Pengaruh Faktor Predisposisi, Kebutuhan dan Pemungkin Ibu Hamil terhadap Pemanfaatan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan

(1)

TESIS

OLEH

FAIJA SIHOMBING 097032045/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

THE INFLUENCE OF PREDISPOSING, NEED AND ENABLING FACTORS OF PREGNANT MOTHER ON THE UTILIZATION OF ANTENATAL CARE

(ANC) IN THE WORKING AREA OF SIMPANG LIMUN HEALTH CENTER MEDAN CITY

THESIS

By

FAIJA SIHOMBING 097032045/IKM

MAGISTER OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM FACULTY OF PUBLIC HEALTH

UNIVERSITY OF SUMATRA UTARA MEDAN


(3)

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi

pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

FAIJA SIHOMBING 097032045/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(4)

Judul Tesis : PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

KEBUTUHAN DAN PEMUNGKIN TERHADAP PEMANFAATAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

SIMPANG LIMUN KOTA MEDAN Nama Mahasiswa : Faija Sihombing

Nomor Induk Mahasiswa : 097032045

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi : Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi

Menyetujui Komisi Pembimbing:

(Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si) (dr. Heldy BZ, M.P.H Ketua Anggota

)

Ketua Program Studi Dekan

(Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si) (Dr. Drs. Surya Utama, M.S)


(5)

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si Anggota : 1. dr. Heldy BZ, M.P.H

: 2. Siti Khadijah Nasution, S.K.M, M.Kes : 3. Asfriyati, S.K.M, M.Kes


(6)

PERNYATAAN

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, KEBUTUHAN DAN PEMUNGKIN IBU HAMIL TERHADAP PEMANFAATAN ANTENATAL CARE (ANC)

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG LIMUN KOTA MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Januari 2012

Faija Sihombing 097032045


(7)

53,22%, dan K4 sebesar 46,67% (target Kemenkes RI: 95%).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor predisposisi ibu, kebutuhan dan pemungkin ibu hamil terhadap pemanfaatan ANC di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan. Jenis penelitian yang dilakukan pada Desember 2010-Desember 2011 ini menggunakan metode survei analitik. Populasi penelitian adalah ibu hamil dengan usia kehamilan 8-9 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan pada tahun 2010 yang berjumlah 902 orang. Sampel sebanyak 90 orang, diambil dengan teknik simple random sampling. Data diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner, dianalisis dengan regresi logistik berganda pada α = 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik faktor predisposisi, kebutuhan dan pemungkin berpengaruh terhadap pemanfaatan ANC. Variabel yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan ANC adalah variabel faktor pemungkin (dukungan suami).

Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan hendaknya meningkatkan kegiatan penyuluhan untuk menyosialisasikan program antenatal care kepada masyarakat melalui berbagai bentuk media. Selain itu, sasaran penyuluhan perlu diperluas kepada para suami, karena dukungan suami memberikan pengaruh nyata terhadap pemanfaatan Antenatal Care (ANC). Kepada tenaga kesehatan khususnya bidan di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan agar lebih aktif melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengkomunikasikan program Antenatal Care (ANC) dengan memerhatikan tempat-tempat yang strategis bagi ibu berkumpul (seperti: pengajian), sehingga kunjungan pemeriksaan kehamilan di kalangan ibu hamil meningkat.

Kata Kunci : Predisposisi, Kebutuhan, Pemungkin, Pemanfaatan


(8)

ABSTRACT

The utilization of Antenatal Care (ANC) at Simpang Limun health center in Medan City center was still below the Ministry Of Health target for 2010 (95%), with only 53.22% in the K1 category and 46.67% in the K4 category.

This study was aimed to analyze the influence of predisposing, need and enabling factors of pregnant mother on the utilization of ANC at Simpang Limun health centre in Medan city. This analytic survey took on December 2010 until December 2011. The population consisted of 902 pregnant mother in their 8-9 months of pregnant in 2010 at Simpang Limun Medan city. Using a simple random sampling technique, a sample of 90 mothers were taken. The data were collected by using questionnaires and analyzed in a multiple regression logistic in α = 5%.

The research showed that statistically, predisposing, need and enabling factors had influence on the utilization of ANC. The most influential variable in the Antenatal Care (ANC) utilization was enabling factor (husband’s support).

It is recommended to Medan District Health Office to increase the extension to socialize the ANC program to the community by using kinds of media. The subject of extension need to extend to their husband, due to husband support give influence on the utilization of ANC. To the health officers especially midwives in Simpang Limun health center to do extension more actively to community in communicate the ANC program regarding the strategic place for women (such as: praying activity), that the visiting of pregnant woman to examination their pregnancy increase.


(9)

Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat serta pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Pengaruh Faktor Predisposisi, Kebutuhan dan Pemungkin Ibu Hamil terhadap Pemanfaatan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ”.

Penyusunan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan (M.Kes) pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Proses penulisan tesis dapat terwujud berkat dukungan, bimbingan, arahan dan bantuan baik moral maupun material dari banyak pihak. Untuk itu izinkan penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, yaitu Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K).

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai ketua komisi pembimbing yang dengan penuh perhatian dan


(10)

kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis selesai.

4. dr. Heldy BZ, M.P.H selaku anggota komisi pembimbing yang dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis selesai. 5. Siti Khadijah Nasution, S.K.M, M.Kes dan Asfriyati, S.K.M, M.Kes sebagai

komisi penguji atau pembanding yang telah banyak memberikan arahan dan masukan demi kesempurnaan penulisan tesis ini.

6. Kepala Puskesmas Simpang Limun Kota Medan dan jajarannya yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk memberikan izin sampai selesai penelitian ini.

7. Dosen dan staf di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

8. Teristimewa buat suami tercinta dan anak tersayang yang penuh pengertian, kesabaran, pengorbanan dan do’a serta cinta yang dalam setia menunggu, memotivasi dan memberikan dukungan moril agar bisa menyelesaikan pendidikan ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi tahun 2009 yang telah


(11)

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan harapan, semoga tesis ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, Januari 2012 Penulis

Faija Sihombing 097032045/IKM


(12)

RIWAYAT HIDUP

Faija Sihombing, lahir pada tanggal 23 Juli 1976 di Serdang, anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan ayahanda M. Sihombing, S.Pd dan ibunda K. Situmorang.

Pendidikan formal penulis dimulai dari sekolah dasar di sekolah Dasar Negeri Parapat, selesai Tahun 1988, Sekolah Menengah Pertama di SMP N 2 Parapat, selesai tahun 1991, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Pematangsiantar, selesai Tahun 1994, Akademi Keperawatan Abdi Florensia Pematangsiantar, selesai Tahun 1997, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, selesai Tahun 2001.

Penulis mulai bekerja sebagai staf pengajar di Akademi Keperawatan Abdi Florensia Pematangsiantar tahun 1998, staf pengajar di Akademi Keperawatan Prima Medan tahun 2000, Direktris Akademi Kebidanan Jaya Wijaya Medan tahun 2002, Direktris Akademi Kebidanan Audi Husada Medan tahun 2009 sampai sekarang.

Penulis mengikuti pendidikan lanjutan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2009 dan menyelesaikan studi tahun 2011.


(13)

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Permasalahan ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Hipotesis ... 8

1.5. Manfaat Penelitian ... 8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Pemeriksaan Antenatal Care ... 10

2.1.1. Pengertian ANC ... 10

2.1.2. Tujuan Antenatal Care ... 11

2.1.2.1. Tujuan Umum ... 11

2.1.2.2. Tujuan Khusus ... 12

2.1.3. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan ... 12

2.1.4. Pemeriksaan Kehamilan ... 13

2.1.5. Pelayanan Antenatal ... 13

2.2. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ... 16

2.2.1. Elemen Pokok Pelayanan Kesehatan ... 18

2.2.2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan ... 19

2.3. Model Pemanfaatan Pelayanan Antenatal di Indonesia .... 21

2.4. Faktor Predisposisi dan Kebutuhan Pemanfaatan ANC .... 21

2.5. Faktor Pemungkin (Dukungan Keluarga/Sosial) ... 26

2.5.1. Pengertian Dukungan ... 26

2.5.2. Fungsi Dukungan Keluarga/Sosial ... 27

2.5.3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Dukungan Keluarga/Sosial... 28

2.5.4. Sumber-sumber Dukungan Keluarga/Sosial ... 29

2.6. Landasan Teori ... 30


(14)

