12 pembuluh darah, pembuluh limf dan saraf perifer dari pleksus submukosa
Leeson, et al., 1989.
2.1.3.3 Tunika muskularis
Tunika muskularis dibentuk oleh tiga lapisan otot polos, yaitu: 1 Lapisan luar longitudinal dan 2 Lapisan tengah sirkular yang merupakan lanjutan dari
kedua lapisan otot esofagus dan ditambah dengan 3 Lapisan serong oblik berbentuk lengkungan otot yang berjalan dari kardia mengitari fundus dan korpus.
Pada pilorus lapisan sirkular tengah menebal sebagai sfingter pilorus Leeson, et al., 1989.
2.1.3.4 Serosa
Tunika serosa pada kurvatura mayor dan kurvatura minor bersatu dengan mesenterium omenta mayor dan minor. Omentum mayor bergantung pada
lambung seperti tirai apron dan biasanya mengandung lebih banyak lemak bila umur bertambah. Pembuluh darah besar, keluar masuk lambung melewati omenta
Leeson, et al., 1989.
2.1.4 Mekanisme pertahanan mukosa lambung
Mekanisme pertahanan mukosa lambung diantaranya faktor pelindung lokal dan neurohormonal, yang memungkinkan mukosa tahan terhadap berbagai
faktor perusak. Mekanisme pertahanan mukosa lambung akan dijelaskan dibawah ini Fornai, et al., 2011.
2.1.4.1 Mekanisme pertahanan lokal mukosa lambung
a. Lapisan mukus-bikarbonat-fosfolipid
Pertahanan pertama dari mukosa lambung ditunjukkan oleh adanya lapisan mukus-bikarbonat-fosfolipid. Permukaan mukosa lambung ditutupi oleh lapisan
13 yang dibentuk oleh mukus, anion bikarbonat, dan fosfolipid. Lapisan ini mampu
mempertahankan ion bikarbonat yang disekresikan oleh permukaan sel epitel dan menjaga lingkungan mikro dengan pH mendekati 7 dipermukaan mukosa. Lapisan
ini juga mampu mencegah penetrasi pepsin, sehingga menghindari pencernaan proteolitik epitel. Mukus disekresikan oleh sel-sel epitel permukaan dan dibentuk
oleh sejumlah besar air sekitar 95 dan berbagai macam musin glikoprotein. Sekresi bikarbonat ke dalam lapisan mukus sangat penting untuk
mempertahankan gradien pH pada permukaan epitel, yang merupakan garis pertahanan pertama terhadap asam lambung. Sekresi bikarbonat dari membran
apikal sel epitel permukaan dimediasi oleh pertukaran anion Cl
-
HCO
3 -
dan dirangsang oleh berbagai faktor termasuk prostaglandin, asam luminal, faktor
pelepasan kortikotropin, dan melatonin. Karena itu, ketika pelindung ini rusak, maka mekanisme perlindungan kedua datang diantaranya netralisasi asam,
perbaikan epitel yang cepat, dan memelihara aliran darah Fornai, et al., 2011. b.
Sel-sel epitel Lapisan sel epitel permukaan merupakan pertahanan mukosa berikutnya.
Sel epitel ini bertanggung jawab untuk memproduksi mukus, bikarbonat, dan komponen lain dari penghalang mukosa lambung. Permukaan sel epitel mampu
membentuk penghalang terus menerus yang dapat mencegah difusi kembali asam dan pepsin. Faktor protektif lain yang relevan tersedia dalam sel epitel diwakili
oleh heat shock protein, yang diaktifkan dalam respon terhadap stres termasuk kenaikan suhu, stres oksidatif dan agen sitotoksik lainnya. Protein ini dapat
mencegah denaturasi protein dan melindungi sel terhadap cedera. Cathelicidin dan beta-defensin adalah peptida kationik yang memainkan peran yang relevan dalam
14 sistem pertahanan bawaan pada permukaan mukosa, mencegah kolonisasi bakteri
Fornai, et al., 2011. c.
