f
.
Indikasi
Siprofloksasin digunakan untuk keadaan infeksi bakteri Gram positif dan Gram negatif. Siprofloksasin terutama aktif terhadap kuman
Gram negatif termasuk Salmonella, Shigella, Kampilobakter, Neisseria, dan Pseudomonas. Siprofloksasin hanya memiliki aktivitas yang sedang
terhadap bakteri Gram positif seperti Streptococcus pneumoniae dan Enterococcus faecalis karena itu tidak boleh digunakan untuk pneumonia
pneumokokus. Siprofloksasin aktif terhadap Klamidia dan beberapa mikobakteria. Sebagian besar kuman anaerob tidak sensitif terhadap
siprofloksasin. Penggunaan siprofloksasin termasuk untuk infeksi saluran napas, saluran kemih, sistem pencernaan termasuk demam tifoid, dan
gonore serta septikemia oleh organisme yang sensitif.
17
g. Kontraindikasi
Obat ini tidak dianjurkan pemberiannya kepada pasien yang hipersensitifitas terhadap siprofloksasin dan golongan kuinolon lainnya
dan juga kepada anak-anak selama masa pertumbuhan, karena pemberian lama dapat menghambat pertumbuhan tulang rawan.
16
h. Bentuk Sediaan
Sediaan oral tersedia dalam bentuk tablet 250, 500, dan 750 mg. Berbeda dengan sedian parenteral yaitu 2 dan 10 mgmL. Selain itu,
siprofloksasin juga terdapat dalam sediaan tetes mata, salep mata, dan tetes telinga.
16
i. Interaksi
Siprofloksasin adalah salah satu obat yang dapat menghambat sitokrom P450 isoenzim CYP1A2 dan karenanya dapat meningkatkan
konsentrasi obat dalam plasma, seperti teofilin dan tizanidine, yang mana dalam metabolismenya memerlukan isoenzim.
16
Obat golongan kuinolon ini telah dilaporkan meningkatkan efek dari antikoagulan oral seperti warfarin dan antidiabetik oral yaitu
glibenklamid. Hal ini membuat keadaan hipoglikemi berat pada pasien yang mengonsumsi glibenklamid dan siprofloksasin berakibat fatal.
16
Antasid yang mengandung mineral mengurangi penyerapan siprofloksasin. Siprofloksasin harus ditelan 1-2 jam sebelum atau 4 jam
setelah minum antasid. Hal ini tidak berlaku untuk antasid yang tidak mengandung aluminium atau magnesium, misalnya penghambat reseptor
H1.
16
2.4.3. Farmakodinamik
Siprofloksasin merupakan antibiotik golongan fluoroquinolone. Mekanisme kerja siprofloksasin adalah dengan cara menghambat DNA
girase dan topoisomerase IV, yang mana keduanya merupakan enzim yang penting untuk reproduksi bakteri. Dalam penggunaan klinik nya
disesuaikan dengan jenis bakteri penyebab penyakit.
16
Siprofloksasin mempunyai efek terhadap bakteri gram negatif khususnya jenis aerob yang secara aktif dilawan oleh obat ini adalah
Enterobacteriaceae, termasuk
Escherichia coli
dan Citrobacter,
Enterobacter, Klebsiella, Proteus, Salmonella, Shigella, dan Yersinia sp, Pseudomonas aeroginosa, Neisseria gonorrhoeae, H. Influenzae,
Moraxella catarrhalis, Neisseria meningitidis, Gradnerella vaginalis, Helicobacter pylori, Vibrio sp, dan campylobacter sp. Selain bakteri gram
negatif, siprofloksasin berefek terhadap bakteri gram positif aerob yaitu staphylococcus, streptococcus pneumoniae, dan enterococcus. Bakteri
anaerob juga bisa dihambat aktivitas duplikasinya oleh obat ini, seperti Bacteroides fragilis, Clostridium difficile.
16
Resistensi terhadap siprofloksasin juga bisa terjadi terutama pada Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Eschericia coli,
Klebsiella pneumoniae, Campylobacter jejuni, Neisseria gonnorhea, dan Str pneumoniae.
16
2.5. Spektrofotometri
Sesuai dengan ketentuan Clark, panjang gelombang siprofloksasin dapat ditentukan dengan menggunakan metode spektrofotometri.
18
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh
suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perekam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang
berbeda.
18
Alat yang digunakan dalam analisis secara spektrofotometri adalah spektrofotometer, yaitu suatu alat untuk menentukan suatu senyawa, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan atau absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi.
18
Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut
19
: 1. Spektrofotometri Vis Visible
2. Spektrofotometri UV Ultra Violet 3. Spektrofotometri UV-Vis
4. Spektrofotometri IR Infra Red Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan spektrofotometri UV
Visible. Spektrofotometer ini merupakan gabungan antara spektrofotometer UV dan spektrofotometer Visible. Mesin ini menggunakan dua buah sumber cahaya
berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber
UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator.
