Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

menggambarkan keadaan atau objek penelitian yang dilakukan pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya dan dipakai untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun, dan mengklasifikasikan, mengkaji, dan menginterpretasikan data. Metode perpustakaan juga dipakai dalam penulisan skripsi ini, yaitu untuk dapat mencari dan mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. Penulis juga melihat dari karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan sebagai bahan pertimbangan. Dengan metode tersebut, peneliti akan menjelaskan keberadaan idiom yang berhubungan dengan organ tubuh manusia.

1.6.2 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek. Suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang Nazir 1988 : 63. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui Library Research studi kepustakaan, yaitu mencari dan mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penulisan. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah sebuah buku cerita “Boku No Ojisan“ karya Kitamori. Data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data tulisan. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dari buku yang berhubungan dengan gitaigo bahasa Jepang. Sejalan dengan pengumpulan Universitas Sumatera Utara data, semua data yang terkumpul diolah sedemikian rupa, sehingga dalam penyusunan skripsi ini akan dicapai apa yang telah direncanakan. Pengolahan data ini mencakup bidang gitaigo dalam bahasa Jepang, khususnya gitaigo yang ada dalam buku cerita “Boku No Ojisan“ karya Kitamori. Jadi, dengan metode perpustakaan, metode deskriptif, serta teknik pengumpulan data dan pengolahan data, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini meskipun masih sangat sederhana. Universitas Sumatera Utara

BAB II GITAIGO DALAM CERITA “BOKU NO OJISAN”

2.1 Onomatope Dalam Bahasa Jepang Onomatope seperti yang telah disebutkan sebelumnya merupakan

kata dari tiruan bunyi, keadaan dan tindakan. Beberapa ahli bahasa meyakini bahwa onomatope ini merupakan salah satu asal usul bahasa. Kata onomatope ini mulai diteliti sejak abad ke-4 sebelum masehi oleh Socrates 469-390. Dia mengatakan sebagai berikut : “Tiruan bunyi onomatope sebagai bukti bahwa ada hubungan yang normalphysei “alamiah” antara kata dan referensinya.” Gorys Keraf, 1985:85. Istilah onomatope itu sendiri mulai pada abad ke-19, ahli bahasa yang pertama kali mengemukakan adalah J.G Herder. Teori onomatope ini disebut juga teori ekoik atau teori bow-bow. J.G. Herder dalam Gorys Keraf, 1990:3 mengatakan sebagai berikut : “Objek-objek diberi nama sesuai dengan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh obyek-obyek itu sendiri. Obyek-obyek yang dimaksud adalah bunyi-bunyi binatang atau peristiwa alam.” Manusia berusaha meniru suara anjing, suara ayam, desis angin, debur ombak dan sebagainya. D. Whitney 1868 dalam Gorys Keraf, 1980:3 mengatakan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara