed back (umpan balik) (Daryanto, 2005).

Dengan evaluasi yang dapat berupa penilaian dapat diketahui apakah proses belajar mengajar yang dilakukan cukup efektif memberikan hasil yang baik dan memuaskan atau sebaliknya. Penilaian juga dapat berfungsi salah satu pembangkit motivasi peserta didik, baik untuk mempertahankan atau meningkatkan prestasi belajar mereka. Nilai yang bagus akan memberikan motivasi kepada peserta didik untuk belajar, apabila nilai yang diperoleh peserta didik lebih tinggi daripada peserta lainnya maka peserata didik tersebut cenderung untuk mempertahankannya (Syaiful, 2005).

Salah satu yang menjadi tolok ukur keberhasilan belajar adalah motivasi, diduga munculnya motivasi belajar yang baik akan melahirkan hasil belajar yang baik pula. Persoalan yang dihadapkan kepada pendidik adalah bagaimana memotivasi anak didik sehingga mampu memperoleh kepuasaan terhadap hasil belajar yang dicapai. Motivasi adalah proses psikologi yang terjadi pada diri


(11)

seseorang dengan lingkungannya. Pandangan lain dikemukakan oleh Morgan, bahwa motivasi diartikan sebagai pendorong atau penggerak yang berasal dari dalam diri individu untuk bertindak karah tujuan tertentu (Uno, 2007).

Program D-IV Bidan Pendidik merupakan salah satu program studi yang ada di Universitas Sumatera Utara, Asuhan Kebidanan merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan pada mahasiswa program D-IV Bidan Pendidik di semester 1 dengan beban studi 2 sks, diharapkan setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa akan dapat menerapkan prinsip asuhan kebidanan ibu antenatal, intranatal, postnatal, emergensi kebidanan, asuhan kebidanan, asuhan kebidanan ibu dengan HIV dalam kehamilan sesuai dengan standar dan berdasarkan evidence based.

Dari pendataan diperoleh nilai asuhan kebidanan selama 3 tahun terakhir, dari nilai yang telah didapatkan terlihat adanya dinamika fluktuasi nilai asuhan kebidanan dalam 3 tahun ini. Nilai asuhan kebidanan pada tahun 2005-2006 dalam kategori kurang baik sebanyak 28 orang (56%), pada tahun 2006-2007 dalam kategori yang sama meningkat sebanyak 37 orang (77,08%), sedangkan pada tahun 2007-2008 kembali menurun menjadi 23 orang (30,27%).

Dinamika fluktuasi nilai asuhan kebidanan tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tahun Ajaran Kurang Baik (0-2,50) Baik (3,00-3,50) Istimewa (4,00) 2005-2006 28 orang (56%) 20 orang (40%) 2 orang (4%) 2006-2007 37 orang (77,08%) 10 orang (20,88%) 1 orang (2,02%) 2007-2008 23 orang (30,02%) 44 orang (57,89%) 9 orang (11,68%)


(12)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang hubungan Evaluasi Belajar Asuhan Kebidanan terhadap Motivasi Belajar mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Tahun 2007

1.2Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pertanyaan penelitian ini adalah Apakah ada Hubungan Evaluasi Belajar asuhan kebidanan Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2007

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah ada hubungan evaluasi belajar asuhan kebidanan terhadap motivasi belajar mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2007


(13)

1. Untuk mengetahui hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya hasrat dan keinginan berhasil mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2007

2. Untuk mengetahui hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya dorongan dan ebutuhan belajar mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2007

3. Untuk mengetahui hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya harapan dan cita-cita masa depan mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2007

4. Untuk mengetahui hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya pengahargaan dalam belajar mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2007

5. Untuk mengetahui hubungan avaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya kegiatan yang menarik dalam belajar mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2007

6. Untuk mengatahui hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya lingkungan belajar yang kondusif mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2007

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Prodi D-IV Bidan Pendidik

Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan ilmiah guna pengembangan ilmu pengetahuan yang relevan dalam pendidikan, dan


(14)

sebagai masukan dalam perbaikan pelaksanaan evaluasi kearah yang lebih baik

2. Bagi peneliti

Penelitian ini memberikan perluasan kajian bidang penelitian berupa tindakan kelas, penelitian ini juga bermanfaat bagi peningkatan ilmu pengetahuan dibidang metode penelitian, juga menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dibidang evaluasi dan motivasi belajar

3. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan referensi awal bagi peneliti berikutnya yang memerlukan kajian lebih lanjut.


(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evaluasi belajar

2.1.1 Pengertian

Evaluasi menurut Edwind dan Gerald W. Brown (1986) dalam Anas Sudijono (1996) adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Berdasarkan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan

Davies (1981) dalam Dimyati (2006) mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses sederhana memberikan/menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek, dan masih banyak yang lain. Evaluasi belajar adalah penilaian atau penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik kearah tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum (Harjanto, 2007).

Sudirman. N dkk (1991) dalam (Djamarah, 2004) Evaluasi adalah tindakan untuk menentukan nilai sesuatu. Evaluasi adalah suatu proses dalam perencanaan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens dan Lelman (1978) dalam Sri Esti (2002)).


(16)

Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh anak didik (Gronlund (1975) dalam Sri Esti (2002)).

Evaluasi adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan anak didik ke arah tujuan-tujuan atau nilai yang telah ditetapkan (Wrightstone dkk (1956) dalam Sri Esti (2002)).

Evaluasi menurut Kourilski dalam (Oemar Hamalik, 2003) adalah tindakan tentang penetapan derajat penguasaan atribut tertentu oleh individu atau kelompok dan menurut Ralp Tyler (1950) dalam Arikunto (2005) adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai.

Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang telah diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen tes maupun non-tes, jadi maksud penilaian adalah memberikan kualitas tentang sesuatu. Tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan bagaimana atau seberapa jauh sesuatu proses atau suatu hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program (Zainul dan Nasoetion, 2001).

Dalam membahas evaluasi akan berhubungan dengan tes dan pengukuran karena ketiganya saling berhubungan. Penilaian hasil belajar baru dapat dilakukan dengan baik bila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan tes sebagai alatnya ( Zainul dan Nasoetion,


(17)

2.1.2 Tujuan Evaluasi

Adapun tujuan evaluasi menurut Sri Esti (2002) adalah sebagai berikut: 1. Sebagai perangsang atau dorongan untuk menambah usaha atau

semangat anak didik

Salah satu kegunaan evaluasi adalah untuk memotivasi anak didik agar anak didik berusaha melakukan yang terbaik dengan memberikan angka tinggi, hadiah, bintang kelas sebagai hadiah atas pekerjaannya. 2. Umpan balik bagi anak didik

Anak didik ingin tahu hasil atas usaha mereka. Penilaian yang tetap dan teratur akan memberikan gambaran tentang kekuatan dan kelemahan anak didik.

3. Umpan balik bagi dosen

Dosen perlu mengetahui hasil dari apa saja yang telah ia lakukan. Dengan pengetahuan ini dosen akan mengetahui apakah dia sudah berhasil ataukah gagal dalam memberikan pelajaran kepada anak didik. 4. Memberikan informasi kepada orang tua

Orang tua diharapakan juga memberikan hadiah jika mendapati anaknya memperoleh nilai yang bagus. Untuk itu antara orang tua dan dosen harus bekerja sama dalam upaya meningkatkan prestasi anak didik


(18)

2.1.3 Kegunaan Tes, Pengukuran dan Evaluasi dalam dunia pendidikan

Menurut Zainul dan Nasution (2001) ada beberapa alasan untuk menggunakan pengukuran, tes, dan evaluasi dalam dunia pendidikan, antara lain:

a. Seleksi

Tes dan beberapa alat pengukuran digunakan untuk mengambil keputusan tentang orang yang akan diterima atau ditolak dalam suatu proses seleksi. Untuk dapat memutuskan penerimaan atau penolakan ini maka haruslah digunakan tes yang tepat, yaitu tes yang dapat meramalkan keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam suatu kegiatan.

b. Penempatan

Dalam pelaksanaan kursus atau latihan yang singkat biasanya dilakukan tes penempatan, untuk menentukan tempat tempat yang paling cocok bagi seseorang untuk dapat berprestasi dan berproduksi dalam suatu proses pendidikan atau pekerjaan.

c. Diagnosis dan remedial

Tes seperti ini terutama untuk mengukur kekuatan dan kelemahan seseorang dalam kerangka memperbaiki penguasaan atau kemampuan dalam suatu program pendidikan tertentu.

d. Umpan balik

Hasil suatu pengukuran atau skor tes dapat digunakan sebagai umpan balik, baik individu yang menempuh tes maupun bagi dosen.


(19)

e. Memotivasi dan membimbing belajar

Hasil tes seharusnya dapat memotivasi belajar mahasiswa, dan juga dapat menjadi pembimbingan bagi mereka untuk belajar. Bagi mereka yang memperolah skor yang rendah seharusnya menjadi cambuk untuk lebih berhasil dalam tes yang akan datang dan secara tepat dapat mengetahui di wilayah mana terletak kelemahannya. Bagi mereka yang mendapat skor yang tinggi tentu saja hasil itu dapat menjadi motivasi mempertahankan dan meningkatkan hasilnya.

Menurut Nana Sudjana dalam Djamarah (1991) penilaian dilakukan terhadap proses belajar mengajar berfungsi sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus. Dengan fungsi ini dapat diketahui tingkat penguasaan bahan pelajaran yang dikuasai oleh anak didik.

2. Untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Dosen dapat mengetahui berhasil tidaknya pengajaran, rendahnya hasil belajar yang dicapai anak didik tidak semata-mata disebabkan kemampuan anak didik tetapi juga disebabkan kurang berhasilnya dosen mengajar melalui penilaian berarti menilai kemampuan dosen mengajar melalui pernilaian berarti menilai kemampuan dosen itu sendiri dan hasilnya dapat dijadikan bahan dalam memperbaiki tindakan mengajar berikutnya.


(20)

2.1.4 Indikator keberhasilan

Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil menurut Djamarah (2006) adalah sebagai berikut:

1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok

2. Prilaku yang digariskan dalam Tujuan pengajaran/ Intruksional Khusus (TIK) telah dicapai oleh anak didik, baik secara individual maupun kelompok.

Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai tolok ukur keberhasilan adalah daya serap yang akan terlihat dalam nilai sebagai hasil evaluasi.

2.1.5 Penilaian keberhasilan

Untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya menurut Djamarah (2006) , tes prestasi belajar dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut:

1. Tes formatif

Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap anak didik terhadap pokok bahasan tertentu.


(21)

2. Tes subsumatif

Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperolah gambaran daya serap anak didik untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar anak didik. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses balajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor. Dalam hal ini yang termasuk tes subsumatif adalah tugas dan ulangan harian (quis).

3. Tes sumatif

Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap anak didik terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat keberhasilan belajar anak didik dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan tingkat, menyusun ranking atau sebagai ukuran mutu sekolah.

2.1.6 Tingkat keberhasilan

Untuk setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai di tingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkatan keberhasilan tersebut menurut Rohani (2004) adalah sebagai berikut:


(22)

1. Istimewa : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh anak didik

2. Baik : Apabila 76-99% bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik

3. Cukup : Apabila 60-75% saja bahan pelajaran yang dikuasai oleh anak didik

4. Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% yang dikuasai oleh anak didik.

Penggolongan prestasi untuk masing-masing institusi tidak persis sama, mengenai penggolongan prestasi keberhasilan anak didik di Universitas Sumatera Utara Rektor telah mengeluarkan keputusan no : 3128/J05/SK/AK/2004 pada Bab III Jenis Pendidikan, Beban Kredit dan Lama Studi Serta Sistem Evaluasi Pasal 12 Tentang Evaluasi Keberhasilan Belajar anak didik, dapat dilihat pada tabel berikut:

Nilai prestasi Bobot prestasi Golongan prestasi

A 4,00 Sangat baik

B+ B

3,50 3,00

Baik Baik C+

C

2,50 2,00

Cukup Cukup

D 1,00 Kurang


(23)

Program D-IV Bidan Pendidik merupakan salah satu program studi yang ada di Universitas Sumatera Utara dan tujuan dari pendidikan program D-IV Bidan Pendidik adalah:

1. Melaksanakan tugas profesi bidan pendidik yang berkualitas dan berdedikasi tinggi dalam mendidik mahaanak didik program D-III Kebidanan

2. Meningkatkan dan mngembangkan diri dibidang profesi bidan pendidik 3. Menilai kegiatan profesi secara berkala

4. Memiliki dan mengembangkan kepribadian dan sikap yang diperlukan untuk kelangsungan profesinya secara integritas, rasa tanggung jawab, dapat dipercaya yang sesuai dengan etika profesinya.

Asuhan kebidanan merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan pada mahasiswa program D-IV Bidan Pendidik di semester 1 dengan beban studi 2 sks, diharapkan setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahaanak didik akan dapat menerapkan prinsip asuhan kebidanan ibu antenatal, intranatal, postnatal, emergensi kebidanan, asuhan kebidanan, asuhan kebidanan ibu dengan HIV dalam kehamilan sesuai dengan standar dan berdasarkan evidence based.


(24)

2.2 Motivasi Belajar

2.2.1 Pengertian

Menurut Mc.Donald motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Hamalik, 2003)

Motivasi adalah adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar. (Koeswara (1989) dalam Dimyati (2006))

Motivasi adalah kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. (Hamzah, 2007)

Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat nonintelektual. Peranan yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. (Sardiman, 2004)

Motivasi dalam belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktek atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor internal, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor eksternal adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.( Uno, 2007)


(25)

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

Hakikat motivasi adalah dorongan internal dan eksternal pada anak didik-anak didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar menurut Uno. B. Hamzah (2007) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau motif untuk memperolah kesempurnaan. Motif semacam ini merupakan unsur kepribadian dan prilaku manusia, sesuatu yang berasal dari ‘’dalam’’ diri manusia yang bersangkutan.

Motif berprestasi adalah motif yang dapat dipelajari, sehingga motif itu dapat diperbaiki dan dikembangkan melalui proses belajar. Seseorang yang mempunyai motif berprestai tinggi cenderung untuk berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda pekerjaanya. Penyelesaian tugas semacam ini bukanlah karena dorongan dari luar diri, melainkan upaya pribadi.

Menurut Bruner dalam Hamalik (2007) tentang beberapa upaya yang dapat menggerakkan perhatian dan minat mahasiswa yaitu metode discovery melalui autonomy of self reward. Siswa memberi stimulus terhadap dirinya sendiri, sehingga dia sendiri yang melakukan fungsi penggerakkan tersebut.


(26)

Robert White dalam Hamalik (2007) mengemukakan bahwa yang menentukan kebutuhan intrinsik siswa dalam hubungan dengan lingkungannya adalah motivasi kompetensi yang menggerakkan tindakan-tindakan seperti menyelidiki, memperhatikan, berbicara, berpikir dan lain-lain.

Penelitian Howard Kigth dan Julius Sasserath (1966), ternyata siswa yang memiliki motif berprestasi yang tinggi atau kecemasan yang tinggi dalam mengikuti tes, dengan pengajaran berprogram lebih cepat menyelesaikan programnya, sedikit terjadi kekeliruan, dan dapat mengingat pelajaran dengan baik, jika dibandingkan dengan siswa yang memiliki motif berprestasi rendah dan kurang memiliki kecemasan dalam mengikuti tes.

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Penyelesaian suatu tugas tidak selamanya dilator belakangi oleh motif berprestasi atau keinginan untuk berhasil, kadang kala seorang individu menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang memiliki motif berprestasi tinggi, justru karena dorongan menghindari kegagalan yang bersumber pada ketakutan akan kegagalan itu. Seorang anak didik mungkin tampak bekerja dengan tekun karena kalau tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik maka dia akan mendapat malu dari dosennya, atau di olok-olok temannya, atau bahkan dihukum oleh orang tua. Dari keterangan diatas tampak bahwa ‘’keberhasilan’’ anak didik tersebut disebabkan oleh dorongan atau rangsangan dari luar dirinya.

Sri Esti (2006) mengemukakan bahwa dalam diri seseorang terdapat motivator yang kuat yaitu kebutuhan untuk menyatakan dirinya adalah seseorang


(27)

yang baik (positif). Maka hal ini akan mendorong untuk melakukan hal-hal yang positif dalam belajar seperti tidak menyontek dan jujur dalam ujian.

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

Harapan didasari pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi oleh perasaan mereka tantang gambaran hasil tindakan mereka contohnya orang yang menginginkan kenaikan pangkat akan menunjukkan kinerja yang baik kalau mereka menganggap kinerja yang tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan pangkat.

Menurut Vroom (1976) bahwa dalam melakukan sesuatu selain harus mempertimbangkan hasil yang dicapai, seseorang juga harus mempertimbangkan keyakinan orang tersebut bahwa yang dikerjakan memberikan sumbangan terhadap tercapainya tujuan yang diharapkannya. Karena adanya harapan akan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap terlaksananya program yang sedang dijalankan.

4. Adanya penghargaan dalam belajar

Pernyataan verbal atau penghargaan dalam bentuk lainnya terhadap prilaku yang baik atau hasil belajar anak didik yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar anak didik kepada hasil belajar yang lebih baik.

Pernyataan seperti ‘’bagus’’ , ‘’hebat’’ dan lain-lain disamping akan menyenangkan siswa, pernyataan verbal seperti itu juga mengandung makna interaksi dan pengalaman pribadi yang langsung antara siswa dan guru, dan


(28)

penyampaiannya konkret, sehingga merupakan suatu persetujuan pengakuan sosial, apalagi kalau penghargaan verbal itu diberikan didepan orang banyak.

