BAB – III ANALISA DAN EVALUASI
A. Analisa dan Evaluasi Anggaran Kas Tahun 2006
Penerimaan
Anggaran penerimaan yang ditetapkan perusahaan pada tahun 2006 melalui lima produknya adalah sebesar Rp.308.305.063.009. Realisasi penerimaan yang terjadi
adalah sebesar Rp.252.038.202.001. Pencapaian anggaran penerimaan mencapai 82. Pencapaian yang terjadi lebih besar dari target perusahaan yaitu 80. Secara
umum penerimaan pada tahun 2006 menunjukkan hasil yang efektif. Adapun rincian realisasi penerimaan dari kelima produk itu adalah sebagai berikut :
1. Mentari
Anggaran penerimaan untuk produk Mentari pada tahun 2006 sebesar Rp.82.956.000.500. Realisasi penerimaan yang terjadi sebesar
Rp.90.200.450.045. Pencapaian anggaran lebih besar dari yang ditetapkan yaitu mencapai 109. Selisih sebesar Rp.7.244.449.545. Hasil pencapaian
pada produk ini menunjukkan hasil yang sangat efektif dibandingkan penerimaan produk lain pada tahun 2006. Pencapaian target penerimaan dari
produk Mentari tidak lepas dari promosi yang gencar dilakukan perusahaan melalui fasilitas dan harga yang ditawarkan. Produk Mentari merupakan
produk yang menghasilkan penerimaan terbesar. Anggaran yang ditetapkan juga dengan jumlah yang lebih besar dari anggaran penerimaan dari produk
lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2. IM3
Target penerimaan untuk produk ini pada tahun 2006 sebesar Rp.67.987.540.800. Realisasi yang terjadi lebih besar dari anggaran yang
ditetapkan, yaitu sebesar Rp.70.854.380.000. Sehingga terjadi selisih yang tidak mencapai target sebesar Rp.2.866.839.200 atau sebesar 4. Pencapaian
hasil yang terjadi pada penerimaan produk ini cukup efektif. Anggaran yang ditetapkan pada produk ini cukup besar dan realisasi yang terjadi juga lebih
besar dari anggaran. Hal ini disebabkan produk ini sangat digemari konsumen yang pada umumnya tergolong pelajar dan mahasiswa. Dengan tarif Rp.0,1
per sms dan telepon Rp.0,1 ke sesama produk Indosat, produk IM3 semakin banyak digunakan masyarakat.
3. Matrix
Penerimaan dari produk ini hanya sebesar Rp.20.998.004.300 dibandingkan dengan anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.40.667.453.809. Selisih yang
tidak mencapai target sebesar Rp.19.669.449.509 atau sebesar 48. Pencapaian hasil yang terjadi pada penerimaan produk ini sangat kurang
efektif. Rendahnya penerimaan dari produk ini disebabkan rendahnya konsumen yang menggunakan produk ini. Produk ini memang ditujukan pada
kalangan eksekutif. Konsumen lebih banyak menggunakan produk sejenis dari perusahaan jasa telekomunikasi lainnya.
4. StarOne
Anggaran penerimaan untuk produk CDMA ini pada tahun 2006 ditetapkan sebesar Rp.45.909.067.000, sedangkan realisasi yang terjadi
Rp.24.980.780.600. Selisih tidak mencapai target sebesar Rp.25.780.413.844
Universitas Sumatera Utara
atau sebesar 36. Pencapaian hasil penerimaan yang terjadi pada produk ini juga tidak efektif. Hasil ini dinilai wajar mengingat produk ini baru
dikeluarkan perusahaan untuk persaingan produk CDMA. Promosi yang gencar perlu dilakukan untuk peningkatan penerimaan produk ini.
5. FIXED MIDI
Target penerimaan untuk produk gabungan ini pada tahun 2006 adalah sebesar Rp.70.785.000.900. Realisasi penerimaan yang terjadi sebesar
Rp.45.004.587.056. Selisih yang tidak mencapai target sebesar Rp.25.780.413.844 atau sebesar 36. Pencapaian hasil ini masih lebih rendah
dari target perusahaan yaitu 50 sehingga hasil ini tidak efektif. Hasil pada penerimaan pada jasa penyediaan jaringan internet dan komunikasi data ini
disebabkan masih sedikit variasi produk jasa yang ditawarkan sehingga konsumen menggunakan produk lain.