Pembaharuan sel mukosa Pembaharuan sel epitel lambung terkoordinasi dengan baik untuk
menjamin penggantian sel yang rusak. Proses pembaharuan epitel lengkap membutuhkan waktu sekitar 3 - 7 hari, sedangkan penggantian sel kelenjar secara
keseluruhan membutuhkan waktu berbulan-bulan. Namun, pembaharuan epitel permukaan setelah kerusakan terjadi sangat cepat yaitu beberapa menit. Proses
pergantian sel diatur oleh faktor pertumbuhan. Secara khusus, ditandai ekspresi reseptor faktor pertumbuhan epidermal EGF-R. Reseptor tersebut dapat
diaktifkan oleh faktor pertumbuhan mitogenik, seperti Transforming Growth Factor-
α TGF-α dan Insulin-Like Growth Factor-l IGF-1. Selain itu, PGE2 dan gastrin dapat transaktif dengan EGF-R dan mempromosikan aktivasi
Mitogen-Activated Protein Kinase MAPK akibat proliferasi sel. EGF tidak terdeteksi pada mukosa normal, meskipun terdapat pada cairan lambung yang
dapat merangsang proliferasi sel mukosa dalam kasus cedera Fornai, et al., 2011.
d. Aliran darah mukosa
Aliran darah mukosa sangat penting untuk memberikan oksigen dan nutrisi untuk menghilangkan racun dari mukosa lambung. Sel endotel, lapisan
mikrovaskular ini menghasilkan Nitric Oxide NO dan prostasiklin PGI2 yang bertindak sebagai vasodilator, sehingga melindungi mukosa lambung terhadap
kerusakan. Selain itu, Nitric Oxide NO dan PGI2 menjaga kelangsungan hidup
15 sel-sel endotel dan menghambat platelet dan adhesi leukosit ke mikrovaskular
sehingga mencegah terjadinya mikroiskemia. Ketika mukosa lambung terkena iritasi atau difusi asam, maka terjadi
peningkatan kecepatan aliran darah mukosa. Peningkatan aliran darah dianggap sebagai mekanisme penting untuk mencegah cedera sel mukosa lambung dan
penurunan nekrosis jaringan. Peningkatan aliran darah mukosa dimediasi oleh pelepasan Nitric Oxide NO, telah dibuktikan bahwa Nitric Oxide NO
melindungi mukosa lambung terhadap cedera yang disebabkan oleh etanol, sedangkan penghambatan sintesis Nitric Oxide NO meningkatkan cedera
mukosa Fornai, et al., 2011. e.
Saraf sensori Pembuluh darah mukosa dan submukosa lambung dipersarafi oleh neuron
sensori aferen, yang diatur dalam pleksus di dasar lapisan mukosa. Saraf sensori dapat mendeteksi keasaman atau difusi asam, dimana aktivasi saraf sensori
tersebut memodulasi kontraksi arteri pada submukosa sehingga mengatur aliran darah mukosa. Secara khusus, stimulasi saraf sensori menyebabkan pelepasan
kalsitonin yang berhubungan dengan peptida CGRP dan substansi P dari saraf disekitar pembuluh besar submukosa. Calcitonin Gene-Related Peptide CGRP
kemudian berkontribusi pada pemeliharaan integritas mukosa lambung melalui vasodilatasi pembuluh darah di submukosa yang dimediasi oleh pelepasan Nitric
Oxide NO. Persarafan sensori memiliki peran penting dalam perlindungan mukosa dengan meningkatkan sensitivitas lambung Fornai, et al., 2011.
16 f.
Prostaglandin Prostaglandin merupakan asam lemak rantai 20 karbon yang dihasilkan
oleh asam arakhidonat melalui enzim cyclooxygenase Sunil, et al., 2012. Mukosa lambung merupakan sumber produksi prostaglandin, seperti
Prostaglandin E2 PGE2 dan Prostaglandin I2 PGI2 yang dianggap sebagai faktor penting untuk pemeliharaan integritas mukosa dan perlindungan terhadap
faktor melukai. Prostaglandin dapat mengurangi produksi asam, merangsang produksi mukus, bikarbonat, dan fosfolipid, meningkatkan aliran darah mukosa,
dan mempercepat restitusi epitel dan penyembuhan mukosa. Prostaglandin E2 diketahui dapat menekan pelepasan dari histamin dan Tumor Necrosis Factor-
α TNF-
α dari mukosa lambung, dimana pelepasan dari TNF-α dapat mengakibatkan kerusakan jaringan pada ulkus lambung Fornai, et al., 2011.
2.1.4.2 Mekanisme neurohormonal