Menurut Sri Esti (2006) bahwa motivasi secara sederhana merupakan hasil dari reinforcement (penguatan). Siswa yang telah diberi penguatan untuk belajar (contoh dengan memberi nilai yang bagus, atau pujian dari orang tua dan guru) akan termotivasi untuk belajar.

Page (1998) dalam penelitiannya menemukan bahwa anak didik yang diberi nilai dan juga mendapat komentar dari guru tentang jawaban yang salah mempunyai prestasi yang lebih baik daripada anak didik yang hanya diberi nilai dengan angka atau huruf saja.

5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

Baik simulasi maupun permainan merupakan salah satu proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat, dipahami, dan dihargai. Seperti kegiatan belajar seperti diskusi, brainstorming, pengabdian masyarakat dan sebagainya.

Menurut Bert Kersh dalam Hamalik (2007), bahwa kelompok belajar yang terpimpin dan terprogram dengan baik (sesuai metode Sokrates yang menuntut anak didik membuat inferensi dan mengingat-ingat aturan tanpa bantuan).

Torrance dalam Hamalik (2007) telah mengadakan penelitian tentang prosedur brainstorming. Prosedur ini dimaksudkan agar anak didik mampu memproduksi sebanyak mungkin prakarsa (gagasan) yang berbobot melalui


(29)

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam tindakan individu setelah dibentuk oleh lingkungan. Oleh karena itu motif individu untuk melakukan sesuatu misalnya untuk belajar dengan baik, dapat dikembangkan, duperbaiki, atau diubah melalui belajar dan latihan, dengan perkataan lain melalui pengaruh lingkungan

Lingkungan belajar yang kondusif salah satu faktor pendorong belajar anak didik, dengan demikian anak didik mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar

Menurut Flanders dalam Hamalik (2007) bahwa situasi kelas akan mempengaruhi dan menimbulkan berbagai tingkat kecemasan terhadap anak didik. Hasil penelitiannya dalam suasana yang berpusat pada guru, anak didik lebih bersikap agresif dan umumnya lebih terganggu emosionalnya.

2.2.3 Peranan Motivasi dalam Belajar

Motivasi pada dasarnya dapat membantu memahami dan menjelaskan prilaku individu. Ada beberapa peranan penting motivasi dalam belajar antara lain:

a) Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar.

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang membutuhkan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.


(30)

b) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak didik akan tertarik untuk belajar sesuatu jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak didik.

c) Menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar. d) Menentukan ketekunan belajar.

Seorang anak didik yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha memperlajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. (Uno, 2007)

2.2.4 Fungsi Motivasi

Menurut Suryosubroto (2002) motivasi berfungsi sebagai :

a) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu tindakan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

b) Motivasi berfungsi sebagi pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.

c) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.


(31)

Motivasi belajar penting bagi anak didik dan dosen. Bagi anak didik pentingnya motivasi belajar menurut Muhibbin Syah (2006) adalah sebagai berikut:

a) Meyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir

b) Menginformasikan tentang kekutan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya

c) Mengarahkan kegiatan belajar d) Membesarkan semangat belajar.

e) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja. Sedangkan bagi dosen motivasi belajar bermanfaat sebagai berikut:

a) Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat anak didik untuk belajar sampai berhasil.

b) Mengetahui dan memahami motivasi belajar anak didik dikelas

c) Meningkatkan dan menyadarkan dosen untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran sperti sebagai penasehat, fasilitator, intrukstur, teman diskusi atau pendidik.

d) Memberi peluang dosen untuk ” unjuk kerja” rekayasa pedagogis. Tugas dosen adalah membuat semua anak didik belajar sampai berhasil. Tantangan profesionalnya justru terletak pada mengubah anak didik tak berminat menjadi semangat belajar. Mengubah anak didik cerdas yang acuh tak acuh menjadi semangat belajar.


(32)

2.3 Hubungan evaluasi Pengajaran Dengan Motivasi Belajar

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu dari kegunaan evaluasi yang dinyatakan oleh Asmawi Zainul dan Noehi Nasution (2001) adalah memotivasi dan membimbing belajar anak. Jadi jelas bahwa evaluasi belajar sangat erat hubungannya dengan motivasi belajar anak didik.

Bagi peserta didik, secara didaktik evaluasi pengajaran akan dapat memberikan dorongan (motivasi) kepada mereka untuk dapat memperbaiki, meningkatkan dan mempertahankan prestasinya. Evaluasi hasil belajar itu misalnya akan menghasilkan nilai-nilai hasil belajar untuk masing-masing anak didik. Ada anak didik yang nilainya jelek maka anak didik tersebut terdorong untuk memperbaikinya, agar waktu yang akan datang nilainya dapat lebih baik.

Meningkatkan kualitas pendidikan dapat dicapai melalui perbaikan metode pengajaran, melengkapi fasilitas pendidikan maupun menumbuhkan semangat atau motivasi belajar yang tinggi pada diri anak didik. Telah diketahui bahwa metode pengajaran yang tepat akan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar anak didik, juga dosen dapat melakukan evaluasi dengan baik tanpa merugikan salah satu pihak sehingga dapat menumbuhkan kegairahan dalam belajar yang pada akhirnya akan mempertinggi prestasi anak didik.


(33)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka konsep

Secara konsep yang menjadi variabel bebas (Variabel Independent) dalam penelitian ini adalah Evaluasi belajar, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya (Variabel dependent) adalah Motivasi belajar mahasiswa D-IV Bidan Pendidik FK USU yang dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

3.2. Defenisi Operasional

3.2.1. Evaluasi belajar adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang telah diperoleh melalui pengukuran hasil belajar

Evaluasi asuhan kebidanan

Adanya hasrat dan keinginan berhasil

Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Adanya harapan dan cita-cita masa depan

Adanya penghargaan dalam belajar

Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

Adanya lingkungan belajar yang kondusif


(34)

Alat Ukur : Hasil evaluasi belajar asuhan kebidanan Hasil ukur : Membedakan berdasarkan penggolongan

a) Baik apabila responden mampu mendapatkan nilai >2,50 – 4,00 b) Kurang baik apabila responden hanya mendapatkan nilai kurang

2,50

Skala pengukuran : Ordinal

3.2.2. Motivasi belajar adalah semangat, dorongan dari mahasiswa dalam mengarahkan tingkah laku kegiatan-kegiatan belajar yang lebih bermanfaat.

Cara Ukur : Wawancara Alat Ukur : Kuesioner

Hasil ukur : Membedakan berdasarkan kategori (Arikunto,2003)

a) Baik apabila responden menjawab 75 – 100 % dari keseluruhan kuesioner atau mampu menjawab 45-60 pertanyaan dengan jawaban benar

b) Sedang apabila responden menjawab 56-74% dari keseluruhan kuesioner atau mampu menjawab 33-44 pertanyaan dengan jawaban benar

c) Kurang baik apabila responden menjawab <56 % dari keseluruhan kuesioner atau menjawab < 33 pertanyaan dengan jawaban benar Skala pengukuran : Ordinal


(35)

3.3 HIPOTESIS

Hipotesis penelitian ini adalah “Terdapat hubungan antara Evaluasi belajar Asuhan Kebidanan terhadap Motivasi belajar mahasiswa D-IV Bidan Pendidik FK USU tahun 2008”


(36)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat Deskriftif Analitik dengan desain penelitian Cross Sectional, yaitu mencari hubungan antara evaluasi belajar mata kuliah asuhan kebidanan terhadap motivasi belajar mahasiswa yang dilakukan secara simultan (bersamaan) dan dalam waktu yang ditentukan.

4.2 Populasi dan Sampel

4.1.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua mahasiswa D-IV Bidan Pendidik FK USU angkatan ke-7 tahun 2007 sejumlah 76 orang.

4.1.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, dalam penelitian ini seluruh populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 76 orang.

4.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di program D-IV Bidan Pendidik FK USU tahun 2008, dengan pertimbangan bahwa belum pernah ada yang meneliti tentang


(37)

hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap motivasi belajar pada program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran ini.

4.4 Pertimbangan Etik

Peneliti mendapat rekomendasi dari ketua program D-IV Bidan Pendidik fakultas kedokteran Universitas Sumatera utara. Kuesioner yang digunakan oleh peneliti diberikan oleh responden dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi lembar persetujuan penelitian. Tujuannya agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengolahan data. Kerahasiaan nama responden sangat diperhatikan dengan tidak mencamtumkan nama (anonymity) pada lembar kuesioner dan hanya peneliti yang mempunyai akses langsung pada pengumpulan data.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam pemelitian ini adalah Angket/kuesioner. Pembuatan kuesioner ini mengacu pada indikator yang sudah dibuat oleh peneliti terhadap penelitian yang dilakukan.

