Analisis swot terhadap produk asuransi unit link (studi pada PT.Asuransi Takaful keluarga)

(1)

OLEH: SITI MUYASARAH

NIM: 105046201731

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAH EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh:

SITI MUYASARAH NIM: 105046201731

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Ela Patriana, MM, AAAIJ M. Riza Afwi, M.A

Nip: 196905282008012010 Nip: 196105201999031002

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAH EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

tanggal 14 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 17 Juni 2010 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag (...) NIP. 197107011998032002

Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH (...) NIP. 197407252001121001

Pembimbing I : Ir. Ela Patriana, MM, AAAIJ (...) NIP. 196905282008012010

Pembimbing II: M. Riza Afwi, M.A (...) NIP. 196105201999031002

Penguji I : Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM(...)

NIP. 195505051982031012

Penguji II : Dr. H. Muhammad Taufiki, M.Ag (...) NIP. 196511191998031002


(4)

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 April 2010


(5)

Skripsi ini lahir didasari dengan alasan untuk menjelaskan apa saja kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dari produk asuransi takafulink. Dan bagaimana hasil prosedur analisis SWOT terhadap produk asuransi takafulink. Serta perkembagan jumlah premi dan jumlah polis asuransi takafulink Metode yang digunakan yaitu kualitatif-kuantitatif yang menggunakan variabel SWOT, dan jumlah kuesioner sebanyak 30 marketing Cabang Takaful Keluarga kebayoran lama. Hasil perhitungan analisis SWOT produk takafulink yang didapat adalah selisish antara kekuatan dan kelemahan sebesar 28 dan selisih antara peluang dan ancaman adalah sebesar 3. Oleh karena itu hasil dari analisis SWOT takafulink berada di posisi kuadran I (positif-Positif)/keunggulan komperatif dengan menggunakan strategi SO, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.


(6)

dengan limpahan cinta kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan pendidikan strata I pada Universitas Islam Negeri (UIN) “Syarif Hidayatullah” Jakarta.

Shalawat dan salam, yang mengiringi rasa syukur penulis hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang menjadi suri tauladan yang paling sempurna dalam sikap dan tutur katanya.

Rasa bahagia dan haturan terimakasih atas terselesaikannya skripsi yang berjudul “ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK ASURANSI UNIT LINK (STUDI PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA)” penulis sembahkan khusus untuk Ayahanda M. Marwan, BA (Alm) serta Ibunda tercinta Lathifah yang dengan perhatian dan do’anya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga menghaturkan banyak terima kasih kepada para pihak yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih penulis haturkan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan

Fakultas Syariah

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalat.

3. Bapak Ir. H. Muhammad Nadratuzzaman Hosen, MS, MEc, Ph.D., selaku

Pembimbing Akademik Asuransi Syariah 2005.


(7)

5. PT. Asuransi Takaful Keluarga yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

6. Bapak Ade Suherman, kepala aktuaria PT. Asuransi Takaful Keluarga dan bapak Junaidi Marthabi sebagai AVP Retail Business Area 2&5 PT Asuransi Takaful Keluarga yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk wawancara dan memberikan data-data yang diperlukan penulis dalam menyelesaikan skripsi. 7. Pegawai perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Keluarga ku tercinta yang banyak membantu penulis, terimakasih atas

dukungannya dan do’anya.

Tentunya segala kebaikan tersebut tidak dapat penulis balas dengan balasan yang melebihi daripada balasan Allah SWT. Semoga Allah selalu memberikan kepada kita jalan yang terbaik. Amin.

Jakarta,13 April 2010

Penulis


(8)

TABEL ………. vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Identifikasi Masalah ……… 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………. 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………. . 7

E. Metode Penelitian ……… 8

1. Metode Analisis ……….. . 8

2. Pendekatan Penelitian ………. . 9

3. Metode Pengumpulan Data ………... 10

4. Sumber Data ………. 12

5. Objek Penelitian ……….. . 12

6. Teknik Pengolaan Data ………. 13

F. Review Studi Terdahulu ………. 13

G. Sistematika Penulis ………... . 18


(9)

B. Karakteristik Asuransi Unit Link ……….... 22

C. Investasi Dalam Asuransi Unit Link ……….... 24

D. Perhitungan Manfaat Asuransi (Uang Pertanggungan) Pada Produk Asuransi Unit Link ………. 29

E. Analisis SWOT Dalam Menganalisis Produk Asuransi Unit Link ……….. 31

F. Mekanisme SWOT Dalam Proses Menciptakan Strategi Unit Link ………. 32

1. Proses Analisis SWOT Dalam Menganalisa Produk Asuransi Unit Link ……… 32

2. Pendekatan Analisis SWOT Untuk Menentukan Posisi Dan Strategi Produk Asuransi Unit Link ……….. 33

BAB III UNIT LINK PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA A. Sejarah Takafulink ………... 42

B. Jenis-Jenis Investasi Takafulink ……….. 42

1. Takaful Dana Istiqomah ……….... 42

2. Takaful Dana Mizan ……….. 46

3. Takaful Dana Alia ………. 50


(10)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perkembangan Produk Asuransi Takafulink

Pada Tahun 2005-2008 ………. 57

1. Perkembangan Jumlah Polis……….. 57

2. Perkembangan Premi Produk Takafulink……….. 58

B. Analisis Strength, Weakness, Opportunity dan Threath ……. 58

C. Prosedur Analisis SWOT ……… 61

D. Hasil Analisis SWOT Terhadap Produk Takafulink

PT. Asuransi Takaful Keluarga ……… 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………. 72

B. Saran ……… 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(11)

vi

Tabel 4.2 Perkembangan Premi Peserta Takafulink ………. 58

Tabel 4.3 Identifikasi Stakeholder PT. Asuransi Takaful Keluarga ………. 62 Tabel 4.4 Analisis Internal (IFAS) ……… 63

Tabel 4.5 Analisis Eksternal (EFAS) ……… 64


(12)

Salah satu kegiatan usaha yang paling dominan dan sangat dibutuhkan keberadaannya di dunia perekonomian Islam saat ini adalah industri asuransi syariah. Perkembangan asuransi syariah ibarat si gadis manis, diburu banyak orang dan menenangkan. Kini, nyaris semua perusahaan asuransi membentuk unit syariah. Bahkan asuransi asing juga ikut membuka unit syariah. Mereka tentu ingin mencicipi kue syariah di Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Syariah Indonesia Muhaimin Iqbal menyatakan hingga Januari 2008, di Indonesia sudah ada 3 perusahaan yang full asuransi syariah, 32 cabang asuransi syariah, dan 3 cabang reasuransi syariah. “Ini pertumbuhan premi industri bisa menembus Rp 1 triliun tahun ini. Rencana masuknya asuransi raksasa di pasar asuransi syariah diharapkan mendukung pencapaian target itu. 1

Perkembangan asuransi syariah juga mencengangkan PT Asuransi Takaful keluarga (ATK) yang merupakan pelopor perusahaan asuransi murni syariah, sekaligus salah satu perusahaan terdepan di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1994 yang menyediakan jasa asuransi dan perencanaan keuangan sesuai dengan

1

Perkembangan Asuransi Syariah”, artikel diakses pada tanggal 30 September 2009 dari http://asuransi-terbaik-syariah.blogspot.com/2009/02/perkembangan asuransi-syariah.html


(13)

prinsip syariah untuk memenuhi kebutuhan umat dan masyarakat di Indonesia. Disamping terus melakukan berbagai inovasi produk, perusahaan asuransi syariah terbesar di Indonesia itu terus menggalang aliansi strategis dengan perusahaan sejenis. Asuransi Takaful Keluarga juga telah meluncurkan produk unit link Takafulink Alia yang merupakan produk proteksi dan investasi berbasis saham. ATK menargetkan pendapatan Rp 20 miliar – Rp 30 miliar di akhir 2007. “Walaupun baru berjalan sebulan, pendaptan Takafulink Alia telah mencapai Rp 5 miliar. Oleh karena itu, target di atas dapat tercapai,” ungkap Presiden direktur PT Asuransi Takaful Keluarga disela-sela grand launching Produk Takafulink Alia di Jakarta. Karena investasi Alia berupa saham. Maka Presiden direktur PT Asuransi Takaful Keluarga menilai produk tersebut potensial bagi mereka yang agresif dalam berinvestasi.

Unit link masih menjadi bisnis yang ranum. PT Asuransi Takaful Keluarga sangat mengandalkan atau mengunggulkan produk-produk untuk kategori individual business (takafulink) dengan premi sekitar 70% dari total premi individual business dalam penetrasinya dipasar industri asuransi. Sebagaimana produk asuransi jiwa konvensional, diasuransi syariah produk primadona dalam beberapa tahun terakhir adalah produk unit link. Tidak seperti produk tradisional seperti kesehatan, pembiayaan maupun produk lainnya, unit link memberikan kombinasi antara proteksi dan investasi. Pemegang polis dapat tetap memiliki manfaat-manfaat asuransi sekaligus mendapatkan return dari investasi.


(14)

Produk unit link syariah bila dipasarkan lebih menguntungkan dibandingkan produk unit link konvensional. Hal itu karena produk unit link syariah menggunakan sistem bebas bunga bank dalam berinvestasi. Sedangkan, produk unit link konvensional menggunakan sistem bunga bank. “Dengan sistem bagi hasil dan wakalah, unit link syariah lebih menguntungkan dan aman bagi nasabah dan investor”.

Banyaknya keuntungan yang dimiliki produk unit link syariah dibandingkan produk asuransi biasa. Hal itu karena produk tersebut merupakan produk gabungan antara asuransi dengan investasi. Sehingga, hasil atau return unit link bagi nasabah cenderung lebih besar dibandingkan return asuransi biasa.

Unit link menggunakan skim wakalah bil ujrah. Artinya, perusahaan atau divisi asuransi syariah dipercayakan untuk mengelola dana unit link nasabah. Seluruh hasil investasi tersebut, diberikan kepada nasabah. Pengelola hanya mengambil sejumlah dana sebagai ujrah atau fee. Jadi, selain lebih menguntungkan dari asuransi biasa, unit link syariah juga lebih menguntungkan dari unit link konvensional.

Produk ini telah menjadi primadona, khususnya bagi masyarakat yang selama ini sudah terbangun kesadarannya akan pentingnya asuransi jiwa. Sebab, mereka yang telah sadar memasuki lingkaran proteksi jiwa itu, tentulah orang-orang yang memang sudah memiliki dana lebih dari sekadar menutup biaya hidup bulanan atau tahunan. Ketimbang hanya memproteksi diri saja, tentu lebih optimal jika sumber dana itu juga sekaligus dibagi kedalam investasi yang


(15)

memberikan hasil. Produk ini memang sangat praktis karena memudahkan nasabah dan calon nasabah. Pada produk jenis ini nasabah tidak perlu repot untuk mengunjungi dua perusahaan yakni perusahaan asuransi dan perusahaan pengelola investasi reksadana yakni manajer investasi, karena dengan produk ini proteksi dan investasi sudah dikemas menjadi satu kesatuan.

Walaupun krisis global sempat merontokan pasar modal, tetapi tak membuat bisnis asuransi unit link syariah mati gaya. Justru asuransi unit link syariah terus berkibar, ini disebabkan karena menggunakan prinsip syariah yang bersifat jangka panjang. Perusahaan Asuransi Takaful Keluarga ini yang menjadikan unit link sebagai salah satu andalannya untuk kategori individual business.

Ini terbukti bahwa unit link masih kuat walau dalam kondisi krisis, terbukti premi baru produk ini per semester I/2009 tumbuh 12,5% menjadi Rp 9 triliun dibandingkan perolehan periode yang sama tahun sebelumnya Rp8 triliun.2 Sebab minat masyarakat terhadap produk ini besar. Sifat unit link yang sangat transparan dan dangkalnya pasar atau masih rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia membuka peluang yang besar untuk bisnis ini.

Kata unit link walaupun sudah menjadi suatu produk yang populer dan menjadi primadona hanya pada kalangan atas saja, tetapi belum begitu banyak diketahui oleh semua kalangan masyarakat luas, yang pada dasarnya bahwa unit

2

Hanna Prabandari, “Pertumbuhan Unit Link” artikel diakses pada tanggal 7 September 2009 dari http://web.bisnis.com.


(16)

link mempunyai pilihan investasi serta dapat juga terjangkau oleh kalangan bawah. Oleh karena itu, agar kita dapat mengetahui sampai sejauh mana produk unit link syariah menarik minat masyarakat pada umumnya serta keunggulan apa saja yang dimilikinya, maka digunakan analisis SWOT.

Teknik SWOT pada dasarnya merupakan salah satu teknik menganalisa berbagai kondisi yang mempengaruhi proses kekuatan produk unit link ini. Tujuan dilakukan analisis SWOT ini adalah untuk melakukan diagnosa produk, sehingga dapat menentukan yang tepat terhadap produk yang dimilikinya. Langkah awal yang bisa dikembangkan adalah menginventasikan faktor internal dan eksternal yang ada pada produk asuransi syariah ini. Keberadaan faktor internal dan eksternal inilah yang akan menggambarkan bagaimana kondisi rill produk asuransi syariah saat ini.

Dengan menggunakan analisis SWOT akhirnya bisa ditentukan faktor kunci sukses yang mungkin dimiliki oleh produk unit link asuransi syariah di Indonesia. Faktor kunci sukses ini sangat penting sekali sebab akan memberi informasi bagaimana sebenarnya profil keunggulan bersaing yang dimiliki oleh produk unit link asuransi jiwa syariah .

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mencoba membahas dan mengkaji seberapa besar kekuatan dan kelemahan serta seberapa banyak peluang dan ancaman yang terdapat pada produk unit link. Oleh karena itu, penulis tertarik mengambil judul untuk penelitian dengan judul: “ANALISIS


(17)

SWOT TERHADAP PRODUK ASURANSI UNIT LINK SYARIAH.” (STUDI PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELURGA).

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi penelitian ini dilihat dari faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi sub-sub komponen bagian dari analisis SWOT yang berguna untuk menghasilkan sebuah penganalisaan yang komperhensif untuk merumuskan suatu strategi perusahaan dengan mempertimbangkan konsep asuransi unit link, gambaran umum perusahaan dan mekanisme pengelolaan produk unit link.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi yang telah diuraikan diatas, maka untuk menghindari pembiasan dalam memahami pembahasan skripsi, penulis membatasi masalah pada konsep analisis SWOT dan konsep asuransi unit link untuk menghasilkan analisis terhadap produk asuransi unit link pada PT Asuransi Takaful Keluarga, serta data yang digunakan untuk penelitian ini adalah laporan perkembangan produk asuransi unit link dari Mei 2005- 2008.

Selanjutnya untuk mempermudah alur bahasan ini, penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam rumusan sebagai berikut:

1. Bagaimana peran analisis SWOT dalam menganalisis produk asuransi unit link Asuransi Takaful Keluarga?


(18)

3. Apa saja kekuatan dan kelemahan produk asuransi unit link pada Asuransi Takaful Keluarga?

4. Apa saja peluang dan ancaman produk asuransi unit link pada Asuransi Takaful Keluarga?

5. Bagaimana hasil prosedur analisis SWOT terhadap produk unit link Asuransi Takaful Keluarga?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mencoba menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan produk asuransi unit link, dengan tujuan:

1. Untuk menjelaskan peran analisis SWOT dalam menganalisis produk asuransi unit link Asuransi Takaful Keluarga.

2. Untuk menjelaskan perkembangan produk asuransi unit link pada asuransi Takaful Keluarga.

3. Untuk menjelaskan bagaimana kekuatan dan kelemahan produk asuransi unit link pada asuransi Takaful Keluarga.

4. Untuk menjelaskan apa saja peluang dan ancaman produk asuransi unit link pada asuransi Takaful Keluarga.

5. Untuk menjelaskan hasil prosedur analisis SWOT terhadap produk Asuransi Takaful Keluarga.


(19)

Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis sendiri, bermanfaat sebagai penambah wawasan terhadap masalah yang diteliti mengenai segala aspek yang berhubungan dengan analisis SWOT dan asuransi unit link.

2. Untuk jurusan muamalat, untuk memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan dalam khazanah ekonomi islam khususnya, serta memperkaya literatur perpustakaan mengenai analisis SWOT terhadap produk asuransi unit link.

3. Untuk PT. Asuransi Takaful Keluarga, riset penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan guna mengembangkan usaha dan bisnis asuransi syariah serta perekonomian khususnya.

4. Untuk masyarakat pada umumnya dan khusus umat islam, riset ini semoga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih investasi yang memberikan proteksi asuransi sesuai syariah.

E. Metode Penelitian 1. Metode Analisis

Dalam skripsi yang berjudul “ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK ASURANSI UNIT LINK (Studi pada PT Asuransi Takaful Keluarga).” Maka, skripsi ini termasuk dalam bentuk studi sosial. Oleh karena itu, judul skripsi ini


(20)

masuk kedalam tipe deskriptif. Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang.

Menurut Travers (1978) tujuan utama dalam menggunakan metode penelitian deskriptif ini untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saaat penelitan dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.3

Menurut Gay (1976) metode penelitian deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian.4

Kegunaan penelitian diskriptif ini adalah banyak memberikan informasi yang mutakhir dan dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang berguna untuk pelaksaaan penelitian. Contohnya, mengidentifikasikan faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan untuk mengetahui seberapa besar kekuatan dan kelemahan produk serta berapa banyak peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan terhadap produk asuransi unit link.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriftif analisis dengan cara mengumpulkan, menyusun, mendeskripsikan dokumen dan informasi yang faktual yang kemudian dianalisis.

3

Consuelo G. Sevilla, Pengantar Metode Penelitian, cet.I, (Jakarta: UI-Press, 1993), h.71.

4


(21)

3. Metode Pengumpulan Data

Sedangkan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan judul penelitian, penulis menggunakan dua jenis penelitian yaitu:

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu penulis membaca, mengutip dan merangkai hal-hal yang diperlukan pada buku-buku, dokumen serta berbagai rujukan.

b. Penelitian Lapangan (Field Research) bermaksud untuk mempelajari secara intensif tentang masalah yang akan diteliti. Bentuk penelitian ini ada beberapa macam, yaitu:

1) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.5

Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematik dan dapat dikontrol keandalannya (reabilitasnya) dan keshahihannya (validitasnya).

2) Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.

Wawancara berguna untuk mendapatkan data ditangan pertama, pelengkap teknik pengumpulan dan menguji hasil pengumpulan

5

Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodology Penelitian Sosial (Jakarta:PT. Bumi Aksara,2000), h.54.


(22)

data lainnya.6 Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan wawancara checklist. Cara ini dilakukan melalui percakapan langsung dengan pihak-pihak asuransi takaful keluarga yang terkait dan berwenang menjelaskan latar belakang PT Asuransi Takaful Keluarga yang menerbitkan asuransi unit link, dan apakah kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman terhadap produk tersebut. Setelah dilakukan wawancara, maka langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:

1) Hasil identifikasi faktor-faktor SWOT akan menjadi bahan scoring, pembobotan, dan rating masing-masing faktor.

2) Menghitung total yang diperoleh dari hasil perkalian skor dengan bobot dan rating akan menunjukan nilai faktor SWOT sesungguhnya.

3) Hasil perhitungan akan memberikan strategi untuk masing-masing pendekatan dan menghasilkan strategi terbaik dari penggabungan kedua pendekatan tersebut.

3) Dokumentasi ialah teknik pengambilan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen.7

6

Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodology Penelitian Sosial, h.57.

7


(23)

4. Sumber Data

Sumber data terdiri dari:

a. Data Primer merupakan data yang langsung didapat dari pihak pertama yaitu data-data yang diperoleh dari PT Asuransi Takaful Keluarga melalui instrument observasi dan wawancara terstruktur.

b. Data Skunder adalah data-data yang diperoleh dari berbagai literature dan referensi seperti buku, majalah serta surat kabar dengan setiap artikel yang mengandung informasi yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, dihimpun dari berbagai tempat mulai dari perpustakaan hingga situs internet.

5. Objek Penelitian

Objek dari penelitian judul skripsi adalah data-data dan informasi yang diambil dari dalam dan lingkungan perusaahaan PT Asuransi Takaful Keluarga. Penelitian ini menggunakan beberapa rumus SWOT, yaitu:

a. Rumus c c = a x b Penjelasan:

c = Total elemen S-W-O-T a = Skor

b = Bobot b. Rumus variable x


(24)

Penjelasan:

x = Selisish antara kekuatan dan kelemahan S = Strength (kekuatan)

W = Weaknesess (kelemahan)

c. Rumus variabel y y = O – T

Penjelasan:

y = Selisih antara peluang dan ancaman

O = Opportunity (peluang)

T = Threath (ancaman) 6. Teknik Pengolaan Data

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-kuantitatif. Oleh karena itu, data dan informasi yang telah didapat kemudian dikumpulkan dan dikelolan atau dianalisis lalu disusun ulang, serta data-data yang telah diolah diubah kedalam bentuk tabel agar menjadi bagian yang menyatu dari teks-teks skripsi.

F. Review Studi Terdahulu

Agar tidak terjadi pengulangan terhadap objek atau bahasan yang sama, maka ada baiknya penulis melakukan review terdahulu. Adapun review yang telah dikaji adalah:

1. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Produk Unit Liked Asuransi Jiwa Konvensional oleh Purbowarsono, Konsentrasi Asuransi Syariah, Program


(25)

Studi Muamalah (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2004. Dalam skripsi ini membahas tentang unsur-unsur yang terdapat pada produk unit liked, seperti akad serta pengelolaan dana premi untuk investasi, sistem administrasi yang dipandang dalam hukum Islam. Persamaan dari yang saya tulis yaitu mempunyai tema unit link yang sama. Sedangkan perbedaannya adalah skripsi ini lebih membahas unit link dilihat dari tinjauan hokum Islam, sedangkan yang skripsi yang saya bahas mengenai analisis SWOT pada produk unit link.

2. Analisis SWOT Terhadap Deposito Mudharabah (Studi Kasus: Bank Muamalat Indonesia Tbk, Cabang Pembantu Kalimalang), oleh Muhammad roni Neskens, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program studi Muamalah (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2006. Persamaan dengan skripsi ini yaitu sama-sama membahas analisis SWOT, yang menjadi perbedaannya pada skripsi tersebut hanya membahas mengenai elemen SWOTnya saja sedangkan skripsi yang saya tulis tidak hanya membahas elemen SWOTnya saja, tetapi strategi perpaduan antara SO, ST, WO, dan WT serta mengitung posisi SWOT atau dengan katalain mengitu prosedur SWOT, perbedaan laiinya yaitu dari segi produk yang dianalisis.

3. Produk Asuransi Unit Link Syariah Tinjauan Histories Dan Praktis (Studi Kasus Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga) oleh Muhammad, Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalah (Ekonomi Islam) Fakultas


(26)

4. Strategi Fund Manager PT Prudential Life Assurance Dalam Mengelola Produk unit link Syariah oleh Faizi El Abbasy. Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalah (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008. dalam skripsi ini membahas tentang investasi dan manajemen investasi produk unit link serta strategi yang disusun oleh fund manager dalam mengelola investasi. Persamaanya yaitu dari segi tema unit link yang menjadi perbedaannya dari segi tempat penelitiannya dan dari segi pembahasannya saya lebih membahas mengenai analisis SWOT, sedangkan skripsi tersebut menegnai pengelolaan unit link.

5. Analisis SWOT Dalam Mengembangkan Produk Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bitamlik (IMBT) pada bank syariah (Studi pada PT bank DKI Cabang Wahid Hasyim) oleh Ifdhal Yuri Hendry, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program studi Muamalah (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008. Dalam hal ini membahas perkembangan produk IMBT, serta membahas analisis SWOT. Persamaan darii skripsi yang penulis tulis adalah dari segi SWOT tetapi ada perbedaan


(27)

didalamnya, pada skripsi tersebut diatas hanya membahas mengenai faktor-faktor kekuatan, kelemahan dan peluang serta acaman, dan membahas antara perpaduan strategi SO,ST, WO, WT. Skripsi yang saya susun membahas lebih detail lagi bukan hanya faktor-faktor SWOT dan perpaduan strategi saja tetapi sudah membahas mengenai prosedur SWOT yang akan menghasilkan sebuah posisi akan produk tersebut.

6. Sistem Operasional Produk Unit Link Pada PT Allianz Life Syariah Indonesia, oleh Anna Isana, Konsentrasi Asuransi Syariah, Prgram studi Muamalah (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008. Dalam skripsi ini membahas mengenai operasional produk unit link, yang menjadi persamaan dari skripsi yang saya tulis yaitu dari segi tema unit link, serta perbedaannya pada skripsi ini tempat penelitian penelitian berbeda serta unit link yang dibahas adalah unit link Allianz, sedangkan yang saya tulis adalah unit link yang ada di Takaful, perbedaan lainnya skripsi ini membahas proses unit link, sedangkan saya membahas dari segi analisis SWOT.

7. Manajemen Pengelolaan Pada Produk Takafulink Pada PT Asuransi Takaful Keluarga, oleh Elly Wayuni, Konsentrasi Asuransi Syariah, Prgram studi Muamalah (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008. dalam skripsi ini membahas tentang manajemen pengelolaan produk takafulink PT Asuransi Takaful Keluarga. Persamaan dari


(28)

skripsi ini adalah pada tema unit link, serta tempat penelitiannya. Perbedaan dengan skripsi yang saya bahas yaitu mengenai analisis SWOT.

8. Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah Pada Pengadaian Syariah, Cabang Dewi Sartika, oleh Faridatun Saadah, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program studi Muamalah (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008. skripsi ini membahas mengenai strategi pemasaran pada produk gadai. Persamaan dengan skripsi ini yang digunakan aalah variabel SWOT, tetap ada perbedaan didalamnya, pada skripsi ini hanya membahas menegnai kekuatan, kelemahan , peluang dan ancamannya saja, sedangkan skipsi yang saya tulis lebih mengikut proses SWOT dan didalamnya terdapat perhitungan SWOT. 9. Studi Komparasi Produk Asuransi Unit Link Dan Reksadana (Studi PT

Asuransi Takaful Keluarga dan PNM Investment Manajemen, oleh Putri Haryani, Konsentrasi Asuransi Syariah, Program studi Muamalah (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010. skripsi ini membahas mengenai perbandingan pengelolaan dana dan manfaatnya. Persamaan dengan skripsi ini yaitu dari segi tema unit link yang ada pada PT Asuransi Takaful Keluarga, sedangkan perbedaannya skripsi yang saya tulis membahas mengenai analisis SWOT.

10.Tinjauan Hukum Islam Terhadap Strategi Penghimpunan Dan Pengelolaan Dana Premi Pada Produk Paket Motorkoe Syariah, oleh Candra Setio Adi, Konsentrasi Asuransi Syariah, Program studi Muamalah (Ekonomi Islam)


(29)

Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010. Persamaan dengan skripsi yang say tulis yaitu strategi yang digunakan adalah analisis SWOT tetapi ada perbedaannya yaitu skripsi ini hanya membahas tentang elemen kekuatan, kelemahan, peluang serta ancamannya saja.

Berdasarkan kesemua review diatas, maka skripsi yang saya tulis ini sangat berbeda dengan kesemua review diatas. Dapat dilihar dari analisis SWOT yang saya gunakan yaitu tidak hanya membahas mengenai elemen kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman , serta membahas mengenai perpaduan strategi anatara kekuatan-peluang (SO), kekuatan-ancaman (ST), kelemahan-peluang (WO), kelemahan-ancaman (WT) saja, tetapi lebih menggunakan prosedur SWOT yaitu dengan menggunakan perhitungan elemen SWOT untuk mendapatkan hasil posisi/ kuadran SWOT Pearce dan Robinson.

G. Sistematika Penulisan

Dalam mempermudah penilisan dan pembahasan pada skripsi ini, maka penulis membaginya dalam beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Merupakan bab Pendahuluan, sebagai gambaran umum tentang skripsi ini erat sekali dengan masalah yang akan dibahas. Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaaat


(30)

penelitian, metode penelitian dan studi review kerangka teori dan kerangka berfikir serta sistematika penulisan.

Bab II Merupakan bab yang menjelaskan tentang peran analisis SWOT dalam menganalisis produk unit link, yang membahas tentang pengertian asuransi jiwa unit link, karakteristik asuransi unit link, investasi dalam unit link, perhitungan manfaat asuransi (uang pertanggungan) pada produk asuransi unit link, dan menjelaskan peran analisis SWOT dalam menganalisis produk asuransi unit link serta menjelaskan tentang mekanisme SWOT dalam proses menciptakan strategi unit link yang didalamnya meliputi proses analisis SWOT dalam menganalisa produk asuransi unit link dan pendekatan analisis SWOT untuk menentukan posisi dan strategi produk asuransi unit link.

Bab III Menjelaskan tentang unit link pada PT Asuransi Takaful Keluarga, yang membehas tentang sejarah takafulink, jenis-jenis investasi takafulink yang meliputi takaful dana istiqomah, takaful dana mizan, takaful dana alia. Serta menjelaskan tentang mekanisme pengelolaan dana investasi takafulink, dan perhitungan investasi pada takafulink.

Bab VI Membahas mengenai perkembangan produk Asuransi Takafulink pada tahun 2005- 2008 serta membahas mengenai analisis SWOT yang terdiri dari analisis strength, weskness, opportunity dan threat


(31)

serta prosedur analisis SWOT dan hasil analisis SWOT asuransi unit link pada asuransi takaful keluarga..

Bab V Terdiri penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran. Dalam bab ini, penulis membuat kesimpulan-kesimpulan atas masalah-masalah dan mengemukakan saran-saran sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan tersebut.


(32)

BAB II

PERAN ANALISIS SWOT DALAM MENGANALISIS PRODUK ASURANSI UNIT LINK

A. Pengertian Asuransi Jiwa Unit link

Asuransi unit link adalah produk asuransi yang menggabungkan layanan asuransi dan investasi sekaligus. Dengan menjadi nasabah produk unit link, seseorang bisa mendapatkan manfaat ganda yaitu perlindungan asuransi (proteksi) dan investasi.

Asuransi unit link syariah adalah perlindungan asuransi syariah melalui usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset. Unit link yang merupakan gabungan asuransi sekaligus investasi ini memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.

Asuransi unit link merupakan produk keuangan yang mempunyai dasar hukum yang tetap. Pengaturan dilakukan oleh Pemerintah melalui Departemen Keuangan, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Untuk itu, Ketua Bappepam-LK, Bapak A. Fuad Rahmany, pada tanggal 31 Oktober tahun 2006 mengeluarkan keputusan No. KEP-104/BL/2006 tentang Unit Link. 8.

Dalam unit link syariah, akad yang digunakan adalah akad perwakilan

(wakalah bil ujrah) Karena perusahaan adalah sebagai pemegang amanah

8

Dony Adi Wiguna, “Produk Unit Link”, artikel diakses pada tanggal 6 Juli 2009 dari http://www.sequis-reproagency.com


(33)

(mudharib) sedangkan nasabah sebagai pemegang saham/pemilik (shahibul mal). Akad wakalah bil ujrah ini atau menggunakan akad bagi hasil (mudharabah) untuk premi asuransinya.

Dalam investasinya, unit link syariah hanya boleh ditempatkan di produk keuangan yang sesuai dengan syariah, seperti tabungan di bank syariah, deposito di bank syariah, obligasi syariah (sukuk), dan saham syariah yang terdapat pada Daftar Efek Syariah (DES). Selain itu, unit link syariah juga tetap memperhitungkan zakat harta dalam pengelolaannya.

Sifat utama produk unit link adalah unbundled, artinya terdiri dari komponen investasi, biaya dan asuransi jiwa, pada asuransi jiwanya saling terpisah dan bisa diidentifikasi.9

B. Karakteristik Asuransi Unit Link

Karakteristik asuransi unit link itu adalah:

1. Asuransi unit link dapat digunakan sebagai alat tabungan dan proteksi. Elemen proteksi dapat dalam bentuk proteksi meninggal, cacat tetap total, meninggal karena kecelakaan atau asuransi kesehatan.

