Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keamanan, Keselamatan dan Keamanan Kerja K3 merupakan hal yang penting dan harus diperhatikan dalam lingkungan laboratorium seperti laboratorium pendidikan kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Laboratorium pendidikan kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan laboratorium yang digunakan oleh mahasiswa FITK untuk melakukan serangkaian praktikum yang ditugaskan kampus, mahasiswa sering bersinggungan dengan bahan-bahan kimia yang tidak semua aman jika terjadi kontak langsung dengan manusia. Menurut keterangan bapak Muhammad Iskandar Fauzi selaku Asisten Laboratorium Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, bahwa sistem pencegahan kecelakaan K3 di laboratorium masih standar berupa persiapan perlengkapan keamanan standar laboratorium terdiri dari : alat pelindung mata, alat pelindung pernafasan , alat pelindung badan , alat pelindung kaki , alat pelindung tangan. Belum terdapat alat atau sistem pendeteksi bahaya yang mungkin terjadi, seperti sistem pendeteksi kebocoran gas berbahaya beracun. Kebocoran gas beracun di Laboratorium Pendididikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terjadi sekitar Oktober 2013 yang disebabkan oleh kesalahan manusia human error akibat dari kebocoran gas tersebut gas beracun menyebar di gedung FITK UIN Syarif Hidayatullah sehingga membahayakan orang yang ada di 2 gedung tersebut, hal yang menyebabkan gas dapat menyebar sampai keseluruh ruangan di gedung FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut dikarenakan belum adanya sistem pendeteksi kebocoran gas secara dini sehingga gas menyebar keseluruh ruangan. Agar para pekerja laboratorium aman dalam melakukan pekerjaannya, maka mereka perlu menaati peraturan K3 Keamanan Kesehatan dan Keselamat Kerja laboratorium. Peraturan K3 laboratorium yaitu mencakup keamanan fasilitas laboratorium yaitu Tresnaningsih, 2003 : 1. Desain laboratorium harus mempunyai sistem ventilasi yang memadai dengan sirkulasi udara yang adekuat memenuhi standar. 2. Desain laboratorium harus mempunyai pemadam api yang tepat terhadap bahan kimia yang berbahaya yang dipakai. 3. Kesiapan menghindari panas sejauh mungkin dengan memakai alat pembakar gas yang terbuka untuk menghindari bahaya kebakaran. 4. Untuk menahan tumpahan larutan yang mudah terbakar dan melindungi tempat yang aman dari bahaya kebakaran dapat disediakan bendung- bendung talam. 5. Dua buah jalan keluar harus disediakan untuk keluar dari kebakaran dan terpisah sejauh mungkin. 6. Tempat penyimpanan di desain untuk mengurangi sekecil mungkin risiko oleh bahan-bahan berbahaya dalam jumlah besar. 7. Harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaam P3K 3 Selain keamanan fasilitas laboratorium diatas, K3 laboratorium juga mengatur bagaimana pencegahan terhadap bahaya dari bahan-bahan kimia berbahaya, yaitu Tresnaningsih, 2003: 1. ”Material safety data sheet” MSDS dari seluruh bahan kimia yang ada untuk diketahui oleh seluruh petugas laboratorium. 2. Menggunakan karet isap rubber bulb atau alat vakum untuk mencegah tertelannya bahan kimia dan terhirupnya aerosol. 3. Menggunakan alat pelindung diri pelindung mata, sarung tangan, celemek, jas laboratorium dengan benar. 4. Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata dan lensa. 5. Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar. Setelah dijabarkan diatas mengenai faktor pendukung kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium, penulis melihat bahwa Laboratorium Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah sudah memenuhi standar K3, namun setelah dilakukan wawancara dengan kepala laboratorium, Bpk Iwan Setiawan S.pd bahwa di Laboratorium pendidikan kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah belum terdapat sistem pendeteksi kebocoran gas beracun dan sistem monitoring kualitas udara. Sistem ini diperlukan untuk menghindari akibat yang lebih besar yang ditimbulkan dari kebocoran gas tersebut seperti yang dijelaskan penulis diatas. 4 Untuk memperkuat latar belakang, penulis menyebarkan kuesioner kepada 30 responden mahasiswa semester 3A jurusan pendidikan kimia. Berikut hasil kuesionernya : Berdasarkan hasil dari kuesioner, 17 dari 30 orang mahasiswa menyatakan pernah mendengar kebocoran gas di laboratorium kimia, kemudian 97 dari 30 orang mahasiswa menyatakan sangat memerlukan sistem pendeteksi dan pencegahan dini kebocoran gas tersebut. Oleh karena Apakah Anda pernah mendengar atau mengalami kebocoran gas di Laboratorium kimia FITK ini ? Pernah 5 Orang Tidak Pernah 25 Orang Apakah diperlukan suatu sistem pendeteksi dan sistem pencegahan dini kebocoran gas di laboratorium kimia FITK ? Sangat Diperlukan 29 Orang Diperlukan 1 Orang Kurang diperlukan 0 Orang Tidak diperlukan 0 orang 5 itu penulis mengajukan judul penulisan skripsi tentang “Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas dan Kualitas Udara di Laboratorium Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ”

1.2 Perumusan Masalah