Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

(1)

DI JURUSAN D-IV BIDAN PENDIDIK TAHUN AJARAN 2013 - 2014 FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

NAZMUL HAYATI 135102010

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswi Yang Sedang Menyusun Tugas Akhir Di Jurusan D-IV Bidan Pendidik

Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

ABSTRAK

Nazmul Hayati

Latar belakang : Pola menstruasi merupakan serangkaian proses menstruasi berdasarkan siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi. Gangguan pada siklus menstruasi dipengaruhi oleh gangguan pada fungsi hormon, kelainan sistemik, cemas, kelenjar gondok, dan hormon prolaktin yang berlebihan. Gejala kecemasan sangat mempengaruhi pola menstruasi pada wanita, karena pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh.

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Metodelogi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian bersifat analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswi di Jurusan D-IV Bidan Pendidik yaitu sebanyak 158 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 113 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling.Analisis data yang digunakan adalah bivariat.

Hasil : Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden didapatkan hasil usia 22-23 tahun 70 responden (61,9%),tingkat ada kecemasan 68 responden (60,2%), pola menstruasi teratur 76 responden (67,3%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value 0,015, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi.

Kesimpulan : Penelitian membuktikan bahwa ada hubungan antara tingkat

kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir. Oleh karena itu diharapkan kepada dosen untuk dapat memberikan motivasi dan koping yang baik kepada mahasiswi agar mahasiswi dapat mengatasi kecemasan dalam menyusun tugas akhir.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswi Yang Sedang Menyusun Tugas Akhir Di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini merupakan untuk melengkapi tugas dan memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan penelitian. Kiranya tulisan ini dapat bermnfaat, menambah pembendaharaan kepustakaan dan menjadi bahan bacaan bagi kita semua.

Dalam penyusunan karya tulis ini, peneliti banyak mendapatkan masukan, pengarahan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik dalam bentuk moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes Selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis mengikuti pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns,M.Kep, selaku ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik yang telah memberikan pengarahan kepada penulisan proposal ini. 3. Farida LS.Siregar, S.Kep, Ns,M.Kep selaku sekretaris Program Studi D-IV

Bidan Pendidik yang telah memberikan pengarahan kepada penulisan proposal ini.


(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR SKEMA... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum... 4

2. Tujuan Khusus... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi Mahasiswi D-IV Bidan Pendidik ... 4

2. Bagi Institusi Pendidikan ... 5

3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 5

4. Bagi Peneliti ... 5

BAB II TINJAUAN TEORI... 6

A. Konsep Kecemasan ... 6

1. Pengertian Kecemasan ... 6

2. Gejala Klinis Kecemasan... 6

3. Tipe Kepribadian Pencemas... 7

4. Tingkat Kecemsan... 7


(7)

B. Pola Menstruasi ... 10

1. Menstruasi... 10

2. Pola Menstruasi... ... 10

3. Siklus Menstruasi... 10

4. Gangguan Saat Menstruasi... 13

5. Dismenorea... ... 15

6. Pencegahan Dismenorea... ... 16

7. Penatalaksanaan Dismenorea ... 17

8. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Menstruasi ... ... 18

9. Perubahan - Perubahan Psikologis pada Menstruasi... .. 20

C. Tugas Akhir ... 22

1. Pengertian Tugas Akhir... 22

D. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir... ... 23

BAB III KERANGKA KONSEP ... 25

A. Kerangka Konsep... 25

B. Hipotesis... 25

C. Definisi Operasional... 26

BAB IV METODE PENELITIAN ... 27

A. Desain Penelitan ... 27

B. Populasi,Sampel dan Teknik Sampel ... 27

1. Populasi ... 27

2. Sampel ... 27

3. Teknik Sampel... 28

C. Tempat Penelitian ... 29

D. Waktu Penelitian... . 29

E. Etika Penelitian ... 30

F. Prosedur Pengumpulan Data ... 31


(8)

I. Prosedur Pengolahan Data... .... 34

J. Analisa Data... ... 34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

A.Hasil Penelitian... 35

1. Analisi Univariat... 35

2. Analisa Bivariat... 37

B.Pembahasan... 38

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 39

2. Tingkat Kecemasan Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir... 40

3. Pola Menstruasi pada Mahasisiwi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir ... 41

4. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir... 41

5. Keterbatasan penelitian ... 44

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

A. Kesimpulan... 46

B. Saran... 47


(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka Konsep ... 23


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional... 24

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden Berdasarkan Karakteristik Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara... … 35

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Berdasarkan Karakteristik Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara... 36

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pola Menstruasi Responden Berdasarkan Karakteristik Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara... 36

Tabel 5.4 Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara... 37


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Sidang Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4 : Lembar Kuesioner

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian Lampiran 6 : Master Tabel Penelitian Lampiran 7 : Lembar Conten Validity Lampiran 8 : Hasil Out Put Data Penelitian Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup


(12)

Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswi Yang Sedang Menyusun Tugas Akhir Di Jurusan D-IV Bidan Pendidik

Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

ABSTRAK

Nazmul Hayati

Latar belakang : Pola menstruasi merupakan serangkaian proses menstruasi berdasarkan siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi. Gangguan pada siklus menstruasi dipengaruhi oleh gangguan pada fungsi hormon, kelainan sistemik, cemas, kelenjar gondok, dan hormon prolaktin yang berlebihan. Gejala kecemasan sangat mempengaruhi pola menstruasi pada wanita, karena pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh.

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Metodelogi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian bersifat analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswi di Jurusan D-IV Bidan Pendidik yaitu sebanyak 158 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 113 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling.Analisis data yang digunakan adalah bivariat.

Hasil : Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden didapatkan hasil usia 22-23 tahun 70 responden (61,9%),tingkat ada kecemasan 68 responden (60,2%), pola menstruasi teratur 76 responden (67,3%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value 0,015, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi.

Kesimpulan : Penelitian membuktikan bahwa ada hubungan antara tingkat

kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir. Oleh karena itu diharapkan kepada dosen untuk dapat memberikan motivasi dan koping yang baik kepada mahasiswi agar mahasiswi dapat mengatasi kecemasan dalam menyusun tugas akhir.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat yang masih mencari jati diri dampaknya mudah terpengaruhi oleh faktor dari luar termasuk perubahan sosial dan jika tidak dibarengi dengan kesiapan mental akan berpengaruh negatif (Prasetyo, 2006 hal. 2). Pada saat ini para remaja biasanya setelah menyelesaikan pendidikan tingkat akhir, sebagian mencari pekerjaan atau melanjutkan ke perguruan tinggi untuk mendapatkan sebutan mahasiswa. Mahasiswa harus menempuh masa studi teori dan menyusun tugas akhir yaitu berupa karya tulis ilmiah. Sehingga banyak anggapan yang menyebabkan beberapa mahasiswa menjadi cemas dalam mengerjakan tugas akhir.

Kecemasan merupakan suatu kondisi yang dapat dialami oleh setiap orang dalam kehidupan sehari - hari. Biasanya kondisi cemas ketika kita mengalami atau menghadapi sesuatu yang datang tiba - tiba misalnya menghadapi ujian, pindah tempat pekerjaan atau menghadapi perubahan suasana lainnya (Elvira, 2008, hal.1).

Menurut  Perdana  (2011)  dalam  penelitiannya  di  jurusan  Keperawatan  FKUB  angkatan  Menurut Mujiyah dkk (2009) diperoleh kendala - kendala yang biasa dihadapi mahasiswi dalam menulis tugas akhir sehingga bisa menimbulkan kecemasan antara lain kendala internal yang meliputi malas, motivasi, dan takut bertemu dosen pembimbing. Kendala eksternal meliputi dosen pembimbing skripsi, literatur, terbatasnya dana dan metodologi penelitian. Jika terjadi kecemasan sangat besar justru akan mengganggu, misalnya kecemasan yang berlebihan saat akan ujian


(14)

skripsi atau tugas akhir justru membuat seseorang mahasiswi mengalami gangguan dan mengakibatkan tidak bisa menjawab pertanyaan ujian.

2007 di dapatkan bahwa dari 62 orang mahasiswi yang menjadi responden 48,4 % (30 orang) mahasiswi mengalami kecemasan ringan, 43,5 % (27 orang) mengalami kecemasan sedang dan 8,1 % (5 orang) mengalami kecemasan berat.

Penelitian lain pada mahasiswa tingkat akhir di fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menunjukkan bahwa dari 52 orang mahasiswi yang menjadi responden 59,62% (31 orang) mengalami kecemasan sedang, 30,77 % (10 orang) mahasiswi mengalami kecemasan ringan dan 9,62 % (5 orang) mengalami kecemasan berat.

Gejala kecemasan sangat mempengaruhi pola menstruasi pada wanita, karena pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh ( Saryono, 2008). Pola menstruasi merupakan serngkaian proses menstruasi berdasarkan siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi. Gangguan pada siklus menstruasi dipengaruhi oleh gangguan pada fungsi hormon, kelainan sistemik, cemas, kelenjar gondok, dan hormon prolaktin yang berlebihan. Gangguan dalam menstruasi berdasarkan kelainan siklus yaitu terdiri dari hipermenorea yaitu menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari. Jika tidak mengalami menstruasi sama sekali hal ini disebut dengan amenorea. Dan adapula kondisi oligomenorea dimana siklus menstruasi yang memanjang lebih dari 35 hari. Sedangkan gangguan menstruasi berdasarkan kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan haid yaitu polimenorea dimana keadaan ini terjadi jika seorang perempuan mengalami siklus lebih sering atau siklus menstruasi lebih singkat yaitu kurang dari 21 hari. Dan hipermenorea yaitu proses menstruasi terjadi dengan rentang waktu cukup lama dan


(15)

keluarnya darah dapat lebih 80 ml perhari. Dan gangguan yang berhubungan dengan haid yaitu dismenorea merupakan rasa sakit saat terjadinya menstruasi (Prawirohardjo, 2011,hal.163 - 165).

Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara rutin setiap bulan selama masa suburnya, kecuali apabila terjadi kehamilan. Proses alamiah menstruasi terjadi rata - rata sekitar 2 sampai 8 hari. Darah yang keluar umumnya sebanyak 10 hingga 80 ml perhari. Siklus menstruasi yang normal rata - rata 21 - 35 hari (Laila, 2011,hal.14 - 15).

Menurut Pudiastuti (2012) mengatakan hampir sekitar 80 % siklus menstruasi wanita adalah 22 - 30 hari dan hanya 10 - 15 % wanita yang memiliki siklus menstruasi 28 hari. Hari pertama menstruasi ditandai dengan sebagai awal menstruasi atau hari ke satu, selama masa produktif biasanya setiap siklus menstruasi dilepaskan satu sel telur.

Menstruasi yang tertunda, tidak teratur, nyeri, perdarahan yang banyak pada waktu menstruasi merupakan keluhan tersering yang menyebabkan remaja perempuan menemui dr. Cakir M et al dalam penelitiannya menemukan bahwa dismenorea merupakan gangguan dengan prevalensi terbesar (89,5%), diikuti oleh ketidakteraturan menstruasi (31,2%), serta perpanjangan durasi menstruasi (5,3%). Pada pengkajian terhadap penelitian - penelitian lain didapatkan privalensi dismenorea bervariasi antara 15,8 – 89,5 %, dengan prevalensi tertinggi pada remaja. Mengenai gangguan lain, Bieniasz J et al mendapatkan prevalensi amenorea primer sebanyak 5,3 %, amenorea sekunder 18,4 %,oligomenorea 50%, polimenorea 10,5 %, dan gangguan campuran sebanyak sebanyak 15,8% (Depkes RI, 2009).


(16)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada 10 mahasiswi D3 Kebidanan tingkat 3 di universitas muhammadiyah semarang. Didapatkan 6 mahasiswi atau 60 % di antaranya menyatakan pola menstruasinya tidak teratur (mundur lebih dari dua minggu dari pola atau menstruasinya lebih awal satu minggu) disebabkan kecemasan karena kegiatan perkuliahan yang padat, persiapan menghadapi serangkaian ujian serta kegiatan penyusunan KTI, sedangkan 4 nahasiswi atau 40 % mahasiswi lainnya menyatakan pola menstruasinya normal pada saat mahasiswi ada kegiatan yang padat.

Hal tersebut terkait dengan cemas yang di alami mahasiswi karena aktivitas padat yang banyak menyita waktu, tenaga dan biaya serta permasslahan yang dihadapinya. Hal ini berakibat akan mempengaruhi kondisi fisik dan mental emosional misalnya mudah lelah, daya tahan tubuh menurun, dan rasa cemas.

Berdasarkan data - data di atas melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Angkatan 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

B.Perumusan Masalah

Adakah hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(17)

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dialami mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

b. Untuk mengetahui pola menstruasi mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

D.Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswi D-IV Bidan Pendidik

Sebagai pengetahuan bagi mahasiswi yang mengerjakan tugas akhir agar meningkatkan pengetahuan tentang pola menstruasi dan mengendalikan kecemasan yang berlebihan saat mengerjakan tugas akhir.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Merupakan bahan bacaan dan masukan bagi institusi pendidikan dalam kegiatan proses belajar mengajar.


(18)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran dan menganalisa mengenai tingkat kecemasan dan pola menstruasi sehingga dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

4. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam penelitian terutama metodologi penelitian tentang hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan (ansietas / axienty) adalah gangguan alam perasaan (affective) yang di tandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan,tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability / RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh atau tidak mengalami keretakan kepribadian (Spilitting of Personality),prilaku dapat terganggu tetapi masih dalam atas - batas normal (Hawari, 2011, hal. 19).

Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan serta dalam menemukan identitas diri dan arti kehidupan. Kecemasan memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan kehati - hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Kecemasan seringkali disertai dengan gejala fisik seperti sakit kepala, jantung berdebar cepat, dada terasa sesak, sakit perut, atau tidak tenang dan tidak dapat duduk diam. Gejala - gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda pada masing - masing orang (Widury, 2008, hal. 73 - 74).

2. Gejala Klinis Kecemasan

Keluhan - keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan kecemasan antara lain yaitu cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut, takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang,gangguan


(20)

pola tidur, mimpi - mimpi yang menegangkan gangguan konsentrasi dan daya ingat, keluhan - keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar - debar, sesak nafas, gangguan pencernaan dan sakit kepala (Hawari, 2011).

3. Tipe Kepribadian Pencemas

Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang,memandang masa depan dengan rasa was - was atau khawatir, Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum,Sering merasa tidak bersalah atau menyalahkan orang lain,tidak mudah mengalah gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah,seringkali mengeluh ini dan itu atau keluhan somatik, khawatir berlebihan terhadap penyakit,mudah tersinggung, suka membesarkan - besarkan masalah yang kecil,dalam mengambil keputusan sering di liputi rasa bimbang dan ragu,kalau sedang emosi sering bertindak dengan histeris ( Hawari, 2011).

4. Tingkat Kecemasan

Menurut Stuart (2007) tingkat kecemasan dibagi menjadi : a. Kecemasan ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari - hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ringan dapat memotivikasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, kesadaran tinggi, mampu belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi.


(21)

b. Kecemasan Sedang

Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernafasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal, kemampuan konsentrasi menurun, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis.

c. Kecemasan berat

Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang dengan kecemasan berat dan cenderung untuk memusatkan pada suatu area lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, dan tidak mau belajar secara efektif.

d. Kecemasan panik

Kecemasan panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Hal terinci terpecah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup diorganisasikan kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain. Persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran rasional. Tingkat ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi kematian dan kelelahan


(22)

5. Alat Ukur Kecemasan

Menurut Hawari (2011,hal. 79) Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan,sedang,berat atau berat sekali orang menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale For Anxiety. Masing - masing kelompok gejala diberi penilaian angka (score) antar lain 0 - 4 yang artinya adalah :

Nilai 0 = tidak ada gejala Nilai 1 = gejala ringan Nilai 2 = gejala sedang Nilai 3 = gejala berat

Nilai 4 = gejala berat sekali

Masing - masing nilai angka score dari 14 kelompok gejala tersebut di jumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu Total nilai score :

kurang dari 14 = tidak ada kecemasan 14 – 20 = kecemasan ringan 21 – 27 = kecemasan sedang 28 – 41 = kecemasan berat 42 – 56 = kecemasan berat sekali


(23)

B. Pola Menstruasi 1. Pengertian

Menstruasi atau haid adalah proses keluarnya darah pada dinding rahim (endometrium) yang terjadi secara rutin setiap bulannya yang keluar melalui vagina. Menstruasi juga merupakan proses mempersiapkan tubuh wanita untuk mengandung anak atau hamil. Panjang siklus haid adalah antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulai haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan disebut hari pertama siklus, karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostinum uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari (Pudiastuti, 2012, hal.38)

Pola menstruasi merupakan serangkaian proses menstruasi yang meliputi siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi. Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normalnya 28 hari, tetapi variasinya cukup luas. Rata - rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun adalah 25 hari, pada perempuan usia 43 tahun panjang siklus haidnya 27 hari dan pada perempuan usia 55 tahun siklus haidnya adalah 51 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada manusia antara 21 - 35 hari, dan sekitar 97% perempuan yang berovulasi siklus haidnya berkisar antar 18 - 42 hari. Jika siklusnya kurang atau lebih 42 hari dan tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi (Wiknjosastro, 2005 ; Octaria, 2009) di dalam jurnal mulyanti 2012 di peroleh pada tanggal 18 november 2013.

Lamanya haid biasanya antara 3 - 5 hari, ada yang 1 -2 hari diikuti darah sedikit - sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7 - 8 hari. Pada umunya lamanya 4 - 6 hari, tetapi antara 2 - 8 hari masih di anggap normal. Pada setiap perempuan


(24)

biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata - rata 33,2 ± 16 cc. Pada perempuan yang lebih tua biasanya darah yang keluar yang banyak (Dasty, 2010).

2. Siklus Menstruasi

Menurut (Llewellyn, 2002, hal. 12-13) Stimulus berasal dari hipotalamus dengan pelepasan gonadotrophic releasing hormone (GnRH) ke dalam pembuluh darah portal hipofisis. GnRH yang di lepaskan secara berdenyut mencapai kelenjar hipofisis. Di sini GnRH merangsang pertumbuhan dan maturasi gonadotrof yang mensekresi FSH dan LH. FSH bekerja pada 10 - 20 folikel primer dengan berkaitan sel granulosa teka yang mengelilinginya. Efek meningginya jumlah FSH ialah sekresi cairan ke dalam rongga folikel. Salah satu di antaranya tumbuh lebih cepat dari pada yang lain. Pada saat yang sama sel granulosa teka yang mengelilingi folikel terpilih mensekresi lebih banyak estradiol, yang memasuki sirkulasi darah.