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 33

3.1. Jenis Penelitian ... 33

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 33

3.2.2. Waktu Penelitian ... 33

3.3. Populasi dan Sampel ... 34

3.3.1. Populasi ... 34

3.3.2. Sampel ... 34

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 35

3.4.1. Jenis Data ... 35

3.4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 35

3.5. Variabel dan Definisi Operasional ... 38

3.5.1. Variabel Bebas ... 38

3.5.2. Variabel Terikat . ... 40

3.6. Metode Pengukuran ... 41

3.7. Metode Analisis Data ... 42

3.7.1. Analisis Univariat ... 42

3.7.2. Analisis Bivariat ... 42

3.7.3. Analisis Multivariat ... 43

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 44

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 44

4.1.1. Distribusi Penduduk Menurut Kelurahan ... 44

4.1.2. Distribusi Sarana Kesehatan ... 45

4.1.3. Distribusi Sarana Pendukung ... 45

4.1.4. Fasilitas di Puskesmas Simpang Limun ... 45

4.1.5. Fasilitas Gedung Puskesmas Simpang Limun ... 46

4.1.6. Fasilitas Sumber Daya Manusia ... 47

4.1.7. Distribusi Ibu Hamil ... 47

4.2. Analisis Univariat ... 48

4.2.1. Distribusi Faktor Predisposisi Ibu Hamil terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ... 48

4.2.2. Distribusi Faktor Kebutuhan Ibu Hamil terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ... 51

4.2.3. Distribusi Faktor Pemungkin Ibu Hamil terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ... 52

4.2.4. Pemanfaatan ANC ... 53


(15)

ANC ... 64

5.2.1. Pengaruh Pendidikan Ibu Hamil terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ... 65

5.2.2. Pengaruh Status Pekerjaan Ibu Hamil terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ... 66

5.2.3. Pengaruh Pengetahuan Ibu Hamil terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ... 67

5.2.4.Pengaruh Paritas Ibu Hamil terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ... 69

5.2.5. Pengaruh Interval Kehamilan terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ... 70

5.3. Pengaruh Faktor Kebutuhan Terhadap Pemanfaatan ANC 71

5.2.1. Pengaruh Penyakit Yang Diderita Ibu terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ... 72

5.2.2. Pengaruh Kehamilan Masa Lalu Ibu terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ... 73

5.4. Pengaruh Faktor Pemungkin terhadap Pemanfaatan ANC ... 75

5.4.1. Pengaruh Dukungan Suami terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ... 76

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

6.1. Kesimpulan ... 79

6.2. Saran ... 79 DAFTAR PUSTAKA


(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 Hasil Uji Validasi Data Variabel Pengetahuan dan Dukungan Suami ... 36 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Pengetahuan dan Dukungan Suami ... 37

3.6.1 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6. 4.7. 4.8.

Variabel, Cara, Alat, Skala dan Hasil Ukur ……….………. Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Menurut Kelurahan ……… Distribusi Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Menurut Kelurahan ……… Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ………... Distribusi Frekuensi Status Pekerjaan Responden terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ……...……… Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ……...……… Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Responden terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ……… Distribusi Frekuensi Paritas Responden terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ……...……… Distribusi Frekuensi Interval Kehamilan Responden terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ……...……….

41 44 48 48 49 49 50 51 51


(17)

4.10.

4.11.

4.12.

4.13. 4.14

4.15

4.16

terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ……...………. Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Responden terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ……...………. Distribusi Frekuensi Kategori Dukungan Suami Responden terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ……...……….. Distribusi Frekuensi Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ……...………… Distribusi Frekuensi Kategori Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ………. Hubungan Faktor Predisposisi, Kebutuhan dan Pemungkin dengan Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ……...……….. Pengaruh Faktor Predisposisi, Kebutuhan dan Pemungkin terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan ……...……….

52

52

53

53 54

56


(18)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Model Pemanfaatan Antenatal Care (ANC) …..……… 21 2. Kerangka Teori Model Anderson ………... 31 3. Kerangka Konsep Penelitian ……….. 32


(19)

53,22%, dan K4 sebesar 46,67% (target Kemenkes RI: 95%).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor predisposisi ibu, kebutuhan dan pemungkin ibu hamil terhadap pemanfaatan ANC di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan. Jenis penelitian yang dilakukan pada Desember 2010-Desember 2011 ini menggunakan metode survei analitik. Populasi penelitian adalah ibu hamil dengan usia kehamilan 8-9 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan pada tahun 2010 yang berjumlah 902 orang. Sampel sebanyak 90 orang, diambil dengan teknik simple random sampling. Data diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner, dianalisis dengan regresi logistik berganda pada α = 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik faktor predisposisi, kebutuhan dan pemungkin berpengaruh terhadap pemanfaatan ANC. Variabel yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan ANC adalah variabel faktor pemungkin (dukungan suami).

Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan hendaknya meningkatkan kegiatan penyuluhan untuk menyosialisasikan program antenatal care kepada masyarakat melalui berbagai bentuk media. Selain itu, sasaran penyuluhan perlu diperluas kepada para suami, karena dukungan suami memberikan pengaruh nyata terhadap pemanfaatan Antenatal Care (ANC). Kepada tenaga kesehatan khususnya bidan di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan agar lebih aktif melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengkomunikasikan program Antenatal Care (ANC) dengan memerhatikan tempat-tempat yang strategis bagi ibu berkumpul (seperti: pengajian), sehingga kunjungan pemeriksaan kehamilan di kalangan ibu hamil meningkat.

Kata Kunci : Predisposisi, Kebutuhan, Pemungkin, Pemanfaatan


(20)

ABSTRACT

The utilization of Antenatal Care (ANC) at Simpang Limun health center in Medan City center was still below the Ministry Of Health target for 2010 (95%), with only 53.22% in the K1 category and 46.67% in the K4 category.

This study was aimed to analyze the influence of predisposing, need and enabling factors of pregnant mother on the utilization of ANC at Simpang Limun health centre in Medan city. This analytic survey took on December 2010 until December 2011. The population consisted of 902 pregnant mother in their 8-9 months of pregnant in 2010 at Simpang Limun Medan city. Using a simple random sampling technique, a sample of 90 mothers were taken. The data were collected by using questionnaires and analyzed in a multiple regression logistic in α = 5%.

The research showed that statistically, predisposing, need and enabling factors had influence on the utilization of ANC. The most influential variable in the Antenatal Care (ANC) utilization was enabling factor (husband’s support).

It is recommended to Medan District Health Office to increase the extension to socialize the ANC program to the community by using kinds of media. The subject of extension need to extend to their husband, due to husband support give influence on the utilization of ANC. To the health officers especially midwives in Simpang Limun health center to do extension more actively to community in communicate the ANC program regarding the strategic place for women (such as: praying activity), that the visiting of pregnant woman to examination their pregnancy increase.


(21)

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia kematian ibu melahirkan masih merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Tingginya angka kematian ibu di Indonesia terkait dengan banyak faktor, di antaranya kualitas perilaku ibu hamil yang tidak memanfaatkan Antenatal Care (ANC) pada pelayanan kesehatan, sehingga kehamilannya berisiko tinggi.

Perhatian dunia terhadap kematian ibu melahirkan tergolong sangat besar. Dalam komitmen internasional Millenium Development Goals (MDGs), penurunan kematian ibu melahirkan menjadi salah satu dari delapan tujuan (goals) yang dirumuskan. Komitmen tersebut dituangkan Indonesia dalam arah pembangunan jangka panjang kesehatan Indonesia tahun 2005-2025, yakni : meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan yang mencakup, meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dari 69 tahun pada tahun 2005 menjadi 73,7 tahun pada tahun 2025, menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) dari 32,3 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi 15,5 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2025, dan menurunnya AKI dari 262 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi 74 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2025 (Depkes RI, 2010).


(22)

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, diperlukan upaya yang intensif dari berbagai pihak, terutama untuk memahami penyebab kematian ibu. Ada tiga fase terlambat yang berkaitan erat dengan angka kematian ibu hamil dan bersalin, yaitu terlambat satu : terlambat untuk mengambil keputusan mencapai pertolongan pelayanan kesehatan terdekat atau merujuk dari pelayanan kesehatan ke pelayanan kesehatan lainnya : terlambat dua : terlambat untuk sampai atau tiba di pelayanan kesehatan, terlambat tiga: terlambat menerima asuhan atau sampai di pelayanan kesehatan yang adekuat (Siregar, 2007).

Adapun penyebab kematian ibu adalah gangguan persalinan langsung, misalnya perdarahan sebesar 28%, infeksi sebesar 11%, eklampsia sebesar 24% dan partus macet (lama) sebesar 5%. Kemungkinan terjadinya kematian ibu dalam persalinan di puskesmas atau rumah sakit karena kesiapan petugas, ketersediaan bahan dan peralatan dan sikap petugas. Di perjalanan diakibatkan sarana transportasi, tingkat kesulitan dan waktu tempuh, serta kematian di rumah diakibatkan keputusan keluarga (pengetahuan, ketersediaan dana, kesibukan keluarga dan sosial budaya) serta ketersediaan transportasi (Millenium Projek, 2005).

Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi mendatang. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab keadaan tersebut, diantaranya minimnya pengetahuan tentang risiko-risiko kehamilan yang diakibatkan karena rendahnya tingkat pendidikan, pemeliharaan kehamilan, pengetahuan tentang gizi dalam kehamilan, keadaan ekonomi dan sebagainya.


(23)

Pada umumnya keterbatasan ekonomi menjadi faktor yang dominan dalam memengaruhi kematian maternal selain pengetahuan atau pendidikan. Keterbatasan ekonomi dapat mendorong ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan rutin karena tidak mampu untuk membayarnya. Di lain pihak, rendahnya tingkat pendidikan yang mengakibatkan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan atau kelainan-kelainan dalam kehamilan kurang diperhatikan yang pada akhirnya dapat membawa risiko yang tidak diinginkan. Akibat dari rendahnya pengetahuan dari ibu hamil tidak jarang kehamilan banyak menimbulkan adanya kematian baik pada ibu maupun pada bayi yang dilahirkan atau bahkan kedua-duanya.

Penyebab kematian maternal dapat dibagi dalam beberapa masalah, antara lain masalah reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosial ekonomi dan sebagainya. Tingkat pendidikan dari ibu yang rendah dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan termasuk di dalamnya tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan (Manuaba, 2002). Demikian juga dengan ibu hamil yang tidak mengalami atau memperoleh pendidikan akan berakibat pada kurangnya pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya tersebut.

Meningkatkan sumber daya manusia serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat adalah suatu upaya yang dapat dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan angka kematian maternal. Ini dapat diwujudkan dengan meningkatkan mutu dan terjangkaunya pelayanan kesehatan yang makin merata serta mengembangkan pengetahuan, sikap dan perilaku hidup sehat di masyarakat. Salah satu usaha untuk menunjang hal tersebut adalah dengan memberikan pelayanan Antenatal Care (ANC) yang dilaksanakan dengan


(24)

baik dan sedini mungkin dengan harapan mencegah kematian ibu melahirkan dan kematian bayi serta dengan meningkatkan kualitas sumber daya ibu hamil.

Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting yang harus dilakukan oleh ibu hamil menuj dapat dilakukan melalui dokter kandungan ata kali selama kehamilan yaitu pada usia kehamilan trimester pertama, trimester kedua dan pada kehamilan trimester ketiga, dengan catatan kehamilan berlangsung normal. Ada baiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7-8 bulan dan seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan.

Pemeriksaan kehamilan begitu penting dilakukan oleh para ibu hamil untuk mengetahui kondisi ibu maupun pemeriks kandungan, kondisi janin, dan bahkan penyakit atau kelainan pada kandungan yang diharapkan dapat ditangani secara dini.

Menurut Depkes RI (2004), pemeriksaan kehamilan yang dikenal dengan Antenatal Care (ANC) bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat. Muchtar (1998) mengatakan, Antenatal Care bertujuan untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. Selain itu Antenatal Care juga mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI).


(25)

Menurut United States Public Health Service (1992), pada abad ke-20 pemeriksaan kehamilan telah menjadi salah satu layanan kesehatan yang paling sering digunakan di Amerika. Pada tahun 1998 terdapat lebih dari 41 juta kunjungan prenatal dengan median sebanyak 12,4 kunjungan per kehamilan. Dalam penelitiannya, Kogan dkk (1998) menemukan bahwa dari 54 juta kelahiran hidup hampir seperempat mempunyai penyulit yang bermakna yang dapat diidentifikasi dan dapat diobati. Peningkatan pemeriksaan ini diperkirakan karena bertambahnya jumlah wanita yang hamil, kesadaran dan pengetahuan ibu tentang kehamilan, kemajuan di bidang ilmu kedokteran, dan meluasnya penggunaan ultrasonografi.

Target pencapaian kegiatan Antenatal Care menurut Depkes RI (2008) K1 sebesar 92,9% dan tahun 2010 sebesar 95%. Di kota Medan, pencapaian program K1 untuk kota Medan pada tahun 2010 sudah sesuai dengan target yaitu sebesar 95%, namun untuk K4 masih belum sesuai yakni 90,66% (target 95%).

Berdasarkan data Profil Kota Medan, Puskesmas Medan Denai di Kecamatan Medan Denai merupakan puskesmas yang kedua terendah angka kunjungan K1 dan K4-nya yaitu (K1 sebesar 73,22% dan K4 sebesar 66,67%) dan yang terendah dari seluruh puskesmas di kota Medan kunjungan K1 dan K4 adalah Puskesmas Simpang Limun.

Menurut Anderson (1968), faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care adalah faktor predisposing yaitu susunan keluarga, struktur sosial dan kepercayaan kesehatan, seperti: paritas, jarak kelahiran, pendidikan, pengetahuan, sikap, dan faktor enabling adalah sumber keluarga dan sumber


(26)

masyarakat, seperti: pekerjaan suami, ekonomi keluarga, pembayaran, ongkos, waktu, ketersediaan pelayanan, jarak, sedangkan faktor need adalah riwayat/kehamilan masa lalu, keluhan/penyakit yang diderita, persepsi sehat, kondisi ibu, rencana pengobatan dan HB.

Puskesmas Simpang Limun di Kecamatan Medan Kota merupakan puskesmas yang paling rendah kunjungan K1 dan K4-nya dan dibawah dari target (K1 sebesar 53,22% dan K4 sebesar 46,67%). Berdasarkan hasil survei pendahuluan kepada ibu hamil sebanyak 10 orang di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun terdapat bahwa faktor yang menyebabkan ibu hamil tidak memeriksakan kesehatan kehamilannya terkait dengan faktor predisposisi yaitu tingkat pendidikan ibu yang beraneka ragam dan lebih banyak berpendidikan SMA dengan rata-rata ibu hamil bekerja. Tingkat pengetahuan ibu hamil terdapat 5 orang yang berpengetahuan baik dan lainnya kurang mengetahui pemeriksaan kehamilan dengan jumlah anak yang beraneka ragam yaitu 3 orang ibu hamil yang mempunyai anak 3 orang, 4 orang ibu hamil yang mempunyai anak 2 orang dan lainnya mempunyai anak 4 orang dan interval kehamilannya sekarang rata-rata lebih 2 tahun.

Faktor kebutuhan yaitu penyakit yang diderita lebih banyak ibu hamil tidak menderita penyakit dan kehamilan masa lalu ditemukan ibu ada 2 orang mengalami sectio caesaria. Faktor pemungkin yaitu dukungan suami lebih ada 6 orang tidak mendapat dukungan dari suami untuk memeriksakan kehamilannya.


(27)

Hasil penelitian Riris (2010) menyatakan pemanfatan antenatal oleh ibu hamil di Keluarahan pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli tengah masih buruk, hal ini dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, paritas, jarak kehamilan. Menurut penelitian Murniati (2007), faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil adalah umur, paritas, jarak kehamilan dan pengetahuan. Penelitian Ulina (2004) menunjukkan variabel pendidikan, pengetahuan, pendapatan dan paritas mempunyai pengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal.

Penelitian Agnes (2005) menyatakan bahwa variabel pengetahuan, pekerjaan mempunyai pengaruh terhadap peningkatan pemanfaatan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2005. Menurut Ardi (2008), faktor jarak pelayanan berpengaruh terhadap pemanfaatan antenatal di Puskesmas Runding Kota Subusalam Propinsi NAD tahun 2008.

Hasil survei pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Simpang Limun tersebut, menunjukkan faktor yang menyebabkan ibu hamil tidak memeriksakan kesehatan kehamilannya antara lain adalah faktor predisposisi ibu (pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, paritas dan interval kehamilan), kebutuhan (penyakit yang diderita dan kehamilan masa lalu) dan pemungkin (dukungan suami).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh faktor predisposisi, kebutuhan dan pemungkin terhadap pemanfaatan Antenatal Care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan.


(28)

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah apakah ada pengaruh faktor predisposisi, kebutuhan dan pemungkin terhadap pemanfaatan Antenatal Care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor predisposisi ibu (pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, paritas dan interval kehamilan), kebutuhan (penyakit yang diderita dan kehamilan masa lalu) dan pemungkin (dukungan suami) terhadap pemanfaatan Antenatal Care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan.