2. Asuransi unit link umumnya atau tidak selalu memiliki elemen investasi saham yang besar. Oleh karena itu asuransi unit link mempunyai pilihan jenis investasi yang beragam mulai dari konservatif , moderate dan agresif.

9

Ketut Sendra, Konsep Dan Penerapan Asuransi Jiwa Unit Link: Proteksi Sekaligus Berinvestasi, h. 43


(34)

3. Biaya proteksi umumnya terpenuhi dengan membebankan biaya tersebut sesuai dengan usia dan besarnya proteksi. Biaya ini dibebankan dengan melakukan pengurangan jumlah unit dari dana yang tersedia kecuali untuk premi tunggal , biaya dikenakan melalui biaya awal.

4. Transparansi dalam pengelolaanya menjadi salah satu ciri asuransi unit link. Pemegang polis dapat secara leluasa memantau perkembangan harga unit setiap saat melalui media cetak seperti Bisnis Indonesia atau link website dari perusahaan asuransi yang mengeluarkan produk unit link tersebut.

5. Setiap pemegang polis mendapatkan laporan dari besarnya asuransi yang harus dibayarkan di tahun pertama serta hasil investasi yang diperoleh selama satu tahun berjalan.

6. Tingkat fleksibilitas yang ditawarkan untuk masyarakat bila membeli jenis produk ini. Beberapa ciri fleksibilitas yang diberikan produk ini adalah sebagai berikut:

a. Premi yang harus dikeluarkan dapat dikurangi atau ditinggalkan selama nilai tunai dari investasi yang ditempatkan dan perkembangannya masih mencukupi untuk membayar premi tersebut. Tingkat proteksi juga dapat dirubah sesuai dengan keinginan pemegang polis tentunya harus sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

b. Pengambilan nilai tunai dari investasi ditempatkan dan perkembangannya dapat dilakukan kapan saja. Penambahan premi untuk


(35)

menambah jumlah investasi yang ditempatkan dapat juga dilakukan dari waktu ke waktu.

C. Investasi Dalam Asuransi Unit Link

Investasi keuangan menurut syariah dapat berkaitan dengan kegiatan perdagangan, dimana kegiatan usaha dapat berbentuk usaha yang berkaitan dengan suatu produk atau asset maupun usaha jasa. Namun, investasi keuangan syariah harus terkait langsung dengan suatu asset atau kegiatan usaha yang spesufik dan menghasilkan manfaaat, karena dengan manfaat tersebut dapat dilakukan bagi hasil.10

Asuransi unit link masuk kedalam kategori investasi fortofolio, karena penempatan uang atau penanaman modalnya melalui pasar modal dengan instrument surat berharga, seperti saham, obligasi dan deposito. Portofolio investasi dilakukakan oleh perseorangan, perushaan dan lembaga keuangan yang mengharapkan peningkatan nilai dari surat-surat berharga. Tetapi pada asuransi unit link ini, investasinya dikelola oleh fund manager yang dipilih oleh perusahaan. Tujuan investasi dalam asuransi jiwa unit link ini adalah untuk memanfaatkan dan mengembangkan dana yang diterima perusahaan (premi) secara optimal.

10

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Life and General: Konsep dan Sistem Operasional, h.359.


(36)

Dalam asuransi unit link dana premi nasabah terbagi menjadi dua yaitu dana proteksi (pertanggungan) dan dana investasi. Kedua dana tersebut dipisahkan dalam pengelolaannya yaitu dana pengolaan pertanggungan (proteksi) dan dana pengolaan investasi. Dana proteksi dikelola oleh perusahaan dan dipergunakan sebagai dana pertanggungan. Sedangkan dana investasi dikelolaan oleh fund manager yang telah ditentukan oleh perusahaan untuk mendapatkan return yang optimal.

Dana investasi pada asuransi unit link yang dikelola oleh fund manager hanya boleh ditempatkan pada produk keuangan yang sesuai dengan syariah, seperti tabungan di bank syariah, deposito di bank syariah, obligasi syariah (sukuk), dan saham syariah yang terdapat pada Daftar Efek Syariah (DES). Selain itu, unit link syariah juga tetap memperhitungkan zakat harta dalam pengelolaannya.

Apabila kita ingin melakukan investasi pada unit link, premi kita telah dipotong biaya loding dan biaya asuransi akan dibelikan unit penyertaan sesuai dengan harga beli (offer-price) dan jika ingin mencairkan seluruh dananya atau mengambil sebagian investasinya, maka nilai unitnya akan disesuaikan dengan harga jual (bid-price) nya. Jadi keuntungan atau kerugian investasi dalm unit link ini ada pada selisih harga jual dan harga beli unit penyertaan tersebut, dimana


(37)

nilai pernyertaan unit ini selalu berubah-ubah setiap harinya sesuai dengan perkembangan hasil investasi yang dilakukan oleh fund manager.11

Perhitungan Investasi pada unit link

Apabila diketahui: Premi tunggal Rp 9.000.000 Offer price Rp 1.500

Maka dana yang dialokasikan dalam unit adalah Rp 9.000.000/ Rp 1.500 = 6.000 unit, dengan asumsi biaya-biaya lainnya dihitung dalam unit dan dibebankan pada saat polis pertama berlaku, sehingga tidak semuanya dibebankan kedalam selisih offer- price.

Selisih bid price umumnya sebesar 5% dan sangat umum diterapkan pada unit link. Oleh karena itu, jika offer-price adalah Rp 1.500 dan selisih bid-price akan menjadi 95% x Rp 1.500 = Rp 1.425

Jika biaya polis Rp25.000 serta biaya administrasi dan mortalita adalah 2.5%. Maka jumlah unit akun dikurangi dengan biaya-biaya adalah sebagai berikut:

Biaya polis = Rp 25.000

Biaya administrasi dan mortalita 2.5% x Rp 9.000.000 = Rp 225.000 Jumlah biaya dalam unit Rp 225.000 + Rp 25.000/Rp 1.425

= 175,438 unit

Saldo unit 6.000 unit – 175, 438 = 5.824,562 unit

11

Muhammad, “Produk Asuransi Unit Link Syariah Tinjauan Histories Dan Praktis (Studi Kasus Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga)”, ( Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h.43.


(38)

Jika peserta ingin menebus polis asuransinya dan diasumsikan belum ada pengeluaran harga dalam investasi. Maka, nilai tunainya adalah 5.824,562 x Rp1.425 = Rp 8.300.000,85

Sebagai ilustrasi jika harga unit naik, misalnya 7% dalam sepuluh tahun, maka:

Offer-price selama sepuluh tahun = Rp 1.500 x 1,0710

= Rp 1.500 x 1,97 = Rp 2.955

Bid-price dalam sepuluh tahun = Rp 1.425 x 1,0710

= Rp 1.425 x 1,97 = Rp 2.807,25 Maka nilai tunai dana peserta adalah 5.824,562 x Rp 2.807,25

= Rp 16.351.001,67 Dalam investasi pada unit link nasabah dapat memilih jenis investasi apa yang sesuai dengan keinginannya.ada tiga jenis tipe investasi, yaitu:

a. Konservatif :

Disebut juga dengan ”Risk Averse”. Sangat takut menghadapi risiko investasi.

b. Moderate :

Disebut juga dengan ”Risk Neutral”. Bersikap hati-hati ketika melakukan investasi dan cenderung tidak berani mengambil risiko.


(39)

c. Agresif :

Disebut juga dengan ”Risk Taker / Risk Lover”. Tipe ini sangat berani menghadapi risiko.

Pada dasarnya, ketiga tipe investor tersebut dapat diakomodir dan dicover dalam bentuk unit link. Biasanya, setiap perusahaan asuransi yang mengeluarkan produk unit link akan membagi produknya kedalam empat jenis dana (fund) yang berbeda yang sesuai dengan sifat dasar para investor. Keempat jenis fund tersebut dapat dikategorikan kedalam bentuk sebagai berikut:

1) Managed fund (Dana Campuran)

Biasanya instrumen ini dialokasikan pada beberapa instrumen investasi yang memiliki tingkat investasi yang berbeda agar dapat mengoptimalkan return. Beberapa instrumen investasi yang dipilih adalah obligasi, saham, dan peposito. Dana ini lebih cocok untuk tipikal orang yang moderat.

2) Equity fund

Instrumen ini lebih disukai oleh tipikal investor yang agresif atau risk taker. Sebagian besar dana yang diinvestasikan kedalam equity fund akan dialokasikan kedalam instrumen saham.

3) Fixed income fund

Fund ini diminati juga untuk tipikal investor moderat. Sebagian besar dana akan dialokasikan kedalam instrumen obligasi.


(40)

4) Cash fund

Untuk mereka yang konservatif dalam menghadapi risiko investasi, dana yang disimpan di cash fund adalah yang paling cocok untuk mempresentasikan sikapnya dalam berinvestasi. Cash fund tidak ubahnya seperti orang menyimpan uang dipasar uang, seperti deposito dan obligasi.

Perusahaan asuransi biasanya menegluarkan dua jenis produk unit link, yaitu:

a) Produk unit link dengan premi tunggal (Single Premium) b) Produk unit link dengan premi regular (Reguler Premium)

Perbedaan yang mendasar dari kedua jenis produk tersebut adalah dari alokasi dana investasinya. Unit link premi tunggal (Single Premium) lebih menekankan pada unsur investasinya, ketimbang asuransi jiwanya. Sedangkan unit link dengan premi regular (Reguler Premium) lebih besar proporsinya dalam hal elemen proteksinya dalam artian lebih besar asuransi jiwanya, ketimbang investasinya.

D. Perhitungan Manfaat Asuransi (Uang Pertanggungan) Pada Produk Asuransi Unit Link

Asuransi unit link memberikan manfaat kepada masyarakat luas yang ingin berinvestasi di saham, obligasi maupun deposito, yaitu dengan menerima manfaat meninggal. Biasanya manfaat meninggal minimum ditentukan oleh


(41)

perusahaan, yaitu besarnya bervariasi antara 125% sampai 200% dari premi tunggal.