Dalam penyusunan instrumen terlebih dahulu dibuat kisi-kisi yang disusun berdasarkan teori motivasi belajar sehingga berdasarkan tinjauan teoritis maka disusunlah angket dalam kisi-kisi sebagai berikut:


(38)

Tabel 1

Kisi-kisi soal angket motivasi belajar

Variabel Indikator Nomor Item Motivasi belajar 1. Adanya hasrat

dan keinginan berhasil

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

4. Adanya

penghargaan dalam belajar

5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

6. Adanya lingkungan

belajar yang kondusif 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 21,22,23,24,25,26,27,28,29,30 31,32,33,34,35,36,37,38,39,40 41,42,43,44,45,46,47,48,49,50 51,52,53,54,55,56,57,58,59,60

Pengukurannya dilakukan dengan skala Guttman, skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan : ya dan tidak, positif dan negatif dan lain-lain. Skala Guttman ini pada umumnya dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian :

Skor benar nilainya 1 Skor salah nilainya 0

4.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen


(39)

a.Uji Validitas

Alat ukur atau instrument penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang sudah melalui uji validitas dan reabilitias data. Uji validitas dapat menggunakan rumus Pearson Product Moment, setelah diuji dengan menggunkan uji t baru dilihat penafsiran dari indeks korelasinya.

Rumus Pearson Product Moment n((

XY)(

X).(

Y) rhitung =

n.

X 2(

X)2



.n.

Y2 (

Y)2

Keterangan :

Rhitung : Koefesien korelasi

xi : Jumlah skor item

yi : Jumah skor total item n : Jumlah Responden

Rumus Uji t:

r (n2)

t hitung =

(1r2)

Keterangan :

t : nilai t hitung

r : Koefesien Korelasi hasil r hitung n : Jumlah responden


(40)

Untuk tabel ta = 0,05 derajat kebebasan (dk = n-2), jika nilai t hitung > t tabel berarti valid demikian sebaliknya, jika nilai t hitungnya < t tabel tidak valid, dan setelah diadakan uji validitas didapatkan 35 butir soal invalid dinyatakan dari r hitung < r tabel

b.Uji Reabilitas

Setelah mengukur validitas maka perlu mengukur reliabilitas data, apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Dalam mengukur reliabilitas dapat digunakan beberapa rumus. Dalam penelitian ini peneliti manggunakan rumus Spearman Brown yaitu :

Keterangan :

r11 : Koefisien reabilitas internal seluruh item

rb : Korelasi product moment antara belahan

Dalam penggunaan metode ini sebaiknya banyak pertanyaan genap sehingga memudahkan dibelah.

Setelah dilakukan uji reabilitas instrument didapatkan bahwa nilai dari Alpha Cronbrach adalah 0,665 yang menunjukkan bahwa instrument yang digunakan mempunyai derajat keeratan hubungan yang rendah dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

2.rb

r11 =


(41)

4.7 Metode Pengumpulan data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dan data primer, untuk evaluasi belajar diperoleh dari data sekunder sedangkan motivasi belajar diperoleh dari data primer yang terlebih dahulu mendapat izin penelitian dari ibu ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun Ajaran 2007-2008.

4.8 Analisa Data

Teknik analisa data adalah cara untuk memudahkan atau menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dimengerti, data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan Chi-Squire dengan sistem komputerisasi.


(42)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

Penelitian ini dilakukan di Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tanggal 18-19 April tahun 2008 terhadap 76 orang responden, terlebih dahulu mendapat izin penelitian dari ketua program. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri, kuesioner diberikan kepada responden setelah selesai perkuliahan sehingga tidak mengganggu jam perkuliahan. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan chi-square dengan sistem komputerisasi. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

5.1.1. Hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap motivasi belajar

Tabel 5.1

Hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap motivasi belajar Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara April 2008

Evaluasi Asuhan kebidanan

Motivasi Belajar Uji Statistik df

Baik Kurang Sedang X2 P

Baik 49 3 2 15.28 0.000 2

Kurang 14 0 8

Jumlah 63 3 10


(43)

tersebut ditunjukkan dari hasil analisis chi-square dimana nilai X2 hitung > X2 tabel

yaitu 15.28 > 5.59 pada tingkat kepercayaan 95%, = 0.05, df = 2. nilai p-value pada hasil uji statistik adalah p < 0.05 juga menunjukkan hubungan yang signifikan.

5.1.2. Hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya hasrat dan keinginan berhasil mahasiswa

Tabel 5.2

Hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya hasrat dan keinginan berhasil Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik FK USU Tahun 2008

Evaluasi Asuhan kebidanan

Adanya hasrat dan keinginan berhasil

Uji Statistik df

Baik Kurang Sedang X2 P

Baik 16 11 27 7.18 0.028 2

Kurang 12 0 10

Jumlah 28 11 37

Pada tabel 5.2 diketahui adanya hubungan antara eavaluasi terhadap indikator motivasi adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya hubungan tersebut ditunjukkan dari hasil analisis chi-square dimana nilai X2 hitung > X2 tabel

yaitu 7.18 > 5.59 pada tingkat kepercayaan 95%, = 0.05, df = 2. nilai p-value pada hasil uji statistik adalah p < 0.05.


(44)

5.1.3. Hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar mahasiswa

Tabel 5.3.

Hubungan evaluasi kebidanan terhadap adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik FK USU

Tahun 2008

Evaluasi Asuhan kebidanan

Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Uji Statistik df

Baik Kurang Sedang X2 P

Baik 37 1 16 2.89 0.23 2

Kurang 16 2 4

Jumlah 53 3 20

Pada tabel 5.3 diketahui bahwa tidak ada hubungan antara evaluasi terhadap indikator motivasi adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Ketidak adanya hubungan ini ditunjukkan dari hasil analisis chi-square dimana nilai X2 hitung < X2 tabel yaitu 2.89 < 5.59 pada tingkat kepercayaan 95%, = 0.05, df = 2. nilai


(45)

5.1.4. Hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya harapan dan cita-cita masa depan mahasiswa

Tabel 5.4.

Hubungan evaluasi kebidanan terhadap adanya harapan dan cita-cita masa depan Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik FK USU Tahun 2008

Evaluasi Asuhan kebidanan

Adanya harapan dan cita-cita masa depan

Uji Statistik df

Baik Kurang Sedang X2 P

Baik 23 8 23 3.64 0.16 2

Kurang 11 0 11

Jumlah 34 8 34

Pada tabel 5.4 diketahui bahwa tidak ada hubungan antara evaluasi terhadap indikator motivasi adanya harapan dan cita-cita masa depan. Ketidak adanya hubungan ini ditunjukkan dari hasil analisis chi-square dimana nilai X2 hitung < X2 tabel yaitu 3.64 < 5.59 pada tingkat kepercayaan 95%, = 0.05, df = 2 nilai


(46)

5.1.5. Hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya penghargaan dalam belajar mahasiswa

Tabel 5.5.

Hubungan asuhan kebidanan terhadap adanya penghargaan dalam belajar Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik FK USU Tahun 2008

Evaluasi Asuhan kebidanan

Adanya penghargaan dalam belajar

Uji Statistik df

Baik Kurang Sedang X2 P

Baik 22 10 22 5.21 0.074 2

Kurang 13 0 9

Jumlah 35 10 31

Pada tabel 5.5 diketahui bahwa tidak ada hubungan antara evaluasi terhadap indikator motivasi adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Ketidak adanya hubungan ini ditunjukkan dari hasil analisis chi-square dimana nilai X2 hitung < X2 tabel yaitu 2.89 < 5.59 pada tingkat kepercayaan 95%, = 0.05, df = 2 nilai


(47)

5.1.6. Hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya kegiatan yang menarik dalam belajar mahasiswa

Tabel 5.6.

Hubungan asuhan kebidanan terhadap adanya kegiatan yang menarik dalam belajar Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik FK USU

Tahun 2008

Evaluasi Asuhan kebidanan

Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

Uji Statistik df

Baik Kurang Sedang X2 P

Baik 25 10 19 4.99 0.08 2

Kurang 14 0 8

Jumlah 39 10 27

Pada tabel 5.6 diketahui bahwa tidak ada hubungan antara evaluasi terhadap indikator motivasi adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Ketidak adanya hubungan ini ditunjukkan dari hasil analisis chi-square dimana nilai X2 hitung < X2 tabel yaitu 4.99 < 5.59 pada tingkat kepercayaan 95%, = 0.05, df = 2 nilai


(48)

5.1.7. Hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya lingkungan belajar yang kondusif mahasiswa

Tabel 5.7.

Hubungan asuhan kebidanan terhadap adanya lingkungan belajar yang kondusif Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik FK USU

Tahun 2008

Evaluasi Asuhan kebidanan

Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Uji Statistik df

Baik Kurang Sedang X2 P

Baik 15 13 26 7.56 0.023 2

Kurang 11 0 11

Jumlah 26 13 37

Pada tabel 5.7 diketahui adanya hubungan antara evaluasi terhadap indikator motivasi adanya lingkungan belajar yang kondusif. Adanya hubungan tersebut ditunjukkan dari hasil analisis chi-square dimana nilai X2 hitung > X2 tabel

yaitu 7.56 > 5.59 pada tingkat kepercayaan 95%, = 0.05, df = 2 nilai p-value pada hasil uji statistik adalah p < 0.05.