Efek endokrinologik peningkatan kadar estradiol ini adalah menimbulkan umpan balik negatif hipofisisnanterior dan hipotalamus. Akibatnya sekresi FSH menurun sedangkan sekresi estradiol meningkat mencapai puncak. Kira - kira 24 jam kemudian terjadi lonjakan besar sekresi LH dan lonjakan sekresi FSH yang lebih kecil. Umpan balik positif ini menyebabkan pelepasan satu ovum dari folikel yang paling besar. Maka terjadilah ovulasi.

Folikel yang kolaps akibat pelepasan ovum berubah sifatnya. Sel granulosa teka berproliferasi dan menjadi berwarna kuning (luteinized) dan di sebut sel lutein - teka. Folikel korpus luteum menghasilkan progesteron mencapai puncak datar (plateu) kira - kira empat hari setelah ovulasi, kemudian meningkatkan secara progresif apabila ovum yang dibuahi mengadakan


(25)

implantasi ke dalam endometrium. Sel - sel trofoblastik embrio yang telah tertanam segera menghasilkan human chorionic gonadotropin (HCG) yang memelihara korpus luteum sehingga sekresi estradiol dan progesteron terus berlanjut. Sebaliknya jika tidak terjadi kehamilan, sel lutein teka berdegenerasi sehingga menghasilkan estradiol dan progesteron lebih sedikit. Ini mengurangi umpan balik negatif pada gonadotropin yang disertai dengan meningkatnya sekresi FSH. Penurunan kadar estradiol dan progesteron dalam sirkulasi darah menyebabkan perubahan di dalam endometrium yang menyebabkan terjadinya menstruasi.

Menurut Pudiastuti (2012, hal.43 - 46) Ada tiga masa utama siklus menstruasi yaitu :

a. Masa menstruasi selama dua sampai delapan hari. Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon - hormon ovarium paling rendah. Pada fase ini endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai perdarahan dan lapisan yang masih utuh. Fase ini berlangsung selama 3 - 4 hari.

b. Masa proliferasi sampai hari keempat belas. Pada waktu itu endometrium tumbuh kembali di sebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Antara hari kedua belas dan keempat belas terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi. Setelah luka sembuh akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari kelima sampai hari ke empat belas dari siklus menstruasi.


(26)

Fase proliferasi di bagi menjadi 3 tahap yaitu :

1) Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke 4 sampai hari ke 7. Fase ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel. Pemukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.

2) Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke 8 sampai hari ke 10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang tinggi.

3) Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke 11 sampai hari ke 14. c. Masa sekresi. Saat itu korpus rubrum menjadi korpus luteum yang

mengeluarkan progesteron. Di bawah pengeruh progesteron ini kelenjar endometrium yang tumbuh berlekuk - lekuk mulai bersekresi dengan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah ke arah sel - sel desidua terutama yang berada di seputar pembuluh - pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi.

Fase ini berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28. Fase ini endometrium kira - kira tetap tebalnya tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok - kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata.bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.

Fase sekresi dibagi 2 tahap yaitu :

1) Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena kehilangan cairan.


(27)

2) Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih berkelok - kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak.

3. Gangguan Saat Menstruasi

Menurut Pudiastuti (2012) Apabila menstruasi terjadi pada saat yang seharusnya, hal ini mungkin menunjukkan tanda kehamilan. Akan tetapi masa menstruasi yang tidak teratur atau tidak mendapat menstruasi sering merupakan keadaan yang wajar bagi banyak remaja yang baru saja mendapatkan menstruasi dan bagi perempuan yang berusia di atas 40 tahun. Kecemasan dan gangguan emosional dapat menyebabkan seorang wanita tidak mendapatkan menstruasi.

Gangguan pola menstruasi yang berhubungan dengan siklus menstruasi digolongkan menjadi 3 macam yaitu Polimenorea merupakan siklus menstruasi lebih pendek dari normal yaitu kurang dari 21 hari. Sedangkan jumlah perdarahan relatif tetap. Polimenorea merupakan gangguan hormonal, dengan umur korpus luteum memendek, sehingga siklus menstruasi pun menjadi lebih pendek.

Oligomenorea yaitu menstruasi dengan siklus yang lebih panjang dari normal yaitu lebih dari 35 hari. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus menstruasi biasanya juga ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya.

Amenorea yaitu Suatu keadaan tidak keluarnya darah haid sedikitnya 3 bulan berturut - turut. Amenorea primer apabila keadaan seorang perempuan berusia 18 tahun atau lebih dan belum pernah haid. Adanya amenorea sekunder yaitu kondisi wanita yang sudah pernah haid lalu tidak mendapatkan haid lagi.


(28)

Gangguan pola menstruasi berdasarkan lama perdarahan menstruasi yaitu hipomenorea adalah perdarahan yang lebih pendek serta kurang dari biasanya. Hipomenorea tidak menggagu fertilitas. Siklus menstruasi tetap, tetapi lama perdarahan memendek kurang dari 3 hari. Hipomenorea dapat disebabkan kesuburan endometrium kurang karena keadaan gizi penderita yang rendah, penyakit menahun, dan gangguan hormonal dan hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Terjadinya hipermenorea berkaitan dengan kelainan pada rahim yaitu mioma uteri, polip endometrium dan gangguan pelepasan endometrium.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menstruasi

Menurut Pieter (2010) ada beberapa hal faktor - faktor yang mempengaruhi menstruasi dan perubahan - perubahan psikologis pada saat menstruasi : a. Faktor Perkembangan Hormonal

Perkembangan hormonal adalah estrogen dan hormon progesteron. Hormon estrogen adalah hormon yang berfungsi merangsang pertumbuhan rahim, payudara, puting susu, dan lapisan vagina yang semuanya memperlancarkan kehamilan dan persalinan. Adapun hormon progesteron adalah hormon yang berfungsi dalam menyiapkan dinding rahim, membuat lingkungan rahim nyaman, dan memproduksi air susu ibu.

b. Faktor Perkembangan Kelenjar

Dalam hal ini efek perkembangan kelenjar pituitary dn gonad. Dampang kelenjar pituitary yaitu mengeluarkan hormon pertumbuhan dan hormon gonad. Pengaruh hormon pertumbuhan adalah menentukan bertambah


(29)

besarnya ukuran individu. Pengaruh hormon gonadotropik adalah untuk merangsang gonad agar mampu meningkatkan aktivitas. Adapun dampak gonad adalah memicu ciri - ciri seks primer dan sekunder lebih matang. c. Faktor Enzim

Faktor enzim adalah enzim hidrolitik yang terdapat pada endometrium. Fungsi enzim hidrolitik ialah merusak sel - sel dan mensitesis protein dalam proses metabolisme. Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya regresi endometrium dan pendarah.

d. Faktor Vascular

Mulai dari fase proliferasi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium, maka pertumbuhan endometrium ikut serta bersama arteri dan vena. Dengan regresi endometrium ikut menyebabkan timbulnya stagnasi pada vena dan saluran yang menghubungkannya dengan arteri. Akhir dari proses adalah nekrosis dan perdarahan.

e. Faktor Prostaglandin

Endometrium yang mengandung prostaglandin E2 dan F2 dengan desintegrasi endometrium menyebakan pelepasan prostaglandin. Pelepasan prostaglandin lebih dikenal dengan myom. Myom menyebabkan terjadinya perdarahan pada waktu haid. Pada awal menstruasi rasa nyeri haid sering dirasakan wanita. Hal ini diakibat prostaglandin yaitu suatu zat yang menyebabkan otot – otot rahim mengalami kontraksi. Pada sebagian wanita, rasa nyeri haid dirasakan begitu kuat dan sangat menyakitkan sehingga menggangu aktivitas.


(30)

Namun ada pula pada sebagian orang tidak mengalami keadaan yang begitu menyakitkan.

f. Faktor Psikologis

Perubahan emosional menyebabkan terganggunya pengendalian neoro hormonal pada glandula piruitaria anterior oleh hipotalamus, sehingga stimulasi terhadap gonadotropin juga akan terganggu (Veralls, 2003, di dalam Rizka Himawan, 2011 diperoleh pada tanggal 31 januari 2014).

5. Perubahan - Perubahan Psikologis pada Menstruasi

Menurut Pieter (2010) ada beberapa perubahan - perubahan psikologis pada saat menstruasi yaitu :

a. Anoreksia Nervosa

Anoreksi berarti hilangnya nafsu makan (rasa lapar) yang bersifat patologis. Sedangkan anoreksia nervosa adalah hilangnya nafsu makan (rasa lapar) yang disebabkan oleh faktor penyimpangan emosional. Keadaan ini menjadi serius bila tidak ditangani, karena bis menyebabkan kematian akibat kelaparan. Gejala - gejala anoreksia nervosa ini adalah hilangnya nafsu makan, pura - pura tidak mau makan, tidak mau makan sama sekali, kehilangan berat badan dan kelelahan. Komplikasinya adalah kerusakan organ tubuh, gangguan menstruasi, tiroid, gagal ginjal dan kematian.

b. Bulimia

Bulimia merupakan salah satu kelainan emosional yang ditandai pola makan yang berlebihan dan berbahaya. Keadaan ini sering terjadi pada remaja atau orang dewasa. Gejala – gejala bulimia adalah yaitu rasa kekhawatiran yang luar biasa terhadap berat badan, sehingga siklus makannya tidak terkontrol dan apabila selesai makan dia selalu memuntahkan sehingga dia akan makan


(31)

lagi dalam siklus yang tak terkontrol juga. Efek sampingnya yaitu sakit tenggorokan, asam lambung, luka anus, pembengkakan pada kelenjar ludah dan dehidrasi.

c. Cemas

Cemas merupakan hal normal dan wajar ketika menghadapi sesuatu tekanan. Namun rasa cemas menjadi tak wajar apabila cemas terhadap hal – hal sebenarnya bukan objek perhatian khusus, ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah dan selalu menganggap masalahnya tidak alistis. Cemas yang lama bisa menyebabkan gangguan fisik dab psikologis.

d. Depresi

Depresi merupakan salah satu bagian gangguan emosi yang sering terjadi pada wanita. Depresi ditandai dengan adanya perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan fokus perhatian, tidak mampu dalam kensentrasi, ingin bunuh diri, sulit tidur, cemas, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, merasa lelah dan kesepian, tidak berharga, rasa bersalah, tidak mau bicara dengan orang lain dan menutup diri.

e. Stres

Stres merupakan keadaan yang membuat tubuh untuk memproduksi hormon adrenalin yang berfungsi mempertahankan diri. Stres adalah keadaan tertekan. Namun stress ringan dapat berfungsi mendorong orang berfikir dan berusa lebih cepat sehingga bisa menjawab tantangan hidup sehari - hari. Stres ringan bisa memberikan gairah dalam kehidupan yang membosankan atau rutinitas. Namun apabila stresnya dalam kategori berat dapat menimbulkan gangguan kesehatan fisik.


(32)

f. Ketidakmatangan Emosi

Ketidakmatangan emosi ini sering kali dipengaruhi oleh faktor hormonal dan situasional miasalnya saat datang haid, dimana wanita cenderung menjadi pemarah, mudah tersinggung, atau cepat merasa lelah.

g. Ambivalen dan Insomnia

Kondisi ambivalen sering terjadi pada wanita, di mana dia selalu kesulitan untuk mengambil satu sikap atau setiap perubahan yang terjadi pada dirinya. Sikap ambivalen ini juga berhubungan dengan perubahan hormon. Adapun pada insomnia adalah kesulitan memejamkan mata, kesulitan tidur, dan selalu terjaga malam hari dan sering dialami wanita hamil dan menoupose.

C. Tugas Akhir 1. Pengertian

Tugas akhir adalah suatu karya tulis ilmiah yang harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa sebagai penugasan akhir sebelum menyelesaikan pendidikan di Program D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (SST). Karya tulis ini bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam asuhan kebidanan sehingga karya tulis ilmiah yang di susun mencerminkan penguasaan penulis tentang substansi dan metode penelitian. Pemahaman fenomena ini penting untuk membekali mahasiswa dalam mengatasi masalah kebidanan yang ada di masyarakat. Fenomena ini dapat diteliti dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantutatif (Asnah dkk, 2012, hal.1).


(33)

D. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir.

Kecemasan merupakan keadaan dimana seseorang mengalami perasaan gelisah dan aktivitas sistem saraf otonom dalam berespon terhadap ancaman yang tidak jelas dan tidak spesifik. Sehingga kecemasan tidak pernah terlepas dari kehidupan setiap mahasiswa. Banyak hal yang dapat menjadi sumber kecemasan bagi mahsiswa, sumber kecemasan mahasiswa tersebut antara lain Pembuatan bermacam tugas, laporan, dan makalah harus dikerjakan mahasiswa serta ujian sebagai evaluasi dilakukan secara ruti. Salah satu sumber kecemasan bagi mahasiswa tingkat akhir adalah kewajiban menyusun tugas akhir (Carpenito, 2000; Zulkarnain, 2009) di dalam jurnal Rustiana, 2009 di peroleh tanggal 16 November 2013.

Gejala kecemasan sangat mempengaruhi pola menstruasi pada wanita, karena pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh (Saryono, 2008).

Gangguan emosional sebagai rangsangan melalui system saraf diteruskan ke susunan saraf pusat yaitu bagian otak yang disebut limbic system melalui tranmisi saraf, selanjutnya melalui saraf autonomy (simpatis atau parasimpatis) akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar hormonal (endokrin) hingga mengeluarkan secret (cairan) neurohormonal menuju hipofisis melalui system prontal guna mengeluarkan gonadotropin dalam bentuk FSH (Follikel Stimulazing hormone) dan LH (Leutinizing Hormone). Produksi kedua hormon ini adalah dibawah pengaruh RH (Realizing Hormone) yang disalurkan dari hipotalamus ke hipofisis. Pengeluaran Rh sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus juga pengaruh luar cahaya, bau-bauan dan hal-hal


(34)

psikologik hingga selanjutnya mempengaruhi terjadinya proses menstruasi atau haid (Prawirohardjo, 2008).

Gangguan pada pola menstruasi ini melibatkan mekanisme regulasi intergratif yang mempengaruhi proses biokimia dan seluler seluruh tubuh termasuk otak dan psikologis.pengaruh otak dalam reaksi hormonal terjadi melalui jalur hipotalamus-hipofisi-ovarium yang meliputi multiefek dan mekanisme kontrol umpan balik. Pada keadaan stres terjadi aktivasi pada sistem limbik. Sistem ini akan menstimulasi pelepasan hormon dari hipotalamus yaitu corticotropic releasing hormone (CRH). Hormon ini secra langsung akan menghambat sekresi GnRH hipotalamus dari tempat produksinya di nukleus arkuata. Proses ini kemungkinan terjadi melalui penambahan sekresi opionid endogen. Peningkatan CRH akan menstimulasi pelepasan endorfin dan adrenocorticotropic hormone (ACTH) ke dalam darah. Endorfin sendiri diketahui merupakan endogen yang peranannya terbukti dapat mengurangi rasa nyeri. Peningkatan kadar ACTH akan menyebabkan peningkatan pada kadar kortisol darah. Pada wanita dengan gejala amenore hipotalamik menunjukkan keadaan hiperkortisolisme yang disebabkan adanya peningkatan CRH dan ACTH. Hormon - hormon tersebur secara langsung dan tidak langsung menyebabkan penurunan kadar GnRH, di mana melalui jalan ini maka stres dan rasa cemas menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Dari tadinya siklus menstruasinya normal menjadi oligomenorea, polimenorea atau amenorea. Gejala klinis yang timbul ini tergantung pada derajat penekanan pada GnRH. Gejala - gejala ini umumnya bersifat sementara dan biasanya akan kembali normal apabila cemas bisa diatasi. (http://digilib.ac.id:2009).


(35)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin di teliti (Setiadi, 2007, hal. 117).

Dalam penelitian ini konsep - konsep yang ingin diamati adalah : tingkat kecemasan dengan pola menstruasi.

Variabel independen Variabel dependen

Skema 3.1 : Kerangka Konsep

B.Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara dari pertanyaan penelitian, sampai terbukti dari melalui data yang terkumpul (Notoatmodjo,2010, hal. 84).

“Ada hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran

Tingkat Kecemasan Pola Menstruasi


(36)

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No

Variabel penelitian

Definisi operasional

Alat ukur Cara ukur

Hasil ukur Skala ukur 1 Independen Tingkat Kecemasan Tingkat kecemasan merupakan gangguan alam perasaan yang di tandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan yang dialami responden

Kuesioner Hamilton Rating Scale for Anxienty

< 14 = Tidak ada gejala

14-20 = kecemasan ringan

21-27 = kecemasan sedang

28 - 41 = kecemasan berat

42 - 56 = kecemasan berat

sekali Ordinal 2 Dependen Pola Menstruasi Mahasiswa Pola menstruasi adalah serangkaian proses menstruasi yang meliputi siklus menstruasi, lama perdarahan menstruasi yang dialami responden. Kuesioner Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner

1 = teratur

0 = Tidak teratur


(37)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi. Penelitian cross sectional merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antara faktor resiko dengan penyakit (Hidayat,2011, hal. 56).

B.Populasi, Sampel dan Teknik Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2011, hal. 68).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswi di Jurusan D-IV Bidan Pendidik tahun ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu sebanyak 158 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang di teliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,2011, hal. 177).

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah mengumpulkan seluruh data jumlah populasi dan menetapkan jumlah sampel dengan


(38)

perhitungan, Setelah sampel ditetapkan maka peneliti memberikan pertanyaan kepada responden dan juga yang termasuk dalam kriteria sampel.

Menurut Setiadi (2007, hal. 179) untuk besarnya sampel menggunakan rumus sebagai berikut :

n Keterangan:

n = besar sampel

N = besar populasi

d = tingkat penyimpangan (0,05)

Dari rumus di atas dapat kita lihat jumlah sampel yang akan dijadikan responden pada penelitian ini, yaitu :

5 , 55 5

5 , 5

5 , 5 5 , 5

n = 113 orang


(39)

3.Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang di gunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada ( Hidayat, 2007, hal. 91).