Manfaat meninggal dunia (MD) atau uang pertanggungan (UP) dapat dijelaskan dengan dua cara, yaitu:12

1. MD-1: nilai unit direkening pemegang polis (u) ditambah jumlah proteksi meninggal dunia yang diinginkan (v). Atau MD-1 = u + v

2. MD-2: nilai unit direkening pemegang polis (u) atau jumlah proteksi meninggal dunia yang diinginkan (v), tergantung dari nilai mana yang lebih tinggi. Atau MD-2 = u atau v (tergantung nilai mana yang lebih tinggi)

Contoh manfaat asuransi yang didapat pada unit link

Peserta diasumsikan tidak melakukan penambahan dana investasi selama kontrak asuransi masih berjalan, sehingga unit yang dimilikinya masih tetap 5.824,562 dan nilai bid-price pada waktu mengajukan klaim adalah sebesar Rp 3.040 Sedangkan offer-price ebesar Rp 3.200

Dengan menggunakan metode MD-1

UP = Nilai tunai pada bid-price + 150% x Rp 9.000.000 = 3.040 x 5.824,562 + 150% x 9.000.000

=17.706.668,48 + 13.500.000 = Rp 31.206.668,48

12

Ketut Sendra, Konsep Dan Penerapan Asuransi Jiwa Unit Link:Proteksi Sekaligus Berinvestasi, h. 47


(42)

Dengan menggunakan metode MD-2

UP = Nilai tunai yang lebih tinggi antara nilai unit pada bid-price atau 125% x 9.000.000

= 3.040 x 5.824,562 atau 125% x 9.000.000 = Rp 17.706.668,48 atau Rp 11.250.000

UP yang dibayarkan pada saat mengajukan klaim meninggal adalah sebesar Rp 17.706.668,48 yaitu nilai yang lebih tinggi.

E. Analisis SWOT Untuk Menganalisis Produk Asuransi Unit Link

Analisis SWOT dalam menganalisa produk unit link adalah untuk membenarkan faktor-faktor elemen SWOT ekternal dan internal dari produk unit link yang telah dianalisis. Apabila terdapat kesalahan dan agar perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka perusahaan tersebut harus mengelolanya untuk mempertahankan dan memanfaatkan peluang yang ada secara baik. Begitu juga perusahaan dalam mengatasi kelemahan yang ada pada produk unit link agar menjadi kekuatan, serta mengatasi ancaman menjadi peluang.

Serta peran analisis SWOT dalam menganalisa produk unit link adalah sebagai alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi produk unit link yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh perusahan atau sebagai alat untuk menganalisis mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh produk asuransi unit link yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi


(43)

internal serta penganalisaan mengenai peluang dan ancaman yang dilakukan dengan mentelaah kondisi eksternal dari produk unit link.

Peran lainnya dalam analisa SWOT untuk menganalisa produk unit link adalah sebagai strategi bagi para stakeholder untuk menetapkan sasaran saat ini atau dimasa yang akan datang terhadap kualitas internal maupun eksternal dari produk asuransi unit link. Serta analisis SWOT juga bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi perusahaan untuk menjalankan sebuah produk asuransi berbasis investasi (unit link)

F. Mekanisme SWOT Dalam Proses Menciptakan Strategi Unit Link

1. Proses Analisis SWOT Dalam Menganalisa Produk Asuransi Unit Link Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis sebuah SWOT adalah 13:

a. Identifikasi stakeholder utama pada lingkungan analisis yaitu mengidentifikasikan pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengelola asuransi unit link.

b. Identifikasi lingkungan internal (S-W). elemen kekuatan dan kelemahan itu diperoleh dari dalam lingkungan perusahaan. Meliputi laporan keuangan, kegiatan dan sistem operasional, pemasaran, SDM.

13

Nining Soesilo, Manajemen Strategik Di Sektor Publik: Pendekatan Praktis (Jakarta: Megister Perencanaa & Kebijakan Publik FEUI, 2002), h.5-2, 5-5.


(44)

c. Identifikasi lingkungan eksternal (O-T). Elemen peluang dan ancaman itu diperoleh dari luar lingkungan perusahaan. Meliputi analisis pasar, kompetensi pasar, konsumen dan pemerintah.

d. Mempetakan interaksi tabel matriks SWOT, yaitu pada tabel 2.2 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2

Tabel Matriks SWOT Kearns

Faktor internal

Faktor ekstenal

O T

S SO ST

W WO WT

e. Urgensi prioritas issue (Ranking) perlu dilakukan karena kita tidak bisa mengerjakan semua pekerjaan sekaligus sehingga perlu dianalisisi dalam SWOT.

2. Pendekatan Analisis SWOT Untuk Menentukan Posisi Dan Strategi Produk Asuransi Unit Link

Apabila elemen-elemen SWOT yang berupa faktor-fakror ekternal dan internal telah diidentifikasi dan telah disepakati atas semua variabel-variabelnya, maka langkah penyusunan analisis SWOT berikutnya adalah menilai dan memasukan variabel-variabel SWOT kedalam dua cara yang telah lazim digunakan, yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif matrik SWOT


(45)

Kearns dan analisis SWOT dari Pearce dan Robinson.14 Penjelasan dari kedua bentuk pendekatan analisis SWOT diatas adalah sebagai berikut:

a. Pendekatan Kualitatif Matrik SWOT Kearns

Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S) harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan Threath (T).

Pada model Matrik SWOT Kearns ini menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak matrik ekternal (peluang dan ancaman), sedangkan kotak sebelah kiri adalah faktor internal (kekuatan dan kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai titik hasil pertemuan antara faktor-faktor eksternal dan internal. Pada langkah ini, komponen-komponen faktor SWOT perusahaan yang telah didapat dimasukan kedalam kotak yang tersedia. Berikut adalah penjabaran dari interaksi matrik SWOT yang dikembangkan oleh Kearns pada tabel 2.4 dibawah ini:

14

M.Ismail Yusanto dan M.K Widjajakusuma. Manajemen Stratesia Perspektif Syariah


(46)

Tabel 2.3

Tabel Matriks SWOT Kearns

Faktor internal

Faktor ekstenal

O T S SO ST W WO WT

Kemudian komponen-komponen diatas dijelaskan lebih terperinci lagi. Berikut penjelasan dari matrik SWOT Kearns:

Tabel 2.4

Tabel Matriks SWOT Kearns

PELUANG (OPPORTUNIYT) ANCAMAN (THREATS) KEKUATAN (STRENGHT) (SO) Keunggulan Kompratif (Comparative Advantage) A (ST) Mobilisasi (Mobilization) B KELEMAHAN (WEAKNESS) (WO) Divestasi/Investasi (Divestement/Investment) C (WT) Kendala Kerusakan/mengendaliakn kerugian (Damage Control) D

1) Strategi SO dibuat berdasarkan jalan pikiran perushaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2) Strategi ST adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

3) Strategi WO diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.


(47)

4) Strategi WT didasarkan pada kegiatan yang bersifat definitive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Tabel 2.5

Kombinasi dan Strategi Matrik SWOT Kearns

IFAS EFAS

OPPORTUNITY (O)

Tentukan 5-10 faktor kelemahan eksternal

THREATS (T)

Tentukan 5-10 faktor kelemahan STRENGTH (S) Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

A

STRATEGI ST

Ciptakan stertegi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman B WEAKNESS (W) Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

C

STRATEGI WT

Ciptakan startegi yang meminimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman

D

1) Sel A Comparative Advantage (Keunggulan Kompratif) yaitu pertemuan antara dua elemen kekuatan dan peluang sehingga jangan sampai peluang tersebut hilang begitu saja, namun sebaliknya perusahaan harus segera memperkuat dengan berbagai perencanaan yang mampu mendukungnya. Pada sel ini memberi kemungkinan bagi perusahaan untuk berkembang lebih cepat, namun harus senantiasa waspada dengan perubahan yang tidak menentu dalam lingkungan perusahaan.


(48)

2) Sel B Mobilization (Mobilisasi) yaitu pertemuan antara elemen kekuatan dan ancaman dari luar perusahaan yang diidentifikasi dengan kekuatan. Pada sel ini yang harus dilakukan oleh perusahaan yaitu memobilisasikan sumberdaya yang berasal dari kekuatan perusahaan untuk memperlunak ancaman. Bahkan ancaman itu diubah menjadi peluang.

3) Sel C Divestement/Investment (Divestasi/Investasi) yaitu pertemuan antara kelemahan dan peluang. Pada sel C ini peluang yang tersedia sangat meyakinkan, namun perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk menggarapnya. Kalau dipaksakan dapat memerlukan biaya yang cukup besar sehingga akan merugikan perusahaan.

4) Sel D Damage Control (Kerusakan/mengendalikan kerugian yaitu pertemuan antara elemen kelemahan dan ancaman. Pada sel ini termasuk posisi yang paling lemah, karena merupakan dua titik pertemuan yang kurang bagus. Apabila adanya keputusan yang salah akan membawa bencana bagi perusahaan. Strategi yang digunakan adalah meminimalkan kerugian dan mengontrol kerugian sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.

b. Pendekakan Kuantitatif

Urut-urutan dalam membuat analisa SWOT kualitatif tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan sub komponen dari


(49)

masing-masing komponen. Apabila pada model kualitatif setiap sub komponen S memiliki pasangan sub komponen W, dan satu sub komponen O memiliki pasangan satu sub komponen T, maka dalam model kuantitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, Sub komponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain.

Dalam pendekatan ini merupakan kuantitatif yang berarti data yang digunakan menggunakan angka-angka yang diambil dari data elemen SWOT kualitatif. Analisis ini menggunakan perhitungan kuantitatif matrik SWOT Kearns dan analisis SWOT dari Pearce dan Robinson. Kegunaan matrik kuantitatif ini adalah agar dapat diketahui secara langsung posisi perusahaan yang sebenarnya. Perhitungan ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu:

1) Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) poin faktor serta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap elemen faktor S-W-O-T. Untuk mempermudah penilaian dan perhitungan EFAS, digunakan rentang skor (a) 1 sampai 5. Sedangkan untuk menghitung bobot (b) masing-masing poin faktor saling ketergantungan.

2) Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d =S-W) dan faktor O dengan T (e =O-T). perolehan angka d = x selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X. begitu juga


(50)

dengan angka e + Y selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y.

3) Mencari posisi organisasi yang ditunjukan oleh sumbu titik (x,y) pada kuadran SWOT.

Pada perhitungan satu dan dua dapat digambarkan pada tabel 2.6 dan 2.7 yaitu tabel scoring hasil curah pendapat analisis internal dan eksternal.