(49)

5.2 Pembahasan

5.2.1. Hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap motivasi belajar

Dari hasil penelitian yang terdapat pada tabel 5.1 tentang hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap motivasi belajar mahasiswa terdapat nilai asuhan kebidanan dengan kategori baik mempengaruhi baiknya motivasi belajar mahasiswa sebanyak 49 orang (64,47%), mempengaruhi kurangnya motivasi belajar sebanyak 3 orang (3,94%), mempengaruhi sedangnya motivasi belajar sebanyak 2 orang (2.63%), sedangkan nilai asuhan kebidanan dengan kategori kurang baik mempengaruhi baiknya motivasi belajar sebanyak 14 orang (18.42%) dan mempengaruhi sedangnya motivasi belajar sebanyak 8 orang (10.52%). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara evaluasi asuhan kebidanan terhadap motivasi belajar mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Tahun 2008, melalui uji hipotesis dihasilkan bahwa Ha dari penelitian ini yaitu ada hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap motivasi belajar mahasiswa D-IV Bidan Pendidik diterima dan Ho yang menyatakan tidak ada hubungan antara keduanya ditolak.

Menurut Sri Esti (2002) salah satu tujuan evaluasi adalah untuk memotivasi anak didik agar anak didik berusaha melakukan yang terbaik. Pendapat ini juga sejalan dengan pendapat dari Zainul dan Nasution (2001) yang menyatakan bahwa hasil evaluasi seharusnya dapat memotivasi belajar anak didik, dan juga dapat menjadi pembimbingan bagi mereka untuk belajar. Bagi anak didik yang memperoleh skor yang rendah seharusnya menjadi cambuk untuk lebih berhasil dalam tes yang akan datang dan secara tepat dapat mengetahui diwilayah mana


(50)

terletak kelemahannya. Bagi anak didik yang mendapat skor yang tinggi tentu saja hasil itu dapat menjadi motivasi mempertahankan dan meningkatkan hasilnya. Pendapat kedua tokoh diatas sesuai dengan hasil yang didapatkan dalam penelitian ini bahwa ada hubungan yang signifikan antara evaluasi terhadap motivasi belajar yang berarti evaluasi dapat mempengaruhi motivasi belajar anak didik

5.2.2. Hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya hasrat dan keinginan berhasil mahasiswa

Dari hasil penelitian yag terdapat dalam tabel 5.2 tentang hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya hasrat dan keinginan berhasil mahasiswa terdapat nilai asuhan kebidanan dengan kategori baik mempengaruhi baiknya adanya hasrat dan keinginan berhasil sebanyak 16 orang (21.05%), mempengaruhi kurang baiknya adanya hasrat dan keinginan berhasil sebanyak 11 orang (14.47%), dan mempengaruhi sedangnya adanya hasrat dan keinginan berhasil sebanyak 27 orang (35.52%). Sedangkan nilai asuhan kebidanan dengan kategori kurang baik mempengaruhi baiknya adanya hasrat dan keinginan berhasil sebanyak 12 orang (15.78%), mempengaruhi sedangnya adanya hasrat dan keinginan berhasil sebanyak 10 orang (13.15%). Dari hasil analisis didapatkan bahwa ada hubungan antara evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya hasrat dan keinginan berhasil mahasiswa


(51)

metode discovery melalui autonomy of self reward. Siswa memberi stimulus terhadap dirinya sendiri, sehingga dia sendiri yang melakukan fungsi penggerakkan tersebut. Ini sejalan dengan hasil penelitian pada indikator motivasi pertama yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil. Pada indikator ini dijelaskan bahwa hasrat dan keinginan untuk berhasil disebut motif berprestasi yang merupakan unsur kepribadian dan prilaku manusia, sesuatu yang berasal dari dalam diri manusia yang bersangkutan. Dalam penelitian ini juga didapatkan bahwa motif adalah indikator yang sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar anak didik. Metode Discovery yang dikatakan Bruner termasuk kegiatan yang menarik dalam belajar, hal ini bersesuaian dengan hasil penelitian pada indikator kelima, sedangkan Self Reward dalam hal ini bersesuaian pada indikator keempat dalam penelitian ini yaitu pemberian penghargaan dalam belajar.

Sedangkan Robert White dalam Hamalik (2007) mengemukakan hal yang sejalan dengan hasil penelitian ini bahwa yang menentukan kebutuhan intrinsik siswa dalam hubungan dengan lingkungannya adalah motivasi kompetensi yang menggerakkan tindakan-tindakan seperti menyelidiki, memperhatikan, berbicara, berpikir dan lain-lain. Maka hal ini sesuai dengan indikator motivasi pertama yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil. Dalam hal ini jelaslah bahwa motivasi kompetensi yang menggerakkan tindakan-tindakan seperti memperhatikan dan lain-lain yang dikatakan White tadi terdorong oleh karena adanya hasrat dan keinginan berhasil yang datang dari dalam diri orang tersebut, bukan karena dorongan dari luar diri melainkan upaya pribadi.


(52)

5.2.3 Hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar mahasiswa

Dari hasil penelitian yang terdapat pada tabel 5.3 tentang hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar mahasiswa terdapat nilai asuhan kebidanan dengan kategori baik mempengaruhi baiknya adanya dorongan dan kebutuhan belajar sebanyak 37 orang (48.68%), mempengaruhi kurang baiknya adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar sebanyak 1 orang (1.31%), dan mempengaruhi sedangnya adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar sebanyak 16 orang (21.05%). Sedangkan nilai asuhan kebidanan dengan kategori kurang baik mempengaruhi baiknya adanya dorongan dan kebutuhan belajar sebanyak 16 orang (21.05%), mempengaruhi kurang baiknya adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar sebanyak 2 orang (2.63%) dan mempengaruhi sedangnya adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar sebanyak 4 orang (5.26%). Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar mahasiswa

Sri Esti (2006) mengemukakan hal yang sesuai dengan penelitian ini. Ia berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat motivator yang kuat yaitu kebutuhan untuk menyatakan dirinya adalah seseorang yang baik (positif). Maka hal ini akan mendorong untuk melakukan hal-hal yang positif dalam belajar seperti tidak menyontek dan jujur dalam ujian. Adanya keinginan untuk selalu


(53)

mempersiapkan diri sebelum ujian. Jelaslah bahwa pendapat ini sesuai dengan indikator adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Kemudian pendapat Sri Esti ini juga sejalan dengan indikator pertama yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam penelitian ini karena kebutuhan aktualisasi diri yang positif juga akan mendorong seseorang akan memperhatikan setiap pelajaran yang diberikan oleh guru dan berbagai perbuatan positif lainnya yang terdorong karena adanya hasrat dan keinginan berhasil dari dalam diri orang tersebut.

5.2.4. Hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya harapan dan cita-cita masa depan mahasiswa

Dari hasil penelitian yang terdapat pada tabel 5.4 tentang hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya harapan dan cita-cita masa depan mahasiswa terdapat nilai asuhan kebidanan dengan kategori baik mempengaruhi baiknya adanya harapan dan cita-cita masa depan sebanyak 23 orang (30.26%), mempengaruhi kurang baiknya adanya harapan dan cita-cita masa depan sebanyak 8 orang (10.52%), dan mempengaruhi sedangnya adanya harapan dan cita-cita masa depan sebanyak 23 orang (30.26%). Sedangkan nilai asuhan kebidanan dengan kategori kurang baik mempengaruhi baiknya adanya harapan dan cita-cita masa depan sebanyak 11 orang (14.47%), dan mempengaruhi sedangnya adanya harapan dan cita-cita masa depan sebanyak 11 orang (14.47%). Dan hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara evaluasi asuhan kebidanan terhadap indikator motivasi adanya harapan dan cita-cita masa depan mahasiswa.


(54)

Sedangkan Vroom (1976) juga mengemukakan teorinya yang sejalan dengan penelitian ini pada indikator adanya harapan dan cita-cita, ia mengatakan bahwa dalam melakukan sesuatu selain harus mempertimbangkan hasil yang dicapai, seseorang juga harus mempertimbangkan keyakinan orang tersebut bahwa yang dikerjakan memberikan sumbangan terhadap tercapainya tujuan yang diharapkannya. Karena adanya harapan akan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap terlaksananya program yang sedang dijalankan. Maka penelitian Vroom mendukung hasil penelitian ini yang juga mengatakan bahwa harapan dan cita-cita dapat memotivasi anak didik dalam belajar tetapi dalam penelitian ini indikator adanya harapan dan cita-cita masa depan kurang berpengaruh terhadap motivasi belajar.

