Konsep Takaful Mikro Sakinah

amanah untuk mengelolanya. untuk menentukan investasinya. 5. Pembayaran Klaim Dari rekening tabarru’ dana kebajikan seluruh peserta. Sejak awal sudah diikhlaskan oleh peserta untuk keperluan tolong- menolong bila terjadi musibah. Dari rekening dana perusahaan. 6. Keuntungan Profit Dibagi antara perusahaan dengan peserta sesuai prinsip bagi hasil al- mudharabah. Seluruhnya menjadi milik perusahaan. Sumber PT. ASURANSI TAKAFUL

A. Konsep Takaful Mikro Sakinah

1. Pengertian Takaful Mikro Sakinah Keuangan mikro telah menjadi instrumen penting dalam menjangkau dan memberikan pelayanan jasa keuangan kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Kini keuangan mikro mencakup pinjaman, tabungan, asuransi, layanan transfer dan berbagai produk keuangan yang ditujukan kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Takaful Mikro adalah perlindungan bagi keluarga masyarakat miskin berpenghasilan rendah atas risiko keuangan yang menimpa mereka, seperti kematian, kecelakaan, sakit, kehilangan aset dan hari tua. Takaful mikro adalah perlindungan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dalam bentuk aset dan atau tabarru’ dengan memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah. Takaful mikro didirikan karena selama ini perusahaan asuransi kesulitan untuk menjangkau kalangan tidak mampu karena sistem distribusi yang memerlukan biaya operasional tinggi, dengan perbandingan pendapatan yang tidak seimbang. Selain itu, perusahaan asuransi juga pada umumnya menemukan kesulitan dalam menentukan premi yang harus dibebankan pada golongan tidak mampu ini, yang secara umum tujuannya adalah: a. Berkontribusi untuk membayarkan hutang atau menjaminmenutup hutang bila terjadi musibah meninggal. b. Memberikan layanan sebagai instrumen untuk membuka akses bagi masyarakat golongan ekonomi lemah. 2. Produk Takaful Mikro Sakinah Takaful mikro adalah lembaga asuransi yang focus produknya untuk kalangan kurang mampu miskin. Takaful mikro didirikan karena selama ini perusahaan asuransi kesulitan untuk menjangkau kalangan tidak mampu karena sistem distribusi yang memerlukan biaya operasional tinggi, dengan perbandingan pendapatan yang tidak seimbang. Selain itu, perusahaan asuransi pada umumnya menemukan kesulitan dalam menentukan premi yang harus dibebankan pada golongan tidak mampu ini. Produk Takaful Mikro Sakinah merupakan produk pertama yang didesain untuk nasabah mikro. Produk ini didesain sesuai dengan kebutuhan LKMS dan mitra-mitra nasabahnya, dengan tujuan utama adalah membebaskan hutang bila terjadi musibah meninggal dunia. Sebagai selayaknya sebuah sistem, yang lebih dari sekedar produk asuransi Takaful Mikro Sakinah ini terlebih dahuli diuji cobakan di Bogor dan sekitarnya selama setahun ke depan. Untuk memastikan semua bagian sistem yang dirancang telah berjalan dengan baik. Dalam percontohan ini Lembaga-lembaga Keuangan Mikro Syari’ah sebagai wakil dari segenap mitrenasabahnya menjadi pemegang polis, PT Asurasnsi Takaful Keluarga ATK menjadi penyedia jasa asuransi. Sementara “Takmin Working Group” melakukan fungsi mediasi keagenan di antara LKMS dan PT. ATK. Pendekatan atau model ini, di dunia asuransi mikro dikenal sebagi Partner Agent Model. 3. Strategi Pengembangan Produk Strategi pengembangan produk product development strategy yaitu strategi yang berusaha mengembangkan produk baru untuk pasar yang sudah ada dalam rangka memenuhi perubahan kebutuhan dan keinginan konsumen; menyamai penawaran kompetitif baru; dan memenuhi segmen pasar. Biasanya strategi ini dilaksanakan dengan jalan mengganti atau memformulasi ulang produk yang sudah ada, atau memperluas lini produk. Pengembangan produk merupakan alternatif yang cocok untuk situasi dimana perubahan kebutuhan dan selera mengakibatkan munculnya segmen baru atau jika ada perubahan persaingan dan teknologi yang memotivasi perusahaan untuk memodifikasi lini produk mereka. Sebelum membahas proses pengembangan produk baru, kita