34
menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata dari sekian banyak pilihan yang ada.
54
Keenam, retoris; retoris berhubungan dengan bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan. Retoris dapat dilihat dari
penggunaan grafis, metafora serta ekspresi. Grafis melihat penggunaan grafik, gambar atau table untuk mendukung arti penting suatu pesan.
Elemen grafik memberikan efek kognitif, dalam arti ia mengontrol perhatian dan ketertarikan secara intensif dan menunjukkan apakah suatu
informasi itu dianggap penting dan menarik sehingga harus dipusatkan atau difokuskan.
55
b. Kognisi Sosial
Kognisi sosial melihat bagaimana suatu teks diproduksi. Kognisi sosial berkaitan dengan kesadaran mental wartawan yang membentuk teks
tersebut. Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau
menandakan sejumlah makna, pendapat dan ideologi. Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi dari teks, membutuhkan suatu analisis
kognisi dan konteks sosial. Wartawan tidak dianggap sebagai individu yang netral, tetapi individu yang mempunyai bermacam nilai, pengalaman
dan pengaruh ideologi yang didapatkan dari kehidupannya.
56
54
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: PT LKiS Printing Cemerlang, 2012, cet ke-10, h. 255.
55
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, cet ke-10, h. 258.
56
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: PT LKiS Printing Cemerlang, 2012, cet ke-10, h. 259-260.
35
Van Dijk menyebutkan bahwa peristiwa dipahami dan dimengerti berdasarkan skema. Skema dikonseptualisasikan sebagai struktur mental di
mana di dalamnya tercakup bagaimana kita memandang manusia, peranan sosial dan peristiwa. Ada beberapa macam skema atau model yang dapat
digambarkan berikut ini:
57
pertama, skema person; bagaimana seseorang menggambarkan dan memandang orang lain. Bagaimana seorang
wartawan Islam, misalnya, memandang dan memahami orang Kristen yang kemungkinan besar akan berpengaruh terhadap berita yang akan
ditulis. Kedua, skema diri; berhubungan dengan bagaimana diri sendiri
dipandang, dipahami dan digambarkan oleh seseorang. Ketiga, skema peran; berhubungan dengan bagaimana seseorang memandang dan
menggambarkan peranan dan posisi yang ditempati seseorang dalam masyarakat. Keempat, skema peristiwa; skema ini barangkali paling
banyak dipakai. Setiap peristiwa selalu kita tafsirkan dan maknai dalam skema tertentu. Biasanya, skema inilah yang paling banyak dipakai oleh
wartawan.
58
c. Konteks Sosial
Konteks sosial ialah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis
intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal
57
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, cet ke-10, h. 259-262.
58
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: PT LKiS Printing Cemerlang, 2012, cet ke-10, h. 262.
36
diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat.
59
Titik penting dari analisis ini adalah untuk menunjukkan bagaimana makna yang dihayati
bersama, kekuasaan sosial diproduksi lewat praktik diskursus dan legitimasi. Menurut Van Dijk, dalam analisis mengenai masyarakat ini,
ada dua poin yang penting: kekuasaan dan akses. Pertama, praktik kekuasaan; Van Dijk mendefinisikan kekuasaan tersebut sebagai
kepemilikan yang dimilki oleh suatu kelompok atau anggotanya yang mengontrol kelompok lain. Kekuasaan ini umumnya didasarkan pada
kepemilikan atau sumber-sumber yang bernilai, seperti uang, status dan pengetahuan. Selain berupa kontrol yang bersifat langsung dan fisik, tetapi
juga bertindak persuasif dengan jalan memengaruhi kondisi mental, seperti kepercayaan, sikap dan pengetahuan. Analisis wacana memberikan
perhatian yang besar pada apa yang disebut dominasi. Dominasi direproduksi oleh pemberian akses yang khusus pada satu kelompok
dibandingkan kelompok lain diskriminasi. Ia juga memberi perhatian atas proses produksi lewat legitimasi melalui bentuk kontrol pikiran.
60
Kedua, akses memengaruhi wacana; analisis wacana Van Dijk memberi perhatian yang besar pada akses, bagaimana akses di antara
masing-masing kelompok dalam masyarakat. Kelompok elit mempunyai akses yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak
berkuasa. Karena itu, mereka yang lebih berkuasa mempunyai kesempatan
59
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, cet ke-10, h. 271.
60
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: PT LKiS Printing Cemerlang, 2012, cet ke-10, h. 272.
37
lebih besar untuk akses pada media, dan kesempatan lebih besar untuk memengaruhi kesadaran khalayak.
61
E. Undang-undang Penyiaran di Indonesia
Komisi Penyiaran Indonesia KPI merupakan lembaga yang mengatur penyiaran di Indonesia. Dalam rangka mengatur perilaku
lembaga penyiaran di Indonesia dibutuhkan suatu pedoman yang wajib dipatuhi agar pemanfaatan frekuensi radio sebagai ranah publik yang
merupakan sumber daya alam terbatas dapat senantiasa ditujukan untuk kemaslahatan masyarakat sebesar besarnya.
Pedoman Perilaku Penyiaran Standar Program Siaran P3SPS pada dasarnya dirancang berdasarkan amanat yang diberikan Undang-
Undang Republik Indonesia No. 322002 tentang Penyiaran kepada Komisi Penyiaran Indonesia. Sebuah pedoman yang mengatur perilaku
pihak-pihak yang terlibat dalam dunia penyiaran Indonesia.
62
Pedoman Perilaku Penyiaran merupakan panduan tentang batasan- batasan mengenai apa yang diperbolehkan dan atau tidak diperbolehkan
berlangsung dalam proses pembuatan program siaran, sedangkan Standar Program Siaran merupakan panduan tentang batasan apa yang
diperbolehkan dan atau yang tidak diperbolehkan ditayangkan dalam program siaran. Dengan demikian P3SPS merupakan penjabaran dari
ketentuan kode etik dalam Undang-undang No. 32 tahun 2002 yang masih bersifat umum. Pedoman perilaku penyiaran bersumber kepada nilai-nilai
61
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, cet ke-10, h. 272-273.
62
Komisi Penyiaran Indonesia. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran. 2012, h. 1.