5.2.5 Hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya penghargaan dalam belajar mahasiswa

Dari hasil penelitian yang terdapat pada tabel 5.5 tentang hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya penghargaan dalam belajar mahasiswa terdapat nilai asuhan kebidanan dengan kategori baik mempengaruhi baiknya adanya penghargaan dalam belajar sebanyak 22 orang (28.98%), mempengaruhi kurang baiknya adanya penghargaan dalam belajar sebanyak 10 orang (13.15%), dan mempengaruhi sedangnya adanya penghargaan dalam belajar sebanyak 22 orang (28.98%). Sedangkan nilai asuhan kebidanan dengan kategori kurang baik mempengaruhi baiknya adanya penghargaan dalam belajar sebanyak 13 orang


(55)

sebanyak 9 orang (11.84%). Dan hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara evaluasi asuhan kebidanan terhadap indikator motivasi adanya penghargaan dalam belajar.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Sri Esti (2006) yang mengemukakan bahwa motivasi secara sederhana merupakan hasil dari reinforcement (penguatan). Siswa yang telah diberi penguatan untuk belajar (contoh dengan memberi nilai yang bagus, atau pujian dari orang tua dan guru) akan termotivasi untuk belajar. Sejalan dengan pendapat Esti penelitian ini juga mengemukakan bahwa salah satu indikator dari motivasi adalah adanya penghargaan dalam belajar (indikator keempat) dapat berupa pemberian nilai dan pujian dari guru.

Sementara Page (1998) juga mengemukakan hal yang nyaris sama dengan Esti, dalam penelitiannya didapatkan bahwa anak didik yang diberi nilai dan juga mendapat komentar dari guru tentang jawaban yang salah mempunyai prestasi yang lebih baik daripada anak didik yang hanya diberi nilai dengan angka atau huruf saja. Seperti diatas hal tersebut juga sejalan dengan hasil penelitian ini pada indikator yang sama yaitu tentang adanya penghargaan dalam belajar akan dapat menumbuhkan motivasi belajar anak didik. Tetapi dalam penelitian ini indikator adanya penghargaan dalam belajar kurang memberikan pengaruh terhadap motivasi.


(56)

5.2.6. Hubungan evaluasi asuhan ebidanan terhadap adanya kegiatan yang menarik dalam belajar mahasiswa

Dari hasil penelitian yang terdapat pada tabel 5.6 tentang hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya kegiatan yang menarik dalam belajar mahasiswa terdapat nilai asuhan kebidanan dengan kategori baik mempengaruhi baiknya adanya kegiatan yang menarik dalam belajar sebanyak 25 orang (32.89%), mempengaruhi kurang baiknya adanya kegiatan yang menarik dalam belajar sebanyak 10 orang (13.15%), dan mempengaruhi sedangnya adanya kegiatan menarik dalam belajar sebanyak 19 orang (25%). Sedangkan nilai asuhan kebidanan dengan kategori kurang baik mempengaruhi baiknya adanya kegiatan yang menarik dalam belajar sebanyak 14 orang (14.42%), dan mempengaruhi sedangnya adanya kegiatan yang menarik dalam belajar sebanyak 8 orang (10.52%). Dan hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara evaluasi asuhan kebidanan terhadap indikator motivasi adanya kegiatan yang menarik dalam belajar mahasiswa.

Menurut Bert Kersh dalam Hamalik (2007), bahwa kelompok belajar yang terpimpin dan terprogram dengan baik (sesuai metode Sokrates yang menuntut anak didik membuat inferensi dan mengingat-ingat aturan tanpa bantuan). Dengan adanya kelompok belajar tokoh ini mengungkapkan teori yang sejalan dengan indikator motivasi kelima yaitu adanya kegiatan belajar yang menarik dapat menimbulkan motivasi belajar. Cara belajar ini ternyata lebih menggugah motivasi belajar siswa. Cara belajar Bert Kersh tadi merupakan salah satu


(57)

kegiatan belajar lainnya yang menarik dapat berupa diskusi, pengabdian masyarakat dan lain sebagainya. Sedangkan suatu program yang terpimpin dengan baik seperti yang yang dinyatakan oleh Bert sejalan dengan hasil penelitian ini pada indikator keenam yaitu adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Torrance dalam Hamalik (2007) telah mengadakan penelitian tentang prosedur brainstorming. Prosedur ini dimaksudkan agar anak didik mampu memproduksi sebanyak mungkin prakarsa (gagasan) yang berbobot melalui diskusi yang kritis. Menjadi jelaslah bahwa hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini bahwa brainstorming merupakan salah satu contoh kegiatan belajar yang menarik disamping simulasi dan permainan, dan diharapkan dengan brainstorming, simulasi dan permainan anak didik mampu lebih termotivasi untuk belajar.

5.2.7. Hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya lingkungan belajar yang kondusif mahasiswa

Dari hasil penelitian yang terdapat pada tabel 5.7 tentang hubungan evaluasi asuhan kebidanan terhadap adanya lingkungan belajar yang kondusif mahasiswa terdapat nilai asuhan kebidanan dengan kategori baik mempengaruhi baiknya adanya lingkungan belajar yang kondusif sebanyak 15 orang (19.73%), mempengaruhi kurang baiknya adanya lingkungan belajar yang kondusif sebanyak 13 orang (17.10%), dan mempengaruhi sedangnya adanya lingkungan belajar yang kondusif sebanyak 26 orang (34.21%). Sedangkan nilai asuhan kebidanan dengan kategori kurang baik mempengaruhi baiknya adanya


(58)

lingkungan belajar yang kondusif sebanyak 11 orang (14.47%), dan mempengaruhi sedangnya adanya lingkungan belajar yang kondusif sebanyak 11 orang (14.47%). Dan hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara evaluasi asuhan kebidanan terhadap indikator motivasi adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Menurut Flanders dalam Hamalik (2007) bahwa situasi kelas akan mempengaruhi dan menimbulkan berbagai tingkat kecemasan terhadap anak didik. Hasil penelitiannya dalam suasana yang berpusat pada guru, anak didik lebih bersikap agresif dan umumnya lebih terganggu emosionalnya. Oleh karena itu seorang pendidik harus tampil maksimal didepan pada anak didik, baik secara fisik maupun intelektual termasuk kelangkapannya dalam proses belajar mengajar meliputi GBPP dan SAP yang selalu tersedia untuk anak didik, dan hal ini pulalah yang peneliti maksud dengan salah satu bentuk dari lingkungan belajar yang kondusif. Maka penelitian Flanders sesuai dengan indikator motivasi adanya lingkungan belajar yang kondusif dalam penelitian ini. Sedangkan tingkat kecemasan yang ditimbulkan oleh suasana kelas yang dimaksudkan oleh Flanders sejalan dengan hasil penelitian ini pada indikator pertama yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil lah yang mendorong anak didik mempunyai tingkat kecemasan yang tinggi seperti cemas akan kegagalan dalam menjalani tes dan lain sebagainya.

Sedangkan berdasarkan penelitian Howard Kigth dan Julius Sasserath (1966), ternyata siswa yang memiliki motif berprestasi yang tinggi atau


(59)

cepat menyelesaikan programnya, sedikit terjadi kekeliruan, dan dapat mengingat pelajaran dengan baik, jika dibandingkan dengan siswa yang memiliki motif berprestasi rendah dan kurang memiliki kecemasan dalam mengikuti tes. Hal ini juga sesuai dengan indikator motivasi pertama dalam penelitian ini yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil yang sering disebut-sebut sebagai motif. Seseorang yang bermotif tinggi cenderung untuk berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas tanpa menunda-nunda pekerjaanya, maka seperti yang dikatakan oleh Howard dan Julius orang tersebut akan dengan cepat dapat menyelesaikan programnya. Disamping itu terselesainya dengan cepat suatu program juga didukung oleh pengajaran yang terstruktur dan terprogram seperti yang dikatakan oleh Howart dan Julius diatas berarti hal ini juga berkesesuaian dengan hasil penelitian ini pada indikator yang keenam yaitu adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Berbeda dengan tokoh sebelumnya, Bandura Walter (1963) mengemukakan tentang teknik disipliner yang menitik beratkan pada hukuman sering menghindarkan individu dari tindakan hukuman, karena dia berusaha tidak melakukan pelanggaran. Dengan adanya upaya untuk menghindari hukuman tersebut terdapat suatu pengaturan tingkah laku anak didik (seperti motivasi) yang cenderung selalu mematuhi semua peraturan yang telah ditetapkan, dengan mematuhi semua peraturan yang ada akan memudahkan untuk belajar dengan baik. Maka teori Bandura sesuai dengan hasil penelitian ini pada indikator yang keenam yaitu adanya lingkungan belajar yang kondusif.


