Pengaruh Faktor Predisposisi dan Pemungkin terhadap Keinginan Ibu Hamil dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2009.
PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI DAN PEMUNGKIN TERHADAP KEINGINAN IBU HAMIL DALAM MEMANFAATKAN RAWAT INAP
KHUSUS BERSALIN DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN TAHUN 2009
SKRIPSI
Oleh:
CEPTI IMELDA A. S NIM : 061000229
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
(2)
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul:
PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI DAN PEMUNGKIN
TERHADAP KEINGINAN IBU HAMIL DALAM
MEMANFAATKAN RAWAT INAP KHUSUS BERSALIN DI
PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN
TAHUN 2009
Yang dipersiapkan dan disidangkan Oleh : CEPTI IMELDA AFRIANI SILALAHI
NIM . 061000229
Telah Diuji dan Dipertahankan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 10 Juli 2009
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Peguji
Ketua Penguji Penguji I
Prof. dr. Aman Nasution, MPH Siti Khadijah Nst, SKM, M.Kes
NIP: 140019774 NIP: 19730803 199903 2 001
Penguji II Penguji III
Prof. Dr. Ida Yustina, Msi dr. Heldy BZ, MPH
NIP:19680320 199308 2 001 NIP: 19520601 198203 2 001
Medan, Juli 2009
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Dr. Ria Masniari Lubis, Msi NIP.19531018 198203 2 001
(3)
ABSTRAK
Fasilitas Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan merupakan kebijakan Dinas Kesehatan Kota Medan yang bertujuan untuk menyediakan pelayanan kesehatan khusus bersalin yang tersedia selama 24 jam kepada masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan. Namun, pemanfaatan fasilitas tersebut masih rendah, dapat dilihat dari jumlah yang bersalin di Puskesmas Padang Bulan pada tahun 2007 hanya ada 12, dan tahun 2008 hanya ada 4.
Jenis penelitian ini adalah survei dengan tipe explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh faktor predisposisi dan pemungkin terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan (K1) di Puskesmas Padang Bulan pada bulan Mei – Desember 2008 sebanyak 483 orang, dan sampel diambil dengan menggunakan metode simple random sampling . Uji statistik yang digunakan adalah uji regresi logistik berganda pada α = 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap pemanfaatan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan adalah
kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas kesehatan di Puskesmas Padang Bulan (ρ=
0,034), pendapatan (ρ= 0,003). Variabel yang tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan adalah kepercayaan ibu hamil terhadap pelayanan petugas kesehatan di Puskesmas Padang
Bulan (ρ= 0,849), pendidikan (ρ= 0,384), pekerjaan (ρ= 0,438), kepemilikan Jamkesmas/ Askes (ρ= 0,173).
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan untuk dapat meninjau ulang manfaat dari penyediaan fasilitas Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan, serta dapat menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang program penyuluhan. Petugas kesehatan di Puskesmas Padang Bulan diharapkan lebih meningkatkan pelayanan poli kebidanan dan memberikan informasi yang lebih banyak tentang kehamilan dan persalinan, serta dapat menambah jadwal pemeriksaan kehamilan oleh dokter kandungan menjadi lebih dari satu kali seminggu.
Kata Kunci : Predisposisi, pemungkin, pemanfaatan, Puskesmas
(4)
ABSTRACT
Special Inpatient Facilities for delivery in Padang Bulan Health Center is Medan Health Office policy which aims to provide specialized health services delivery which available for 24 hours to the community in the working area of Padang Bulan Health Center. However, the utilization of these facilities remains low, it can be seen from the number of birth in Padang Bulan Health Center in 2007 there were only 12, and in 2008 there were only 4.
This kind of research is survey with explanatory type that aims to explain the influence of predisposing factors and enabling pregnant mothers on the use of Special Inpatient Facilities for delivery in Padang Bulan Health Center. Population in this research were all pregnant women who did the first pregnancy check at Padang Bulan Health Center in May - December 2008 as 483 people, and samples taken by using Simple Random Sampling method. Statistical test used multiple logistic regression tests on α = 5%.
The results showed that the variables which had influence on the use of Special Inpatient Facilities for delivery in Padang Bulan Health Center were the belief of pregnant mothers to health facilities in Padang Bulan Health Center (ρ = 0,034), and income (ρ = 0,003). Variables which had not influence on the use of Special Inpatient for delivery in Padang Bulan Health Center were the belief of pregnant mothers to officer service in Padang Bulan Health Center (ρ = 0,849), education (ρ = 0,384), employment (ρ = 0,438), ownership Jamkesmas/ Askes (ρ = 0,173).
Based on research results, it is expected to Medan Health Office to review the benefits of Special Inpatient Facilities for delivery in Padang Bulan Health Center and providing facilities and infrastructure to support health promotion. Health workers in Padang Bulan Health Center is expected to increase midwife services and provide more information about pregnancy and childbirth, and can increase prenatal care schedule by the Medical Specialist Gynecologist more than once in a week. Keywords : Predisposing , enabling, utilization, health center
(5)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Cepti Imelda Afriani Silalahi
Tempat/ Tanggal Lahir : Medan/ 21 April 1983
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Anak ke : 5 dari 5 Bersaudara
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat Rumah : Jalan T. Amir Hamzah No. 29 Sei Agul Medan Riwayat Pendidikan :
1. Tahun 1989-1995 :SD St. Thomas 4 Medan
2. Tahun 1995-1998 :SMP Perguruan Kristen Methodist Indonesia - I Medan 3. Tahun 1998-2001 :SMU Perguruan Kristen Methodist Indonesia - I Medan 4. Tahun 2002-2005 :Akademi Keperawatan Pertamina Bina Medika Jakarta 5. Tahun 2006-2009 :Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Maha Penyayang atas segala berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Faktor Predisposisi dan Pemungkin terhadap Keinginan Ibu Hamil
dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2009” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ida Yustina, MSi, selaku Ketua Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Penguji Skripsi yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis.
3. Prof. dr. Aman Nasution, MPH, selaku Dosen Pembimbing skripsi I atas segala bantuan, waktu, dan bimbingan terhadap kesempurnaan skripsi ini.
4. Siti Khadijah Nasution, SKM, MKes selaku Dosen Pembimbing skripsi II atas segala bantuan, waktu, dan bimbingan serta pengarahan terhadap kesempurnaan skripsi ini.
(7)
5. dr. Heldy BZ, MPH, selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis.
6. Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis selama masa perkuliahan. 7. dr. Rehulina Ginting selaku Kepala Puskesmas Padang Bulan yang telah
membantu dan memberi masukan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Teman terbaikku Netty yang banyak membantu penulis dan senantiasa
memberikan dukungan, perhatian, doa dan bantuan tanpa pamrih selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman Sekolah Minggu, Tunggul, Catharine, Hendrik, Anita, Cika, Lisa, Fristy, Mayer, Tina, Ocen, Ranap, Nesi, Shinta terima kasih atas semua dukungan dan pengertiannya selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Erna dan Beni terima kasih banyak telah menemani penulis selama penelitian dengan penuh kesabaran. 10.Sudung yang memberikan dukungan serta perhatian dengan cara dan jarak
tersendiri.
11.Teman-teman di Peminatan AKK, Nelly, Rika, Wiwik dan seluruh mahasiswa/i peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Sadat atas nasihat dan masukan yang dapat membentuk pola pikir penulis menjadi lebih dewasa, serta bimbingannya kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
12.Teman-temanku di FKM USU Mia, Rita, Betty, Mey, Fauzi, Dedy, Thomson, Phica dan seluruh mahasiswa/i Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
(8)
13.Teman-teman Ikatan Alumni M-1 terima kasih buat dukungannya selama ini. 14.Semua pihak lainnya yang telah membantu dan mendorong penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Terkhusus dan teristimewa ucapan terima kasih kepada kedua orangtuaku tercinta (Ch.M Silalahi dan R Hutahaean) yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, untuk dan Desmon, Lina, Herry, Renta, Juwita, Fenpry terima kasih atas bantuan moril dan materinya selama ini, serta Gading, Gorchy, dan Jordan terima kasih buat senyum dan tawa kalian yang dapat mengembalikan semangat penulis.
Akhirnya penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak dan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih selalu menyertai dan memberkati kita semua dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya.