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan yang di buat oleh peniliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat - sifat populasi yang sudah di ketahui sebelumnya. Sampel yang di pilih telah memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa yang mengalami gangguan pola menstruasi selama menyusun tugas akhir.

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria di mana subjek penelitian dapat mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman dalam menentukan kriteria inklusi (Hidayat, 2011, hal. 68).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah

1) Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014

2) Siklus menstruasi rata - rata tiap bulan normal (21 - 35 hari) sebelum menyusun tugas akhir yaitu pada bulan November.

3) Tidak memiliki riwayat menstruasi normal b. Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan studi karena berbagai penyebab (Setiadi,2007,hal. 76).


(40)

1) Hamil

2) Tidak masuk ketika dilakukan penelitian. 3) Menolak menjadi responden.

C.Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan pertimbangan bahwa terdapat sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan belum pernah ada yang melakukan penelitian tentang hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi.

D.Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada Bulan Februari 2014 mulai dari pengambilan data sampai penyusunan hasil Bulan Juni 2014

E.Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah penelitian mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etika, yaitu :

1. Informed consent

Memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian dan dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara


(41)

tidak menuliskan nama responden pada penelitian. Data-data yang diperoleh juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkn nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan di sajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah - masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti. Setelah proposal penelitian mendapat persetujuan dari pembimbing, peneliti mengajukan permohonan surat izin penelitian kepada dekan keperawatan universitas sumatera utara. Mendapatkan surat izin penelitian pada tanggal 25 Februari 2014 dari bagian umum program studi keperawatan universitas sumatera utara untuk mengadakan penelitian. Setelah mendapat izin maka peneliti melaksanakan pengumpulan data dan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian. Dalam penelitian ini jaminan kerahasiaan reponden diberikan dan tidak membawa dampak negatif bagi responden. Bila responden menyetujui maka peneliti


(42)

meminta kesediaan responden dengan menandatangani informed concent. Menyebarkan kuosioner kepada responden dan menjelaskan cara mengisi kousioner. Setelah selesai kuosioner dikumpulkan kembali kemudian peneliti mengecek kembali kelengkapan kousioner yang telah diisi oleh responden dan akan melengkapi kekurangan dengan memberikan penjelasan kembali pada responden yang belum jelas dan di pandu oleh peneliti sendiri.

G.Instrumen Pengumpulan Data 1. Tingkat Kecemasan

Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan dalam penelitian ini adalah data primer dan berupa skala yang diberikan kepada responden. Menurut Hawari (2008), Dengan menggunakan kuesioner Hamilton Rating Scale for Anxienty alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala yang lebih spesifik. Dalam setiap kelompok gejala diberi skor sesuai dengan tabel berikut :

Skor semua kelompok gejala kemudian dijumlahkan, dari hasil penjumlahan dapat diketahui derajat kecemasan seseorang yaitu :

Nilai < 14 : Tidak ada kecemasan Nilai 14-20 : Kecemasan ringan Nilai 21-27 : Kecemasan sedang Nilai 28-41 : Kecemasan berat Nilai 42-56 : Kecemasan berat sekali


(43)

2. Pola Menstruasi

Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur pola menstruasi mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir yaitu menggunakan kuesioner. Responden hanya menjawab pernyataan yang sesuai dengan yang di alaminya dengan cara memberikan tanda ceklis pada kuesioner. Adapun jumlah kuesioner ini adalah 8 pertanyaan. Jika responden menjawab “ya” maka di beri nilai 1 dan jika responden menjawab “tidak” maka diberi niai 0.

Untuk menentukan nilai digunakan rumus sebagai berikut:

a. Menentukan nilai terbesar dan terkecil

Nilai terbesar : 8

Nilai terkecil : 0

b. Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = Nilai terbesar- nilai terkecil

= 8 – 0

= 8

c. Menentukan nilai panjang kelas (i)

Panjang Kelas (i) =

=

= 4

d. Menentukan Kategori pengetahuan berdasarkan perolehan nilai

Teratur = Jika responden mendapatkan skor 4-8


(44)

H.Uji Validitas dan Reabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar - benar mengukur apa yang di ukur (Notoatmodjo,2010,hal. 164). Rentang koefisien antara 0,00 sampai 1,00 dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan kriteria ke validitan yang lebih besar. Uji validitas dilakukan secara conten validity yang di uji oleh ahlinya kepada Dr.dr.Sarma N Lumbanraja, SpOG (K) dengan hasil conten validity 0,7625 hasil ini lebih besar dari 0,7. Sehingga instrumen yang digunakan tersebut dinyatakan valid dan mampu mengukur variabel yang akan di ukur.

2. Uji Reabilitas

Uji reabilitas (kehandalan) dilakukan untuk melihat alat dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk digunakan sebagai alat ukur (Arikunto, 2006). Uji reabilitas dilakukan kepada 10 orang mahasiswi yang sesuai dengan kriteria responden. Uji reabilitas dalam penelitian ini mengukur tingkat kestabilan atau konsistensitas jawaban yang di berikan responden atas pertanyaan dari kuesioner. Untuk menguji reabilitas instrumen peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan computer SPSS for windows. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode Alpha Chronbach diperoleh nilai koefisien alpha sebesar -0,219 hasil ini lebih kecil dari 0,7. Sehingga kuesioner penelitian dinyatakan tidak realiabel dikarenakan koesioner untuk pola menstruasi hanya berjumlah 8 soal dan selanjutnya tidak dapat dipergunakan sebagai penelitian selanjutnya.


(45)

I. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari kuisioner, maka dilakukan pengolahan data yang melalui beberapa tahap sebagai berikut.

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.

3. Data Entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.

4. Tabulasi

Tabulasi yaitu membuat tabel - tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.


(46)

J. Analisa Data

Analisis data dilkukan dengan menggunakan soft ware Statisical Program Social Science (SSPS) 19 for windows, dan langkah - langkah analisis data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut

1. Analisis Univariat

Analisis univariat yaitu menganalisis tiap tiap variabel penelitian yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi. Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik responden, variabel tingkat kecemasan untuk mengetahui tingkat kecemasan mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dan variabel pola menstruasi mahasisiwi yang sedang manyusun tugas akhir di Jurusan D-IV bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Analisis Bivariat

Statistik Bivariat adalah suatu prosedur yang digunakan untuk menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel (Arikunto, 2006, hal. 271).Pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-square (x2), dengan nilai kemaknaan (α = 0,05). Apabila nilai x2 hitung > x2 tabel atau nilai probabilitas (p) < 0,05, maka Ho ditolak, yaitu ada hubungan antara variabel bebas dan terikat. Apabila nilai x2 hitung < x2 tabel atau nilai probabilitas (p) > 0,05, maka Ho diterima yaitu tidak ada hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir.


(47)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013-2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara terdapat 113 responden dan dapat dilihat dari hasil penelitian di bawah ini.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat yaitu menganalisis tiap - tiap variabel penelitian yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi. Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik responden berdasarkan usia, variabel tingkat kecemasan untuk mengetahui tingkat kecemasan mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir. Dan variabel pola menstruasi mahasisiwi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir Berdasarkan Usiadi Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun

Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Usia (tahun) Frekuensi Persentase (%)

< 21 tahun 35 31,0 %

22 - 23 tahun 70 61,9 %

>24 tahun 8 7,1 %


(48)

Berdasarkan tabel 5.1 hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 113 orang mahasiswi yang menjadi responden di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara didapatkan karakteristik responden berdasarkan usia 22 - 23 tahun sebanyak 70 orang (61,9%), responden berusia < 21 tahun sebanyak 35 orang (31,0%) dan responden yang berusia > 24 tahun sebanyak 8 orang (7,1%).

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran

2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%)

Tidak ada kecemasan 68 60,2 %

Kecemasan ringan 32 28,3 %

Keceemasan sedang 9 8,0 %

Kecemasan berat 4 3,5 %

Total 113 100

Berdasarkan tabel 5.2 hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 113 orang mahasiswi yang menjadi responden, 68 orang (60,2%) mahasiswi mengalami tidak ada kecemasan, 32 orang (28,3%) mahasiswi mengalami kecemasan ringan, 9 orang (8,0%) mahasiswi mengalami kecemasan sedang dan 4 orang(3,5%) mahasiswi mengalami kecemasan berat.

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Pola Menstruasi Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran

2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Pola Menstruasi Frekuensi Persentase (%)

Teratur 76 67,3 %

Tidak teratur 37 32,7 %


(49)

Berdasarkan tabel 5.3 hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 113 orang mahasiswi yang menjadi responden, 76 orang (67,3%) mengalami pola menstruasi teratur dan 37 orang (32,7%) mengalami pola menstruasi tidak teratur.

2. Analisis Bivariat

Analisis data yang digunakan adalah chi - square yaitu digunakan untuk mencari ada atau tidak hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013-2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

a. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Pada awalnya data yang diperoleh berbentuk tabel 4 x 2, namun karena tidak memenuhi syarat uji chi-square yaitu masih ada sel yang mempunyai nilai expected kurang dari lima. Maka dilakukan penggabungan sel untuk kembali di uji dengan uji chi-square. Peneliti memutuskan untuk menggabung kelompok tingkat kecemasan sedang sebanyak 9 orang dengan kelompok tingkat kecemasan berat sebanyak 4 orang karena jumlah subjek yang termasuk kelompok tingkat kecemasan berat sangat sedikit. Dengan begitu di dapatkan data tabel 3 x 2 lalu diuji kembali dengan uji chi-square. Data tersebut layak di uji dengan uji chi - square karena tidak ada nilai expected yang kurang dari lima.


