BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Insidensi fraktur maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor yang dirawat di RSUP. H. Adam Malik Medan,
Januari 2008 – September 2010
Dari data-data yang diperoleh di bagian rekam medik dan Poli Bedah Mulut SMF Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, diperoleh jumlah
pasien yang didiagnosa fraktur maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor selama bulan Januari 2008 – September 2010 sejumlah
104 orang.
5.2 Insidensi fraktur maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas pada
pengendara sepeda motor berdasarkan jenis kelamin yang dirawat di RSUP. H. Adam Malik Medan, Januari 2008 – September 2010
Dari 104 orang yang mengalami kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor diperoleh total fraktur maksilofasial yang terjadi pada laki-laki sebanyak 85
orang dengan persentase sebesar 81,73 dan pada perempuan sebanyak 19 orang dengan persentase sebesar 18,27 . Diperoleh rasio terjadinya fraktur maksilofasial
akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor pada laki-laki dan wanita sebesar 4:1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1: Insidensi fraktur maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor berdasarkan jenis kelamin yang dirawat di bagian IGD dan Poli
Bedah Mulut SMF Gigi dan Mulut RSUP H. Adam Malik Januari 2008 – September 2010.
Fraktur Maksilofasial Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
f f
Fraktur Komplek Zigoma 1
0,96 Fraktur Komplek Nasal
4 3,85
Fraktur Dento-alveolar 1
0,96 Fraktur Maksila
9 8,65
5 4,81
Fraktur Mandibula 54
51,92 6
5,77 Fraktur Kombinasi Maksilofasial
16 15,39
6 5,77
Fraktur Maksilofasial dengan fraktur lainnya
2 1,92
Total 85
81,73 19
18,27
Universitas Sumatera Utara
10 20
30 40
50 60
70 80
90
P e
r s
e
n t
a s
e
Laki-laki Perempuan
Jenis kelamin Diagram 1. Insidensi fraktur maksilofasial akibat kecelakaan
lalu lintas pada pengendara sepeda motor berdasarkan jenis kelamin yang dirawat di RSUP. H. Adam Malik Medan,
Januari 2008 - September 2010
Fraktur maksilofasial
Universitas Sumatera Utara
5.3 Insidensi fraktur maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor berdasarkan usia yang dirawat di RSUP. H. Adam
Malik Medan, Januari 2008 – September 2010
Dari 104 kasus yang diperoleh, jumlah tertinggi dari insidensi fraktur maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor terjadi pada
usia 21-30 tahun, yakni sebanyak 38 orang dengan persentase sebesar 36,54 , pada usia 11-20 tahun sebanyak 31 orang dengan persentase sebesar 29,81 , pada usia
31-40 tahun sebanyak 14 orang dengan persentase 13,46 , pada usia 41-50 tahun sebanyak 11 orang dengan persentase 10,58, pada usia 1-10 tahun sebanyak 6 orang
dengan persentase 5,77, pada usia 51-60 tahun sebanyak 3 orang dengan persentase 2,88, kemudian jumlah terendah dari insidensi fraktur maksilofasial akibat
kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor terjadi pada usia 61-70 tahun yakni sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar 0,96.
Insidensi fraktur maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor dijumpai pada usia paling muda yakni pada usia 2 tahun dan paling tua
pada usia 67 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2: Insidensi fraktur maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor berdasarkan usia yang dirawat di bagian IGD dan Poli Bedah
Mulut SMF Gigi dan Mulut RSUP H. Adam Malik Januari 2008 – September 2010.
