mempunyai arti yang penting bagi dirinya, situasi tersebut akan ia rasakan sebagai situasi yang mengancam dirinya sehingga ia mengalami stres.
Menurut Cooper 1983 latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap kualitas dalam bekerja. Kualitas yang rendah dapat mengakibatkan beban
kerja menjadi bertambah dan akan menimbulkan stres.
21
c. Nilai dan Kebutuhan
Setiap organisasi mempunyai kebudayaan masing-masing. Kebudayaan yang terdiri dari keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan norma-norma perilaku yang
menunjang organisasi dalam usahanya mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan pemanduan integrasi internal.
Para tenaga kerja diharapkan berperilaku sesuai dengan norma-norma perilaku yang diterima dalam organisasi. Jika tidak ia bisa mengundurkan diri, karena
tidak ada pekerjaan lain atau karena sebab lain, maka tenaga kerja akan mengalami stres.
Peristiwa traumatik juga dapat menyebabkan stres pada seseorang seperti gempa bumi dan banjir, bencana buatan manusia seperti perang dan kecelakaan
nuklir, kecelakaan mobil atau pesawat terbang; dan penyerangan fisik seperti pemerkosaan atau upaya pembunuhan.
22
2.1.4. Gejala-gejala Stres Kerja
Stres sebagai ketegangan atau tekanan emosional yang dialami seseorang dan abstrak gejalanya, oleh para ahli dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Gejala fisik, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada metabolisme organ
tubuh seperti denyut jantung yang meningkat, sakit kepala, dan sakit perut yang bisa kita alami dan harus diwaspadai.
b. Gejala emosional, yaitu perubahan-perubahan sikap yang terjadi seperti
ketegangan, kegelisahan, ketidaktenangan, kebosanan, cepat marah, menurunnya rasa percaya diri, kehilangan spontanitas dan kreativitas dan lain-lain.
c. Gejala keperilakuan, yaitu perubahan-perubahan atau situasi dimana produktivitas
seseorang menurun, absensi meningkat, kebiasaan makan berubah, merokok bertambah, banyak minum minuman keras, tidak bisa tidur, berbicara tidak
tenang, dan lain-lain.
4
d. Gejala intelektual, yaitu ditandai dengan lemahnya daya ingat, tidak mampu
berkonsentrasi, produktivitas atau prestasi kerja menurun dan mutu kerja rendah, dan lain-lain.
e. Gejala interpersonal, ditandai dengan kehilangan kepercayaan pada orang lain,
mudah menyalahkan orang lain, suka mencari-cari kesalahan orang lain, dan lain- lain.
23
Pada sistem saraf otonom, menimbulkan gejala seperti keluarnya keringat dingin dan keringat pd telapak tangan, rasa panas dingin badan, asam lambung yang
meningkat sakit maag, kejang lambung dan usus, mudah kaget, gangguan seksual, dan lain-lain. Gejala berat akibat stres : kematian, gila psikosis dan hilangnya
kontak sama sekali dgn lingkungan sosial.
24
Universitas Sumatera Utara
2.1.5. Dampak Stres Kerja
Dalam keadaan stres, tubuh kita akan mengaktifkan respon melawan atau menghindar, baik kita memilih untuk tetap aktif maupun diam saja. Akibatnya, kita
mengeluarkan lebih banyak energi, dan hal ini berdampak pada emosional dan fisik. a.
Dampak pada emosional Dampak pada emosional seperti : keletihan yang membuat pekerja tidak fokus
pada pekerjaan, kemampuan untuk mengingat informasi menjadi sangat terbatas dan berpengaruh pada proses pengambilan keputusan, menutup diri, depresi, dan
harga diri rendah b.
Dampak pada fisik Di awal tahun 1970-an, ada dugaan bahwa dari semua penyakit dan kesakitan
yang terjadi, 60-nya berkaitan dengan stres. Berdasarkan temuan terbaru tentang interaksi pikiran-tubuh, diperkirakan sebanyak 80 dari semua masalah
yang berkaitan dengan kesehatan disebabkan atau diperburuk oleh stres. Diantaranya : sakit kepala karena tegang, sakit kepala migrain,
Temporomandibular Joint Dysfunction TMJ, masalah lambung Ulkus dan Kolitis, Irritable Bowel Syndrome IBS, cemas saraf, pilek, penyakit jantung
Koroner bahkan Kanker.
2.1.6. Upaya Menanggulangi Stres Kerja