Pengeluaran Anggaran pengeluaran kas pada tahun 2006 sebesar Rp.77,288,271,463
.
Realisasi yang terjadi sebesar Rp.
91,530,005,988
. Selisih yang merugikan perusahaan terjadi sebesar Rp.14,241,734,525 atau 15,5. Jumlah pengeluaran yang terjadi
pada tahun 2006 dinilai kurang efesien mengingat selisih yang terjadi cukup besar yaitu 14,2 Milliar. Adapun rincian dari pengeluaran adalah sebagai berikut :
1. Biaya Operasi Telekomunikasi Cost of Service
Jumlah total anggaran untuk biaya operasi telekomunikasi adalah sebesar Rp.25.634.369.620, sedangkan realisasi menjadi sangat besar yaitu sebesar
Rp.40.199.799.146. Sehingga terjadi selisih sebesar Rp.14.565.428.526 atau
Universitas Sumatera Utara
sebesar 57. Jumlah selisih pengeluaran ini menunjukkan hal yang sangat kurang efektif. Biaya ini seharusnya bisa ditekan jumlahnya. Adapun rincian
dari Biaya Operasi telekomunikasi adalah sebagai berikut:
a Biaya Teknis
Anggaran untuk biaya teknis sebesar Rp.5.460.741.000, realisasinya sebesar Rp.7.225.048.487.
Selisih yang tidak mencapai target sebesar sebesar Rp.
1.764.307.487 atau
32 . Hal ini menunjukkan kurang efisen dari biaya ini karena selisih yang terjadi pada biaya ini sebesar Rp.1,7 Milliar. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan pelayanan konsumen agar sinyal kuat maka harus dilakukan perluasan jaringan dengan memperbanyak menara BTS,
membuat biaya teknis semakin banyak dan melebihi dari anggaran yang ditetapkan. Anggaran untuk biaya ini perlu ditingkatkan untuk memperluas
jangkauan sinyal.
b Biaya Telekomunikasi
Untuk biaya telekomunikasi pada tahun 2006 dianggarkan sebesar Rp.12.278.118.450, sedangkan realisasi yang terjadi jauh lebih besar yaitu
Rp.20.736.028.892. Selisih yang terjadi sebesar Rp.8.457.910.442 atau sebesar 69. Selisih pada biaya ini cukup besar yaitu mencapai Rp. 8,4
Milliar. Jumlah selisih yang terjadi menunjukkan pengeluaran biaya yang tidak efisien. Hal ini disebabkan kegiatan perusahaan yang semakin
kompleks dalam meningkatkan kinerja pelayanan terhadap konsumen. Anggaran yang telah ditetapkan tidak bisa memenuhi kebutuhan biaya
untuk melaksanakan operasional perusahaan disebabkan persaingan yang
Universitas Sumatera Utara
sangat ketat antara perusahaan telekomunikasi dalam menawarkan produknya.
c BBM Genset
Anggaran untuk BBM Genset sebesar Rp.1.608.977.000, realisasinya sebesar Rp.6.585.474.715. Selisih yang tidak mencapai target sebesar Rp.
4.976.497.715 atau
309 . Jumlah selisih yang sangat besar ini menunjukkan pengeluaran yang sangat kurang efisien. Selisih yang terjadi pada biaya ini
disebabkan oleh aliran listrik PLN yang sering mati dan kenaikan harga bahan bakar minyak untuk genset sehingga anggaran yang telah ditetapkan
sangat kurang untuk memenuhi pengeluaran untuk operasional yang tinggi.
d Inspeksi Lapangan
Untuk biaya Inspeksi lapangan pada tahun 2006 dianggarkan sebesar Rp.4.344.543.234, sedangkan realisasi yang terjadi lebih rendah yaitu
Rp.3.227.707.258. Selisih terjadi sebesar Rp.1.116.835.976 atau sebesar 26 . Hal ini disebabkan aktivitas rutin di lapangan hanya dilakukan untuk
pengawasan menara BTS. Anggaran yang ada sudah cukup dalam memenuhi kebutuhan.
e Biaya Transportasi
Jumlah dana yang dianggarkan untuk biaya ini sebesar Rp.106.514.000, namun realisasi yang terjadi sebesar Rp.173.052.900. Terjadi selisih yang
tidak mencapai target sebesar Rp.66.538.900 atau 62 . Hal ini disebabkan kenaikan harga BBM pada saat itu. Anggaran yang ditetapkan
tidak cukup memenuhi kebutuhan dalam operasional.