1.4. Hipotesis

Faktor predisposisi (pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, paritas dan interval kehamilan) dan kebutuhan (penyakit yang diderita dan kehamilan masa lalu) dan faktor pemungkin (dukungan suami) memengaruhi pemanfaatan Antenatal Care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan dan khususnya Puskesmas Simpang Limun sebagai informasi upaya meningkatkan pelayanan Antenatal Care (ANC) guna mewujudkan penurunan AKI


(29)

2. Bagi tenaga kesehatan agar meningkatkan kualitas pelayanan Antenatal Care (ANC).

3. Bagi masyarakat sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dalam pemanfaatan Antenatal Care (ANC) dalam upaya menjaga kesehatan janin dan mencegah kematian ibu.

4. Bagi pengembangan ilmu kesehatan masyarakat, khususnya yang terkait dengan pemanfaatan Antenatal Care (ANC).


(30)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) 2.1.1. Pengertian Ante Natal Care (ANC)

Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).

Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.

Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2005).

Menurut Henderson (2006), kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan


(31)

kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan.

2.1.2. Tujuan Antenatal Care (ANC) 2.1.2.1. Tujuan Umum

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.

3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.


(32)

Menurut Muchtar (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.

2.1.2.2. Tujuan Khusus

1. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin.

2. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.

3. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.

Menurut Wiknjosastro (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.

2.1.3. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan

Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan (Saifuddin, 2005).


(33)

2.1.4. Pemeriksaan Kehamilan

Dalam masa kehamilan ibu harus memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan paling sedikit 4 kali :

1. Trismester I : 1 kali 2. Trismester II : 1 kali 3. Trismester III : 2 kali

2.1.5. Pelayanan Antenatal 1. Konsep Pemeriksaan Antenatal

Menurut Departem Kesehatan RI (2002), pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan :

a. Anamnese : meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, kehamilan sebelumnya dan kehamilan sekarang.

b. Pemeriksaan umum : meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan.

c. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa

d. Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (fe) e. Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan perilaku

sehari-hari, perawatan payu dara dan air susu ibu, tanda-tanda risiko, pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi selanjutnya, persalinan oleh tenaga terlatih, KB setelah melahirkan serta pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan ulang.


(34)

2. Kunjungan Ibu Hamil

Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan disini dapat diartikan ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau posyandu. Kunjungan ibu hamil dilakukan secara berkala yang dibagi menjadi beberapa tahap, seperti :

a. Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1)

Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan trimester I, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu.

b. Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4)

Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III, usia kehamilan > 24 minggu.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama masa kehamilan dengan distribusi kontak sebagai berikut :

a. Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12 minggu b. Minimal 1 kali pada trimester II, usia kehamilan 13-24 minggu


(35)

c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan > 24 minggu. 1. Jadwal pemeriksaan

Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), pemeriksaan kehamilan berdasarkan kunjungan antenatal dibagi atas :

a. Kunjungan Pertama (K1)

Meliputi : (1) Identitas/biodata, (2) Riwayat kehamilan, (3) Riwayat kebidanan, (4) Riwayat kesehatan, (5) Riwayat sosial ekonomi, (6) Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, (7) Penyuluhan dan konsultasi.

b. Kunjungan Keempat (K4)

Meliputi : (1) Anamnese (keluhan/masalah) (2) Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, (3) Pemeriksaan psikologis, (4) Pemeriksaan laboratorium bila ada indikasi/diperlukan, (5) Diagnosa akhir (kehamilan normal, terdapat penyulit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko tinggi (6) Sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan). Menurut Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah :

a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan

b. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan c. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan


(36)

d. Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan e. Periksa khusus bila ada keluhan atau masalah

2. Pelaksana Pelayanan Antenatal

Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan di desa, bidan di praktek swasta), pembantu bidan, perawat yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2002).

2.2. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Menurut Supriyanto (1998), bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah penggunaan pelayanan yang telah diterima pada tempat atau pemberi pelayanan kesehatan. Sedangkan pelayanan kesehatan sendiri adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan per orangan, kelompok, keluarga, dan ataupun masyarakat (Azwar, 2002).

Pemanfaatan pelayanan kesehatan sangat erat kaitannya dengan waktu, kapan kita memerlukan pelayanan kesehatan dan seberapa jauh efektivitas pelayanan tersebut.

Menurut Arrow yang dikutip Tjiptoherijanto (1994), hubungan antara keinginan sehat dan permintaan akan pelayanan kesehatan hanya kelihatannya aja sederhana, tetapi sebenarnya sangat kompleks. Penyebab utama adalah karena persoalan kesenjangan informasi. Adanya keinginan sehat menjadi konsumsi 16


(37)

perawatan kesehatan melibatkan berbagai informasi, yaitu aspek yang menyangkut kesehatan saat ini, informasi tentang status kesehatan yang membaik, informasi tentang jenis perawatan yang tersedia, serta tentang efektivitas pelayanan kesehatan tersebut. Dari informasi inilah masyarakat kemudian terpengaruh untuk melakukan permintaan dan penggunaan (utilisasi) terhadap suatu pelayanan kesehatan.

Menurut Andersen (1968), ada delapan faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu: faktor demografi, (jumlah, penyebaran, kepadatan, pertumbuhan, struktur umur, dan rasio jenis kelamin), tingkat pendapatan, faktor sosial budaya (tingkat pendidikan dan status kesehatan) aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan, produktifitas dan teknologi kesehatan.

Menurut Departement Of health aducation and welfare, USA (1997) dalam Azwar (2002) faktor-faktor yang memengaruhi pelayanan kesehatan yaitu, (1) faktor sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan: tipe organisasi, kelengkapan program kesehatan, tersedianya tenaga pelayanan kesehatan dengan masyarakat dengan adanya asuransi kesehatan serta adanya faktor kesehatan lainnya, (2) faktor dari konsumen yang menggunakan pelayanan kesehatan: faktor sosio demografi (umur, jenis kelamin, status kesehatan, besar keluarga) faktor sosial psikologis (sikap/persepsi terhadap pelayanan kesehatan pengetahuan dan sumber informasi dari pelayanan kesehatan dan tabiat terhadap pelaksana pelayanan kesehatan sebelumnya), faktor status sosial ekonomi (meliputi: pendidikan, pekerjaan, pendapatan/penghasilan), dapat digunakan pelayanan kesehatan yang meliputi jarak


(38)

antar rumah dengan tempat pelayanan kesehatan, variabel yang menyangkut kebutuhan (mobilitas, gejala penyakit yang dirasakan oleh yang bersangkutan dan lain sebagainya).

2.2.1. Elemen Pokok Pelayanan Kesehatan

Menurut Mayer (1996), mengemukakan bahwa dalam pelayanan kesehatan yang baik terdapat 4 (empat) elemen pokok yaitu aksesibilitas, kualitas, kesinambungan dan efisiensi dari pelayanan.

1. Aksesibilitas Pelayanan

Pelayanan harus dapat digunakan oleh individu-individu pada tempat dan waktu yang ia butuhkan. Pengguna pelayanan harus mempunyai akses terhadap berbagai jenis pelayanan, peralatan, obat-obatan dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan pasien.

2. Kualitas

Suatu pelayanan yang berkualitas tinggi, mengimplementasikan pengetahuan dan tehnik paling mutakhir dengan tujuan untuk memperoleh efek yang paling baik. Kualitas pelayanan berhubungan dengan kompetensi profesional dan provider. 3. Kesinambungan

Pelayanan kesehatan yang baik, disamping mempunyai akses dan kualitas yang baik juga harus memiliki kesinambungan pelayanan, berarti proses pelayanan harus memperlakukan pasien sebagai manusia secara utuh melalui kontak yang terus menerus antara individu dengan provider.


(39)

4. Efisiensi

Elemen pokok lain dari pelayanan kesehatan yang bermutu adalah efesiensi yang menyangkut aspek ekonomi dan pembiayaan pelayanan kesehatan baik bagi pasien, provider maupun bagi organisasi/institusi penyelenggaraan pelayanan.

2.2.2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Antenatal

Faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan kesehatan cukup banyak model-model penggunaan pelayanan kesehatan yang dikembangkan seperti model kependudukan, model sumberdaya masyarakat, model organisasi dan lain-lain sesuai dengan variabel-variabel yang digunakan dalam masing-masing model.

Anderson (1974) mengembangkan model sistem kesehatan berupa model kepercayaan kesehatan (health belief model) yang didasarkan teori lapangan (field theory) dari Lewin (1994). Dalam model Anderson ini, terdapat 3 (tiga) kategori utama dalam pelayanan kesehatan yaitu :

1. Komponen predisposisi, menggambarkan kecenderungan individu yang berbeda-beda dalam menggunakan pelayanan kesehatan seseorang. Komponen terdiri dari: a. Faktor-faktor demografi (umur, jenis kelamin, status perkawinan, besar

keluarga dan lain-lain)

b. Faktor struktural sosial (suku bangsa, pendidikan dan pekerjaan) c. Faktor keyakinan/kepercayaan (pengetahuan, sikap dan persepsi)


(40)

2. Komponen enabling (pemungkin/pendorong), menunjukkan kemampuan individual untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Di dalam komponen ini termasuk faktor-faktor yang berpengaruh dengan perilaku pencarian :

a. Sumber keluarga (pendapatan/penghasilan, kemampuan membayar pelayanan, keikutsertaan dalam asuransi, dukungan suami, informasi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan).

b. Sumber daya masyarakat (suatu pelayanan, lokasi/jarak transportasi dan sebagainya).