harus ‘mengupas’ konsep produk ‘baru’ terlebih dahulu. Terdapat dua perspektif konsep ‘baru’, yaitu: a. Baru bagi pasar new to market yang berarti belum ada perusahaan yang memproduksi atau memasarkan produk tersebut. b. Baru bagi perusahaan yang bersangkutan new to the firm, artinya perusahaan-perusahaan lain sudah memasarkan produk tersebut, tetapi perusahaan yang bersangkutan belum memasarkannya. Dengan demikian, istilah ‘baru’ di sini masih mengandung pengertian relatif a matter of degree. Secara garis besar, aktivitas perkembangan produk baru dapat menghasilkan 6 macam tipe produk baru, yaitu : a. Produk baru bagi dunia new to the world products b. Lini produk baru new product line c. Lini produk baru line extension d. Perluasan lini Improvement to existing product e. Repositioning, yaitu pengembangan teknis yang memungkinkan suatu produk menawarkan aplikasi baru dan melayani kebutuhan baru. f. Pengurangan biaya cost reductions, yaitu versi dari produk yang ada dan yang dapat memberikan kinerja setara tingkat harga yang lebih murah. 4. Proses Pengembangan Produk Baru Sequential model Sebagian besar perusahaan memiliki sistem dan proses formal untuk mengelola program pengembangan produk baru. Sequential model berusaha untuk menekan resiko kegagalan produk dengan jalan melakukan riset pasar ekstensif guna menyeleksi sejumlah besar ide menjadi menjadi beberapa ide yang mungkin dianggap sukses. Secara umum, proses-proses tersebut memiliki kesamaan dalam 6 hal pokok 10 , yang terdiri dari : Tahap I : Pemunculan Ide Tahap II : Penyaringan Ide Tahap III : Pengembangan Produk Tahap IV : Pengujian PasarProduk Tahap V : Analisis Bisnis Tahap VI : Komersialisasi Jadi yang dimaksud dengan Analisis Strategi Pengembangan produk menurut peneliti adalah suatu proses perencanaan dengan menganalisa data-data dan informasi yang diperoleh untuk merancang suatu strateg i untuk 10 Gregorius Chandra. Strategi Program Pemasaran, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2002, h.123 mengembangkan suatu produk ‘baru’ yang sesuai dengan perubahan kebutuhan dan selera konsumen. 5. Lembaga Keuangan Mikro Syariah Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah adalah Bank atau non-Bank yang mengikuti produk Takaful Mikro Sakinah, yang terdiri dari BMT, BPRS. 6. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Berbagai versi dan kriteria tentang usaha mikro, kecil, dan menengah beserta sumber hukum dan rumusannya dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : Tabel 2 : Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ORGANISASI JENIS USAHA KETERANGAN UU No.9 tahun 1995 Tentang Usaha Kecil Usaha kecil Aset Rp 200 juta di luar tanah dan bangunan omzet tahunan Rp 1 milyar. Dimiliki oleh orang Indonesia, independen, dan tidak berafiliasi dengan usaha menengah- besar. Boleh berbadan hukum, boleh tidak. Badan Pusat Statistik -Usaha mikro -Pekerja 5 orang, termasuk tenaga keluarga yang tidak -Usaha kecil -Usaha menengah dibayar. -Pekerja 5-19 orang -Pekerja 10-99 orang Meneg Koperasi dan UKM -Usaha kecil UU No.91995 -Usaha Menengah Inpres 101999 -Aset Rp 200 juta di luar tanah dan bangunan omzet tahunan Rp 1 milyar. -Aset Rp 200 juta – 10 milyar. Bank Indonesia -Usaha Mikro SK Dir BI No.2124KEPDIR Tgl 5 Mei 1998. -Usaha Kecil UU No.5 tahun 1995 -Usaha Menengah -Usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin. Dimiliki oleh keluarga. Sumberdaya lokal dan teknologi sederhana. Lapangan usaha mudah untuk exit dan entry. -Aset Rp 200 juta diluar rumah dan bangunan. Omzet tahunan Rp 1 milyar. -Aset Rp 5 milyar untuk SK Dir. BI No. 3045Dir?UK, tgl 5 Januari 1997. sektor industri. Aset Rp 600 juta diluar tanah dan bangunan untuk sektor non industri manufacturing. Omzet 3 milyar. Bank Dunia -Usaha Mikro -Usaha Kecil dan Menengah -Pekerja 20 pekerja -Pekerja 20-150 orang Aset US 500 ribu diluar tanah dan bangunan Sumber: Harian Kompas, Selasa, 11 Juni 2002, kolom 1 dan 2, hal 21

BAB II LANDASAN TEORITIS