Universitas Sumatera Utara
f Biaya Jaringan
Untuk Biaya Jaringan pada tahun 2006 dianggarkan sebesar Rp.411.104.270, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu
Rp.616.636.093. Selisih yang terjadi sebesar Rp.205.531.823 atau sebesar 50 . Hal ini disebabkan peningkatan kegiatan operasional perusahaan
dalam penyediaan jaringan yang selalu optimal. Biaya ini harus ada agar operasional tetap berjalan dengan lancer.
g Biaya Instalasi
Jumlah dana yang dianggarkan pada biaya ini sebesar Rp.1.424.371.666, namun realisasi yang terjadi tidak jauh berbeda yaitu sebesar
Rp.1.635.850.801. Selisih Rp.211.479.135 atau sebesar 15 . Selisih biaya ini disebabkan semua peralatan IT membutuhkan pembaharuan sistemnya.
Biaya ini diperlukan untuk instalasi hardware dan software dalam mendukung kegiatan operasional. Selisih yang terjadi dianggap wajar
karena ini sangat penting dalam telekomunikasi.
2. Biaya Administrasi dan Umum
Untuk anggaran pengeluaran pada Biaya Administrasi dan Umum adalah sebesar Rp.25.240.217.311. Realisasi yang terjadi Rp.29.802.303.867. Terjadi
selisih sebesar Rp.4.562.086.556 atau sebesar 18 . Jumlah dana yang dikeluarkan pada biaya ini dinilai kurang efisien. Adapun rincian biaya
Administrasi dan Umum adalah sebagai berikut :
1. Sewa Gedung
Anggaran untuk biaya ini sebesar Rp.1.286.074.145. Jumlah yang terealisasi tidak jauh berbeda yaitu Rp.1.138.158.292. Terjadi selisih target sebesar
Universitas Sumatera Utara
Rp147.915.853 atau sebesar 12 . Hal ini disebabkan kontrak beberapa gedung tidak diperpanjang.
2. Sewa Kendaraan
Untuk biaya ini dianggarkan sebesar Rp.3.815.579.067, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.4.293.019.954. Selisih terjadi sebesar
Rp.477.440.887 atau sebesar 13 . Hal ini disebabkan kebutuhan operasional yang semakin meningkat sehingga memerlukan kendaraan
dalam menunjang aktivitas perusahaan
3. Peralatan
Untuk biaya ini dianggarkan sebesar Rp.1.593.900.000, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.1.875.947.151. Selisih terjadi sebesar
Rp.282.047.151 atau sebesar 18 . Hal ini disebabkan pembelian peralatan yang baru untuk kebutuhan administrasi.
4. Publikasi
Untuk biaya ini pada tahun 2006 dianggarkan sebesar Rp.104.495.665, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.145.805.763. Selisih
yang tidak mencapai target sebesar Rp.41.310.098 atau 40. Hal ini disebabkan semakin kompleks kegiatan administrasi perusahaan.
5. Asuransi Kendaraan
Jumlah dana yang dianggarkan pada biaya ini sebesar Rp.9.306.000, namun realisasi yang terjadi yaitu sebesar Rp.3.935.000. Selisih yang terjadi
sebesar Rp 5.371.000 atau sebesar 58 . Hal ini disebabkan beberapa kendaraan tidak lagi dilanjutkan kontrak asuransinya
Universitas Sumatera Utara
6. Pajak Kendaraan
Untuk biaya ini dianggarkan sebesar Rp.5.219.000, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.5.447.000. Selisih yang terjadi sebesar
Rp.228.000 atau sebesar 4. Hal ini disebabkan adanya kenaikan pajak yang dikenakan pada kendaraan.
7. Administrasi
Untuk biaya ini dianggarkan sebesar Rp.18.350.500.000, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.21.870.500.606. Selisih terjadi
sebesar Rp.282.047.151 atau sebesar 18 . Pengeluaran untuk biaya ini mungkin tidak mudah untuk dikendalikan karena dalam meningkatkan
kinerja perusahaan agar bisa tetap bersaing ketat, sangat diperlukan dana yang harus selalu ada sehingga anggaran yang ditetapkan tetap tidak cukup
dalam memenuhi kebutuhan perusahaan.
3. Biaya Pemeliharaan
Untuk biaya ini pada tahun 2006 dianggarkan sebesar Rp.5.131.175.369. realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.5.905.631.933. Terjadi selisih
sebesar Rp.774.456.564 atau sebesar 15. Pengeluaran ini dianggap tidak efisien karena selisih yang terjadi cukup besar. Adapun rincian dari biaya
pemeliharaan ini adalah sebagai berikut : a
Pemeliharaan Gedung
Untuk biaya ini dianggarkan sebesar Rp.3.867.466.768, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.4.469.241.302. Selisih terjadi sebesar
Rp.601.774.534 atau sebesar 16 . Selisih pada biaya ini disebabkan
Universitas Sumatera Utara
banyaknya bagian-bagian gedung yang harus diperbaiki sehingga anggaran tidak cukup untuk memenuhi biaya tersebut.
b Pemeliharaan Peralatan
Untuk biaya ini dianggarkan sebesar Rp.142.889.000, sedangkan realisasi yang terjadi lebih kecil yaitu Rp.133.671.234. Selisih terjadi sebesar
Rp.9.271.766 atau sebesar 6 . Hal ini disebabkan anggaran yang ada telah cukup memenuhi kebutuhan. Pemeliharaan yang dilakukan hanya sebatas
pemeliharaan rutin.
c Pemeliharaan Kendaraan
Untuk biaya ini pada tahun 2006 dianggarkan sebesar Rp.110.275.900, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.100.107.898. Selisih
merugikan terjadi sebesar Rp.10.168.002 atau sebesar 9. Hal ini disebabkan kendaraan yang diperlukan bertambah jumlahnya sehingga
harus memerlukan perawatan agar kondisi prima dalam menunjang kegiatan operasional.
d Spareparts
Anggaran biaya pada bagian ini sebesar Rp.911.534.811, realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.1.112.136.478. Selisih yang tidak mencapai
target sebesar Rp.200.601.667 atau 22. Hal ini disebabkan adanya peralatan yang membutuhkan penggantian komponen agar dapat
dipergunakan secara optimal.
4. Biaya Pemasaran
Untuk biaya ini ditetapkan anggaran sebesar Rp. 19,883,074,617. Realisasi
yang terjadi lebih besar jumlahnya yaitu Rp.26.415.546.879. Selisih yang
Universitas Sumatera Utara
tidak mencapai target sebesar Rp.5.444.681.938 atau sebesar 26. Adapun rincian biaya pemasaran adalah sebagai berikut :
a Exhibition
Untuk biaya ini pada tahun 2006 dianggarkan sebesar Rp.1.696.155.636, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.1.979.738.367. Selisih
yang terjadi sebesar Rp.283.582.731 atau sebesar 17. Hal ini disebabkan meningkatnya kegiatan untuk mengenalkan produk terbaru dari perusahaan.
Hal ini dilakukan untuk pendekatan awal terhadap masyarakat.
b Sponsorship
Jumlah dana yang dianggarkan untuk biaya sponsor adalah sebesar Rp.359.905.082 sedangkan yang realisasi yang terjadi lebih besar yaitu
sebesar Rp.402.514.450. Hal ini menunjukkan selisih sebesar Rp.42.609.368 atau sebesar 12. Peningkatan biaya ini ditujukan dalam usaha promosi
yang gencar dari perusahaan agar produk dan jasa dapat semakin dikenal masyarakat luas. Biaya ini dianggap wajar karena penting untuk pemasaran
produk.
c Undian
Untuk anggaran dana melakukan kegiatan undian berhadiah pada tahun 2006 ditetapkan sebesar Rp.561.213.991, sedangkan realisasi yang terjadi
hampir sama dengan program kerja adalah Rp.521.601.105. Ini menunjukkan selisih yang terjadi sebesar Rp.39.612.886 atau 7 . Hal ini
disebabkan perusahaan ingin mempertahankan loyalitas pelanggan dalam menggunakan produk dan jasa perusahaan melalui undian berhadiah.