(50)

Tabel 5.4

Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik

Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tingkat Kecemasan Pola Menstruasi Total Uji statistik Teratur Tidak Teratur

f % f % F %

Tidak ada

kecemasan 52 77,6 % 16 23,5 % 68 60,2 %

X² hitung = 8,419 p = 0,015 Kecemasan

ringan 19 59,4 % 13 40,6 % 32 28,32 %

Kecemasan

Sedang & berat 5 38,5% 8 61,5 % 13 11,5 % Total 37 32,7 % 76 67,3 % 113 100

Berdasarkan tabel 5.4 hasil penelitian menunjukkan bahwa 113 orang mahasiswi yang menjadi responden sebanyak 68 mahasiswi yang mengalami tidak ada kecemasan, 52 orang (77,6%) mengalami pola menstruasi teratur, 16 orang (23,5%) mengalami pola menstruasi tidak teratur. Sebanyak 32 orang mahasiswi yang mengalami kecemasan ringan, 19 orang (59,4%) mengalami pola menstruasi teratur, 13 orang (40,6%) mengalami pola menstruasi tidak teratur. Sebanyak 13 orang mahasiswi yang mengalami kecemasan sedang dan berat, 5 orang (38,5%) mengalami pola menstruasi teratur, 8 orang (61,5%) mengalami pola menstruasi tidak teratur

Hasil analisa Chi-Square pada tabel kontigensi 3x2 dengan derajat kebebasan (df) = 2 dan tingkat signifikan (ɑ) sebesar 0,05 didapatkan nilai Chi-Square hitung sebesar 8,419. Dan nilai Chi-Square tabel adalah 5,991.


(51)

Pada analisa Chi-Square Ho ditolak jika Chi-Square hitung > Chi-Square tabel, atau p-value (signifikansi) < ɑ. Berdasarkan hasil perhitungan yang di peroleh Chi-Square hitung (8,419) > Chi-Square tabel (5,991) dan p-value (0,015) < ɑ (0,05). Dari pernyataan di atas bisa di ambil kesimpulan bahwa hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013-2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia dan tahap perkembangan sangat mempengaruhi kecemasan. Data hasil penelitian menyebutkan bahwa mayoritas reponden berumur 22 - 23 tahun. Persentase usia responden yaitu 22 - 23 tahun sebanyak 70 orang (61,9%), responden berusia < 21 tahun sebanyak 35 orang (31,0%) dan responden yang berusia > 24 tahun sebanyak 8 orang (7,1%). Dari data tersebut dapat di lakukan analisis bahwa dalam rentang umur dewasa awal yang menurut teori psikososial Erikson adalah usia 20 - 30 tahun, kemampuan mahasiswa dalam merespon kecemasan cenderung lebih baik bila dibandingkan dengan mahasiswa yang berusia di bawah 20 tahun. Hal ini dikarenakan semakin bertambahnya usia maka pengetahuan dan pengalaman akan bertambah. Pengalaman dan pengetahuan mahasiswi D-IV Bidan Pendidik pada masa lalu seperti sudah pernah menyusun karya tulis ilmiah semasa mahasiswi kuliah di akademi kebidanan sehingga membuat mahasiswi mudah beradaptasi dengan stressor cemas yang baru. Selain itu , perkembangan tingkat emosi mahasiswa dewasa awal juga lebih baik sehingga mereka cenderung lebih tenang dan mampu berfikir logis untuk mengatasi stressor


(52)

yang muncul. Hal ini sesuai dengan Stuart (2009) yang mengatakan bahwa usia mempengaruhi psikologi seseorang, semakin tinggi usia semakin baik tingkat kematangan emosi seseorang serta kemampuan dalam menghadapi berbagai persoalan.

2. Tingkat Kecemasan Mahasiswi dalam Menyusun Tugas Akhir

Dari hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa 68 orang (60,2%) mahasiswi mengalami tidak ada kecemasan sebanyak 32 orang (28,3%) mahasiswi mengalami kecemasan ringan, Sebanyak 13 orang mahasiswi yang mengalami kecemasan sedang dan berat, 5 orang (38,5%) mengalami pola menstruasi teratur, 8 orang (61,5%) mengalami pola menstruasi tidak teratur. Karakteristik responden berdasarkan kecemasan mahasiswi D-IV Bidan Pendidik banyak mengalami tidak ada kecemasan.

Kecemasan merupakan suatu kondisi yang dapat dialami oleh setiap orang dalam kehidupan sehari - hari. Biasanya kondisi cemas ketika kita mengalami atau menghadapi sesuatu yang datang tiba - tiba misalnya menghadapi ujian, pindah tempat pekerjaan atau menghadapi perubahan suasana lainnya (Elvira, 2008, hal.1).

Menurut Mujiyah (2009) diperoleh kendala - kendala yang biasa dihadapi mahasiswi dalam menulis tugas akhir sehingga bisa menimbulkan kecemasan antara lain kendala internal yang meliputi malas, motivasi, dan takut bertemu dosen pembimbing. Kendala eksternal meliputi dosen pembimbing skripsi, literatur, terbatasnya dana dan metodologi penelitian. Jika terjadi kecemasan sangat besar justru akan mengganggu, misalnya kecemasan yang berlebihan saat akan ujian skripsi atau tugas akhir justru membuat seseorang mahasiswi mengalami gangguan dan mengakibatkan tidak bisa menjawab pertanyaan ujian.


(53)

Mahasiswi D-IV Bidan Pendidik dapat mengatasi permasalahan yang biasanya di hadapi mahasiswi dalam proses penulisan tugas akhir di antaranya kesulitan mencari literatur,dana yang terbatas,tidak terbiasa menulis dalam arti menulis karya ilmiah, kurang terbiasa dengan sistem kerja terjadwal dengan pengaturan waktu sedemikian ketat dan masalah dengan dosen pembimbing karya tulis ilmiah (Darmono dan Hasan,2008).

Menurut asumsi peneliti dengan aktivitas padat yang banyak menyita waktu, tenaga dan biaya serta permasalahan yang sering dihadapinya. Walaupun secara emosional terganggu seperti mudah lelah,daya tahan tubuh menurun, daya konsentrasi dan daya ingat menurun serta menjadi pemarah,pemurung dan merasa cemas tetapi mahasiswi mampu mengatasi permasalahan yang kemungkinan terjadi pada dirinya. Hal ini di karenakan adanya beberapa hal yang mendukung diantaranya tingkat strategi koping yang baik, dukungan sosial atau dukungan antar teman yang kuat, rajin konsultasi dengan dosen pembimbing, adanya motivasi yang kuat dari dosen - dosen D-IV Bidan Pendidik dan kondisi individu seperti umur dan tingkat berfikir yang lebih dewasa akan membuat mahasiswi dapat menentukan langkah dalam menghadapi setiap masalah termasuk dalam menghadapi tugas akhir karya tulis ilmiah.

3. Pola Menstruasi pada Mahasisiwi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir

Dari hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa 76 orang (67,3%) mengalami pola menstruasi teratur dan 37 orang (32,7%) mengalami pola menstruasi tidak teratur. Karakteristik responden berdasarkan pola menstruasi mahasiswi D-IV Bidan Pendidik banyak mengalami pola menstruasi teratur.


(54)

Dalam pengaruhnya terhadap pola menstruasi, cemas melibatkan sistem neuroendokrinologi sebagai sistem yang besar perannya dalam reproduksi wanita. Gangguan pada pola menstruasi ini melibatkan mekanisme regulasi intergratif yang mempengaruhi proses biokimia dan seluler seluruh tubuh termasuk otak dan psikologis.pengaruh otak dalam reaksi hormonal terjadi melalui jalur hipotalamus-hipofisi-ovarium yang meliputi multiefek dan mekanisme kontrol umpan balik. Pada keadaan stres terjadi aktivasi pada sistem limbik. Sistem ini akan menstimulasi pelepasan hormon dari hipotalamus yaitu corticotropic releasing hormone (CRH). Peningkatan CRH akan menstimulasi pelepasan endorfin dan adrenocorticotropic hormone (ACTH) ke dalam darah. Endorfin sendiri diketahui merupakan endogen yang peranannya terbukti dapat mengurangi rasa nyeri. Peningkatan kadar ACTH akan menyebabkan peningkatan pada kadar kortisol darah. Hormon - hormon tersebur secara langsung dan tidak langsung menyebabkan penurunan kadar GnRH, di mana melalui jalan ini maka stres dan rasa cemas menyebabkan gangguan siklus menstruasi.Gejala klinis yang timbul ini tergantung pada derajat penekanan pada GnRH. Gejala - gejala ini umumnya bersifat sementara dan biasanya akan kembali normal apabila cemas bisa diatasi. (http://digilib.ac.id:2009).

Menurut asumsi peneliti yang menyebabkan pola mentruasi mahasiswi teratur di sebabkan oleh seimbangnya hormone FSH (Folikel Stimulazing Hormone) dan LH (leutinizing Hormone) sehingga kadar progesterone normal.