Tabel 2.6 EFAS

Scoring Hasil Curah Pendapat Analisis Eksternal

No PELUANG (OPPORTUNITY) Skor

a

Bobot b

Total c (a x b) 1 5 – 10 kekuatan eksternal

2 Dst

Total Peluang

No ANCAMAN (THREATH) Skor

a

Bobot b

Total c (a x b) 1 5 – 10 kelemahan eksternal

2 Dst

Total Ancaman

Selisih total peluang – total ancaman = O - T = y

Tabel 2.7 IFAS

Scoring Hasil Curah Pendapat Analisis Internal

No KEKUATAN (STRENGTH) Skor

a

Bobot b

Total c (a x b) 1 5 – 10 kekuatan internal

2 Dst

Total Kekuatan

No KELELMAHAN (WEAKNES) Skor

a

Bobot b

Total c (a x b) 1 5 – 10 kelemahan internal

2 Dst

Total Kelemahan


(51)

Keterangan dan penjelasan dari penjabaran SWOT Pearce dan Robinson memberikan empat kemungkinan posisi yang ditempati oleh suatu perusahaan. Yaitu:

a) Kuadran I (pertama) mempunyai arti (positif-positif) yang menandakan perusahaan mempunyai situasi kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, maksudnya situasi perusahaan dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat memungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

b) Kuadran II (kedua) mempunyai arti (positif-negatif) yang menandakan perusahaan sebagian kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi strategis, maksudnya perusahaan dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan yang berat, sehingga disarankan untuk memperbanyak strategi.

c) Kuadran III (tiga) mempunyai arti (negatif-positif) yang menandakan perusahan lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah merubah strategi atau meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut pasar yang lebih baik.


(52)

d) Kuadran IV (empat) mempunyai arti (negatif-negatif) yang menandakan perusahaan lemah dan menghadapi ancaman serta tantangan. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi bertahan sambil membenahi diri.

Gambar 1.1

Kuadran SWOT Pearce dan Robinson Opportunity

O

(-,+) (+,+)

Ubah Progresif

Strategi Kuadran III Kuadran I

Weakness Strength

W S

(-,-) (+,-)

Strategi Diversifikasi Bertahan Kuadran IV Kuadran II Strategi

T Threath


(53)

BAB III

UNIT LINK PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA A. SejarahTakafulink

Takafulink adalah produk unit link yang dikeluarkan oleh PT Asuransi Takaful Keluarga. Produk ini Muncul dilatarbelakangi dengan boomingnya reksadana sekitar tahun 2005, kemudian PT Asuransi Takaful Keluarga sangat membaca pangsa pasar pada saat itu. Pada bulan Mai 2005, akhirnya PT Asuransi Takaful Keluarga melakukan inovasi produk dengan meluncurkan sebuah produk asuransi dengan menggabungkan dua manfaat didalamnya yaitu proteksi dan investasi .

Sejak diluncurkan pertengahan tahun 2005, Takafulink ternyata mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Takafulink telah menjadi pilihan dalam berinvestasi, karena masyarakat yakin bahwa produk asuransi ini sejalan dengan syariah. Dengan mengikuti Takafulink, peserta tidak hanya mendapatkan manfaat asuransi dan hasil investasi. Mereka juga bisa sekaligus beramal karena produk ini sudah diperhitungkan zakatnya.

B. Jenis-Jenis Investasi Takafulink 1. Takaful Dana Istiqomah

Takaful dana istiqomah menawarkan cara berinvestasi dengan hasil yang stabil dan risiko yang aman, dan pada pilihan ini seluruh dana nasabah akan ditempatkan pada instrumen investasi berpendapatan tetap. Strategi investasinya


(54)

dengan menempatkan dana peserta pada instrument investasi berbasis pendapatan tetap, yaitu sebesar 95% dari dana ditempatkan dalam deposito syariah, sukuk, dan surat berharga lainnya, sisanya ditempatkan dalam bentuk kas. Risiko investasi dalam instrument ini dapat dikategorikan risiko rendah

Komposisi Investasi Takaful Istiqomah

• 0%-20% Sharia Money Market • 20% - 80% Fixed Income

Persentase komposisi Dana Investasi di atas dapat berubah-ubah setiap saat sesuai kebijakan investasi fund Manager

Manfaat Takafulink

• Apabila peserta panjang umur sampai dengan akhir perjanjian akan menerima: Seluruh dana investasi x NAB (saat habis kontrak)

Unit (yang ada)

• Apabila peserta yang ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian, ahli warisnya akan menerima: Seluruh dana investasi + Santunan

Manfaat Asuransi (manfaat takaful awal)

• Takafulink menyediakan manfaat asuransi (dana santunan) sebesar 800% dari premi tahunan atau 125% dari premi sekaligus. peserta dapat memperluas manfaat asuransi dengan menambahkan program asuransi takaful kecelakaan diri dan/ atau asuransi kesehatan.


(55)

Premi Dasar

Untuk menjadi peserta program Takafulink anda dapat memilih cara bayar:

• Bulanan = Min Rp

250.000,-• Triwulan = Min Rp

750.000,-• Semesteran = Min Rp

1.500.000,-• Tahunan = Min Rp

2.000.0000,-• Sekaligus =Min Rp 12.000.000,-Fleksibilitas

• Top Up

Peserta dapat meningkatkan dana investasi melalui fasilitas Top Up yang dapat dilakukan kapan saja dengan ketentuan minimum sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)

• Pengalihan Investasi

Setelah masa kepesertaan 1 tahun, peserta dapat menentukan kembali pilihan investasi yang diinginkan

• Penarikan Dana

Setelah masa kepesertaan 1 tahun, peserta dapat melakukan penarikan dana. Khusus untuk penarikan dana sebagian diberlakukan ketentuan:

ƒ Minimum penarikan Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan


(56)

Tabarru

Dana yang digunakan untuk saling menanggung atau tolong menolong bila terjadi musibah antar peserta. Besarnya tabarru yang diikhlaskan peserta sebagai berikut:

• 7,5% dari Premi Dasar Tahunan maksimum selama 8 tahun

• 1,25% dari Premi Dasar Sekaligus maksimum selama 8 tahun Biaya-Biaya

• Biaya Polis:

Rp. 50.000,- (Lima Puluh Ribu Rupiah)

• Biaya Pengelolaan Investasi: Maksimum 2,5% per tahun

• Biaya Top Up:

3% dari Premi Top Up

• Biaya setiap kali Penarikan Dana :

Maksimum Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah)

• Biaya pengelolaan yang dibebankan hanya pada tahun pertama: 32,50% dari Premi Dasar Tahunan atau 3,75% dari Premi Dasar Sekaligus

Free Look

Hak bebas lihat selama 14 hari sejak polis diterima. Ketentuan Kepesertaan

• Sehat jasmani dan rohani


(57)

• Masa Perjanjian : 16 tahun untuk usia 17 sd 54 tahun atau masa perjanjian ditambah usia masuk tidak melebihi 70 tahun.

Hal-hal Penting Lainnya

• Peserta memiliki kebebasan untuk memilih jenis investasi

• Atas pilihan tersebut segala risiko investasi menjadi tanggung jawab peserta.

• Perusahaan tidak menjamin besarnya kinerja investasi. 2. Takaful Dana Mizan

Takaful dana mizan menawarkan cara berinvestasi dengan hasil yang optimal dan risiko yang moderat, dan pada pilihan ini sebagian dana nasabah akan ditempatkan pada instrumen investasi berpendapatan tetap dan sebagian lainnya pada saham. Strategi investasinya dengan menempatkan dana peserta pada instrument campuran antara instrument pendapatan tetap dan ekuitas, dalam hal ini sekitar 50-80% dana ditempatkan dalam instrument pendapatan tetap, seperti deposito, sukuk, dan surat berharga syariah lainnya. Sisanya, ditempatkan dalam bentuk saham dan sebagian kecil dalam kas. Risiko investasi dalam jenis dana ini dapat dikategorikan risiko sedang.

Komposisi InvestasiTakaful Mizan

• 0%-20% Sharia Money Market • 20% - 80% Equity & Fixed Icome


(58)

Persentase komposisi dana investasi di atas dapat berubah-ubah setiap saat sesuai kebijakan investasi fund Manager.

Manfaat Takafulink

• Bila perjanjian berakhir atau peserta mengundurkan diri pada masa perjanjian maka ahli waris akan mendapatkan seluruh dana investasi. • Bila Peserta meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka Ahli Waris

akan mendapatkan seluruh dana investasi dan manfaat takaful awal. • Bila peserta meninggal dunia karena kecelakaan pada tahun pertama,

maka ahli waris akan mendapatkan santunan sebesar 800% premi tahunan atau sebesar 100% premi sekaligus (maksimal tambahan santunan Rp. 1 miliar).

• Manfaat tambahan santunan ini tidak berlaku untuk usia masuk 6 sampai dengan 16 tahun (juvenille).

Manfaat Asuransi Awal

Takafulink menyediakan manfaat asuransi (dana santunan) sebesar 800% dari premi tahunan atau 125% dari premi sekaligus. Peserta dapat memperluas manfaat asuransi dengan menambahkan program asuransi takaful kecelakaan diri dan/ atau asuransi kesehatan.

Premi Dasar

Untuk menjadi peserta program takafulink. Peserta dapat memilih cara bayar: • Premi Tahunan minimal Rp


(59)

Fleksibilitas

Top Up

Peserta dapat meningkatkan dana investasi melalui fasilitas top up yang dapat dilakukan kapan saja dengan ketentuan minimum sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)

Pengalihan Investasi

Setelah masa kepesertaan 1 tahun, peserta dapat menentukan kembali pilihan investasi yang diinginkan, dengan ketentuan pengalihan dana hanya dapat dilakukan 100% pada satu jenis dana investasi.

Penarikan Dana

Setelah masa kepesertaan 1 tahun, peserta dapat melakukan penarikan dana. Khusus untuk penarikan dana sebagian diberlakukan ketentuan:

ƒ Minimum penarikan Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan ƒ Minimum dana yang tersisa Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) Tabarru

Dana yang digunakan untuk saling menanggung atau tolong menolong bila terjadi musibah antar peserta. Besarnya tabarru’ sama yang dikarenakan sepanjang masa perjanjian.

Biaya-Biaya

• Biaya Polis:


(60)

• Biaya pengelolaan tahun pertama 75%dari Premi Tahunan atau 7,5% dari premi sekaligus. Biaya pengelolaan tahun kedua 20% dari premi Tahunan.

• Biaya Administrasi Rp 25.000,- perbulan.

• Dan biaya-biaya lainnya, sesuai yang tercantum dalam polis. Free Look

Hak bebas lihat selama 14 hari sejak polis diterima. Ketentuan Kepesertaan

• Sehat jasmani dan rohani • Usia Masuk :

• Juvenille : 6 s/d 16 tahun. • Dewasa : 17 s/d 65 tahun

• Masa perjanjian 16 tahun untuk usia 6 s/d 54 tahun atau 70 tahun dikurangi usia masuk untuk usia 55 s/d 65 tahun.

Hal-hal Penting Lainnya

• Peserta memiliki kebebasan untuk memilih jenis investasi

• Atas pilihan tersebut segala risiko investasi menjadi tanggung jawab peserta


(61)

3. Takaful Dana Alia

Takaful dana Alia menawarkan cara berinvestasi dengan hasil investasi optimal dengan jenis investasi campuran melalui sistem pengelolaan syariah. Jenis investasi ini mengupayakan perolehan hasil investasinya lebih tinggi sesuai dengan risiko yang harus ditanggungnya. Alokasi investasinya sebagian besar sekitar 80% ditempatkan dalam saham dan sisanya ditempatkan instrument pendapatan tetap.