(60)

Namun penulis menyadari bahwa ada beberapa kelemahan dalam penelitian ini, seperti dalam memperoleh data motivasi belajar mahasiswa melalui angket/kuesioner. Kelemahan itu meliputi faktor responden yaitu mungkin adanya ketidak terbukaan dalam menjawab pertanyaan terhadap option yang diberikan sehingga belum memberikan gambaran yang sebenarnya dari responden, dan juga faktor dari peneliti sendiri yaitu kurangnya ilmu dan pengalaman yang dimiliki.

Walaupun penelitian ini telah memberikan informasi tentang hubungan antara evaluasi asuhan kebidanan terhadap motivasi belajar mahasiswa D-IV Bidan Pendidik, namun tidak berarti hasil penelitian yang didapat berlaku untuk semua subjek penelitian, karena ada faktor-faktor lain yang akan mempengaruhi variabel-variabel yang diteliti, artinya penelitian ini hanya diperoleh dari hasil penelitian mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2008, jadi belum tentu terdapat hasil yang sama jika dilakukan penelitian pada tempat yang sama sekalipun dengan variabel yang sama, karena penelitian ini sifatnya crossectional, artinya pengamatan terhadap kedua variabel dilakukan pada waktu yang sama dan sesaat.

Dari penjelasan diatas telah terpaparkan bahwa seluruh indikator motivasi yang diteliti didukung oleh penelitian para ahli, hal ini membuat hasil penelitian lebih kuat. Dari hasil penelitian dan pendapat para ahli terlihat bahwa dari keenam indikator motivasi yang paling sering muncul disebutkan para ahli adalah indikator pertama dan keenam. Hal ini juga sangat mendukung hasil penelitian ini bahwa indikator pertama yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil dan indikator


(61)

hubungan terhadap evaluasi asuhan kebidanan. Keterangan ini akan lebih jelas pada ringkasan pembandingan penelitian dengan teori motivasi oleh para ahli yang penulis sajikan dalam tabel 5.8 berikut:

Tabel 5.8

Pembandingan Indikator Motivasi dengan Teori Motivasi

No Teori Motivasi Indikator Motivasi Keterangan Penelitian dan Pendapat Pakar 1 2 3 4 5 6

1. Bruner

Memberi stimulus terhadap diri

sendiri dalam kegiatan belajar

1. Hasrat dan keinginan

berhasil

2. Dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3. Harapan dan cita-cita masa depan

4. Penghargaan dalam belajar

5. Kegiatan yang menarik dalam belajar

6. Lingkungan belajar yang kondusif 2. Robert White Bert Kersh

Menentukan kebutuhan instrinsik siswa dalam hubungannya dengan lingkungan seperti menyelidiki, memperhatikan dan berpikir dll

3. Bert Kersh

Kelompok belajar terpimpin dan terprogram kenyataannya lebih banyak yang berhasil

4. Torrance

Latihan khusus seperti branstorming menghasilkan lebih banyak prakarsa dibandingkan dengan pemberian hadiah

5. Flanders

Suasana yang berpusat pada siswa, yang lebih berorientasi pada tugas, kurang terjadinya kecemasan dan kurang menimbulkan gangguan emosional

6. Bandura dan Walter

Teknik disipliner menghindarkan individu dari tindakan penghukuman karena dia berusaha untuk tidak melakukan pelanggaran

7. Howard Kihgt dan Julius Sasserath

Siswa bermotif tinggi untuk berhasil ternyata lebih cepat menyelesaikan programnya


(62)

8. Sri Esti

Siswa yang telah di reinforcement atau diperkuat untuk belajar (misalnya memberikan nilai atau pujian) dari guru atau orang tua akan termotivasi untuk belajar

9. Sri Esti

Kebutuhan untuk menyatakan bahwa dirinya seorang yang baik (positif) mendorong berprilaku positif pula dalam belajar misalnya tidak menyontek dll. Ini merupakan motivator yang kuat.

10. Page (1998)

Penghargaan (nilai atau pujian) mendorong motivasi belajar lebih positif

11. Vroom (1976)

Dalam melakukan sesuatu selain harus mempertimbangkan hasil yang dicapai, seseorang juga harus mempertimbangkan keyakinan orang tersebut bahwa yang

dikerjakan memberikan sumbangan terhadap tercapainya

tujuan yang diharapkannya


(63)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang didapatkan dapat diambil kesimpulan bahwa: Hasil analisa menunjukkan bahwa Chi-square hitung = 15,280 lebih besar

dari Chi-square tabel = 5.59. Hal ini membuktikan ada hubungan antara nilai

asuhan kebidanan terhadap motivasi belajar mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Sumatera Utara Tahun 2007.

Dari analisa Chi-square antara evaluasi asuhan kebidanan terhadap ke-enam indikator motivasi menunjukkan bahwa hanya pada indikator hasrat dan keinginan berhasil dan lingkungan belajar yang kondusif yang memiliki nilai chi-square hitung > chi-square tabel, sedangkan pada dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, dan kegiatan yang menarik dalam belajar memiliki nilai chi-square hitung < chi-square tabel. Hal ini menunjukkan dari semua Indikator-indikator motivasi hanya hasrat dan keinginan berhasil dan lingkungan yang kondusiflah yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan.


(64)

6.2 Saran

4. Bagi Dosen pengajar di Program D-IV Bidan Pendidik

Penelitian ini dapat memberikan sumbangsih dalam perbaikan pelaksanaan evaluasi ke arah yang lebih baik lagi. Diharapkan juga para pendidik memperhatikan hal-hal yang menjadi motivator belajar anak didiknya, seperti yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu yang paling berpengaruh dalam memotivasi belajar adalah adanya hasrat dan keinginan berhasil dan adanya lingkungan belajar yang kondusif

5. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan perluasan kajian bidang penelitian berupa penelitian tindakan kelas, penelitian bukan hanya bisa dilakukan di komunitas lain tapi di komunitas sendiri juga masih banyak yang perlu diteliti, untuk itu diharapkan dapat lebih memperhatikan masalah-masalah yang ada di komunitas sendiri yang masih banyak memerlukan intervensi sesuai dengan hasil penelitian untuk kemajuan di masa mendatang.

Penelitian ini merupakan wujud dari peningkatan penerapan metode penelitian, diharapkan dimasa mendatang lebih dapat meningkatkan pada penelitian selanjutnya sehingga benar-benar memperoleh hasil yang maksimal dan memberikan manfaat bagi peningkatan mutu pendidikan.

Penelitian ini juga menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dibidang evaluasi dan motivasi belajar mahasiswa sehingga diharapkan dengan pengetahuan yang telah diperoleh dalam penelitian ini dapat lebih


(65)

memperhatikan masalah evaluasi, agar evaluasi benar-benar menjadi motivator bagi anak didik

6. Bagi penelitian selanjutnya

Diharapkan pada peneliti selanjutnya, penelitian ini merupakan penelitian awal yang memerlukan kajian lebih lanjut, sehingga dapat membuka peluang penelitian yang lebih dalam dengan hasil yang lebih baik dan mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap peningkatan kualitas pendidikan dimasa mendatang.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, S. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers Arikunto, S. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Dimyati, M. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Djamarah, B,S. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Esti, Sri. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo Hadi, S. 2006. Metodologi Research Yogyakarta

Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara Harjanto. 2004. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Hidayat, A.A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Tekhnik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta Sabri, A. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Quantum Teaching Sagala, S. 2005. Administrasi Pendidikan Komtemporer. Bandung : Alfabeta Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :

Rajawali Pers

Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung : Tarsito


(67)

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Syah, M. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Pers

Uno, H, B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara Zainul, A dan Nasution, N. 2001. Peniliaian Hasil Belajar. Jakarta : PAU-PPAI


(68)

ANGKET

HUBUNGAN EVALUASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

TAHUN 2008

Petunjuk

 Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pendapat Anda.