(55)

4. Hubungan antara Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir

Hasil analisa Chi-Square pada tabel kontigensi 4x2 dengan derajat kebebasan (df) = 3 dan tingkat signifikan (ɑ) sebesar 0,05 didapatkan nilai Chi-Square hitung sebesar 8,419. Dan nilai Chi-Square tabel adalah 5,991. Berdasarkan hasil perhitungan yang di Chi-Square hitung (8,419) > Chi-Square tabel (5,991) dan p-value (0,015) < ɑ (0,05). terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir.

Dari analisa data didapatkan hasil bahwa semakin tidak ada kecemasan yang di alami responden dalam menyusun tugas akhir, semakin teratur pula pola menstruasi yang di alaminya. Begitu juga sebaliknya, semakin berat kecemasan yang dirasakan, maka semakin tidak teratur pula pola menstruasi yang dialami. Hal tersebut karena setiap kecemasan yang muncul selalu memberikan berbagai respon terhadap individu.

Gejala kecemasan sangat mempengaruhi pola menstruasi pada wanita, karena pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh (Saryono, 2008). Gangguan emosional sebagai rangsangan melalui system saraf diteruskan ke susunan saraf pusat yaitu bagian otak yang disebut limbic system melalui tranmisi saraf, selanjutnya melalui saraf autonomy (simpatis atau parasimpatis) akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar hormonal (endokrin) hingga mengeluarkan secret (cairan) neurohormonal menuju hipofisis melalui system prontal guna mengeluarkan gonadotropin dalam bentuk FSH (Follikel Stimulazing hormone) dan LH (Leutinizing Hormone). Produksi kedua hormon ini adalah dibawah pengaruh RH (Realizing Hormone) yang disalurkan dari hipotalamus ke hipofisis. Pengeluaran Rh sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen


(56)

terhadap hipotalamus juga pengaruh luar cahaya, bau-bauan dan hal-hal psikologik hingga selanjutnya mempengaruhi terjadinya proses menstruasi atau haid (Prawirohardjo, 2008).

Hasil ini tidak sama dengan penelitian Mulyanti (2012) yaitu tentang hubungan anatara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswa D3 kebidanan tingkat 3 universitas muhammadiyah semarang. Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji chi-square diperoleh X tabel sebesar 7,815 dan p-value sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05. Maka Ho di tolak dan Ha diterima, sehingga dapat di simpulkan bahwa ada hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi. Hasil tingkat kecemasan yang dialami mahasiswi D3 kebidanan tingkat 3 muhammadiyah terdapat kecemasan ringan sebesar 41,5% disebabkan oleh kegiatan perkuliahan yang padat,persiapan menghadapi serangkaian ujian serta kegiatan penyusunan KTI sedangkan dengan hasil penelitian tingkat kecemasan mahasiswi D-IV Bidan Pendidik memiliki tidak ada kecemasan sebesar 68 orang (60,2%) disebabkan karena mahasiswi D-IV Bidan Pendidik sudah pernah menyusun karya tulis ilmiah semasa mahasiswi kuliah di D3 kebidanan sehingga membuat mahasiswi mudah beradaptasi dan mampu mengatasi kecemasan diantaranya tingkat strategi koping yang baik, dukungan sosial atau dukungan antar teman yang kuat, rajin konsultasi dengan dosen pembimbing, adanya motivasi yang kuat dari dosen - dosen D-IV Bidan Pendidik dan kondisi individu seperti umur dan tingkat berfikir yang lebih dewasa akan membuat mahasiswi dapat menentukan langkah dalam menghadapi setiap masalah termasuk dalam menghadapi tugas akhir karya tulis ilmiah.


(57)

C. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti merasakan masih banyak keterbatasan yang dihadapi dalam melaksanakan penelitian, hingga penyajian hasil. Hal ini disebabkan keterbatasan serta kemampuan yang dimiliki. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain meliputi : keterbatasan instrumen penelitian tentang pola menstruasi di buat oleh peneliti sendiri didasarkan dengan teori yang telah ada. Meskipun instrumen telah di uji validitas dan reabilitasnya pada saat uji coba kuesioner, tidak menutup kemungkinan instrumen penelitian tentang pola menstruasi masih kurang spesifik. Karena terlalu sedikit jumlah kuesioner untuk pola menstruasi, maka untuk hasil uji reabilitasnya terdapat kuesioner yang tidak reliabel dan hanya dapat digunakan untuk sekali penelitian ini saja sehingga data yang diperoleh masih jauh dari akurat. Kemudian peneliti tidak dapat melakukan penelitian pada saat waktu memuncaknya tingkat kecemasan mahasiswi D-IV Bidan Pendidik dalam menyusun tugas akhir dikarenakan keterbatasan waktu untuk melakukan pengolahan data.

Untuk itu penelitian ini perlu ditindak lanjuti melalui penelitian dengan membuat kuesioner yang lebih baik lagi tentang pola menstruasi. Sehingga hasilnya lebih bermanfaat dan dapat diterapkan

D.Implikasi untuk Pendidikan Kebidanan 1. Untuk Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja putri sehingga nantinya dapat menerapkan dalam kehidupan bermasyarakat.


(58)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, bisa diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar mahasiswi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara memiliki tidak ada kecemasan sebanyak 68 orang (60,2%) disebabkan oleh mahasiswi dapat mengatasi masalahnya selama menyusun tugas akhir. Walaupun secara emosional terganggu seperti mudah lelah,daya tahan tubuh menurun, daya konsentrasi, daya ingat menurun serta menjadi pemarah,pemurung dan merasa cemas tetapi mahasiswi mampu mengatasi permasalahan yang kemungkinan terjadi pada dirinya. Hal ini di karenakan adanya beberapa faktor yang mendukung seperti umur dan tingkat berfikir yang lebih dewasa akan membuat mahasiswi dapat menentukan langkah dalam menghadapi setiap masalah.

2. Sebagian besar mahasiswi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara memiliki pola menstruasi teratur sebesar 76 orang (67,3%) di sebabkan oleh seimbangnya hormone FSH (Folikel Stimulazing Hormone) dan LH (leutinizing Hormone) sehingga kadar progesterone normal

3. Ada hubungan signifikan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara, hal ini tersebut terbukti dari hasil perhitungan Chi-Square dengan X² hitung (8,419) > Chi-Square tabel (5,991) dan p-value (0,015) < ɑ (0,05). Maka Ho ditolak dan Ha diterima.


(59)

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disarankan bagi pihak - pihak yang terkait, antara lain :

1. Bagi Mahasiswi D-IV Bidan Pendidik

Bagi mahasiswi yang mengalami kecemasan agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang bagaimana mengatasi masalah - masalah yang mungkin terjadi selama menyusun tugas akhir dan mengaplikasikannya dengan harapan kecemasan yang dialami dapat berkurang.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Peneliti lebih banyak menggunakan sumber pustaka dari internet karena sumber pustaka yang tersedia di perpustakaan yang berkaitan dengan penelitian ini masih kurang. Oleh karena itu diharapkan pihak institusi dapat menambah jumlah referensi bukunya terutama yang berkaitan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan metode wawancara agar memperoleh gambaran lebih jelas mengenai pola menstruasi yang di alami mahasiswi

4. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat sebagai upaya menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja putri sehingga nantinya dapat menerapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi penelitian lebih lanjut mengenai tingkat kecemasan dengan gangguaan pola menstruasi dan semakin memperkaya wawasan peneliti.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Asmika, Laily, Y., Rustiana, YE,. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Derajat Dismenorea pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir Di Jurusan Ilmu Keperawatan Program Angkatan 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (diakses tanggal 6 November 2013)

Carpenito, LJ. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta :EGC di dalam jurnal Rustiana, 2009 di peroleh tanggal 16 november 2013.

Darmono.,H (2008). Menyelesaikan Skripsi Dalam Satu Semester. Jakarta : Rhineka Cipta

Depkes RI. (2009). Majalah Kedokteran Indonesia. Http : // www.depkesRI. go.id/reproduktif, health/ Indonesia Magazine Physician. Html 15 Maret, 2012

Elvira, DE. (2008). Depresi Pasca Persalinan, Jakarta : Badan Penenrbit FKUI

Hawari, D. (2011). Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Hidayat, AA. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, Jakarta : Salemba Medika.

http://digilib .unsri.ac.id. Stess Cemas dan Menstrual cycle. Di unduh pada tanggal 20 november 2013.

Laila, NN. (2011). Buku Pintar Menstruasi : Buku Biru

Llewellyn, D. (2002). Dasar – Dasar Obstetri dan Ginekologi, Jakarta : Hipokrates

Mujiyah. (2009). Di dalam jurnal Rustiana Eva Yeni, 2009 di peroleh pada tanggal 19 november 2013


(61)

Octaria, S. (2009). Siklus Haid, Sindrom Pra-Haid, Serta Gangguan Haid Dalam Masa Reproduksi. http://bidan 2009.blogspot.com/2009/02/siklus-haid-sindrom-pra-haid-serta.html. Diunduh pada tanggal 16 november 2013

Perdana. (2009). Di dalam jurnal Rustiana Eva Yeni, 2009 di peroleh pada tanggal 19 november 2013

Pieter, ZH., Lumongga, N. (2010). Pengantar Psikologi untuk Kebidanan, Jakarta : KDT

Prawirohardjo, S. (2011), Ilmu Kandungan Edisi Ketiga, Cetakan Pertama. Jakarta : PT. Yayasan Bina Pustaka.