Manfaat Utama

• Bila perjanjian berakhir atau peserta mengundurkan diri dalam masa perjanjian maka Peserta akan mendapatkan seluruh dana investasi.

• Bila Peserta meninggal dalam masa perjanjian, maka ahli waris akan mendapatkan seluruh dana investasi dan dana santunan (selama dana investasi belum melebihi manfaat takaful awal).

• Bila peserta meninggal atau cacat tetap total karena kecelakaan pada tahun pertama maka akan mendapat tambahan Santunan sebesar 50 kali premi tahunan (maksimal Rp. 1 Milyar).

Manfaat Tambahan

Takafulink Alia menawarkan manfaat tambahan, seperti program asuransi kecelakaan diri dan atau asuransi kesehatan.

Premi

Untuk menjadi peserta program takafulink peserta dapat memilih cara bayar: • Premi Tahunan minimumRp. 2.000.000,- (dua juta rupiah)


(62)

• Premi Sekaligus minimum Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah) Fleksibilitas

Top Up

Peserta dapat meningkatkan Dana Investasi melalui fasilitas Top Up yang dapat dilakukan kapan saja dengan ketentuan minimum sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)

Penarikan/Penebusan Dana

Setelah masa kepesertaan 1 tahun, Anda dapat melakukan penarikan dana. Khusus untuk penarikan dana sebagian diberlakukan ketentuan: ƒ Minimum penarikan Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan ƒ Minimum dana yang tersisa Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) Tabarru

Dana yang digunakan untuk saling menanggung atau tolong menolong bila terjadi musibah antar peserta. tabarru’ akan dipotong dari Dana Investasi dan besarnya tergantung usia dan Dana Santunan

Biaya

• Biaya polis Rp. 50.000,-

• Biaya pengelolaan tahun pertama 50% dari premi tahunan • Biaya administrasi Rp. 25.000,- perbulan

• Biaya setiap kali penarikan dana 1% dari dana penarikan maksimal Rp. 50.000,-


(63)

• Biaya pengelolaan investasi maksimal 2% setelah dipotong • Fee fund manager eksternal

Biaya dapat berubah sewaktu-waktu

Free Look

Hak bebas lihat selama 14 hari sejak polis diterima Syarat Kepesertaan

• Usia Masuk : 18 sd 65 tahun

• Maksimal usia masuk ditambah masa perjanjian adalah 70 tahun Hal-hal Penting Lainnya

• Peserta memiliki kebebasan untuk memilih jenis investasi

• Atas pilihan tersebut segala risiko investasi menjadi tanggung jawab peserta


(64)

C. Mekanisme Pengelolaan Dana Investasi Takafulink

Skema Pengelolaan Dana Investasi Takafulink Takaful (Dana Pemegang Saham)

Pendapatan Perusahaan Beban Operasional

Profit

Investasi Hasil Investasi UJRAH Dana Investasi TABARRU’ Total Dana Investasi Total Dana Investasi + Hasil investasi

Total Dana Investasi

Beban Asuransi: Re-As, Klaim, Pajak IJARAH perusahaan klaim nasabah

P N R A E S M A I B A H

Ujrah Akad Wakalah + Surplus Tabarru’

Berdasarkan skema pengelolaan dana investasi takafulink tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Nasabah membayar premi. Pada saat pembayaran premi, nasabah sudah harus mengetaui berapa besarnya ujrah dan besarnya tabarru’ dari premi yang dibayarkan.

Ujrah akan menjadi milik perusahaan yang dialokasikan untuk biaya pengelolaan (gaji karyawan, marketing fee, dan sebagainya). Adapun tabarru’ akan digunakan sebagai dana tolong-menolong dan tetap menjadi milik nasabah.


(65)

Kumpulan dana tabarru’ akan diinvestasikan pada-investasi-investasi syariah. Hasil dari investasi tersebut akan kembali ke kumpulan dana tabarru’ menjadi hak milik nasabah. Kumpulan dana tabarru’ dan hasil investasinya digunakan untuk biaya klaim (manfaat takaful), reasuransi, dan sebagainya.

Apabila ada surplus dari dana tabarru’ dana dialokasikan pada tiga bagian sebagai berikut:

• Sebagian dikembalikan kembalikan kepada nasabah (nasabah yang tidak mengajukan klaim) mendapatkan manfaat berupa pengembalian surplus dana tabarru’

• Sebagian lagi disisihkan untuk cadangan tabarru’

• Sebagian lagi dialokasikan kepada perusahaan asuransi syariah

D. Perhitungan Investasi Pada Unit Link

Investasi yang didapat dari produk takafulink dapat dilihat dari contoh dibawah ini:

Perhitungan Investasi pada Takafulink Apabila diketahui: Premi tunggal Rp 6.000.000

Offer price Rp 1.500

Maka dana yang dialokasikan dalam unit adalah Rp 6.000.000/ Rp 1.500 = 4.000 unit, dengan asumsi biaya-biaya lainnya dihitung dalam unit dan


(66)

dibebankan pada saat polis pertama berlaku, sehingga tidak semuanya dibebankan kedalam selisih offer- price.

Selisih bid price umumnya sebesar 5% dan sangat umum diterapkan pada unit link. Oleh karena itu, jika offer-price adalah Rp 1.500 dan selisih bid-price akan menjadi 95% x Rp 1.500 = Rp 1.425

Jika biaya polis Rp50.000 serta biaya pengolaan investasi adalah 2.5%. Maka jumlah unit akun dikurangi dengan biaya-biaya adalah sebagai berikut:

Biaya polis = Rp 50.000

Biaya administrasi dan mortalita 2.5% x Rp 6.000.000 = Rp 150.000 Jumlah biaya dalam unit Rp 150.000 + Rp 50.000/Rp 1.425

= 140,351 unit

Saldo unit 4.000 unit – 140,351 = 3.859,649 unit

Jika peserta ingin menebus polis asuransinya dan diasumsikan belum ada pengeluaran harga dalam investasi. Maka, nilai tunainya adalah 3.859,649 x Rp1.425 = Rp 5.499.999,83

Sebagai ilustrasi jika harga unit naik, misalnya 7% dalam sepuluh tahun, maka:

Offer-price selama sepuluh tahun = Rp 1.500 x 1,0710

= Rp 1.500 x 1,97


(67)

Bid-price dalam sepuluh tahun = Rp 1.425 x 1,0710

= Rp 1.425 x 1,97

= Rp 2.807,25

Maka nilai tunai dana peserta adalah 3.859,649 x Rp 2.807,25


(68)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perkembangan Produk Asuransi Takafulink pada Tahun 2005-2008

Dibawah ini akan disajikan data perkembangan jumlah polis, pertumbuhan dana Takafulink sejak tahun 2005-2008:

1. Perkembangan Jumlah Polis

Tabel 4.1

Perkembangan Jumlah Polis Takafulink Tahun 2005-2008

Tahun Jumlah Polis

2005 2006 2007 2008

689 1.831 3.331 5.010

Sumber: Rekap Penerbitan Polis Takaful Individu

Berdasarkan pada tabel 4.1 terlihat jelas bahwa dari tahun-ketahun jumlah polis pada produk takafulink selalu mengalami peningkatan, pada tahun 2005 jumlah polis hanya 689, sedangkan pada tahun 2006 jumlah polis adalah 1.831 dengan tingkat kenaikan sebesar 1142 (165%) dan ditahun 2007 jumlah polis diketahui sebanyak 3.331 dengan tingkat kenaikan 1.500 (81%), serta pada tahun 2008 jumlah polis sebesar 5.010 dengan tingkat kenaikan sebesar 1.679 (50%).


(69)

2. Perkembangan Premi Produk Takafulink Dana peserta takafulink adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Perkembangan Premi Peserta Takafulink

Tahun Jumlah Premi

2005 2006 2007 2008

7.700.026.652,04 18.017.833.199.37 53.240.569.650,33 84.063.353.129,29

Sumber: Rekap Penerbitan Polis Takaful Individu

Berdasarkan data tersebut diatas nampak bahwa pertumbuhan premi peserta dari tahun-ketahun selalu meningkat, pada tahun 2005 jumlah premi sebesar Rp 7.700.026.652,04, pada tahun 2006 jumlah premi sebesar Rp 18.017.833.199.37 dengan tingkat kenaikan Rp 10.317.806.547,33 (133%), sedangkan ditahun 2007 jumlah premi adalah sebesar Rp 53.240.569.650,33, dengan tingkat kenaikan Rp 35.222.736.450,96 (195%), sedangkan pada tahun 2008 jumlah premi sebesar Rp 84.063.353.129,29; dengan tingkat kenaikan sebesar Rp 30.822.783.478,96 (57%).

B. Analisis Strength, Weakness, Opportunity dan Threath 1. Strenght (Kekuatan)


(70)

b. Tenaga kerja profesional/sumber daya manusia inti yang kompeten dan memiliki integritas moral dan ghirah Islam, yang berada dalam sebuah teamwork yang solid.

c. Pemegang saham yang memiliki visi dan misi syari’ah yang jelas.

d. Dalam aspek legal, sifat perjanjian yang memenuhi syarat syari’ah mampu memberi rasa aman kepada peserta asuransi, selain unsur duniawi semata.

e. Biaya pengelolaan produk Takafulink terendah dibandingkan produk unit link sejenis yang dipasarkan asuransi lainnya.

f. Premi cukup bersaing.

g. Pembayaran premi bisa melalui via pos. h. Cabang/ jaringan sangat luas.

i. Integritas para agen yang loyalis terhadap konsep asuransi yang full syariah, bekerja bukan hanya mencari komisi tapi lebih dari itu yakni dakwah muamalah.

j. Produk asuransi takafulink bersifat trasparan (berkeadilan).

2. Weakness (Kelemahan)

a. Belum tersedianya paket produk Takafulink yang komprehensif (satu paket bisa meng-cover semua kebutuhan nasabah).

b. Belum bersifat fleksibilitas dalam switching.

c. Dalam hal pemasaran produk, alternatif distribusi relatif masih terbatas dibanding pola konvensional.


(71)

d. Jumlah agen yang masih sedikit sehingga penetrasi market masih sangat terbatas.

e. Selama empat tahun Takaful Keluarga menerapkan sistem branch system, oleh sebab itu pertumbuhan agen sangat lambat.