Medan, 10 Juli 2009
Penulis
(9)
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan ... i
Abstrak ... ii
Abstract ... iii
Riwayat Hidup Penulis ... iv
Kata Pengantar ... v
Daftar Isi ... viii
Daftar Tabel ... xi
Daftar Gambar ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ……… 6
1.4. Manfaat Penelitian ……….. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 8
2.1. Pelayanan Kesehatan ... 8
2.1.1. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan ... 8
2.1.2. Kebutuhan terhadap Pelayanan Kesehatan ... 10
2.2. Utilisasi Pelayanan Kesehatan ... 11
2.2.1. Model Perilaku Kesehatan dalam Utilisasi Pelayanan Kesehatan ... 12
2.3. Beberapa Faktor dalam Utilisasi Pelayanan Kesehatan ... 14
2.4. Tujuan Penggunaan Model Pelayanan Kesehatan ... 16
2.5. Pelayanan Persalinan ... 17
2.5.1. Persalinan... 17
2.5.2. Kebijakan Operasional dan Penatalaksanaan Pertolongan Persalinan ... 19
2.6. Kerangka Konsep ... 20
2.7. Hipotesis Penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
3.1. Jenis Penelitian ... 23
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 23
3.3. Populasi dan Sampel ………... 23
3.4. Metoda Pengumpulan Data ………. 24
3.5. Definisi Operasional……… 24
3.6. Teknik Analisa Data ………... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN……… 28
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……… 28
4.1.1. Letak Geografis………... 28
(10)
4.1.3. Sarana Kesehatan………. 29
4.2. Deskripsi Faktor Predisposisi ... 30
4.2.1. Pendidikan... 30
4.2.2. Pekerjaan ... 30
4.2.3. Kepercayaan Ibu Hamil terhadap Pelayanan Petugas Kesehatan... 31
4.2.4. Kepercayaan Ibu Hamil terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan ... 31
4.3. Deskripsi Faktor Pemugkin ... 32
4.3.1. Pendapatan... 32
4.3.2. Kepemilikan Asuransi Kesehatan... 32
4.4. Deskripsi Faktor Terikat ... 33
4.5. Hasil Tabulasi Silang Antara Faktor Bebas dengan Faktor Terikat ... 34
4.5.1. Tabulasi Silang Antara Pendidikan dengan Keinginan Ibu Hamil dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin... 34
4.5.2. Tabulasi Silang Antara Pekerjaan dengan Keinginan Ibu Hamil dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin... 35
4.5.3. Tabulasi Silang Antara Kepercayaan Ibu Hamil terhadap Pelayanan Petugas Kesehatan dengan Keinginan Ibu Hamil dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin ... 36
4.5.4. Tabulasi Silang Antara Kepercayaan Ibu Hamil terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Keinginan Ibu Hamil dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin ... 37
4.5.5. Tabulasi Silang Antara Pendapatan dengan Keinginan Ibu Hamil dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin ... 38
4.5.6. Tabulasi Silang Antara Kepemilikan Asuransi Kesehatan dengan Keinginan Ibu Hamil dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin... 38
4.6. Hasil Uji Statistik Bivariat ... 39
4.7. Hasil Uji Statistik Multivariat ... 40
BAB V PEMBAHASAN ... 43
5.1. Faktor Yang Berpengaruh terhadap Keinginan Ibu Hamil dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin ... 43
5.1.1. Kepercayaan Ibu Hamil terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan……… 43
5.1.2. Pendapatan... 45
5.2. Faktor Yang Tidak Berpengaruh terhadap Keinginan Ibu Hamil dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin ………... 46
(11)
5.2.2. Pekerjaan………. 47
5.2.3. Kepercayaan Ibu Hamil terhadap Pelayanan Petugas Kesehatan... 48
5.2.4. Kepemilikan Asuransi Kesehatan... 49
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 51
6.1. Kesimpulan ... 51
6.2. Saran... 51
DAFTAR PUSTAKA
... 53
LAMPIRAN :
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Surat Izin Penelitian
Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Penelitian Lampiran 4. Hasil-hasil Pengolahan Statistik
(12)
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Faktor Bebas dan Terikat ... 26 Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga
Tahun 2008 ... 29 Tabel 4.2 Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Padang
Bulan Tahun 2008 ... 29 Tabel 4.3. Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 30 Tabel 4.4. Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Pekerjaan ... 31 Tabel 4.5. Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Kepercayaan Ibu Hamil
terhadap Pelayanan Petugas Kesehatan ... 31 Tabel 4.6. Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Kepercayaan Ibu Hamil
terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan ... 32 Tabel 4.7. Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Pendapatan ... 32 Tabel 4.8. Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Kepemilikan Asuransi
Kesehatan ... 32
Tabel 4.9. Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Keinginnan dalam Memanfaatkan atau Tidak Memanfaatkan Rawat Inap
Khusus Bersalin Puskesmas ... 33
Tabel 4.10. Distribusi Alasan Ibu Hamil untuk Memanfaatkan atau
Tidak Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin... 34 Tabel 4.11. Tabulasi Silang Antara Pendidikan dengan Keinginan Ibu
Hamil dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin ... 35 Tabel 4.12. Tabulasi Silang Antara Pekerjaan dengan Keinginan
Ibu Hamil dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin ... 36 Tabel 4.13. Tabulasi Silang Antara Kepercayaan Ibu Hamil terhadap
Pelayanan Petugas Kesehatan dengan Keinginan Ibu Hamil
(13)
Tabel 4.14. Tabulasi Silang Antara Kepercayaan Ibu Hamil terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Keinginan Ibu Hamil
dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin ... 37 Tabel 4.15. Tabulasi Silang Antara Pendapatan dengan Keinginan Ibu Hamil
Dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin... 38 Tabel 4.16. Tabulasi Silang Antara Kepemilikan Asuransi Kesehatan
dengan Keinginan Ibu Hamil dalam Memanfaatkan Rawat Inap
Khusus Bersalin ... 39 Tabel 4.17. Hasil Uji Statistik Regresi Logistik Bivariat ... 39 Tabel 4.18. Hasil Uji Statistik Regresi Logistik Multivariat ... 40
(14)
DAFTAR GAMBAR
(15)
ABSTRAK
Fasilitas Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan merupakan kebijakan Dinas Kesehatan Kota Medan yang bertujuan untuk menyediakan pelayanan kesehatan khusus bersalin yang tersedia selama 24 jam kepada masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan. Namun, pemanfaatan fasilitas tersebut masih rendah, dapat dilihat dari jumlah yang bersalin di Puskesmas Padang Bulan pada tahun 2007 hanya ada 12, dan tahun 2008 hanya ada 4.
Jenis penelitian ini adalah survei dengan tipe explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh faktor predisposisi dan pemungkin terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan (K1) di Puskesmas Padang Bulan pada bulan Mei – Desember 2008 sebanyak 483 orang, dan sampel diambil dengan menggunakan metode simple random sampling . Uji statistik yang digunakan adalah uji regresi logistik berganda pada α = 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap pemanfaatan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan adalah
kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas kesehatan di Puskesmas Padang Bulan (ρ=
0,034), pendapatan (ρ= 0,003). Variabel yang tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan adalah kepercayaan ibu hamil terhadap pelayanan petugas kesehatan di Puskesmas Padang
Bulan (ρ= 0,849), pendidikan (ρ= 0,384), pekerjaan (ρ= 0,438), kepemilikan Jamkesmas/ Askes (ρ= 0,173).
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan untuk dapat meninjau ulang manfaat dari penyediaan fasilitas Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan, serta dapat menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang program penyuluhan. Petugas kesehatan di Puskesmas Padang Bulan diharapkan lebih meningkatkan pelayanan poli kebidanan dan memberikan informasi yang lebih banyak tentang kehamilan dan persalinan, serta dapat menambah jadwal pemeriksaan kehamilan oleh dokter kandungan menjadi lebih dari satu kali seminggu.
Kata Kunci : Predisposisi, pemungkin, pemanfaatan, Puskesmas
(16)
ABSTRACT
Special Inpatient Facilities for delivery in Padang Bulan Health Center is Medan Health Office policy which aims to provide specialized health services delivery which available for 24 hours to the community in the working area of Padang Bulan Health Center. However, the utilization of these facilities remains low, it can be seen from the number of birth in Padang Bulan Health Center in 2007 there were only 12, and in 2008 there were only 4.
This kind of research is survey with explanatory type that aims to explain the influence of predisposing factors and enabling pregnant mothers on the use of Special Inpatient Facilities for delivery in Padang Bulan Health Center. Population in this research were all pregnant women who did the first pregnancy check at Padang Bulan Health Center in May - December 2008 as 483 people, and samples taken by using Simple Random Sampling method. Statistical test used multiple logistic regression tests on α = 5%.
The results showed that the variables which had influence on the use of Special Inpatient Facilities for delivery in Padang Bulan Health Center were the belief of pregnant mothers to health facilities in Padang Bulan Health Center (ρ = 0,034), and income (ρ = 0,003). Variables which had not influence on the use of Special Inpatient for delivery in Padang Bulan Health Center were the belief of pregnant mothers to officer service in Padang Bulan Health Center (ρ = 0,849), education (ρ = 0,384), employment (ρ = 0,438), ownership Jamkesmas/ Askes (ρ = 0,173).
Based on research results, it is expected to Medan Health Office to review the benefits of Special Inpatient Facilities for delivery in Padang Bulan Health Center and providing facilities and infrastructure to support health promotion. Health workers in Padang Bulan Health Center is expected to increase midwife services and provide more information about pregnancy and childbirth, and can increase prenatal care schedule by the Medical Specialist Gynecologist more than once in a week. Keywords : Predisposing , enabling, utilization, health center
(17)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Puskesmas merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah satu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu, di mana pendekatan yang digunakan memperhatikan berbagai aspek kehidupan dari para pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut (Azwar, 1996).
Dalam menjalankan fungsinya tersebut, perlu didukung suatu upaya untuk menampilkan suatu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan lebih baik dan lebih memperhatikan aspek mutu, sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang berlaku (Depkes, 2003).
Hakekat dasar penyelenggaraan pelayanan kesehatan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan para pemakai jasa pelayanan kesehatan. Bertitik tolak dari hakekat dasar ini, maka pelayanan kesehatan dapat dikategorikan sempurna bila memenuhi kebutuhan dan tuntutan setiap konsumen (pasien) yang terkait dengan timbulnya rasa puas terhadap pelayanan kesehatan (Azwar, 1996)
Menurut Notoatmodjo (2003), konsumen berperilaku positif terhadap objek demi pemenuhan kebutuhannya. Sebaliknya bila objek tadi dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhannya, maka konsumen akan berperilaku negatif terhadap objek
(18)
tersebut. Konsumen akan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhannya demi perubahan status kesehatannya untuk menjadi lebih baik. Sebaliknya konsumen tidak akan menggunakan pelayanan kesehatan bila ia tidak merasa perlu untuk pergi ke pelayanan kesehatan yang didasari oleh keyakinannya terhadap objek tersebut.
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi keputusan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan adalah : a) Semakin tinggi status ekonomi maka semakin besar akan pembelian jasa atau barang, b) Tuntutan kebutuhan yang spesifik terhadap pelayanan kesehatan individu yang mungkin pelayanan kesehatan individu tersebut tidak dapat diperoleh di Puskesmas, c) Masyarakat dapat mengenali lebih baik perbedaan antara tempat pelayanan kesehatan yang ada berdasarkan pengalaman atau pengetahuan seseorang, d) pertimbangan akan jarak tempuh yang mudah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang ada terutama menghadapi kasus-kasus emergensi, e) karakteristik penduduk yang mempunyai heterogenitas yang tinggi terdiri dari suku, etnis dan latar belakang yang berbeda sehingga menimbulkan perbedaan persepsi terhadap pelayanan kesehatan, f) jaminan kesehatan yang dimiliki masyarakat misalnya : Askes, Jamsostek dan jaminan kesehatan lainnya yang menganjurkan menggunakan fasilitas kesehatan di tempat yang sudah ditentukan (Depkes RI, 2001).