3. Komponen need (kebutuhan), merupakan faktor yang mendasari dan merupakan stimulus langsung bagi individu untuk menggunakan pelayanan kesehatan apabila faktor-faktor predisposisi dan enabling itu ada. Kebutuhan pelayanan kesehatan dapat dikategorikan menjadi :

a. Kebutuhan yang dirasakan/persepsikan (seperti kondisi kesehatan, gejala sakit, ketidakmampuan bekerja)

b. Evaluasi/clinical diagnosis yang merupakan penilaian keadaan sakit didasarkan oleh petugas kesehatan (tingkat beratnya penyakit dan gejala penyakit menurut diagnosis klinis dari dokter)


(41)

2.3. Model Pemanfaatan Antenatal Care di Indonesia

Anderson (1968) mengembangkan bahwa konsep model pemanfaatan pelayanan antenatal care di Indonesia, yang bersifat menyeluruh meneliti faktor-faktor pada ibu hamil.

Gambar 1. Model Pemanfaatan Antenatal Care (ANC)

2.4. Faktor Predisposisi dan Kebutuhan dalam Pemanfaatan Antenatal Care Faktor predisposisi dalam pemanfaatan Antenatal Care (ANC) adalah : 1. Pendidikan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk memengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan didalam bidang kesehatan (Notoatmojo, 2003).

Menurut Sedarmayanti (2001) yang dikutip oleh Hardywinoto (2007), pekerjaan yang disertai dengan pendidikan dan keterampilan akan mendorong

PREDISPOSING ENABLING/PEMUNGKIN NEED

- Paritas - Dukungan Suami - Riwayat/kehamilan masa lalu

- Interval Kelahiran - Ekonomi Keluarga - Keluhan/penyakit yang diderita

- Pendidikan - Pembayaran - Persepsi Sehat

- Pengetahuan - Ongkos - Kondisi Ibu

- Sikap - Waktu - Rencana Pengobatan

- Ketersediaan Pelayanan - HB

- Jarak

PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL


(42)

kemajuan setiap usaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan baik pendapatan individu, kelompok maupun pendapatan nasional. Lebih lanjut dijelaskan bahwa sumber utama kinerja yang efektif yang memengaruhi individu adalah kelemahan intelektual, kelemahan psikologis dan kelemahan fisik.

Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang dapat memengaruhi keadaan keluarga karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan akan lebih baik. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku seseorang sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan yang diperoleh. Perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai hasil dari pendidikan kesehatan.

Faktor pendidikan kesehatan merupakan bentuk intervensi terutama terhadap perilaku. Faktor lingkungan non fisik, akibat masalah-masalah sosial penanganannya diperlukan pendidikan kesehatan. Dalam rangka membina meningkatkan kesehatan masyarakat ditunjukkan pada upaya melalui tekanan, paksaan kepada masyarakat dan edukasi atau upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan. Agar intervensi atau upaya tersebut efektif, faktor predisposisi ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, sistem yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi.


(43)

Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan (Depkes RI, 2008).

2. Pekerjaan

Menurut Labor Force Consepth, yang digolongkan bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan atau keuntungan, baik mereka bekerja penuh maupun tidak. Pekerjaan adalah suatu yang dilakukan untuk mencari atau mendapatkan nafkah (Hardywinoto, 2007). Ibu hamil yang bekerja akan memiliki sedikit waktu untuk memeriksakan kehamilannya karena sibuk dengan pekerjaannya.

3. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagiaan besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Natoadmodjo, 2003).

Pentingnya aspek pengetahuan dalam pemanfatan Antenatal Care (ANC) dapat dilihat dari pendapat Cholil (2004) yang menyatakan bahwa pemanfatan Antenatal Care (ANC) perlu dilakukan upaya peningkatan kesehatan ibu saat kehamilan dan melahirkan. Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.


(44)

Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka perilaku akan lebih bersifat langgeng. Dengan kata lain ibu yang tahu dan paham tentang jumlah anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan apa yang ia ketahui (Friedman, 2005).

Pengetahuan yang dimiliki ibu tentang pelayanan Antenatal Care (ANC) dan pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil akan memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan (Depkes RI, 2008).

4. Paritas

Menurut Wiknjosastro (2005), paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Makin tinggi paritas ibu maka makin kurang baik endometriumnya. Hal ini diakibatkan oleh vaskularisasi yang berkurang ataupun perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau sehingga dapat mengakibatkan terjadinya plasenta previa.

Ibu yang pernah melahirkan mempunyai pengalaman tentang Antenatal Care (ANC), sehingga dari pengalaman yang terdahulu kembali dilakukan untuk menjaga kesehatan kehamilannya (Depkes RI, 2008).

5. Interval Kehamilan

Interval kehamilan yang terlalu rapat memang mengundang risiko bagi para wanita. Penelitian terbaru menyatakan, ibu yang hamil lagi dalam waktu setahun setelah melahirkan berisiko menyebabkan autisme pada calon anak mereka kelak. 24


(45)

Kehamilan berturut-turut membuat ibu bisa kepayahan. Para ilmuwan dari New York AS menyebutkan, wanita butuh waktu untuk pulih dari kehamilan. Selain itu, kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu pendek akan menyebabkan anak-anak yang dilahirkan rentan mengalami kekurangan gizi. Dalam hal ini perlu memperhatikan interval kehamilan karena jarak kehamilan yang terlalu rapat mengundang risiko bagi para wanita, Jadi sebaiknya apabila ibu hamil dengan interval kehamilan yang rapat sebaiknya rutin memeriksakan kehamilannya.

Faktor kebutuhan dalam pemanfaatan Antenatal Care (ANC) adalah sebagai berikut :

1. Penyakit yang diderita

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal. Penyakit yang diderita ibu baik sejak sebelum hamil ataupun sesudah kehamilan, seperti : penyakit paru, penyakit jantung sianotik, penyakit ginjal dan hipertensi, penyakit kelenjar endokrin (gondok, diabetes mellitus dan penyakit hati), penyakit infeksi (virus dan bakteri parasit), kelainan darah ibu-janin ataupun keracunan obat dan bahan-bahan toksis, juga merupakan penyabab yang mengakibatkan terjadinya gangguan dan penyulit pada kehamilan. Disamping itu, kehamilan sendiri dapat menyebabkan terjadinya penyakit pada ibu hamil. Penyakit yang tergolong dalam kelompok ini antara lain :


(46)

toksemia gravidarum (keracunan hamil), perdarahan hamil tua yang disebabkan karena plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir) dan solusio plasenta (plasenta terlepas sebelum anak lahir). Penyebab kematian ibu bersalin di Indonesia masih di dominasi oleh perdarahan, infeksi dan toksemia gravidarum. Pada ibu hamil pemeriksaan antenatal memegang peranan penting dalam perjalanan kehamilan dan persalinannya.

2. Kehamilan Masa Lalu

Riwayat kehamilan masa lalu yang pernah diderita seperti normal dan tidak normal akan memengaruhi kehamilan berikutnya atau menjadi faktor risiko yang mungkin ada pada ibu. Ibu yang mengalami masalah pada kehamilan sebelumnya akan lebih memeriksakan kehamilan. Pemeriksaan antenatal care memegang peranan penting dalam perjalanan kehamilan dan persalinannya.

2.5. Faktor Pemungkin (Dukungan Keluarga/Sosial) 2.5.1. Pengertian Dukungan

Menurut Sarwono (2003), dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan.

Menurut Santoso (2001) dukungan yaitu suatu usaha untuk menyokong sesuatu atau suatu daya upaya untuk membawa sesuatu. Menurut Friedman (1998), dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap


(47)

penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

Menurut Friedman (2003) dukungan keluarga merupakan bagian integral dari dukungan sosial. Dampak positif dari dukungan keluarga adalah meningkatkan penyesuaian diri seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan.

3.5.2. Fungsi Dukungan Keluarga/Sosial

Menurut Caplan (1964) dalam Friedman (1998), dukungan keluarga menjelaskan bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi dukungan yaitu :

1. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah.

2. Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian.

3. Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.


(48)

4. Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial keluarga eksternal (Friedman, 1998).

