Jika tanda-tanda persalinan yang benar diatas semakin jelas, maka secepatnya diambil tindakan untuk pertolongan persalinan.
2.5.2. Kebijaksanaan Operasional dan Penatalaksanaan Pertolongan Persalinan
Menurut WHO dalam Depkes RI 1999, kebijaksanaan operasional pertolongan persalinan terdiri dari : 1 Penanganan persalinan adalah pertolongan
persalinan yang terjadi di tingkat pelayanan kesehatan, 2 Tingkat pelayanan kesehatan primer hanya dibenarkan menangani persalinan normal, sedangkan pasien
dengan faktor risiko termasuk risiko tinggi harus ditangani oleh tenaga professional dan dirujuk ke RS, 3 Setiap ada kelainan persalinan segera dilaporkan dan
dikonsultasikan kepada dokter kecuali keadaan gawat darurat. Pasien dalam keadaan gawat darurat segera dirujuk ke RS dan sebelumnya harus diberikan pertolongan
pertama dahulu, 4 Pemeliharaan kesehatan ibu pada masa nifas yang dilakukan oleh tenaga medis dan para medis di institusi maupun dirumah, 5 Pada persalinan normal
dianjurkan pemberian ASI sedini mungkin, 6 Pelayanan medis kontrasepsi diberikan
sedini mungkin.
Menurut WHO dalam Depkes RI 1999, penatalaksanaan pertolongan persalinan adalah sebagai berikut :
1. Tempat persalinan
Persalinan normal yang dapat dilakukan di Puskesmas yang tersedia ruangan untuk persalinan dan ruang rawat inap setelah persalinan.
2. Penolong Persalinan
Persalinan dapat ditolong oleh: dokter umum, bidan, pembantu bidan, perawat.
Universitas Sumatera Utara
3. Pemeriksaan Pasien a.
Pemeriksaan Fisik : kesadaran, anemis, tensi darah, nadi, pernafasan, oedema b.
Pemeriksaan Obstetri : Tinggi fundus uteri, letak janin, his, denyut jantung, cairan yang keluar pervaginum, pemeriksaan dalam : persalinan vagina touche
keadaan vagina, tebal, pembukaan, ketuban, presentasi kepala, posisi kepala,
Kerangka Konsep Konsep penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh faktor predisposisi dan faktor
pemungkin terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas Padang Bulan, faktor predisposisi yaitu pendidikan,
pekerjaan, kepercayaan ibu hamil terhadap pelayanan petugas kesehatan, kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, dan faktor
pemungkin yaitu pendapatan dan asuransi kesehatan terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin di Puskesmas Padang Bulan
2009, dimana konsep tersebut diambil dari teori Anderson dalam Notoadmodjo 2003.
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian Faktor Predisposisi:
Pendidikan
Pekerjaan
Kepercayaan Ibu Hamil terhadap
Pelayanan Petugas Kesehatan
Kepercayaan Ibu Hamil terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Faktor Pemungkin :
Pendapatan
Asuransi Kesehatan Keinginan Ibu Hamil dalam
Memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas
1.
Ingin Memanfaatkan 2.
Tidak Ingin Memanfaatkan
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kerangka konsep di atas dapat didefinisikan konsep dari faktor-faktor diatas yaitu :
1. Faktor Predisposisi ialah faktor-faktor yang mempermudah terwujudnya perilaku
kesehatan dan tidak bertentangan dengan keyakinan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas sebagai tempat persalinan,
yaitu faktor predisposisi yaitu pendidikan, pekerjaan, kepercayaan ibu hamil terhadap pelayanan petugas kesehatan, kepercayaan ibu hamil terhadap fasilitas
pelayanan kesehatan, dan faktor pemungkin yaitu pendapatan dan asuransi kesehatan terhadap keinginan ibu hamil dalam memanfaatkan Rawat Inap Khusus
Bersalin di Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2009. 2.
Faktor Pemungkin ialah faktor-faktor yang mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan ibu hamil untuk menjangkau Puskesmas sebagai
tempat persalinan, yaitu : pendapatan dan asuransi kesehatan. 3.
Pemanfaatan Rawat Inap Khusus Bersalin Puskesmas yaitu total jumlah ibu hamil yang mempunyai keinginan untuk memanfaatkan Rawat Inap Khusus Bersalin
Puskesmas sebagai tempat persalinan.
2.7. Hipotesis Penelitian