Menurut Anderson dalam Notoatmodjo (2003), dalam Behavioral Model of Health Service Use, bahwa faktor-faktor yang memengaruhi dalam utilisasi
(19)
struktur sosial, kepercayaan konsumen terhadap pelayanan kesehatan, dan faktor pemungkin (enabling) yaitu keluarga, masyarakat, serta faktor kebutuhan (need) yaitu perceived need dan evaluated need.
Di Indonesia berdasarkan jumlah tempat pertolongan persalinan di rumah sakit/ klinik pemerintah hanya 9,25%. Jumlah persalinan Rawat Inap Puskesmas di daerah perkotaan hanya 3,94 % dan di pedesaan hanya 2,07 %. Berdasarkan Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Barat ( 2005) bahwa faktor yang memengaruhi masyarakat Sumatera Barat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah pendidikan, pendapatan, dan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Di Kabupaten Kutai Negara hanya 1,009%, Kabupaten Keerom Papua hanya 31,5 % dari target sebesar 80%
Menurut Saimi dan Kusnanto (2006), bahwa yang faktor memengaruhi masyarakat Kabupaten Lombok Tengah dalam memanfaatkan Puskesmas sebagai tempat bersalin adalah mutu pelayanan kesehatan yang meliputi keterampilan petugas dan penyediaan obat-obatan. Menurut Siti Mariani yang merupakan seorang bidan, melakukan Riset Operasional di Desa Kujangsari Kecamatan Langensari Kota Banjar Propinsi Jawa Barat, mengatakan bahwa faktor yang memengaruhi keluarga dalam pemilihan penolong persalinan adalah tingkat pendidikan suami
Berdasarkan Laporan Tahunan Evaluasi Kinerja setiap Puskesmas tahun 2008 di Puskesmas Labuhan Batu, Puskesmas Deli Serdang, Puskesmas Glugur,
(20)
Puskesmas Mandala dan Puskesmas Batang Kuis, didapatkan bahwa jumlah persalinan di setiap Puskesmas paling banyak satu per bulan.
Puskesmas Padang Bulan mempunyai fasilitas Rawat Inap Khusus Bersalin yang mulai dibuka sejak tahun 2002 atas kebijakan dari Dinas Kota Medan dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya di bagian KIA. Fasilitas rawat inap khusus bersalin pada Puskesmas Padang Bulan Medan dilengkapi sarana dan prasarana kesehatan. Pada ruang bersalin terdapat 1 tempat tidur ginekologi, 1 timbangan bayi, 1 alat pengukur panjang bayi, 1 lampu sorot, 1 lemari obat, 1 standar infus, alat-alat persalinan, 1 incubator, oksigen + selang O2, terdapat juga 1 kamar mandi, di mana keadaan dari prasarana tersebut baik, bersih dan layak untuk digunakan. Pada ruang rawat inap bersalin terdapat 4 tempat tidur, 4 lemari kecil, 4 standar infus. Fasilitas obat-obatan berasal dari obat-obat Inpres, Askes, Gakin (Profil Puskesmas Padang Bulan, 2008)
Pada tahun 2008 petugas kesehatan untuk program Rawat Inap Khusus Bersalin adalah bidan-bidan Puskesmas Padang Bulan yang merupakan petugas kesehatan program KIA yaitu sebanyak 6 orang dan perawat sebanyak 18 orang, dengan menempatkan 3 orang petugas kesehatan untuk dinas sore dan 3 orang petugas kesehatan untuk dinas malam. Pada tahun 2009 pelayanan kesehatan untuk program Rawat Inap Khusus Bersalin adalah pelayanan dalam bentuk Bidan On Call, dimana petugasnya sebanyak 2 orang. Security yang menjaga langsung selama 24 jam di Puskesmas.Tarif yang diberlakukan untuk melaksanakan 1 kali persalinan sebesar Rp. 250.000,- untuk pasien umum dan gratis untuk pasien miskin yang menggunakan
(21)
Kartu Jamkesmas yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan dan hal ini sudah disosialisasikan oleh pihak Puskesmas Padang Bulan kepada masyarakat. Fasilitas Pelayanan kesehatan lainnya yang ada di wilayah kerja Puskesmas Padang bulan terdiri dari 4 Rumah Sakit pemerintah/ swasta, 2 rumah bersalin, 2 praktek bidan.
Berdasarkan Laporan Tahunan Puskesmas Padang Bulan diketahui bahwa target Puskesmas Padang Bulan untuk pelayanan Rawat Inap Bersalin adalah 2 persalinan setiap bulan. Pada tahun 2007 didapatkan data bahwa jumlah ibu hamil yang melakukan bersalin di Puskesmas Padang Bulan hanya ada 1 orang per bulan, dan pada tahun 2008 hanya ada 4 orang.
Dari hasil survei awal diketahui bahwa Puskesmas Padang Bulan merupakan Puskesmas yang berada di daerah perkotaan, di mana tersedia alat transportasi yang memadai karena letak Puskesmas Padang Bulan yang sangat strategis, biaya yang dikenakan untuk satu kali persalinan juga lebih murah dibandingkan biaya persalinan di klinik persalinan swasta atau pribadi yaitu sebesar Rp.600.000 – Rp.700.000 sehingga diasumsikan bahwa faktor jarak, biaya, dan suku tidak mempunyai pengaruh besar terhadap Pemanfaatan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti ingin mengetahui pengaruh faktor predisposisi yaitu pendidikan, pekerjaan, kepercayaan ibu hamil terhadap pelayanan petugas kesehatan, kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, dan faktor pemungkin yaitu pendapatan dan asuransi kesehatan terhadap keinginan ibu
(22)
hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2009.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi perumusan masalah penelitian adalah “Apakah terdapat pengaruh faktor predisposisi yaitu pendidikan, pekerjaan, kepercayaan ibu hamil terhadap pelayanan petugas kesehatan, kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, dan faktor pemungkin yaitu pendapatan dan asuransi kesehatan terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2009.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk menjelaskan pengaruh faktor predisposisi yaitu pendidikan, pekerjaan, kepercayaan ibu hamil terhadap pelayanan petugas kesehatan, kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, dan faktor pemungkin yaitu pendapatan dan asuransi kesehatan terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2009.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dilakukan untuk :
1. Memberikan kontribusi kepada instansi terkait yaitu Dinas Kesehatan Kota Medan dalam upaya pencarian indikator yang mempunyai peranan besar dalam meningkatkan keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan Medan
(23)
2. Memberikan masukan bagi Puskesmas Padang Bulan terutama bagian perencanaan sebagai bahan pertimbangan pada penyusunan rencana strategi peningkatan cakupan pelayanan persalinan di Puskesmas Padang Bulan Medan. 3. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam menerapkan
pengetahuan yang diperoleh dalam aspek administrasi dan kebijakan kesehatan khususnya kajian manajemen pelayanan persalinan di Puskesmas.
4. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.
(24)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelayanan Kesehatan
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting yang diperlukan oleh setiap manusia untuk melaksanakan aktivitas kehidupannya. Oleh karena itu sehat merupakan hak manusia yang paling mendasar, maka setiap manusia berhak untuk sehat (Depkes, 2001).
Menurut UU No.23 tahun 1992 pasal 1 ayat 1, “Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis”.
Menurut H.L. Blum dalam Notoatmodjo (2003), dalam upaya peningkatan status kesehatan masyarakat ada beberapa faktor yang saling memengaruhi yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan.
Menurut Levey dan Loomba dalam Azwar (1996), pelayanan kesehatan dasar adalah setiap upaya untuk secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
2.1.1. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan
Beberapa syarat pokok pelayanan kesehatan yang baik menurut Azwar (1996) adalah sebagai berikut :
(25)
1. Tersedia dan Berkesinambungan
Pelayanan kesehatan harus tersedia di masyarakat (available) serta bersifat berkesinambungan, artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat, tidak sulit ditemukan serta keberadaannya dalam masyarakat ada pada setiap saat dibutuhkan.
2. Dapat Diterima dan Wajar
Pelayanan kesehatan dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar, artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak wajar bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.
3. Mudah Dicapai
Pelayanan kesehatan mudah dicapai (accessible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksudkan terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting. Pelayanan kesehatan yang terlalu berkonsetrasi di daerah perkotaan saja, dan sementara itu tidak ditemukan didaerah pedesaan, bukanlah pelayanan yang baik. Apabila fasilitas kesehatan ini mudah dijangkau dengan alat transportasi yang tersedia, maka fasilitas kesehatan tersebut akan banyak dipergunakan.
4. Mudah Dijangkau
Pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau (affordable) oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari sudut biaya. Biaya pelayanan kesehatan yang diselenggarakan harus sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
(26)
mahal hanya mungkin dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.
5. Bermutu
Pengertian pelayanan kesehatan yang bermutu (quality) adalah pelayanan kesehatan yang menunjukkan kepada tingkat kesempurnaan, disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.
2.1.2. Kebutuhan terhadap Pelayanan Kesehatan
Kebutuhan terjadi secara bertahap (hirarkis), mulai dari kebutuhan yang paling dasar yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa keamanan dan perlindungan, kebutuhan akan rasa kasih sayang, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Teori ini dikenal dengan “Five Hierarchy of need” dari Maslow (Tjiptoherijanto dkk, 1994).
Menurut Bradshaw dalam Tjiptoherijanto (1994), mengatakan bahwa pada prakteknya ada empat definisi yang berbeda mengenai need atau kebutuhan yang lazimnya digunakan oleh peneliti dan pengambil kebijakan, yaitu :
1. Kebutuhan normative (normative need), terjadi manakala kebutuhan yang timbul pada individu umumnya dipengaruhi faktor nilai, lingkungan sosial, dan hukum. 2. Kebutuhan yang dirasakan (felt need), terjadi manakala masyarakat menghendaki
pelayanan kesehatan, hal ini berkaitan dengan persepsi perorangan tentang pelayanan kesehatan, sehingga dengan jelas akan berbeda dengan orang lain.
(27)
3. Kebutuhan yang diekspresikan (expressed need), yaitu “felt need” yang berubah menjadi permintaan. “Expressed need” ini biasa disebut dengan demand atau permintaan yang efektif.
4. Kebutuhan comparative need, yaitu kebutuhan yang dalam pemenuhannya berbeda antara satu individu dengan individu lainnya atau antara daerah yang satu dengan yang lainnya.