Universitas Sumatera Utara
d Pos Support
Pada bagian ini ditetapkan anggaran sebesar Rp.897.416.877, sedangkan realisasi yang terjadi sedikit lebih besar yaitu Rp.923.791.011. Selisih
merugikan yan terjadi sebesar Rp.26.374.134 atau sebesar 3. Hal ini disebabkan tingginya kegiatan administrasi sehingga biaya pengiriman surat
lebih besar dari yang ditetapkan. Biaya ini dinilai cukup efisien karena selisih yang jumlahnya relatif rendah.
e Marketing Agency
Anggaran biaya yang dikeluarkan untuk bagian ini sebesar Rp.4.771.146.338, jumlah yang terealisasi jauh lebih besar yaitu
Rp.7.590.042.300. Selisih merugikan yang terjadi sebesar Rp.2.818.895.962 atau sebesar 59. Selisih pada biaya ini sebesar Rp.2,8 Milliar. Ini
merupakan selisih yang cukup besar. Hal ini disebabkan banyaknya dibutuhkan agen marketing dalam usaha pemasaran produk-produk
perusahaan agar semakin luas diketahui masyarakat. Ini harus dilakukan karena tingkat persaingan pasar jasa telekomunikasi yang sangat ketat.
Biaya ini dinilai kurang efisien dan seharusnya bisa dikurangi jumlahnya sehingga tidak membuat pengeluaran yang besar.
f Penelitian dan Pengembangan
Dalam usaha mengetahui selera pasar konsumen jasa telekomunikasi, anggaran untuk biaya ini ditetapkan sebesar Rp.57.878.000. Realisasi yang
terjadi hampir sama dengan anggaran yaitu sebesar Rp.57.788.784. Selisih
Universitas Sumatera Utara
yang terjadi sebesar Rp.89.216. Biaya ini cukup efisien karena jumlahnya belum melebihi target.
g Iklan
Anggaran yang ditetapkan untuk biaya ini tergolong cukup besar yaitu sebesar Rp.7.927.661.561 dengan realisasi yang terjadi sebesar
Rp.8.002.720.215. Jumlah realisasi dengan anggaran tidak jauh berbeda sehingga selisih yang menguntungkan terjadi sebesar Rp.75.058.654 atau
sebesar 1. Penyerapan anggaran dana pada biaya ini hampir 100. Anggaran dana pada biaya ini cukup tinggi mengingat biaya untuk iklan
sangat dibutuhkan dalam pemasaran produk dan jasa telekomunikasi perusahaan. Ini dilakukan agar masyarakat tertarik menggunakan produk
dan jasa perusahaan. Biaya ini dinilai efisien karena selisih yang terjadi hanya sedikit.
5. Biaya Sewa Jaringan
Dana yang dianggarkan untuk biaya sewa jaringan pada tahun 2006 sebesar Rp.161.653.112, sedangkan realisasinya adalah Rp.180.351.647. Ini
menimbulkan selisih yang merugikan sebesar Rp.18.698.535 atau sebesar 12. Biaya ini disebabkan kebutuhan pelanggan atas jasa internet dan
telekomunikasi semakin meningkat. Biaya ini dinilai cukup efisien. Adapun rincian dari biaya ini adalah :
a Leased Lines
Anggaran untuk biaya ini sebesar Rp.41.538.000, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.45.236.300. Hal ini menimbulkan selisih sebesar
Universitas Sumatera Utara
Rp3.698.300 atau sebesar 9 . Biaya ini sangat diperlukan dalam membayar jaringan yang disewa dari perusahaan lain. Biaya ini cukup
efisien karena jumlah selisih yang relatif rendah..
b Internet Circuit
Untuk biaya ini dianggarkan sebesar Rp.120.115.112. Realisasi yang terjadi sebesar Rp135.115.347. Selisih yang terjadi sebesar Rp.15.000.235 atau
sebesar 12. Hal ini disebabkan bertambahnya permintaan pelanggan atas kebutuhan informasi melalui internet. Biaya ini cukup efisien karena
diperlukan dalam penyediaan jaringan internet bagi pelanggan.
6. Biaya lain-lain
Untuk biaya ini ditetapkan anggaran sebesar Rp.249.000.000, realisasinya sebesar Rp.211.406.355 sehingga terjadi selisih sebesar Rp.37.593.645 atau
sebesar 15. Biaya ini terjadi untuk mendukung kegiatan perusahaan. Selisih yang terjadi seharusnya bisa ditekan jumlahnya agar lebih efisien.
Universitas Sumatera Utara
B. Analisa dan Evaluasi Anggaran Kas Tahun 2007