19
Pada spektrofotometri Uv-vis didapatkan serapan sinar tampak dan ultraviolet oleh suatu molekul yang akan menghasilkan transisi di antara tingkat
energi elektronik molekul. Transisi tersebut pada umumnya antara orbital ikatan bonding atau orbital pasangan bebas non-bonding dan orbital bukan ikatan
atau orbital anti ikatan anti bonding. Panjang gelombang serapan yang didapat merupakan ukuran perbedaan tingkat-tingkat energi dari orbital yang
bersangkutan. Kegunaan spektrofotometeri ultraviolet dan tampak ini terletak pada kemampuannya mengukur jumlah ikatan rangkap atau konyugasi aromatik
dan perluasanya, yaitu elektron sunyi pada oksigen yang terdapat di dalam suatu molekul
20
.
2.5.1. Komponen Spektrofotometer UV-Vis a. Sumber Cahaya
Ada beberapa jenis lampu yang digunakan untuk mesin spektrofotometer UV-Visible ini, yaitu
19
: a.
Lampu wolfram lampu pijar menghasilkan spektrum kontiniu pada gelombang 320-2500 nm
b. Lampu hidrogen atau deutrium 160-375 nm
c. Lampu gas xenon 250-600 nm
b. Pengatur Intensitas
Berfungsi untuk mengatur intensitas sinar yang dihasilkan oleh sumber cahaya agar sinar yang masuk tetap konstan
19
.
c. Monokromator
Berfungsi untuk merubah sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis sesuai yang dibutuhkan oleh pengukuran. Monokromator
yang digunakan untuk mesin ini adalah kaca untuk daerah sinar tampak dan kuarsa untuk daerah UV
19
.
d. Kuvet
Kuvet yang digunakan untuk daerah sinar tampak adalah kuvet kaca, sedang untuk daerah UV digunakan kuvet kuarsa
19
.
e. Detektor
Fungsi detektor adalah untuk merubah sinar menjadi energi listrik yang sebanding dengan besaran yang dapat diukur. Adapun syarat-syarat
ideal sebuah detektor adalah
19
: Kepekan yang tinggi
Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi. Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga
radiasi.
f. Penguat amplifier
Komponen ini berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh detektor agar dapat dibaca oleh indikator
19
.
g. Indikator
Indikator dapat berupa recorder dan kompoter
19
. Peneliti menggunakan komputer beserta program perekam di dalamnya.
2.5.2. Cara Kerja Spektrofotometer Uv-vis
Gambar 2.2 Cara Kerja Spektrofotometer UV-Vis
21
Keterangan Gambar :
Sumber sinar yang diperlukan adalah sumber sinar yang menyediakan seluruh spektrum tampak dan ultra-ungu UV dekat sehingga didapatkan
spektrum pada daerah 200 nm – 800 nm, yaitu kombinasi dari lampu deutrium
untuk mendapatkan spektrum UV dan lampu tungstenhalogen untuk mendapatkan spektrum tampak. Kemudian hasil kombinasi kedua lampu tersebut
difokuskan pada kisi difraksi. Tanda panah biru menunjukan jalur berbagai panjang gelombang sinar diteruskan dengan arah yang berbeda. Celah slit hanya
menerima sinar pada daerah panjang gelombang yang sangat sempit untuk diteruskan ke spektrometer. Sinar datang dari kisi difraksi dan celah akan
mengenai lempeng putar dan satu dari tiga hal berikut dapat terjadi
21
:
a. Jika sinar mengenai bagian transparan, sinar akan mengarah langsung dan
melewati sel yang mengandung sampel. Kemudian dipantulkan oleh cermin ke lempeng putar kedua.Lempeng ini berputar ketika sinar datang
dari lempeng yang pertama, sinar akan mengenai bagian cermin lempeng kedua. Yang kemudian memantulkannya ke detektor.Selanjutnya
mengikuti jalur merah pada diagram diatas. b.
Jika berkas asli sinar dari celah mengenai bagian cermin lempeng putar pertama, berkas akan dipantulkan sepanjang jalur hijau. Setelah cermin,
sinar melewati sel referens.Akhirnya sinar mencapai lempeng kedua yang berputar, sehingga sinar mengenai bagian transparan. Selanjutnya akan
melewati detektor. c.
Jika sinar mengenai bagian hitam lempeng pertama, sinar akan dihalangi dan untuk sesaat tidak ada sinar yang melewati spektrometer. Komputer
akan memroses arus yang dihasilkan oleh detektor karena tidak ada sinar yang masuk.
2.6. Kerangka konsep
Pada kerangka konsep ini dijelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi panjang gelombang serapan maksimum siprofloksasin sampel. Faktor-faktor
tersebut diantaranya adalah kandungan siprofloksasin, pelarut, vehikulum, dan proses pembuatan tablet. Penelitian kali ini tidak dibahas pengaruh faktor-faktor
tersebut terhadap panjang gelombang serapan maksimum siprofloksasin. Penelitian kali ini hanya bersifat kualitatif dengan cara screenning panjang
gelombang, yaitu hanya melihat panjang gelomabang serapan maksimum berdasarkan hasil perekaman panjang gelombang sampel dengan spektrofotometer
Uv-vis. Berikut bagan kerangka konsep pada penelitian ini:
: Diteliti pada penelitian ini : Tidak diteliti pada penelitian ini
Bagan 2.6 Skema Kerangka Konsep Penelitian
Panjang gelombang serapan maksimum
siprofloksasin sampel Spektrofotometer
Uv-vis Sesuai standar
Tidak sesuai standar
Kandungan siprofloksasin Pelarut
Vehikulum Proses pembuatan tablet
2.7. Definisi Operasional