2.2. Utilisasi Pelayanan Kesehatan
Hakekat dasar penyelenggaraan pelayanan kesehatan menurut Aswar (1996) adalah untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan para pemakai jasa pelayanan kesehatan terhadap kesehatan sedemikian rupa sehingga kesehatan para pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut tetap terpelihara. Bertitik tolak dari hakekat dasar ini, maka pelayanan kesehatan dapat dikategorikan sempurna bila memenuhi kebutuhan dan tuntutan setiap konsumen (pasien) yang terkait dengan timbulnya rasa puas terhadap pelayanan kesehatan.
Arrow dalam Tjiptoherijanto (1994), utilisasi pelayanan kesehatan sangat erat kaitannya dengan waktu kapan kita memerlukan pelayanan kesehatan, dan seberapa jauh efektifitas pelayanan tersebut. Hubungan antara keinginan sehat dan permintaan (demand) akan pemanfaatan pelayanan kesehatan hanya kelihatannya saja sederhana tetapi sebenarnya sangat kompleks, penyebab utamanya adalah misalnya karena persoalan informasi yang umumnya dilakukan oleh para ahli kesehatan kepada masyarakat. Dari informasi yang mereka sebarkan itulah masyarakat kemudian
(28)
terpengaruh untuk mengambil keputusan melakukan permintaan akan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
2.2.1. Model Perilaku Kesehatan dalam Utilisasi Pelayanan Kesehatan
Menurut Muzaham (1995), beberapa model perilaku kesehatan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan yang telah digolongkan oleh beberapa ahli, yaitu : 1. Model Suchman
Yang terpenting dalam model Suchman adalah menyangkut pola sosial dari perilaku sakit yang tampak pada cara orang mencari, menemukan, dan melakukan perawatan medis, dimana latar belakang budaya memengaruhi hubungan antar kelompok sosial dengan orientasi medis. Pendekatan yang digunakan berkisar pada empat unsur yang merupakan faktor utama dalam perilaku sakit, yaitu : 1) perilaku itu sendiri, 2) sekuensinya, 3) tempat atau ruang lingkup, dan 4) variasi perilaku selama tahap-tahap perawatan.
2. Model Hochbaum, Kasl dan Cobb, Rosenstock
Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Model) ini berasal dari teori dalam bidang psikologi dan ilmu perilaku. Dalam model HBM ini dapat dipahami bahwa perbedaan faktor demografis, personal, struktural, dan sosial memengaruhi perilaku kesehatan, namun semua variabel itu sebenarnya memengaruhi persepsi dan motivasi individu, bukan berfungsi sebagai penyebab langsung dari suatu tindakan.
(29)
3. Model Fabrega
Merupakan suatu teori tentang pengambilan keputusan. Model ini merupakan hasil pendekatan antropologi, yang menitikberatkan pada “proses informasi yang diharapkan seseorang pada saat kejadian sakit dan pengambilan keputusan pengobatan”.
4. Model Mechanic
Suatu model mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan cara orang melihat, menilai serta bertindak terhadap suatu gejala penyakit.
5. Model Andersen
Model ini menggambarkan suatu sekuensi determinan individu terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga, dan menyatakan bahwa hal itu tergantung pada : 1) predisposisi keluarga untuk menggunakan jasa pelayanan kesehatan, 2) kemampuan mereka untuk melaksanakannya, dan 3) kebutuhan mereka terhadap jasa pelayanan tersebut.
6. Model Anderson dan Bartkus
Model ini memformulasikan berbagai alternatif pelayanan kesehatan setelah terdapat keputusan seseorang untuk minta pertolongan kepada tenaga professional. Model ini mencoba mengaitkan karakteristik sosiodemografi dengan kebutuhan kesehatan, ekonomi, ekologi serta variabel-variabel sosiopsikologi. 7. Model Kosa dan Robertson
Dalam model ini meliputi empat komponen utama yaitu : 1) penilaian tentang suatu gangguan kesehatan, 2) peningkatan rasa khawatir karena persepsi tentang gejala penyakit, 3) penerapan pengetahuan sendiri terhadap kesehatan, dan 4)
(30)
bentuk tindakan untuk menghilangkan kekhawatiran dan gangguan kesehatan tersebut.
8. Model Antonovsky dan Kats
Suatu model terpadu yang bertujuan untuk membuat kategori tentang berbagai tipe variabel yang berbeda menurut pola tindakan tertentu, dan membuat spesifikasi mengenai kaitan antara semua variabel tersebut, dimana ketiga golongan variabel tersebut adalah motivasi predisposisi, variabel kendala, variabel kondisi.
9. Model Langlie
Model perilaku pencegahan gangguan kesehatan dengan cara menggabungkan variabel-variabel sosiopsikologi dan model kepercayaan kesehatan dengan karakteristik kelompok sosial dari formulasi Suchman, dan juga bermanfaat untuk mencari perbedaan antara berbagai bentuk perilaku pencegahan gangguan kesehatan.
2.3. Beberapa Faktor dalam Utilisasi Pelayanan Kesehatan.
Menurut Anderson dalam Notoatmodjo (2003), dalam Behavioral Model of Health Service Use, bahwa faktor-faktor dalam utilisasi pelayanan kesehatan
adalah faktor prediposisi (demografi, struktur sosial, kepercayaan konsumen terhadap pelayanan kesehatan), faktor pemungkin (keluarga, masyarakat), dan faktor kebutuhan (perceived need dan evaluated need).
(31)
1) Faktor Predisposisi, terdiri dari :
•Demografi : umur, jenis kelamin, status pernikahan.
•Struktur Sosial : pendidikan, ras, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, suku, agama.
•Kepercayaan konsumen terhadap pelayanan kesehatan : nilai terhadap penyakit, sikap dan kemampuan petugas kesehatan, fasilitas kesehatan, pengetahuan tentang penyakit.
2) Faktor Pemungkin, terdiri dari :
• Keluarga : Pendapatan, asuransi kesehatan, jenis dan asset dari sumber daya keluarga.
• Masyarakat : Rasio antara jumlah pasien dengan fasilitas kesehatan yang tersedia, harga dari setiap pelayanan kesehatan, karakter penduduk.
3)Faktor Kebutuhan
Faktor predisposisi dan faktor pemungkin untuk mencari pengobatan dapat terwujud dalam tindakan apabila itu dirasakan sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini dibagi menjadi 2 kategori, dirasa atau perceived (subject assesment) dan evaluated (clinical diagnosis)
Pendapat ini didukung oleh Cumming dkk (Muzaham,1995), suatu kategori variabel utama yang muncul dari analisis terhadap model-model yang terdahulu bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh :
1. Perihal yang menyangkut kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan, seperti kemampuan individu membayar biaya pelayanan dan pemeliharaan kesehatan,
(32)
kesadaran mereka untuk menggunakan pelayanan kesehatan dan tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Perihal yang menyangkut sikap individu terhadap pelayanan kesehatan seperti kepercayaan terhadap manfaat pengobatan dan kepercayaan terhadap kualitas pelayanan yang tersedia.
3. Perihal yang menyangkut ancaman penyakit seperti persepsi individu terhadap gejala-gejala penyakit dan kepercayaan terhadap gangguan serta akibat-akibat penyakit tersebut.
4. Perihal yang berkaitan dengan pengetahuan tentang penyakit.
5. Perihal yang berkaitan dengan interaksi sosio individu, norma sosial dan struktur sosial.
6. Perihal yang berkaitan dengan karakteristik demografi (status sosial, penghasilan dan pendidikan).
2.4. Tujuan Penggunaan Model Pelayanan Kesehatan
Anderson dan Newman dalam Notoatmodjo (2003), menjelaskan bahwa model penggunaan pelayanan kesehatan ini dapat membantu/ memenuhi satu atau lebih tujuan berikut:
1. Untuk menggambarkan hubungan kedua belah pihak antara faktor-faktor penentu dari penggunaan pelayanan kesehatan.
2. Untuk meringankan peramalan kebutuhan-kebutuhan masa depan pelayanan kesehatan.
(33)
3. Untuk menentukan ada atau tidak adanya pelayanan dari pemakaian pelayanan kesehatan yang tidak seimbang.
4. Untuk menyarankan cara-cara memanipulasi kebijaksanaan yang berhubungan dengan variabel-variabel agar memberikan perubahan-perubahan yang diinginkan.
5. Untuk menilai pengaruh pembentukan program atau proyek-proyek pemeliharaan atau perawatan kesehatan yang baru.
2.5. Pelayanan Persalinan
2.5.1. Persalinan
Menurut WHO dalam Depkes RI (1999), peristiwa bersalin meliputi : 1. Persalinan
Persalinan adalah serangkaian kejadian ibu hamil yang diwakili oleh terbukanya serviks dan berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh si ibu.
2. Persalinan normal
Persalinan normal merupakan persalinan spontan, letak belakang kepala pada kehamilan aterem, dan berlangsung tanpa komplikasi (berlangsung maksimal 18 jam)
3. Jenis persalinan
Jenis persalinan terdiri dari a) Spontan: yaitu persalinan yang berlangsung tanpa usaha dari luar, b) Induksi: yaitu persalinan yang dilakukan dengan cara
(34)
menimbulkan suatu rangsangan terlebih dahulu misalnya amniotomi dan pitosin, c) Tindakan : terdiri dari 2 jenis yaitu operatif section caesaria (SC) dan salat-alat : yaitu forcef, vacum ekstraksi.
4. Persalinan lama
Persalinan lama merupakan persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam yang dimulai dari tanda-tanda persalinan.
5. Faktor resiko kehamilan dan kematian ibu
Faktor resiko kehamilan dan kehamilan ibu yaitu setiap faktor yang berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan kematian ibu dan bayi yaitu antara lain : tinggi badan kurang dari 145cm, HB kurang dari 11 gr%, tingkat sosioekonomi rendah, tekanan darah 140/90 mmHg, jarak usia anak kurang dari 2 tahun, pendidikan ibu rendah, anak lebih dari 5 (multigravida), umur ibu kurang dari 20 tahun (primigravida), umur ibu lebih dari 35 tahun ( primitua).