3. Opportunity (Peluang)

a. Keunggulan konsep syari’ah pada takafulink dapat memenuhi peningkatan tuntutan ”fairness” atau rasa keadilan dari masyarakat

b. Kompetitor dalam bisnis asuransi syari’ah ini masih sedikit.

c. Meningkatnya kebutuhan jasa asuransi sekaligus investasi karena perkembangan ekonomi umat

d. Jumlah penduduk Indonesia yang demikian besar, jika diambil 80% saja yang muslim, maka ada lebih 180 juta potensi pasar yang bisa digarap oleh asuransi.

e. Kesadaran masyarakat terhadap ekonomi syariah sudah semakin meningkat.

f. Globalisasi (teknologi Internet sebagai penunjang bisnis).

4. Threath (Ancaman)

a. Terjadi market crash, sebagaimana yag telah dialami Indonesia tahun tahun 1998 dan 2008 yang lalu, sector investasi financial drop secara signifikan sehingga berdampak juga kepada semua produk unitlink (takafulink) yang NAB (Nilai Aktiva Bersih) juga jatuh, secara psikologis berdampak mengurangi kepercayaan masyarakat tidak mau


(72)

membeli produk tersebut karena dikhawatirkan nilai uangnya jatuh lebih dalam.

b. Krisis politik yang berkepanjangan sebagaimana yang terjadi di Thailand menyebabkan ketidakpercayaan dunia internasional dan para investor lokal tentunya sehingga sector financial dan rill juga bisa stagnan.

c. Citra lembaga keuangan syariah belum mapan di mata masyarakat, padahal ekspektasi masyarakat terhadap LKS sangat tinggi.

d. Sarana investasi syari’ah yang ada sekarang belum mendukung secara optimal untuk peerkembangan asuransi syariah.

e. Kondisi perekonomian yang masih belum stabil.

f. Munculnya pendatang baru pada pengelolaan produk yang sejenis.

C. Prosedur Analisis SWOT

Setelah mengetahui tentang pendahuluan, kerangka teori serta mengenai produk takafulink, maka barulah prosedur analisis dapat diidentifikasikan dengan menggunakan metode deskriptif analisis.

Bila berpedoman pada prosedur analisis SWOT, maka tentu saja harus mengikuti analisis yang ada. Berikut prosedur dan kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif analisis SWOT untuk menganalisa produk takafulink pada asuransi takaful keluarga, yaitu:


(73)

1. Identifikasi Stakeholder Utama

Dalam mengidentifikasi stakeholder utama produk takafulink ini, akan dipaparkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3

Identifikasi Stakeholder

STAKEHOLDER KEPENTINGAN Unit Surplus (Investor) Menyimpan dana lewat investasi Takafulink,

memproduktifkan harta, memaksimalkan return

Produk Takafulink dengan manager investasi:

PT. Schroder Investment Managemen Indonesia

Mengelola dana investor takafulink, memilih instrument investasi yang tepat, memaksimalkan keuntungan investor, menyampaikan semua laporan dan informasi pengelolaan dana pada direksi.

Unit defisit (kreditor) Menerbitkan surat berharga (sertifikat hutang), memberikan return mudharabah kepada MI

Bank Kustodian Bank Niaga Syariah

Menyimpan dan mengembalikan dana investor, memvonis setiap keputusan MI, memberikan laporan

Agen penjualan produk

Agency pondok indah, madinah, madinah I dan agency Ababil

Menjaring dan melayani para nasabah investor untuk membeli produk Takafulink Pasar uang dan modal (Bapepam) Menghubungkan unit surflus dengan unit

defisit dalam investasi

Pemerintah Melindungi, membina dan mendorong

berkembangnya sector investasi.

Pada tabel 4.3 diatas yang menjadi stakeholder utama atau yang akan menjadi fokus analisa adalah produk Takafulink dengan sifat proteksi sekaligus investasi dengan tiga pilihan jenis investasi yaitu istiqomah, mizan, dan alia yang dikelola oleh manager investasi yaitu PT. Schroder Investment Managemen Indonesia dan bank kustodian Bank Niaga Syariah serta agen


(1)

3. Dalam hal pemasaran produk, alternatif distribusi relatif masih terbatas dibanding pola konvensional.

4. Jumlah agen yang

masih sedikit sehingga penetrasi market masih sangat terbatas.

5. Selama empat belas tahun Takaful Keluarga

menerapkan sistem branch system, oleh

sebab itu pertumbuhan agen

sangat lambat.

dengan kebutuhan masyarakat.

4. Menambah kuantitas karyawan khususnya divisi agen dalam meningkatkan kualita pelayanana dan pemasaran produk.

melakukan konsultasi strategis dan terus memonitoring kinerja untuk mempertahankan prestasi dan meningkatkan potensi yang ada.

5. Urgensi Prioritas (Ranking)

Bagian ini merupakan suatu keputusan dari hasil analisis SWOT setelah mengalami beberapa proses prosedur interaksi analisis SWOT, dengan mempertimbangkan melalui analisis internal serta analisis eksternal dari

SWOT diatas, maka strategi utama (grand strategic) yang perlu

dikembangkan dari produk takafulink saat ini adalah keunggulan komparatif

(comparative advantages) yaitu perpaduan kombinasi elemen kekuatan dan

peluang maka strategi yang tepat adalah strategi agresif.

D. Hasil Analisis SWOT Asuransi Terhadap Produk Asuransi Takafulink

Setelah mempertimbangkan prosedur analisis SWOT sehingga menghasilkan sebuah analisis SWOT yang tepat untuk strategi perusahaan PT


(2)

Asuransi Takaful Keluarga dalam mengelola produk takafulink kedepan yaitu perusahaan ada pada posisi yang positif-positif maka strategi yang tepat adalah keunggulan komperatif, dengan mempertimbangkan analisa sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan sistem informasi dan jaringan yang luas dalam

meningkatkan sosialisasi produk takafulink kepada seluruh masyarakat 2. Peningkatan sosialisasi pasar/ memperbesar market share

3. Adanya kerjasama dengan lembaga keuangan lain

4. Menciptakan dan meningkatkan SDM yang berkualitas khususnya bagian

pemasaran harus lebih memahami ekonomi syariah untuk memanfaatkan setiap potensi peluang yang ada.

5. Mengkoordinasikan kekuatan perusahaan dalam bentuk integrasi kinerja


(3)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yag dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesipulan sebagai beikut:

1. Peran analisis SWOT dalam menganalisis produk asuransi takafulink adalah

sebagai alat untuk membenarkan faktor-faktor elemen SWOT dan sebagai alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi produk unit link serta sebagai strategi bagi para stakeholder untuk menetapkan sasaran saat ini atau dimasa yang akan datang terhadap kualitas internal maupun eksternal dari produk asuransi unit link.

2. Perkembangan penjualan produk takafulink dari awal peluncuran (2005)

sampai 2008 mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu dari 2005 ke-2006 meningkat sebesar 113%, tahun ke-2006 ke-2007 meningkat sebesar 195%, tahun 2007 ke-2008 meningat sebesar 57% (dilihat berdasarkan jumlah premi).

3. Kekuatan produk takafulink adalah dari segi brand lebih kuat, SDM yng

profesional, pemegang saham yang memiliki visi-misi syariah, Biaya pengelolaan terendah, premi cukup bersaing, cabang/jaringan yang luas, memiliki agen yang loyalitas terhadap konsep asuransi syariah, dan bersifat transparan serta berkeadilan. Kelemahan produk takafulink yaitubelum ada paket yang bisa mengcover semua kebutuhan nasabah, belum bersifat


(4)

fleksibel dalam switching, distribusi masih terbatas, danjumlah agen yang masih sedikit

4. Peluang produk takafulink adalah keunggulan konsep syariah pada takafulink meningkatkan rasa keadilan, kompetitor yang tidak terlalu banyak, meningkatkan kebutuhan jasa asuransi sekaligus investasi karena perkembangan umat, masih banyaknya jumlah penduduk Indonesia, kesadaran masyarakat Indonesia terhadapekonomi syariah semakin meningkat, dan adanya globalisasi. Ancaman yang dimili produk takafulink yaituterjadinya market crash, krisis politik di Thailand yang berkepanjangan, citra lembaga keuangan syariah yang belum mapan dimata masyarakat, dan kondisi perekonomian yang belum stabil, serta munculnya pendatang baru yang sejenis.

5. Hasil prosedur analisis SWOT terhadap produk takafulink yaitu berada pada

posisi kuadran 1 (positif-positif) yang berarti keunggulan komperatif atau strategi progresif yaitu produk takafulink PT. Asuransi Takaful Keluarga memiliki begitu banyak kekuatan serta peluang yang cukup untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

B. Saran

Dalam seluruh segmen dan dimensi kehidupan pengetahuan merupakan pondasi yang paling mendasar untuk mengerjakan segala sesuatu dan manajemen merupakan strategi yang paling jitu untuk mendukung kearah keberhasilan.


(5)

Dalam sebuah pepatah klasik ulama mengatakan “ Kebenaran yang tak terorganisir dengan baik dapat dikalahkan dengan kejahatan yang terorganisir dengan baik.”

Dalam berbangsa, bermasyarakat, bermuamalah dan berbisnis yang merupakan aktivitas mengelola keuangan dibutuhkan sebuah pengorganisasian yang kondisional. Maka saran yang saya tawarkan adalah:

1. Bagi peneliti, dalam menyusun skripsi harus lebih luas lagi dalam mengelola judul tersebut, dan apabila peneliti ingin mengambil tema unit link, harus lebih mengetahui latar belakang dari produk tersebut serta menjelaskan hal-hal baru.

2. Bagi perusahaan, haruslah tetap menjaga kekuatan yang dimilikinya, yaitu

harus tetap menjaga nama baik perusahaan yang sudah melekat pada brand atau image syariah sebagai perusahaan asuransi pertama di Indonesia serta terus-menerus menjaring tenaga kerja (marketing-marketing) yang professional dan kompeten yang memiliki gairah islami agar dapat menjaring nasabah yang sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan penjualan dan terus-menerus membaca peluang yang ada dipasaran agar dapat menggembangkan produk-produknya serta dengan segera menyempurnakan kelemahan-kelemahan yang ada pada prodak takafulink seperti sistem switching agar nasabah lebih tertarik lagi dengan prodak unit link yang ada pada PT. Asuransi Takaful Keluarga.


(6)

3. Investasi untuk sekarang ini sedang menjamur oleh karena itu bagi para investor yang sekaligus ingin mendapatkan lebih dari satu manfaat didalamnya pilihlah produk unit link karena didalamnya terdapat manfaat proteksi dan hasil investasi.

4. Bagi para masyarakat harus lebih selektif dalam memilih produk investasi

yang tepat sesuai dengan syar’i, jangan hanya melihat pada return semata yang sebenarnya telah ditempatkan pada instrument- instrument yang diharamkan Allah.

5. Bagi pemerintah sebagai regulator diharapkan dapat memfasilitasi keberadaan asuransi syariah yaitu dengan membuat perundang-undangan yang khusus menangani masalah-masalah asuransi syariah agar asuransi syariah tetap berjalan dengan lancar dan baik.