2.5.3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Dukungan Keluarga/Sosial

Menurut Feiring dan Lewis (1984) dalam Friedman (1998), ada bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan. Anak-anak yang berasal dari keluarga kecil menerima lebih banyak perhatian dari pada anak-anak dari keluarga yang besar. Selain itu, dukungan yang diberikan orangtua (khususnya ibu) juga dipengaruhi oleh usia. Ibu yang masih muda cenderung untuk lebih tidak bisa merasakan atau mengenali kebutuhan anaknya dan juga lebih egosentris dibandingkan ibu-ibu yang lebih tua.

Faktor-faktor yang memengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah kelas sosial ekonomi orang tua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan. Dalam keluarga kelas menengah, suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada, sementara dalam


(49)

keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau otokrasi. Selain itu orang tua dengan kelas sosial menengah mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada orang tua dengan kelas sosial bawah (Akhmadi, 2006).

2.5.4. Sumber-Sumber Dukungan Keluarga/Sosial

Sumber-sumber dukungan sosial yaitu menurut Suhita (2005) : 1. Suami

Hubungan perkawinan merupakan hubungan akrab yang diikuti oleh minat yang sama, kepentingan yang sama, saling membagi perasaan, saling mendukung, dan menyelesaikan permasalahan bersama. Dukungan sosial suami yang sangat diharapkan oleh sang istri antara lain suami mendambakan bayi dalam kandungan istri, suami menunjukkan kebahagiaan pada kelahiran bayi, memperhatikan kesehatan istri, mengantar dan memahami istrinya, tidak menyakiti istri, berdoa untuk keselamatan istri dan suami menunggu ketika istri dalam proses persalinan (Harymawan, 2007). Dalam hal ini untuk kesehatan kehamilan istri dibutuhkan dukungan suami, apabila ada dukungan suami untuk melalukan p

2. Keluarga

emeriksaan antenatal care, maka ibu hamil akan lebih sering untuk memanfaatan kunjungan Antenatal Care (ANC)

Menurut Friedman (1998) keluarga merupakan sumber dukungan sosial karena dalam hubungan keluarga tercipta hubungan yang saling mempercayai. Individu


(50)

sebagai anggota keluarga akan menjadikan keluarga sebagai kumpulan harapan, tempat bercerita, tempat bertanya, dan tempat mengeluarkan keluhan-keluhan bilamana individu sedang mengalami permasalahan.

3. Teman/sahabat

Menurut Kail dan Neilsen (Suhita, 2005) teman dekat merupakan sumber dukungan sosial karena dapat memberikan rasa senang dan dukungan selama mengalami suatu permasalahan. Sedangkan menurut Ahmadi (1991) bahwa persahabatan adalah hubungan yang saling mendukung, saling memelihara, pemberian dalam persahabatan dapat terwujud barang atau perhatian tanpa unsur eksploitasi.

2.6. Landasan Teori

Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga tergantung pada predisposisi keluarga mencakup karakteristik keluarga cenderung menggunakan pelayanan kesehatan meliputi variabel demografi, variabel struktur sosial (pendidikan, pekerjaan dan suku) serta kepercayaan dan sikap terhadap perawatan medis, dokter, dan penyakit termasuk stress serta kecemasan yang ada kaitannya dengan kesehatan (Muzaham, 1995).

Menurut Reinke (1994) yang dikutip oleh Siregar (2005), ada beberapa faktor yang memengaruhi seseorang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah faktor regional, faktor dan sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan yatu tipe dari organisasi, misalnya rumah sakit, puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan


(51)

lainnya, faktor adanya fasilitas kesehatan, faktor-faktor dari konsumen yang menggunakan pelayanan kesehatan yaitu faktor sosio psikologis yaitu meliputi sikap/persepsi terhadap pelayanan kesehatan.

Menurut Anderson (1968), faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care adalah komponen predisposisi, komponen pemungkin dan komponen kebutuhan.

Model pemanfaatan pelayanan antenatal care menurut Anderson (1968), dihubungkan oleh faktor predisposing yaitu susunan keluarga, struktur sosial dan kepercayaan kesehatan, seperti: paritas, jarak kelahiran, pendidikan, pengetahuan, sikap, dan faktor enabling adalah sumber keluarga dan sumber masyarakat, seperti: pekerjaan suami, ekonomi keluarga, pembayaran, ongkos, waktu, ketersediaan pelayanan, jarak, sedangkan faktor need adalah riwayat/kehamilan masa lalu, keluhan/penyakit yang diderita, persepsi sehat, kondisi ibu, rencana pengobatan dan HB.

Gambar 2. Kerangka Teori Model Anderson Komponen Predisposisi

- Paritas

- Interval Kelahiran - Pendidikan - Pengetahuan - Sikap

Komponen Pemungkin - Dukungan Suami - Ekonomi Keluarga - Pembayaran - Ongkos - Waktu

- Ketersediaan Pelayanan - Jarak

Komponen Need

- Riwayat/kehamilan masa lalu - Keluhan/penyakit yang diderita - Persepsi sehat

- Kondisi ibu - Rencana pengobatan - HB


(52)

2.7. Kerangka Konsep

Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian Faktor Predisposisi

- Pendidikan - Pekerjaan - Pengetahuan - Paritas

- Interval Kehamilan

Faktor Pemungkin - Dukungan suami

Pemanfaatan Antenatal Care (ANC) Faktor Kebutuhan

- Penyakit yang diderita - Kehamilan masa lalu


(53)

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik, penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor predisposisi, kebutuhan dan pemungkin terhadap pemanfaatan Antenatal Care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan. Alasan memilih lokasi ini karena kunjungan pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun masih di bawah target (K1 sebesar 53,22% dan K4 sebesar 46,67%) yang ditetapkan oleh Depkes (2005) di mana target nasional sebesar 95% tahun 2010.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2010 sampai dengan bulan Desember 2011.


(54)

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan 8-9 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan yang berjumlah 902 orang yang terdiri dari kehamilan bulan Desember 2010 sebanyak 405 orang dan tahun 2011 sebanyak 497 orang.

3.3.2. Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagian populasi dijadikan menjadi sampel. Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus pengukuran besar sampel menurut Taro Yamane (Notoatmodjo, 2010) yaitu:

N n = --- 1 + N (d) 2 902

n = --- 1 + 902 (0,1) 2 902

n = --- 10,02 n = 90,02 n = 90

Jadi besar sampel dalam penelitian ini berjumlah 90 orang

Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling yaitu simple random sampling (acak sederhana).


(55)

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data

a. Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner.

b. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil data-data dari dokumen atau catatan yang diperoleh dari Kantor Kecamatan Medan Kota dan Dinas Kesehatan Kota Medan.

3.4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas. a. Uji Validitas

Uji validitas menggunakan rumus Pearson Product Moment, setelah itu diuji dengan menggunakan uji t, dilihat penafsiran dan indeks korelasinya.

Uji validitas dalam penelitian ini berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner mengenai pengetahuan ibu tentang pemanfaatan kunjungan ANC.

Uji validitas bertujuan mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai yang menunjukan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur kolerasi antara variabel pada analisis reliabilitas dengan melihat nilai correlation corrected item, dengan ketentuan jika nilai r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid dan sebaliknya.


(56)

Berdasarkan hasil uji validitas variabel pengetahuan dan dukungan suami terlihat hasil korelasi diketahui bahwa semua item mempunyai korelasi > 0,50 maka dapat dikatakan bahwa item alat ukur tersebut valid dan dapat digunakan dalam pengumpulan data penelitian, seperti pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Hasil Uji Validasi Data Variabel Pengetahuan dan Dukungan Suami

No Pengetahuan Nilai Correlation r Tabel

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kuesioner 1 Kuesioner 2 Kuesioner 3 Kuesioner 4 Kuesioner 5 Kuesioner 6 Kuesioner 7 Kuesioner 8 Kuesioner 9 Kuesioner 10 0.8574076 0.8735851 0.7274490 0.8895847 0.7279876 0.9059402 0.7926976 0.7954863 0.7926976 0.8897626 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 No Dukungan Suami Nilai Correlation r Tabel

1 2 3 4 5 Kuesioner 1 Kuesioner 2 Kuesioner 3 Kuesioner 4 Kuesioner 5 0.8674075 0.8835850 0.7374499 0.8995846 0.7379875 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 b. Reliabilitas

Setelah mengukur validitas maka perlu mengukur reliabilitas data, apakah alat ukur dapat dipergunakan atau tidak. Dalam mengukur reliabilitas ini dengan menggunakan rumus Spearman Brown.

Pertanyaan dikatakan reliabel, jika jawaban responden terhadap pertanyaan (kuesioner) adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya,


(57)

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercayai juga. Apabila datanya memang benar dan sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali diambil tetap akan sama (Arikunto, 2005).

Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercayai dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan, jika nilai r Alpha > r tabel, maka dinyatakan reliabel (Riwidikdo, 2009).

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Teladan Medan sebanyak 30 orang dengan asumsi karakteristik ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun dan Puskesmas Teladan Medan relatif sama.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas variabel pengetahuan dan dukungan suami terlihat nilai cronbach’s alpha = 0,785 > 0,7 maka kuesioner tersebut dikatakan reliabel, seperti Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Hasil Uji Reliabilitas Data Pengetahuan dan Dukungan Suami Variabel Nilai Cronbach’s Alpha Nilai r Tabel

Pengetahuan 0.785 0,7


(58)

3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Bebas

A. Faktor predisposisi adalah faktor mendasari atau yang mempermudah terjadinya sebuah perilaku yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, nilai-nilai kepercayaan maupun keyakinan.

1. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal ibu berdasarkan ijazah terakhir yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap responden.

Kategori Pendidikan : 0. Rendah : SD dan SMP 1. Tinggi : SMA dan PT

2. Pekerjaan adalah status pekerjaan sehari-hari ibu yang menghasilkan uang atau pendapatan keluarga.

Kategori Pekerjaan : 0. Bekerja 1. Tidak bekerja

3. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang pemeriksaan kehamilan yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap responden.

Kategori Pengetahuan : 0. Baik 1. Sedang

2. Buruk

Untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan menurut Nursalam (2011) disusun sebanyak 10 pertanyaan dimana skor


(59)

tertinggi nilai 1 dan skor terendah nilai 0, maka total skor untuk variabel pengetahuan adalah 10, jadi :

1. Baik apabila jawaban responden memiliki total skor ≥ 80% dari 10 = 8-10 2. Sedang apabila jawaban responden memiliki total skor 50-79 % dari 10 = 5-7 3. Buruk apabila jawaban responden memiliki total skor < 50 % dari 10 = < 5 4. Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan si ibu baik lahir hidup maupun

lahir mati.

Kategori Paritas : 0. ≤ 4 orang 1. > 4 orang

5. Interval kehamilan adalah jarak waktu kelahiran anak sebelumnya dengan kehamilan ibu sekarang.

Kategori Jarak Kelahiran : 0. ≤ 2 tahun 1. > 2 tahun

B. Faktor kebutuhan adalah faktor yang menjadi pencetus terjadinya sebuah perilaku yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, nilai-nilai kepercayaan maupun keyakinan.

1. Penyakit yang diderita adalah suatu penyakit yang diderita ibu sewaktu hamil. Kategori Penyakit yang diderita : 0. Ada


(60)

2. Kehamilan masa lalu adalah keadaan kehamilan yang dialami oleh ibu sebelum kehamilan sekarang.

Kategori Kehamilan masa lalu : 0. Normal

1. Tidak Normal

C. Faktor pemungkin adalah faktor yang memungkinkan atau yang mendorong terjadinya sebuah perilaku yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, nilai-nilai kepercayaan maupun keyakinan.

1. Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami untuk istri agar mau datang memanfaatkan kunjungan pemeriksaan kehamilan.

Kategori Dukungan suami :

0. Mendukung : apabila sikap suami penuh pengertian yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang positif ikut mengantarkan istrinya untuk memeriksakan kehamilan, memberikan biaya dan mendukung moral dan emosional terhadap pemanfaatan ANC

1. Tidak mendukung : apabila sikap suami tidak pengertian yang ditunjukkan dalam bentuk tidak ada kerjasama dan tidak ikut mengantarkan istrinya untuk memeriksakan kehamilan, tidak memberikan biaya dan tidak mendukung moral dan emosional terhadap pemanfaatan ANC

3.5.2. Variabel Terikat

Pemanfatan ANC yaitu jumlah kunjungan ibu hamil pada sarana pelayanan kesehatan untuk memeriksa kehamilannya.


(61)

Kategori Pemanfaatan ANC :

0. Memanfaatkan : bila responden memanfaatan ANC ≥ 4 kali yaitu trimester I : minimal 1 kali, trimester II : minimal 1 kali dan trimester III : minimal 2 kali

1. Tidak memanfaatkan : bila responden memanfaatkan ANC kurang dari 4 kali dan apabila tidak sesuai dengan program (jadwal kunjungan ANC)

3.6. Metode Pengukuran

Berikut merupakan metode pengukuran variabel meliputi: cara dan alat ukur, skala ukur dan hasil ukur.

Tabel 3.6.1. Variabel, Cara, Alat, Skala dan Hasil Ukur

Variabel Cara dan Alat Ukur Skala

Ukur

Hasil Ukur Variabel Bebas

Faktor Predisposisi :

1. Pendidikan Wawancara (Kuesioner) Ordinal 0. Rendah : SD dan SMP 1. Tinggi : SMA dan PT 2. Pekerjaan Wawancara (Kuesioner) Nominal 0. Bekerja

1. Tidak Bekerja 3. Pengetahuan Wawancara (Kuesioner) Ordinal 0. Baik

1. Sedang 2. Buruk 4. Paritas Wawancara (Kuesioner) Ordinal 0. ≤ 4 orang

1. > 4 orang 5. Interval kehamilan Wawancara (Kuesioner) Ordinal 0. ≤ 2 tahun 1. > 2 tahun


(62)

Tabel Lanjutan (3.6.1)

Faktor Kebutuhan :

1. Penyakit yang Diderita

Wawancara (Kuesioner) Ordinal 0. Ada 1. Tidak Ada 2. Kehamilan

masa lalu

Wawancara (Kuesioner) Ordinal 0. Normal 1. Tidak Normal

Faktor pemungkin :

Dukungan suami

Wawancara (Kuesioner) Ordinal 0. Mendukung 1. Tidak Mendukung

Variabel Terikat

Pemanfatan ANC Kunjungan ANC Ordinal 0. Memanfaatkan 1. Tidak Memanfaatkan

3.7. Metode Analisis Data 3.7.1. Analisis Univariat

Analisis data secara univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi responden. Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel independen yang meliputi faktor predisposisi, kebutuhan dan pemungkin serta variabel dependen.

3.7.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan faktor predisposisi (pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, paritas dan interval kehamilan) kebutuhan (penyakit yang diderita dan kehamilan masa lalu) dan pemungkin (dukungan suami) dengan pemanfaatan ANC di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun, lalu dilakukan uji korelasi Chi-square kemudian hasilnya dinarasikan.

3.7.3. Analisis Multivariat


(63)

Analisis multivariat dengan menggunakan uji Regresi Logistik Berganda untuk menguji pengaruh faktor predisposisi (pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, paritas, dan interval kehamilan), kebutuhan (penyakit yang diderita dan kehamilan masa lalu) dan pemungkin (dukungan suami) terhadap pemanfaatan ANC.


(64)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Simpang Limun terletak di Jl. Kemiri I Simpang Limun Medan, dengan batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kampung Baru 2. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Medan Denai 3. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Teladan Timur 4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Medan Amplas

4.1.1. Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Menurut Kelurahan

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun kota Medan adalah kelurahan Sudirejo I sebanyak 11.707 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 2.264, kelurahan Sudirejo II sebanyak 8.551 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 1.621 dan kelurahan Sudirejo III sebanyak 11.265 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 2.286, seperti pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Menurut Kelurahan

No Kelurahan Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah KK (jiwa) 1

2 3

Sudirejo I Sudirejo II Sudirejo III

11.707 8.551 11.265

2.264 1.621 2.286

Jumlah 31.523 6.071


(65)

4.1.2. Distribusi Sarana Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Sarana kesehatan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun adalah sebagai berikut :

1. Rumah Sakit : 1 buah

2. Puskesmas : 1 buah

3. Balai Pengobatan : 2 buah

4. Apotik : 8 buah

5. Praktik Dokter : 11 buah 6. Praktik Dokter Gigi : 5 buah 7. Praktik Bidan : 15 buah

8. Optik : 1 buah

4.1.3. Sarana Pendukung Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Sarana pendukung kesehatan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun adalah sebagai berikut :

1. Posyandu : 26 buah

2. Kader : 130 orang

3. Kader Patroli Kesehatan : 9 buah

4.1.4. Fasilitas di Puskesmas Simpang Limun

Puskesmas Simpang Limun dalam menjalankan semua program didukung oleh berbagai fasilitas fisik dalam Kecamatan Medan Kota, yang meliputi :


(66)

1. Gedung puskesmas permanen 2. Sumber daya manusia

3. Obat-obatan 4. Alat-alat kesehatan 5. Administrasi 6. Imunisasi

7. Sumber keuangan

4.1.5. Fasilitas Gedung Puskesmas Simpang Limun

Puskesmas Simpang Limun memiliki fasilitas gedung yang terdiri atas : 1. Ruang kamar dokter : 1 buah

2. Poli gigi : 1 buah

3. Ruang suntik : 1 buah

4. Ruang obat : 1 buah

5. Ruang KIA/KB dan imunisasi : 1 buah

6. Ruang rapat : 1 buah

7. Ruang administrasi : 1 buah

8. Ruang tunggu : 1 buah

9. Kamar mandi : 2 buah


(67)

4.1.6. Fasilitas Sumber Daya Manusia

Tenaga Medis/Non Medis di Puskesmas Simpang Limun jumlahnya 29 orang dengan rincian sebagai berikut :

1. Dokter umum : 2 orang

2. Dokter gigi : 3 orang

3. Bidan : 9 orang

4. Perawat : 8 orang

5. Perawat gigi : 1 orang

6. Asisten apoteker : 1 orang

7. Gizi : 1 orang

8. Kesling : 2 orang

9. Analis : 1 orang

10.SKM : 1 orang

4.1.7. Distribusi Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Menurut Kelurahan

Jumlah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan menurut adalah kelurahan Sudirejo I sebanyak 3.160 orang, kelurahan Sudirejo II sebanyak 2.308 orang dan kelurahan Sudirejo III sebanyak 3.041 orang, seperti pada Tabel 4.2.