Faktor penyebab kematian ibu: a. Perdarahan 30-36%
b. Infeksi 20-25%
c. Gestosi (keracunan pada saat kehamilan) sekitar 15-17 %. 6. Masa nifas yaitu masa setelah persalinan sampai 6 minggu 7. Masa laktasi yaitu proses pembentukan dan pemberian ASI 8. Neonatus adalah bayi yang berumur 0-30 hari.
Bila seseorang ibu hendak bersalin, selalu didahului dengan gejala-gejala untuk bersalin. Tanda-tanda persalinan benar yaitu his teratur, menimbulkan rasa nyeri pada panggul, dan mengeluarkan lendir bercampur darah.
(35)
Jika tanda-tanda persalinan yang benar diatas semakin jelas, maka secepatnya diambil tindakan untuk pertolongan persalinan.
2.5.2. Kebijaksanaan Operasional dan Penatalaksanaan Pertolongan Persalinan
Menurut WHO dalam Depkes RI (1999), kebijaksanaan operasional pertolongan persalinan terdiri dari : 1) Penanganan persalinan adalah pertolongan persalinan yang terjadi di tingkat pelayanan kesehatan, 2) Tingkat pelayanan kesehatan primer hanya dibenarkan menangani persalinan normal, sedangkan pasien dengan faktor risiko termasuk risiko tinggi harus ditangani oleh tenaga professional dan dirujuk ke RS, 3) Setiap ada kelainan persalinan segera dilaporkan dan dikonsultasikan kepada dokter kecuali keadaan gawat darurat. Pasien dalam keadaan gawat darurat segera dirujuk ke RS dan sebelumnya harus diberikan pertolongan pertama dahulu, 4) Pemeliharaan kesehatan ibu pada masa nifas yang dilakukan oleh tenaga medis dan para medis di institusi maupun dirumah, 5) Pada persalinan normal dianjurkan pemberian ASI sedini mungkin, 6) Pelayanan medis kontrasepsi diberikan sedini mungkin.
Menurut WHO dalam Depkes RI (1999), penatalaksanaan pertolongan persalinan adalah sebagai berikut :
1. Tempat persalinan
Persalinan normal yang dapat dilakukan di Puskesmas yang tersedia ruangan untuk persalinan dan ruang rawat inap setelah persalinan.
2. Penolong Persalinan
(36)
3. Pemeriksaan Pasien
a. Pemeriksaan Fisik : kesadaran, anemis, tensi darah, nadi, pernafasan, oedema b.Pemeriksaan Obstetri : Tinggi fundus uteri, letak janin, his, denyut jantung,
cairan yang keluar pervaginum, pemeriksaan dalam : persalinan vagina touche (keadaan vagina, tebal, pembukaan, ketuban, presentasi kepala, posisi kepala,
Kerangka Konsep
Konsep penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh faktor predisposisi dan faktor pemungkin terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan, faktor predisposisi yaitu pendidikan, pekerjaan, kepercayaan ibu hamil terhadap pelayanan petugas kesehatan, kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, dan faktor pemungkin yaitu pendapatan dan asuransi kesehatan terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan 2009, dimana konsep tersebut diambil dari teori Anderson dalam Notoadmodjo (2003).
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian Faktor Predisposisi:
Pendidikan
Pekerjaan
Kepercayaan Ibu Hamil terhadap Pelayanan Petugas Kesehatan
Kepercayaan Ibu Hamil terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan Faktor Pemungkin :
Pendapatan
Asuransi Kesehatan
Keinginan Ibu Hamil dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas 1. Ingin Memanfaatkan 2. Tidak Ingin Memanfaatkan
(37)
Berdasarkan kerangka konsep di atas dapat didefinisikan konsep dari faktor-faktor diatas yaitu :
1.Faktor Predisposisi ialah faktor-faktor yang mempermudah terwujudnya perilaku kesehatan dan tidak bertentangan dengan keyakinan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas sebagai tempat persalinan, yaitu faktor predisposisi yaitu pendidikan, pekerjaan, kepercayaan ibu hamil terhadap pelayanan petugas kesehatan, kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, dan faktor pemungkin yaitu pendapatan dan asuransi kesehatan terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2009.
2.Faktor Pemungkin ialah faktor-faktor yang mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan ibu hamil untuk menjangkau Puskesmas sebagai tempat persalinan, yaitu : pendapatan dan asuransi kesehatan.
3.Pemanfaatan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas yaitu total jumlah ibu hamil yang mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas sebagai tempat persalinan.
2.7. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka hipotesis penelitiannya adalah ada pengaruh faktor predisposisi yaitu faktor predisposisi yaitu pendidikan, pekerjaan, kepercayaan ibu hamil terhadap pelayanan petugas kesehatan, kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, dan faktor pemungkin yaitu pendapatan dan asuransi kesehatan terhadap keinginan ibu hamil dalam
(38)
memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2009.
(39)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan survei Explanatory Research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa (Singarimbun,1996).
3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Padang Bulan pada tahun 2009.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan (K1) di Puskesmas Padang Bulan Medan, dan berada dalam wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan pada bulan Mei – Desember 2008. Berdasarkan Laporan Evaluasi Kinerja Puskesmas Padang Bulan tahun 2008 tercatat sebanyak 483 orang.
Pada penelitian ini, besarnya sampel akan diambil dengan menggunakan rumus, yang dikutip dari buku Notoatmodjo (2005), sebagai berikut :
n =
N
(40)
Keterangan :
N : Besar Populasi n : Besar Sampel
d : Deviasi = 0,1 n = 483 1 + 483 (0,1)
n = 483
2
5,83
n = 82,85 orang atau 83 orang
Maka, besar sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebanyak 83 orang ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Padang Bulan Medan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan dari bulan Mei – Desember tahun 2008, dan pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu : 1. Data Primer
Diperoleh melalui wawancara langsung dengan ibu hamil yang berpedoman pada kuesioner penelitian.
2. Data Sekunder
Diperoleh dengan cara mencatat data yang diperoleh melalui Laporan Evaluasi Kinerja Puskesmas Padang Bulan tahun 2008.
(41)
3.5. Definisi Operasional
1.Pendidikan adalah tingkat atau jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah dicapai oleh responden.
2.Pekerjaan adalah sumber untuk mendapatkan lebih banyak informasi yang dibutuhkan keluarga termasuk informasi tentang kesehatan keluarga.
3.Kepercayaan ibu hamil terhadap Pelayanan Petugas Kesehatan adalah keyakinan dari ibu hamil terhadap sikap dan kemampuan (kualitas) yang diberikan oleh petugas kesehatan yang dipersespsikan dari pelayanan pemeriksaan kehamilan yang dirasakan oleh ibu hamil, dimana pelayanan kesehatan menyangkut tentang perhatian, keramahan, kesopanan, kedisiplinan, kehadiran petugas kesehatan, serta kecepatan dan keterampilan yang baik dari petugasdalam memberikan pelayanan kesehatan.
4.Kepercayaan Ibu hamil terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah keyakinan dari ibu hamil terhadap sarana dan prasarana kesehatan yang ada, dimana keyakinan tersebut dipersepsikan sewaktu ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan. Fasilitas pelayanan menyangkut kualitas ruangan,obat-obatan kesehatan, alat kesehatan untuk pertolongan persalinan, serta informasi-informasi tentang pelayanan kesehatan.
5.Pendapatan adalah jumlah seluruh penghasilan keluarga setiap bulan.
6.Asuransi adalah jaminan kesehatan yang dimiliki oleh ibu hamil dalam utilisasi pelayanan pertolongan persalinan sebagai rujukan pertama.
(42)
7.Keinginan ibu hamil dalam pemanfaatan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas yaitu Keinginan ibu hamil untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas sebagai tempat persalinan.
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Faktor Bebas dan Terikat No Nama
Tabel
Jumlah Indikat or
Kriteria Skor Bobot Nilai
Keseluruh Indikator
Skala Ukur
1. Pendidikan 1 1. SD 2. SLTP 3. SMU 4.Akademi/ PT
- - Ordinal
2. Pekerjaan 1 1. Bekerja
2. Tidak Bekerja
- - Ordinal
3. Pendapata n
1 1.Rendah
2.Tinggi
- - Ordinal
4. Kepercaya an ibu hamil thp pelayanan petugas
7 1. Percaya
2. Tidak Percaya
14 1.< median 2.> median
(43)
kesehatan 5. Kepercaya
an ibu hamil thp fasilitas pelayanan kesehatan
12 1.Percaya
2.Tidak Percaya
24 1.< median 2.> median
Ordinal
6. Kepemilik an
Asuransi Kesehatan
1 1.Ya
2.Tidak
- - Ordinal
7. Keinginan ibu hamil dalam
memanfaat kan rawat inap
khusus bersalin Puskesmas
1 1.Ingin
memanfaatka n
2.Tidak Ingin Memanfaatka n
- - Nomina
(44)
3.6. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh, kemudian dianalisa pengaruh faktor predisposisi yaitu pendidikan, pekerjaan, kepercayaan Ibu hamil terhadap pelayanan petugas kesehatan, kepercayaan Ibu hamil terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, dan faktor pemungkin yaitu pendapatan dan asuransi kesehatan terhadap keinginan Ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2009 dengan menggunakan analisis regresi logistik berganda, yang selanjutnya dimanfaatkan untuk pedoman pembahasan, penarikan kesimpulan dan pemberian saran.
(45)
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Letak Geografis
Puskesmas Padang Bulan mempunyai wilayah kerja di Kecamatan Medan Baru, dimana Kecamatan Medan Baru memiliki 6 kelurahan, yaitu : Titi Rante, Padang Bulan, Merdeka, Babura, Darat, Petisah Hulu. Puskesmas Padang Bulan berada di Kelurahan Padang Bulan.
Luas wiliyah kerja Puskesmas Padang Bulan adalah 540 Ha dengan batas-batas wilayah:
• Sebelah Utara : Kecamatan Medan Petisah • Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Johor
• Sebelah Barat : Kecamatan Medan Sunggal dan Medan Selayang • Sebelah Timur : Kecamatan Medan Timur
4.1.2. Data Demografi
Secara administratif jumlah penduduk di Kecamatan Medan Baru yang terdiri dari 63 lingkungan tercatat sebanyak 50.142 jiwa atau 8.798 keluarga, dimana kelurahan Padang Bulan yang memiliki jumlah Kepala Keluarga yang terbanyak .