 Berilah tanda silang (√) pada salah satu jawaban yang anda pilih pada option yang disediakan

 Jawaban Anda kami harapkan yang sebenarnya dan sejujurnya

 Untuk pilihan jawaban telah disediakan 2 kategori jawaban yaitu: ya dan tidak

 Jawaban yang telah diberikan akan dirahasiakan dan tidak akan berakibat buruk atau merugikan bagi Anda


(69)

1. Hasrat dan keinginan berhasil

No Pertanyaan Ya

Tdk

1. Anda meningkatkan pendidikan anda kembali karena ingin mendapat imbalan yang lebih besar sehingga mampu mengatasi peningkatan kebutuhan

2. Anda kuliah karena permintaan dari tempat anda bekerja 3. Anda belajar karena ingin membahagiakan orang tua 4. Apakah anda suka bertanya pada teman yang lebih pintar

5. Ketika anda belajar, apakah anda mampu belajar sambil mendengarkan musik

6. Apakah anda dapat belajar terus-menurus selama lebih dari 2 jam

7. Jika anda diberi 2 pilihan membaca buku pelajaran atau membaca komik dengan cerita yang menarik, anda membaca buku pelajaran 8. Anda mengikuti semua proses perkuliahan dengan harapan

memperoleh nilai yang baik saat lulus 9. Anda kuliah karena ingin naik jabatan 10. Apakah anda belajar teratur setiap hari


(70)

2. Dorongan dan kebutuhan dalam belajar

No Pertanyaan Ya

Tdk

11. Apakah anda memiliki catatan kecil tentang sesuatu yang berkaitan dengan pelajaran anda?

12. Apakah anda sering tidak hadir pada mata kuliah yang anda tidak sukai

13. Anda ingin membawa perubahan dalam keluarga anda dalam bidang intelektual, maka anda rajin belajar

14. Anda berharap mendapat kompensasi yang lebih besar, maka anda belajar

15. Anda berusaha mendapat nilai yang bagus agar memperoleh pekerjaan yang bagus pula

16. Bila dosen tidak hadir, apakah anda pergi ke perpustakaan untuk mencari bahan pelajaran

17. Apakah anda selalu berusaha mencari informasi mengenai tugas yang tidak dimengerti

18. Bila dosen memberitahu buku-buku yang berhubungan dengan pelajaran, maka anda berusaha mendapatkannya

19. Anda terus belajar dengan harapan dapat mendidik anak lebih baik kelak sesuai perkembangan zaman

20. Agar memperoleh nilai yang memuaskan, anda akan mempersiapkan diri sebelum ujian akhir


(71)

3. Harapan dan cita-cita masa depan

No Pertanyaan Ya

Tdk

21. Anda tekun belajar dan rela bersusah payah menempuh semua tahap karena ingin jadi wanita yang berhasil dalam karir

22. Apakah anda berharap anak anda meniru anda yang selalu rajin belajar kelak

23. Apakah anda berharap akan dapat merubah sistem pendidikan yang saat ini semakin merosot

24. Apakah anda berharap anak didik anda kelak akan lebih pintar dari anda, untuk itu anda giat belajar

25. Anda berharap akan dapat membimbing anak didik anda lebih baik dari apa yang anda terima dari dosen pembimbing anda saat ini 26. Salah satu tujuan anda kuliah agar mendapatkan pendamping hidup

yang berstatus sosial lebih baik

27. Anda berharap akan mampu memberikan pembelajaran kepada anak didik anda layaknya pembelajaran orang dewasa

28. Anda berharap anak didik anda tidak akan merasakan kesulitan belajar, karena anda akan ada untuk mereka

29. Anda berharap akan mampu membawa anak didik anda kepada kebutuhan belajar secara terus menerus untuk menyongsong era globalisasi

30. Anda berharap anda didik anda mempunyai skill yang kompeten dibidangnya


(1)

2. Dorongan dan kebutuhan dalam belajar

No Pertanyaan Ya

Tdk

11. Apakah anda memiliki catatan kecil tentang sesuatu yang berkaitan

dengan pelajaran anda?

12. Apakah anda sering tidak hadir pada mata kuliah yang anda tidak sukai

13. Anda ingin membawa perubahan dalam keluarga anda dalam bidang intelektual, maka anda rajin belajar

14. Anda berharap mendapat kompensasi yang lebih besar, maka anda belajar

15. Anda berusaha mendapat nilai yang bagus agar memperoleh pekerjaan yang bagus pula

16. Bila dosen tidak hadir, apakah anda pergi ke perpustakaan untuk mencari bahan pelajaran

17. Apakah anda selalu berusaha mencari informasi mengenai tugas yang tidak dimengerti

18. Bila dosen memberitahu buku-buku yang berhubungan dengan pelajaran, maka anda berusaha mendapatkannya

19. Anda terus belajar dengan harapan dapat mendidik anak lebih baik kelak sesuai perkembangan zaman

20. Agar memperoleh nilai yang memuaskan, anda akan mempersiapkan diri sebelum ujian akhir


(2)

3. Harapan dan cita-cita masa depan

No Pertanyaan Ya

Tdk

21. Anda tekun belajar dan rela bersusah payah menempuh semua

tahap karena ingin jadi wanita yang berhasil dalam karir

22. Apakah anda berharap anak anda meniru anda yang selalu rajin belajar kelak

23. Apakah anda berharap akan dapat merubah sistem pendidikan yang saat ini semakin merosot

24. Apakah anda berharap anak didik anda kelak akan lebih pintar dari anda, untuk itu anda giat belajar

25. Anda berharap akan dapat membimbing anak didik anda lebih baik dari apa yang anda terima dari dosen pembimbing anda saat ini 26. Salah satu tujuan anda kuliah agar mendapatkan pendamping hidup

yang berstatus sosial lebih baik

27. Anda berharap akan mampu memberikan pembelajaran kepada anak didik anda layaknya pembelajaran orang dewasa

28. Anda berharap anak didik anda tidak akan merasakan kesulitan belajar, karena anda akan ada untuk mereka

29. Anda berharap akan mampu membawa anak didik anda kepada kebutuhan belajar secara terus menerus untuk menyongsong era globalisasi

30. Anda berharap anda didik anda mempunyai skill yang kompeten dibidangnya


(3)

4. Penghargaan dalam belajar

No Pertanyaan Ya

Tdk

31. Apakah anda merasa senang jika dosen anda memberikan pujian

karena anda menjawab benar

32. Apakah anda senang jika dosen menegur anda ketika anda lalai mengerjakan tugas

33. Apakah anda senang jika dosen anda memberikan penguatan ketika nilai anda jelek

34. Apakah anda senang jika diberi hadiah dari dosen jika mendapat terbaik dikelas

35. Jika anda mendapatkan nilai C, apakah anda tetap semangat untuk mengikuti remedial

36. Dosen selalu memberikan perhatian (misalnya mengingatkan tentang jadwal pengumpulan tugas) kepada mahasiswa, karena itu anda semangat belajar

37. Bila nilai anda bagus, orang-orang terdekat anda akan turut bergembira

38. Bila nilai anda bagus, orang-orang terdekat anda akan menyiapkan hadiah spesial buat anda

39. Apakah anda merasa senang jika mendapat nilai A


(4)

5. Kegiatan yang menarik dalam belajar

No Pertanyaan Ya

Tdk

41. Anda sangat bersemangat saat di perintahkan untuk berdiskusi

42. Anda menyukai metode Brainstorming, karena anda termasuk suka mengeluarkan pendapat

43. Ketika anda mempresentasikan tugas anda didepan kelas, anda merasa rileks

44. Anda juga bersemangat ketika konsultasi GBPP dan SAP

45. Anda merasa kecewa saat tidak ada yang bertanya atau memberikan masukan ketika anda presentasi, karena anda merasa ilmu anda tidak bertambah

46. Pengabdian masyarakat merupakan salah satu butir dalam tri dharma perguruan tinggi, anda sangat bersemangat ketika melakukan kegiatan itu

47. Anda merasa senang saat pelaksanaan microteaching karena sangat berguna dalam menyongsong masa depan

48. Saat realteaching tiba, anda akan persiapkan diri semaksimal mungkin agar dapat tampil dengan baik

49. Anda akan mempersiapkan diri, skill untuk persiapan magang di rumah sakit


(5)

6. Lingkungan belajar yang kondusif

No Pertanyaan Ya

Tdk

51. Apakah anda berusaha mematuhi peraturan yang telah ditetapkan

52. Sebelum dosen datang, apakah anda berusaha sudah berada dikelas

53. Anda marasa nyaman belajar karena dosen yang mengajar selalu berpenampilan rapi

54. Anda merasa nyaman berada dikelas karena ruangannya ber-AC 55. Anda selalu merasa tertarik belajar karena dosen selalu

menggunakan powerpoint yang menarik perhatian

56. Anda selalu mencari bahan pelajaran sebelum pelajaran itu diajarkan oleh dosen karena dosen selalu memberikan GBPP setiap mata kuliah

57. Anda juga merasa senang karena disekeliling kampus anda dipenuhi pepohonan sehingga terlihat asri

58. Semua kegiatan yang ada dipendidikan berjalan sesuai dengan jadwal, terstruktur dan sistematis, karena itu anda dapat merencanakan semua jadwal belajar anda dengan baik

59. Anda merasa nyaman karena kelas anda setiap hari tampak bersih 60. Anda merasa senang karena seluruh fasilitas pembelajaran


(6)

Nama :

Nim :

Petunjuk Soal

Tuliskanlah pendapat anda tentang pertanyaan dibawah ini di kolom yang disediakan 1. Bagaimana persepsi anda tentang nilai

2. Apakah anda termotivasi belajar karena ingin mendapat nilai yag baik? Jika ya/tidak jelaskan !

Jawaban:

Nama :

Nim :

Petunjuk Soal

Tuliskanlah pendapat anda tentang pertanyaan dibawah ini di kolom yang disediakan 3. Bagaimana persepsi anda tentang nilai

4. Apakah anda termotivasi belajar karena ingin mendapat nilai yag baik? Jika ya/tidak jelaskan !