(68)

Tabel 4.2. Distribusi Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Menurut Kelurahan

No Kelurahan Ibu Hamil (orang)

1 2 3 Sudirejo I Sudirejo II Sudirejo III 3.160 2.308 3.041

Jumlah 8.509

Sumber : Profil Puskesmas Simpang Limun, 2010

4.2. Analisis Univariat

Karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, paritas, interval kehamilan, penyakit yang diderita, kehamilan masa lalu dan dukungan suami.

4.2.1. Distribusi Faktor Predisposisi Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan

4.2.1.1. Pendidikan

Pendidikan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan adalah pendidikan rendah (SD dan SMP) sebanyak 47 orang (52,2%) dan pendidikan tinggi (SMA dan PT) sebanyak 43 orang (47,8%), seperti pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Responden f %

1 2

Rendah (SD dan SMP) Tinggi (SMA dan PT)

47 43

52,2 47,8

Jumlah 90 100


(1)

Penyakit yang di derita * Pemanfaatan ANC

Crosstab

18 6 24

11.2 12.8 24.0 75.0% 25.0% 100.0%

24 42 66

30.8 35.2 66.0 36.4% 63.6% 100.0%

42 48 90

42.0 48.0 90.0 46.7% 53.3% 100.0% Count

Ex pec ted Count % within P eny akit yang di derita Count

Ex pec ted Count % within P eny akit yang di derita Count

Ex pec ted Count % within P eny akit yang di derita Ada

Tidak A da Penyakit y ang

di derit a

Total

Memanfa atk an

Tidak Memanfa

atk an Pemanfaat an A NC

Total

Chi-Square Tests

10.556b 1 .001

9.061 1 .003

10.851 1 .001

.002 .001

10.439 1 .001

90 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases

Value df

As ymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The m inim um expected count is 11. 20.


(2)

Kehamilan Masa Lalu * Pemanfaatan ANC

Crosstab

16 6 22

10.3 11.7 22.0 72.7% 27.3% 100.0%

26 42 68

31.7 36.3 68.0 38.2% 61.8% 100.0%

42 48 90

42.0 48.0 90.0 46.7% 53.3% 100.0% Count

Ex pec ted Count % within K ehamilan Masa Lalu

Count

Ex pec ted Count % within K ehamilan Masa Lalu

Count

Ex pec ted Count % within K ehamilan Masa Lalu

Tidak Normal

Normal Kehamilan

Masa Lalu

Total

Memanfa atk an

Tidak Memanfa

atk an Pemanfaat an A NC

Total

Chi-Square Tests

7.945b 1 .005

6.620 1 .010

8.117 1 .004

.007 .005

7.857 1 .005

90 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases

Value df

As ymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The m inim um expected count is 10. 27.


(3)

Dukungan suami * Pemanfaatan ANC

Crosstab

36 7 43

20.1 22.9 43.0 83.7% 16.3% 100.0%

6 41 47

21.9 25.1 47.0 12.8% 87.2% 100.0%

42 48 90

42.0 48.0 90.0 46.7% 53.3% 100.0% Count

Ex pec ted Count % within

Dukungan suami Count

Ex pec ted Count % within

Dukungan suami Count

Ex pec ted Count % within

Dukungan suami Mendukung

Tidak Mendukung Dukungan

suami

Total

Memanfa atk an

Tidak Memanfa

atk an Pemanfaat an A NC

Total

Chi-Square Tests

45.424b 1 .000

42.618 1 .000

50.259 1 .000

.000 .000

44.919 1 .000

90 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases

Value df

As ymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The m inim um expected count is 20. 07.


(4)

Logistic Regression

Case Processing Summary

90 100.0

0 .0

90 100.0

0 .0

90 100.0

Unweighted Casesa

Included in Anal ysis Mis sing Cases Total

Selected Cases

Unselected Cas es Total

N Percent

If weight is in effect, s ee class ification table for the total number of cases.

a.

De pe n de n t Va ria b le Enco ding

0 1 Or igina l Va lue

Me man faat kan

Tid ak M em anfa atka n

Int erna l Va lue

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

0 42 .0

0 48 100.0

53.3 Observed

Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Pemanfaatan ANC

Overall Percentage Step 0

Memanfa atkan

Tidak Memanfa

atkan Pemanfaatan ANC

Percentage Correct Predicted

Constant is included in the model. a.

The cut value is .500 b.

Va riables in the Equa tion

.134 .211 .399 1 .527 1.143

Constant St ep 0


(5)

Va riables not in the Equa tion

18.132 1 .000

31.046 1 .000

19.516 1 .000

10.959 1 .001

4.580 1 .032

10.556 1 .001

7.945 1 .005

45.424 1 .000

62.232 8 .000

pendidikan pekerjaan PengetahuanK paritas

int erval penyak it keham ilan DukunganK Variables

Overal l Statisti cs St ep

0

Sc ore df Si g.

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

98 .215 8 .00 0

98 .215 8 .00 0

98 .215 8 .00 0

Ste p Blo ck Mo del Ste p 1

Ch i-sq uare df Sig .

Model Summar y

26 .151a .66 4 .88 7

Ste p 1

-2 Log likeliho od

Co x & Snel l R Squa re

Na gelkerke R Squa re

Es tima tion term inated a t iteration num be r 9 b ecau se pa ram eter estim ate s ch ang ed b y les s tha n .0 01. a.

Cl assi fication Tablea

Observed

Memanfa atk an

Tidak Memanfa

atk an Pemanfaat an A NC

Percentage Correc t Predic ted


(6)

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1(a)

pendidikan

4.245 1.893 5.030 1 .025 69.735 1.708 2847.404

pekerjaan 3.397 1.506 5.088 1 .024 29.863 1.561 571.428

PengetahuanK 4.167 1.490 7.820 1 .005 64.536 3.478 1197.556

paritas 5.009 2.396 4.369 1 .037 149.715 1.366 16407.050

interval 4.609 2.086 4.884 1 .027 100.404 1.684 5984.689

penyakit 4.399 2.048 4.615 1 .032 .012 1.000 1.680

kehamilan 5.945 2.389 6.193 1 .013 381.763 3.535 41229.898

DukunganK 6.278 2.323 7.302 1 .007 532.497 5.609 50554.502

Constant -38.759 12.150 10.176 1 .001 .000

a Variable(s) entered on step 1: pendidikan, pekerjaan, PengetahuanK, paritas, interval, penyakit, kehamilan, DukunganK.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin dan Kebutuhan terhadap Pemanfaatan Pelayanan Jampersal di Wilayah Kerja Puskesmas Parongil Kabupaten Dairi

5 67 131

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

16 87 148

Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

3 68 148

Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Antenatal Care di Praktik Dokter Spesialis Obgyn di Padang Bulan Medan.

1 92 59

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin Dan Kebutuhan Terhadap Pemanfaatan Sarana Pelayanan Antenatal Oleh Ibu Hamil Di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010

0 49 98

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC (Antenatal Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anc (Antenatal Care) Terhadap Perilaku Kunjungan Anc (Antenatal Care).

0 2 15

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anc (Antenatal Care) Terhadap Perilaku Kunjungan Anc (Antenatal Care).

0 1 4

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC (Antenatal Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anc (Antenatal Care) Terhadap Perilaku Kunjungan Anc (Antenatal Care).

0 1 13

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PERSONAL IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOLILO I KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATI.

0 0 8

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI KECAMATAN BESITANG KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2013

0 0 13