(46)
Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga Tahun 2008
No Kelurahan Jumlah KK
1 Titi Rante 1761
2 Padang Bulan 1883
3 Merdeka 1723
4 Babura 1726
5 Darat 551
6 Petisah Hulu 1154
Jumlah 8.798
Sumber: SP2TP Puskesmas Padang Bulan, 2008.
4.1.3. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan terdiri dari RS. Pemerintah, RS Swasta, Rumah Bersalin, Praktek Dokter Umum, Praktek Dokter Spesialis, Praktek Bidan yang jumlahnya 49 unit.
Tabel 4.2. Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2008
No Sarana Kesehatan Jumlah
1 RS Pemerintah 1
2 RS Swasta 3
3 Rumah Bersalin 2
4 Praktek Dokter Umum Swasta 10
5 Praktek Dokter Spesialis Swasta 31
6 Praktek Bidan Swasta 2
Jumlah 49
(47)
4.2. Deskripsi Faktor Predisposisi
Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa tiap individu mempunyai kecenderungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda. Faktor Predisposisi yaitu pendidikan, pekerjaan, kepercayaan ibu hamil terhadap pelayanan petugas kesehatan, kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, dan faktor pemungkin yaitu pendapatan dan asuransi kesehatan terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan tahun 2009.
4.2.1. Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 55 responden (66,3 %) berpendidikan SMU, 17 responden (20,5 %) berpendidikan SLTP, 8 responden (9,6 %) berpendidikan Akademi/ Perguruan Tinggi, dan 3 responden (3,6 %) berpendidikan SD.
Tabel 4.3. Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Keterangan Jumlah Persentase
1 SD 3 3,6
2 SLTP 17 20,5
3 SMU 55 66,3
4 Akademi/ Perguruan Tinggi 8 9,6
(48)
4.2.2. Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 63 ibu hamil (74,7 %) memiliki pekerjaan dan 21 ibu hamil (25,3 %) tidak memiliki pekerjaan.
Tabel 4.4. Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Pekerjaan
No Keterangan Jumlah %
1 Bekerja 22 26,5
2 Tidak Bekerja 61 73,5
Jumlah 83 100
4.2.3. Kepercayaan Ibu Hamil terhadap Pelayanan Petugas Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 66 ibu hamil (79,5 %) yang ingin bersalin di Puskesmas berdasarkan kepercayaan terhadap pelayanan petugas kesehatan saat melakukaan pemeriksaan kehamilan, dan 17 ibu hamil (20,5%) yang tidak ingin bersalin di Puskesmas karena tidak percaya terhadap pelayanan petugas saat melakukan pemeriksaan kehamilan.
Tabel 4.5. Distribusi Kepercayaan Ibu Hamil Terhadap Pelayanan Petugas Kesehatan
No Keterangan Jumlah %
1 Percaya 66 79,5
2 Tidak Percaya 17 20,5
Jumlah 83 100
4.2.4. Kepercayaan Ibu Hamil Terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 35 ibu hamil (42,2 %) yang ingin bersalin di Puskesmas berdasarkan kepercayaan terhadap fasilitas pelayanan
(49)
kesehatan di Puskesmas, dan 48 ibu hamil (57,8 %) yang tidak ingin bersalin di Puskesmas karena tidak percaya terhadap fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas.
Tabel 4.6. Distribusi Kepercayaan Ibu Hamil Terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kesehatan
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Percaya 35 42,2
2 Tidak Percaya 48 57,5
Jumlah 83 100
4.3. Deskripsi Faktor Pemungkin
Karakteristik ini mencerminkan bahwa meskipun mempunyai predisposisi untuk menggunakan pelayanan kesehatan, masyarakat tidak akan menggunakannya kecuali bila ia mampu menggunakannya.
4.3.1. Pendapatan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 83 ibu hamil terdapat 49 ibu hamil (59 %) berpenghasilan tinggi dan 34 ibu hamil (42 %) berpenghasilan rendah.
Tabel 4.7. Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Pendapatan
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Rendah 34 37,3 %
2 Tinggi 49 62,7%
Jumlah 83 100 %
4.3.2. Kepemilikan Asuransi Kesehatan/ Jamkesmas
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 60 ibu hamil (72,3 %) tidak mempunyai kartu Jamkesmas, 23 ibu hamil (27,7 %) mempunyai kartu Jamkesmas.
(50)
Tabel 4.8. Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Kepemilikan Askes
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Ya 23 22,9 %
2 Tidak 60 77,1 %
Jumlah 83 100 %
4.4. Deskripsi Faktor Terikat
Distribusi responden berdasarkan keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Bersalin Puskesmas Padang Bulan sebagai tempat ibu hamil melakukan persalinan didapatkan bahwa sebanyak 67 responden (80,7 %) mengatakan tidak mempunyai keinginan untuk bersalin di Puskesmas, 16 responden (19,3 %) mengatakan mempunyai keinginan untuk bersalin di Puskesmas.
Tabel 4.9. Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Keinginnan dalam Memanfaatkan atau Tidak Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan Tahun 2009
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Ingin Memanfaatkan 16 19,3 %
2 Tidak Ingin Memanfaatkan 67 80,7 %
Jumlah 83 100 %
Berdasarkan alasan ibu hamil yang tidak mempunyai keinginan memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan sebanyak 67 ibu hamil (80,7 %), dimana 30 ibu hamil (36,1 %) mengatakan alasannya karena tidak ada bidan yang jaga malam, 25 ibu hamil (30,1 %) mengatakan alasannya ke bidan dekat rumah karena sudah kenal, 9 ibu hamil (10,8%) mengatakan alasannya ke
(51)
kampung karena ingin dekat orangtua/ mertua, 3 responden (3,6 %) mengatakan alasannya ke Rumah Sakit karena harus operasi.
Berdasarkan alasan ibu hamil yang mempunyai keinginan memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan sebanyak 16 ibu hamil (19,3 %), dimana 16 ibu hamil mengatakan alasannya karena dekat rumah.
Tabel 4.10. Distribusi Alasan Ibu Hamil untuk Memanfaatkan atau Tidak Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan Tahun 2009
No Alasan Memanfaatkan atau Tidak Memanfaatkan Jumlah %
1 Alasan Ingin Memanfaatkan :
• Dekat dengan rumah reponden 16 19,3 %
2 Alasan Tidak Ingin Memanfaatkan :
Tidak ada Bidan yang jaga malam
Bidan/ Rumah Bersalin lain
Kampung karena ingin dekat orangtua/mertua
Rumah Sakit karena Nakes menyarankan harus operasi
Jumlah
23 32 9 3 67
27,7 % 38,6 % 10,8 % 3,6 % 80,7 %
4.5. Hasil Tabulasi Silang Antara Faktor Bebas dengan Faktor Terikat
4.5.1. Tabulasi Silang Antara Pendidikan dengan Keinginan Ibu Hamil Dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin
Hasil perhitungan tabulasi silang antara pendidikan dengan keinginan ibu hamil dalam pemanfaatan Rawat Inap Khusus Bersalin menunjukkan bahwa dari 55 ibu hamil yang berpendidikan SMU, 46 ibu hamil (83,6 %) tidak mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang
(52)
Bulan, 9 ibu hamil (16,4 %) mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan, dari 18 ibu hamil yang berpendidikan SMP, 11 (64,7 %) ibu hamil tidak mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan, 6 (35,3 %) mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan, dari 8 ibu hamil yang berpendidikan Akademi/ Perguruan Tinggi, 7 ibu hamil (87,5 %) tidak mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan, 1 ibu hamil (12,5 %) mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan, dari 3 ibu hamil (100 %) semuanya tidak mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan.
Tabel 4.11. Tabulasi Silang Antara Pendidikan dengan Keinginan Ibu Hamil Dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin
Pendidikan Keinginan Memanfaatkan atau Tidak Memanfaatkan
Jumlah Ingin Memanfaatkan Tidak Ingin
Memanfaatkan
F % F % F %
SD 0 0 3 100 3 100
SMP 6 35,3 11 64,7 17 100
SMU 9 16,4 46 83,6 55 100
Akademi/ PT 1 12,5 7 87,5 8 100
Jumlah 16 19,3 67 80,7 83 100
4.5.2. Tabulasi Silang Antara Pekerjaan dengan Keinginan Ibu Hamil Dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin
Hasil perhitungan tabulasi silang antara pekerjaan dengan keinginan ibu hamil dalam pemanfaatan Rawat Inap Khusus Bersalin menunjukkan bahwa dari
(53)
61 responden yang tidak bekerja, 48 ibu hamil (78,7 %) tidak mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan, dari 22 ibu hamil yang bekerja, 19 ibu hamil (86,4 %) tidak mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan.
Tabel 4.12. Tabulasi Silang Antara Pekerjaan dengan Keinginan Ibu Hamil Dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin
Pekerjaan Keinginan Memanfaatkan atau Tidak Memanfaatkan
Jumlah Ingin Memanfaatkan Tidak Ingin Memanfaatkan
F % F % F %
Bekerja 3 3,6 19 86,4 22 100
T. Bekerja 13 21,3 48 78,7 61 100
Jumlah 16 19,3 67 80,7 83 100
4.5.3. Tabulasi Silang Antara Kepercayaan Ibu Hamil terhadap Pelayanan Petugas Kesehatan dengan Keinginan Ibu Hamil Dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin
Hasil perhitungan tabulasi silang antara kepercayaan ibu hamil terhadap pelayanan petugas dengan keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin berdasarkan sikap petugas yang perhatian, ramah, dan sopan, kemampuan petugas yang terampil dan cepat, kedisiplinan dan kehadiran petugas selama 24 jam di Puskesmas menunjukkan bahwa dari 66 ibu hamil (79,5%) yang percaya terdapat 53 ibu hamil (80,3 %) tidak mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin, dari 17 ibu hamil (20,5 %) yang tidak percaya dengan pelayanan petugas kesehatan terdapat 14 ibu hamil (82,4%) tidak mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin
(54)
Tabel 4.13. Tabulasi Silang Antara Kepercayaan Ibu Hamil Terhadap Pelayanan Petugas dengan Keinginan Ibu Hamil Dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin
Sikap Petugas
Keinginan Memanfaatkan atau Tidak Memanfaatkan Jumlah Ingin Memanfaatkan Tidak Ingin Memanfaatkan
F % F % F %
Percaya 13 19,7 53 80,3 66 100
T.Percaya 3 17,6 14 82,4 17 100
Jumlah 16 19,3 67 80,7 83 100
4.5.4. Tabulasi Silang Antara Kepercayaan Ibu Hamil Terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Keinginan Ibu Hamil Dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin
Hasil perhitungan tabulasi silang antara kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas kesehatan dengan keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin berdasarkan kelayakgunaan dari ruangan pelayanan dan alat-alat kesehatan, kebersihan dari ruangan pelayanan dan alat-alat-alat-alat kesehatan, kelengkapan dari ruangan pelayanan, alat-alat kesehatan dan obatan, mutu obat-obatan, keamanan di Puskesmas, serta informasi tentang kehamilan, persalinan dan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas menunjukkan bahwa dari 35 ibu hamil (42,2%) yang percaya dengan fasilitas kesehatan, ada 23 ibu hamil (65,7 %) tidak mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan, dan dari 48 ibu hamil yang tidak percaya dengan fasilitas kesehatan, ada 44 ibu hamil (91,7%) tidak mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan.