Prawirohardjo, S. (2008). Ilmu Kandungan Edisi Kedua, Cetakan IV. Jakarta : PT. Yayasan Bina Pustaka.

Pudiastuti, DR. (2012). Tiga Fase Penting pada Wanita (Menarche, Menstruasi dan Menoupause), Jakarta : PT Elex Media

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Stuar, GW., Sandra, S. (2007). Buku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC Stuar, GW., Sandra, S. (2009). Buku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Tim Penyusun USU. (2012). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan : tidak dipublikasikan

Widury, JFF. (2008). Psikologi Abnormal Klinis Dewasa.Jakarta : Universitas Indonesia

Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Wulandari, A., Anurugo, D. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid, Yogyakarta : KDT


(62)

(63)

(64)

(65)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalammualaikum Wr.Wb/ Salam Sejahtera Dengan Hormat

Nama saya NAZMUL HAYATI, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Menstruasi Pada Mahasisiwi Yang Sedang Menyusun Tugas Akhir Tahun Ajaran 2013 - 2014 di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara”.

Kecemasan merupakan suatu kondisi yang dapat dialami oleh setiap orang dalam kehidupan sehari - hari. Biasanyan kondisi cems ketika kita mengalami atau menghadapi sesuatu yang datang tiba - tiba misalnya menghadapi ujian, pindah tempat pekerjaan atau menghadapi perunahan suasana lainnya (Elvira, 2008, hal.1)

Pola menstruasi merupakan serangkaian proses menstruasi yang meliputi siklus menstruasi, lama perdarahan menstruasi dan dismenorea. Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara 21 - 35 hari (Wiknjosastro, 2005 ; Octaria, 2009).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir.


(66)

(67)

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN POLA MENSTRUASI PADA MAHASISWI YANG SEDANG MENYUSUN TUGAS AKHIR

DI JURUSAN D-IV BIDAN PENDIDIK TAHUN AJARAN 2013 - 2014 FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

No :

Tanggal : A. Identitas

Nim Mahasiswi :

Umur : tahun

Alamat :

B. Instrumen Petunjuk soal

1. Bacalah pernyataan ini dengan baik dan benar

2. Berilah tanda ceklist ( √ ) pada salah satu kolom di sebelah kanan yang sesuai dengan jawaban responden kemudian lingkarilah nilai pada kotak sesuai dengan kriteria :

Nilai 0 = Tidak ada gejala (keluhan)

Nilai 1 = Gejala ringan

Nilai 2 = Gejala sedang

Nilai 3 = Gejala berat

Nilai 4 = Gejala berat sekali

3. Untuk kelancaran penelitian ini mohon isilah pernyataan ini sesuai dengan pengetahuan anda tidak perlu bertanya pada teman jawab dengan jujur dan apa adanya.


(68)

1. Gejala Kecemasan Nilai Angka (skore)

No Pernyataan 0 1 2 3 4

1 Apakah anda merasa cemas dan berfirasat buruk dalam menyusun tugas akhir.

2 Apakah anda merasa tegang dan tidak bisa istirahat tenang selama melakukan penyusunan tugas akhir. 3 Apakah anda merasa ketakutan dalam menghadapi

kendala selama menyusun tugas akhir.

4 Apakah anda mengalami gangguan tidur atau sukar tidur nyenyak selama menyusun tugas akhir.

5 Apakah anda merasa sukar untuk berkonsentrasi 6 Apakah anda merasa murung dan sedih

7 Apakah anda mengalami gejala fisik (otot) seperti : - Kaku

- Suara tidak stabil

8 Apakah telinga anda terasa berdenging dan penglihatan kabur

9 Apakah anda terasa lemas seperti mau pingsan, dan berdebar-debar.

10 Apakah anda mengalami gejala pernapasan - Sering menarik nafas

- Nafas pendek-pendek

11 Apakah anda mengalami mual dan muntah selama menyusun tugas akhir.


(69)

12 Apakah anda jadi sering buang air kecil atau tidak dapat menahan kencing serta badan menjadi dingin. 13 Apakah mulut anda terasa kering, mudah berkeringat,

kepala pusing dan terasa berat. 14 Apakah anda sering merasa

- Gelisah - Tidak tenang - Jari gemetar - Muka tegang


(70)

2. Pola Menstruasi

Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu kolom jawaban yang sesuai dengan jawaban responden.

1. Selama menyusun tugas akhir, adakah perubahan pola menstruasi anda? a. Ya

b. Tidak

2. Selama menyusun tugas akhir, anda mengalami perubahan pola makan yang berlebihan dan hilangnya nafsu makan, adakah terjadi perubahan pola menstruasi anda?

a. Ya b. Tidak

3. Berapa lamakah menstruasi anda tiap bulannya selama menyusun tugas akhir?

a. 4 - 8 hari b. 8 - 14 hari

4. Bagaimanakah pola siklus menstruasi anda selama menyusun tugas akhir? a. Siklus normal 28 hari

b. Siklus menstruasi kurang dari 21 hari c. Siklus menstruasi lebih dari 35 hari

5. Bagaimanakah pola lama perdarahan menstruasi anda selama menyusun tugas akhir?

a. lama perdarahan 3 - 6 hari setiap bulannya

b. tidak keluarnya darah haid sedikitnya 3 bulan berturut - turut c. lama perdarahan lebih dari 8 hari setiap bulannya


(71)

6. Apakah selama menyusun tugas akhir anda merasa cemas sehingga terjadi perubahan pola menstruasi?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah selama menyusun tugas akhir anda merasa cemas sehingga terjadi perubahan dengan lama perdarahan menstruasi?

a. Ya b. Tidak

8. Pada puncak siklus menstruasi, berapa kali anda mengganti pembalut setiap hari?

a. 2 - 3 kali sehari b. 4 - 5 kali sehari c. 5 - 6 kali sehari


(72)

(73)

(1)

(2)

(3)

Frequencies

[DataSet1] C:\Users\Win7\Documents\data mentah d4.sav

Statistics

Usia tingkat kecemasan pola menstruasi

N Valid 113 113 113

Missing 0 0 0

Frequency Table

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 21 tahun 35 31,0 31,0 31,0

22 - 23 tahun 70 61,9 61,9 92,9

> 24 tahun 8 7,1 7,1 100,0

Total 113 100,0 100,0

tingkat kecemasan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak ada kecemasan 68 60,2 60,2 60,2

kecemasan ringan 32 28,3 28,3 88,5

kecemasan sedang 9 8,0 8,0 96,5

kecemasan berat 4 3,5 3,5 100,0


(4)

pola menstruasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak teratur 37 32,7 32,7 32,7

teratur 76 67,3 67,3 100,0

Total 113 100,0 100,0

CROSSTABS

/TABLES=TK BY PM

/FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ RISK /CELLS=COUNT ROW TOTAL /COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\Win7\Documents\data mentah d4.sav

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent tingkat kecemasan * pola

menstruasi


(5)

tingkat kecemasan * pola menstruasi Crosstabulation pola menstruasi

Total tidak teratur teratur

tingkat kecemasan

tidak ada kecemasan

Count 16 52 68

% within tingkat kecemasan 23,5% 76,5% 100,0%

% of Total 14,2% 46,0% 60,2%

kecemasan ringan

Count 13 19 32

% within tingkat kecemasan 40,6% 59,4% 100,0%

% of Total 11,5% 16,8% 28,3%

kecemasan sedang & berat

Count 8 5 13

% within tingkat kecemasan 61,5% 38,5% 100,0%

% of Total 7,1% 4,4% 11,5%

Total Count 37 76 113

% within tingkat kecemasan 32,7% 67,3% 100,0%

% of Total 32,7% 67,3% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 8,419a 2 ,015

Likelihood Ratio 8,156 2 ,017

Linear-by-Linear Association 8,314 1 ,004

N of Valid Cases 113

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,06.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A.IDENTITAS

Nama : NAZMUL HAYATI

Tempat /Tanggal lahir : Pertahanan 10 Agustus 1992 Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

No. HP : 085371313735

Anak ke : 2 dari 5 bersaudara Nama ayah : Alm. Samiun Sitorus

Nama ibu : Zamilah

Alamat : Pertahanan Dusun Nol Kecamatan Sei Kepayang Kabupaten Asahan Kota Tanjung Balai

B.RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1998 - 2004 : SD Negeri Pertahanan

Tahun 2004 - 2007 : Pesantren Modern Daar Al Ulum Asahan Kisaran

Tahun 2007 - 2010 : Madrasah Aliyah Negeri Kisaran

Tahun 2010 - 2013 : D-III Kebidanan di AKBID Medistra Lubuk Pakam

Tahun 2013 - 2014 : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU)


Dokumen yang terkait

Hubungan Sindrom Pramenstruasi dengan Regularitas Siklus Menstruasi pada Mahasiswi S-1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4 44 73

Motivasi Mahasiswa Mengikuti Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

1 33 104

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 4 112

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 11

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 5

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan - Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universita

0 0 16

NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK TINGKAT AKHIR DI UNIVERSITAS 'AISYIYAH YOGYAKARTA - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 11

HUBUNGAN ANTARA STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI DENGAN INSOMNIA PADA MAHASISWI D IV BIDAN PENDIDIK DI STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Antara Stres dalam Menyusun Skripsi dengan Insomnia pada Mahasiswi D IV Bidan Pendidik di

0 0 11