(55)
Tabel 4.14. Tabulasi Silang Antara Kepercayaan Ibu Hamil terhadap Fasilitas Kesehatan dengan Keinginan Ibu Hamil Dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin
Fasilitas Fisik
Keinginan Memanfaatkan atau Tidak Memanfaatkan Jumlah Ingin Memanfaatkan Tidak Ingin Memanfaatkan
F % F % F %
Percaya 12 34,3 23 65,7 35 100
T.Percaya 4 8,3 44 91,7 48 100
Jumlah 16 19,3 67 80,7 83 100
4.5.5. Tabulasi Silang Antara Pendapatan dengan Keinginan Ibu Hamil Dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin
Hasil perhitungan tabulasi silang antara pendapatan dengan keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin menunjukkan bahwa dari 49 (59%) ibu hamil yang mempunyai pendapatan tinggi, ada 47 ibu hamil (95,5 %) tidak mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas, dan dari 34 ibu hamil yang mempunyai pendapatan rendah, ada 20 ibu hamil (58,8 %) tidak mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin.
Tabel 4.15. Tabulasi Silang Antara Pendapatan Responden dengan Keinginan Ibu Hamil Dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Pendapatan Keinginan Memanfaatkan atau Tidak Memanfaatkan Jumlah
Ingin Memanfaatkan Tidak Ingin Memanfaatkan
F % F % F %
Rendah 14 41,2 20 58,8 34 100
Tinggi 2 4,1 47 95,9 49 100
(56)
4.5.6. Tabulasi Silang Antara Kepemilikan Asuransi Kesehatan/ Jamkesmas dengan Keinginan Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Rawat Inap Khusus Bersalin
Hasil perhitungan tabulasi silang antara kepemilikan Askes/ Jamkesmas dengan keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin menunjukkan bahwa dari 60 (72,3%) ibu hamil yang tidak memiliki Askes/ Jamkesmas, ada 55 ibu hamil (91,7 %) tidak mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan, dan dari 23 ibu hamil yang memiliki Askes/ Jamkesmas, ada 12 ibu hamil (52,2 %) tidak mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin
Tabel 4.16. Tabulasi Silang Antara Kepemilikan Askes/ Jamkesmas dengan Keinginan Ibu Hamil Dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin
Jamkesmas Keinginan Memanfaatkan atau Tidak Memanfaatkan Jumlah Ingin Memanfaatkan Tidak Ingin Memanfaatkan
F % F % F %
Ya 11 47,8 12 52,2 23 100
Tidak 5 8,3 55 91,7 60 100
Jumlah 16 19,3 67 80,7 83 100
4.6. Hasil Uji Statistik Bivariat
Sesuai dengan tujuan, untuk menjelaskan faktor predisposisi yaitu pendidikan, pekerjaan, kepercayaan ibu hamil terhadap pelayanan petugas kesehatan, kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, dan faktor pemungkin yaitu pendapatan dan asuransi kesehatan terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas maka dilakukan uji regresi logistik berganda yang hasilnya dapat dilihat di bawah ini.
(57)
Tabel 4.17. Hasil Uji Regresi Logistik Bivariat Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin terhadap Keinginan Ibu Hamil dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan Tahun 2009
Variabel Bebas B Sig Exp (B)
Pendidikan 0,384
Pekerjaan -0,540 0,438 0,583
Kepercayaan terhadap Pelayanan Petugas 0,135 0,849 1,145 Kepercayaan terhadap Fasilitas kesehatan 1,747 0,006 5,739
Pendapatan 2,800 0,000 16,450
Kepemilikan Asuransi Kesehatan/ Jamkesmas 2,311 0,000 10,083
4.7. Hasil Uji Statistik Multivariat
Dari analisis bivariat regresi logistik variabel independen terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel yang merupakan kovariat potensial untuk masuk dalam analisis multivariat yang memenuhi syarat (ρ < 0,25) yaitu kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas kesehatan, Pendapatan, dan Kepemilikan Askes/ Jamkesmas.
Tabel 4.18. Hasil Uji Regresi Logistik Multivariat Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin terhadap Keinginan Ibu Hamil dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan Tahun 2009
Variabel Bebas B Sig Exp (B)
Pendapatan 2,725 0,003 15,250
Kepemilikan Askes/ Jamkesmas 1,074 0,173 2,926
(58)
Berdasarkan hasil analisis multivariat pada tabel 4.18 diketahui bahwa :
a. Pada faktor predisposisi, variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin adalah variabel yang nilai ρ < 0 ,05 yaitu variabel kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas kesehatan (nilai ρ = 0,034), sedangkan variabel kepercayaan ibu hamil
terhadap pelayanan petugas kesehatan (nilai = 0,849), pendidikan
(nilai ρ = 0,384), pekerjaan (nilai ρ = 0,438) tidak dimasukkan ke dalam analisis multivariat karena memiliki nilai ρ > 0,25.
b. Pada faktor pemungkin, variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin adalah variabel yang nilai ρ < 0 ,05 yaitu Pendapatan (n ilai ρ = 0 ,003). Variabel
kepemilikam Asuransi Kesehatan atau Jamkesmas (ρ = 0,173) tidak memiliki pengaruh terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin karena memiliki nilai ρ > 0,05.
Persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut : Y = 6,577 (constan) + 2,725 X1 + 1,721 X2
Keterangan :
Y = Variabel Terikat (keinginan ibu hamil) X1 = Pendapatan
X2 = Kepercayaan Ibu Hamil terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jika variabel bebas yang diasumsikan memengaruhi keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin akan menurun. Jumlah
(59)
penurunan tersebut mencapai 6,6 poin (α =6,577) atau dengan kata lain apabila tidak ada pengaruh variabel X, maka variabel Y juga akan menurun.
Jika pendapatan dinaikkan 1 poin, maka keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin akan meningkat sebesar 2,725. Jika kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas kesehatan dinaikkan 1 poin, maka keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin akan meningkat sebesar 1,721. Dengan kata lain jika variabel X ditingkatkan, maka variabel Y akan meningkat pula atau sebaliknya jika variabel X diturunkan maka variabel Y akan menurun pula.
Variabel pendapatan dengan n ilai ρ = 0 ,003 dan Exp(B) = 15,250 artinya apabila ibu hamil mempunyai pendapatan rendah, maka ibu hamil akan memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin sebanyak 15,3 kali dari pada ibu hamil yang mempunyai pendapatan tinggi. Variabel kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas kesehatan dengan nilai nilai ρ = 0,034 dan Exp(B) = 5,590 artinya apabila ibu hamil percaya terhadap fasilitas kesehatan, maka ibu hamil akan memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin sebanyak 5,6 kali dari pada ibu hamil yang tidak percaya terhadap fasilitas kesehatan.
(60)
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Variabel yang Berpengaruh Terhadap Keinginan Ibu Hamil Dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin
5.1.1. Kepercayaan Ibu Hamil Terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Hasil analisa dengan uji regresi logistik berganda, menunjukkan bahwa kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas pada α = 5 % mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Bersalin (ρ = 0,034).
Buchari dan Dever yang dikutip Azhari (2002), mengatakan bahwa kepercayaan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi seseorang dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan
Hal ini sesuai dengan konsep Anderson dalam Notoatmodjo (2003), mengatakan bahwa salah satu faktor predisposisi dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Muslem (2006), mengatakan bahwa variabel kepercayaan ibu mempunyai hubungan yang signifikan dengan demand persalinan pada fasilitas kesehatan di Kecamatan Tanjung Balai Selatan dengan tarif signifikan (ρ = 0,000).
Kelengkapan fasilitas untuk pelayanan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan sudah termasuk lengkap. Namun jumlah kunjungan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas tidak sebanding dengan jumlah ibu hamil yang ingin melakukan persalinan di Puskesmas Padang Bulan.
(61)
Dari hasil kuesioner diperoleh informasi bahwa banyaknya ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas dikarenakan adanya pelayanan Dokter Spesialis Kandungan setiap 1 kali seminggu dan adanya fasilitas pelayanan USG, tetapi hanya sedikit yang mempunyai keinginan untuk bersalin di Puskesmas Padang Bulan karena banyak ibu hamil yang ingin melakukan persalinan di Praktek Bidan atau Klinik Bersalin.
Hal ini disebabkan karena tidak adanya petugas kesehatan yang menjaga selama 24 jam di Puskesmas Padang Bulan. Petugas kesehatan atau Bidan terlebih dahulu harus dihubungi oleh penjaga Puskesmas Padang Bulan (Bidan on Call), sehingga ibu hamil lebih memilih kepada praktek bidan swasta atau Rumah Bersalin karena penolong persalinannya menjaga selama 24 jam.
Arrow dalam Tjiptoherijanto (1994), menerangkan bahwa para ahli kesehatanlah sebenarnya yang secara aktif menyebarkan informasi tentang pelayanan kesehatan, lengkap dengan segala kelebihan dan kekurangannya kepada seluruh lapisan masyarakat. Dari informasi yang mereka sebarkan itulah masyarakat kemudian terpengaruh untuk melakukan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan Beberapa ibu hamil mengatakan bahwa petugas kesehatan di Puskesmas kurang memberikan informasi mengenai fasilitas pelayanan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan.
Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas pelayanan kesehatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keinginan ibu hamil dalam pemanfaatan Rawat Inap Khusus Bersalin.
(62)
5.1.2. Pendapatan
Hasil analisa dengan uji regresi logistik berganda, menunjukkan bahwa pendapatan keluarga pada α = 5 % mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin (ρ = 0,003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil lebih banyak yang berpendapatan tinggi, sehingga ibu hamil yang berpendapatan tinggi akan lebih leluasa dalam memilih atau menentukan tempat persalinannya.
Menurut Hochbaum dkk (Muzaham, 1995), mengatakan bahwa perbedaan faktor demografis, personal, struktural dan sosial memengaruhi perilaku kesehatan, namun semua variabel itu sebenarnya memengaruhi persepsi dan motivasi individu, bukan berfungsi sebagai penyebab langsung dari suatu tindakan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Puspita (2002), dimana keluarga yang mempunyai pendapatan yang lebih akan lebih leluasa dalam memilih atau menentukan penolong persalinannya. Pendapatan akan memengaruhi kemampuan membayar individu dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Pada Kecamatan Medan Baru sebagai wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan terdapat beberapa praktek bidan dan klinik bersalin, sehingga ibu hamil yang memiliki pendapatan tinggi akan lebih leluasa lagi dalam memilih tempat persalinan yang diinginkan oleh ibu hamil. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan informasi bahwa ibu hamil lebih memilih praktek bidan atau klinik bersalin yang sudah dipercaya kualitasnya oleh masyarakat setempat dalam menolong persalinan dan sekaligus lebih dekat dengan tempat tinggal responden.
(63)
Menurut persepsi ibu hamil melahirkan adalah hal yang sangat berbahaya karena menyangkut keselamatan hidup dua manusia, sehingga perlu penanganan yang baik meskipun biaya persalinannya lebih mahal, dan melahirkan bukan seperti penyakit yang secara tiba-tiba tetapi terlebih dahulu melewati masa kehamilan selama 9 bulan, sehingga sudah melakukan persiapan untuk biaya persalinan.
5.2. Variabel yang Tidak Berpengaruh Terhadap Keinginan Ibu Hamil Dalam Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin
5.2.1. Pendidikan
Hasil analisa dengan uji regresi berganda, menunjukkan bahwa pendidikan
pada α = 5 % tidak mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin (ρ = 0,384).
Menurut Robert M.Gagne yang dikutip oleh Sarwono (2004), tingkat pendidikan formal merupakan landasan seseorang dalam berbuat sesuatu, membuat lebih mengerti dan memahami sesuatu.Tingkat pendidikan formal juga memungkinkan perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan.
Hal ini sejalan dengan penelitian Thursdayani (2006), mengatakan bahwa tidak adanya pengaruh antara pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan dimana tarif signifikan (ρ = 0,528).
Hasil ini tidak sejalan dengan pendapat Cumming dkk (Muzaham, 1995), mengatakan bahwa salah satu yang memengaruhi dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah perihal yang berkaitan dengan karakteristik demografi dimana salah satunya adalah faktor pendidikan.
(1)
Kepemilikan Jamkesmas/ Askes * Keinginan Bersalin Crosstabulation
11 12 23
47.8% 52.2% 100.0%
13.3% 14.5% 27.7%
5 55 60
8.3% 91.7% 100.0%
6.0% 66.3% 72.3%
16 67 83
19.3% 80.7% 100.0%
19.3% 80.7% 100.0%
Count
% within Kepemilikan Jamkesmas/ Askes % of Total
Count
% within Kepemilikan Jamkesmas/ Askes % of Total
Count
% within Kepemilikan Jamkesmas/ Askes % of Total
Ya
Tidak Kepemilikan
Jamkesmas/ Askes
Total
Ingin Memanfa
atkan
Tidak Ingin Memanfaat
kan Keinginan Bersalin
Total
kategori kepercayaan terhadap petugas kesehatan * Keinginan Bersalin Crosstabulation
13 53 66
19.7% 80.3% 100.0%
15.7% 63.9% 79.5%
3 14 17
17.6% 82.4% 100.0%
3.6% 16.9% 20.5%
16 67 83
19.3% 80.7% 100.0%
19.3% 80.7% 100.0%
Count
% within kategori kepercayaan terhadap petugas kesehatan % of Total
Count
% within kategori kepercayaan terhadap petugas kesehatan % of Total
Count
% within kategori kepercayaan terhadap petugas kesehatan % of Total
ya
tidak kategori kepercayaan
terhadap petugas kesehatan
Total
Ingin Memanfa
atkan
Tidak Ingin Memanfaat
kan Keinginan Bersalin
(2)
kategori kepercayaan terhadap fasilitas kesehatan * Keinginan Bersalin Crosstabulation
12 23 35
34.3% 65.7% 100.0%
14.5% 27.7% 42.2%
4 44 48
8.3% 91.7% 100.0%
4.8% 53.0% 57.8%
16 67 83
19.3% 80.7% 100.0%
19.3% 80.7% 100.0%
Count
% within kategori kepercayaan terhadap fasilitas kesehatan % of Total
Count
% within kategori kepercayaan terhadap fasilitas kesehatan % of Total
Count
% within kategori kepercayaan terhadap fasilitas kesehatan % of Total
ya
tidak kategori kepercayaan
terhadap fasilitas kesehatan
Total
Ingin Memanfa
atkan
Tidak Ingin Memanfaat
kan Keinginan Bersalin
Total
HASIL ANALISIS BIVARIAT
Omnibus Tests of Model Coefficients4.252 3 .236
4.252 3 .236
4.252 3 .236
Step Block Model Step 1
Chi-square df Sig.
Variables in the Equation
3.050 3 .384
19.257 23205.422 .000 1 .999 2.3E+08 .000 .
-1.340 1.183 1.282 1 .258 .262 .026 2.664
-.314 1.129 .078 1 .781 .730 .080 6.681
1.946 1.069 3.313 1 .069 7.000
DIDIK DIDIK(1) DIDIK(2) DIDIK(3) Constant Step
1a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
95.0% C.I.for EXP(B)
Variable(s) entered on step 1: DIDIK. a.
(3)
Omnibus Tests of Model Coefficients
.648 1 .421
.648 1 .421
.648 1 .421
Step Block Model Step 1
Chi-square df Sig.
Variables in the Equation
-.540 .696 .602 1 .438 .583 .149 2.279
2.385 1.281 3.466 1 .063 10.863
KERJA Constant Step
1a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
95.0% C.I.for EXP(B)
Variable(s) entered on step 1: KERJA. a.
Omnibus Tests of Model Coefficients
18.594 1 .000
18.594 1 .000
18.594 1 .000
Step Block Model Step 1
Chi-square df Sig.
Variables in the Equation
2.800 .802 12.201 1 .000 16.450 3.418 79.171
-2.444 1.003 5.930 1 .015 .087
GAJI Constant Step
1a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
95.0% C.I.for EXP(B)
Variable(s) entered on step 1: GAJI. a.
Omnibus Tests of Model Coefficients
15.114 1 .000
15.114 1 .000
15.114 1 .000
Step Block Model Step 1
Chi-square df Sig.
Variables in the Equation
2.311 .626 13.608 1 .000 10.083 2.954 34.421
-2.224 .957 5.404 1 .020 .108
GAKIN Constant Step
1a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
95.0% C.I.for EXP(B)
Variable(s) entered on step 1: GAKIN. a.
(4)
Omnibus Tests of Model Coefficients
.037 1 .847
.037 1 .847
.037 1 .847
Step Block Model Step 1
Chi-square df Sig.
Variables in the Equation
.135 .707 .036 1 .849 1.145 .286 4.580
1.270 .888 2.048 1 .152 3.562
PTGSK Constant Step
1a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
95.0% C.I.for EXP(B)
Variable(s) entered on step 1: PTGSK. a.
Omnibus Tests of Model Coefficients
8.836 1 .003
8.836 1 .003
8.836 1 .003
Step Block Model Step 1
Chi-square df Sig.
Variables in the Equation
1.747 .632 7.642 1 .006 5.739 1.663 19.810
-1.097 .883 1.542 1 .214 .334
FASILK Constant Step
1a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
95.0% C.I.for EXP(B)
Variable(s) entered on step 1: FASILK. a.
HASIL ANALISIS MULTIVARIAT
Dependent Variable Encoding0 1 Original Value
Ingin Memanfaatkan Tidak Ingin
Memanfaatkan
Internal Value
(5)
Classification Tablea,b
0 16 .0
0 67 100.0
80.7 Observed
Ingin Memanfaatkan Tidak Ingin
Memanfaatkan Keinginan Bersalin
Overall Percentage Step 0
Ingin Memanfa
atkan
Tidak Ingin Memanfaat
kan Keinginan Bersalin
Percentage Correct Predicted
Constant is included in the model. a.
The cut value is .500 b.
Variables in the Equation
1.432 .278 26.489 1 .000 4.187
Constant Step 0
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Variables not in the Equation
17.749 1 .000
16.665 1 .000
8.761 1 .003
29.206 3 .000
GAJI GAKIN FASILK Variables
Overall Statistics Step
0
Score df Sig.
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
30.799 3 .000
30.799 3 .000
30.799 3 .000
Step Block Model Step 1
Chi-square df Sig.
Model Summary
50.576 .310 .496
Step 1
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
(6)
Classification Tablea
8 8 50.0
4 63 94.0
85.5 Observed
Ingin Memanfaatkan Tidak Ingin
Memanfaatkan Keinginan Bersalin
Overall Percentage Step 1
Ingin Memanfa
atkan
Tidak Ingin Memanfaat
kan Keinginan Bersalin
Percentage Correct Predicted
The cut value is .500 a.
Variables in the Equation
2.725 .902 9.114 1 .003 15.250 2.601 89.422
1.074 .788 1.854 1 .173 2.926 .624 13.723
1.721 .810 4.515 1 .034 5.590 1.143 27.345
-6.577 1.781 13.639 1 .000 .001
GAJI GAKIN FASILK Constant Step
1a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
95.0% C.I.for EXP(B)
Variable(s) entered on step 1: GAJI, GAKIN, FASILK. a.