Fraktur Maksilofasial
Usia Tahun
1-10 11-20
21-30 31-40
41-50 51-60
61-70
Fraktur Komplek Zigoma
1 Fraktur Komplek
Nasal 2
1 1
Fraktur Dento- alveolar
1 Fraktur Maksila
1 6
7 1
1 Fraktur Mandibula
2 15
23 10
5 3
Fraktur Kombinasi maksilofasial
2 7
5 3
5 Fraktur
Maksilofasial dengan fraktur lainnya
1 1
Total 6
31 38
14 11
3 1
5,77 29,81
36,54 13,46
10,58 2,88
0,96
Universitas Sumatera Utara
5 10
15 20
25 30
35 40
P e
r s
e
n t
a s
e
1-10 tahun
11-20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
51-60 tahun
61-70 tahun
Usia Diagram 2. Insidensi fraktur maksilofasial akibat
kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor berdasarkan usia yang dirawat di RSUP. H. Adam Malik
Medan, Januari 2008 - September 2010
Fraktur Maksilofasial
Universitas Sumatera Utara
5.4 Insidensi fraktur maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor berdasarkan jenis frakturnya yang dirawat di RSUP. H.
Adam Malik Medan, Januari 2008 – September 2010
Dari 104 kasus yang diperoleh, jenis fraktur yang paling banyak terjadi dari insidensi fraktur maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda
motor adalah fraktur mandibula sebanyak 60 orang dengan persentase sebesar 57,69, selanjutnya fraktur kombinasi maksilofasial sebanyak 22 orang dengan
persentase sebesar 21,15, fraktur maksila sebanyak 14 orang dengan persentase sebesar 13,46, fraktur komplek nasal sebanyak 4 orang dengan persentase 3,85,
kemudian fraktur maksilofasial yang diikuti oleh jenis fraktur lainnya sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 1,92 dan jenis fraktur maksilofasial yang paling
sedikit sekali terjadi adalah fraktur komplek zigoma dan fraktur dento-alveolar yakni masing-masing sebanyak 1 orang dengan persentase masing-masing sebesar 0,96.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3: Insidensi fraktur maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor berdasarkan jenis frakturnya yang dirawat di bagian IGD dan
Poli Bedah- Mulut SMF Gigi dan Mulut RSUP H. Adam Malik Medan Januari 2008 – September 2010.
Fraktur Maksilofasial Frekuensi
Fraktur Komplek Zigoma 1
0,96 Fraktur Komplek Nasal
4 3,85
Fraktur Dento-alveolar 1
0,96 Fraktur Maksila
14 13,46
Fraktur Mandibula 60
57,69 Fraktur Kombinasi Maksilofasial
22 21,15
Fraktur Maksilofasial dengan fraktur lainnya 2
1,92 Total
104 100
Universitas Sumatera Utara
Diagram 3. Insidensi fraktur maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor berdasarkan jenis frakturnya
yang dirawat di RSUP. H. Adam Malik Medan, Januari 2008 - September 2010
10 20
30 40
50 60
70
Fr ak
tu r K
om ple
k Zig
om a
Fr ak
tu r K
om pl
ek N
as al
Fr ak
tur D
ent o-
al ve
ol ar
Fr ak
tu r M
ak sila
Fr ak
tur M
an di
bu la
Fr ak
tu r K
om bin
as i M
ak silo
fa sia
l
Fr akt
ur M
aks ilof
as ia
l de ng
an f ra
kt ur
la in
ny a
p ers
en tas
e
Universitas Sumatera Utara
5.5 Perawatan fraktur maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor yang dirawat di RSUP. H. Adam Malik Medan,
Januari 2008 – September 2010
Dari 104 orang pasien fraktur maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor, didapat bahwa perawatan yang diberikan kepada masing-
masing pasien fraktur maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara
sepeda motor pada prinsipnya adalah sama. Pada fraktur komplek nasal, fraktur
komplek zigoma, fraktur mandibula, fraktur maksila, dan fraktur dentoalveolar, perawatan yang diberikan adalah ORIF Open Reduction and Internal Fixation .
Jumlah pasien yang mendapat perawatan ORIF adalah sebanyak 102 orang pasien, dengan persentase sebesar 98,08. Sedangkan 2 orang pasien yang lainnya mendapat
perawatan ORIF beserta perawatan lainnya yakni masing-masing sebesar 0,96. Perawatan lainnya berupa Tracheostomy dan Craniotomy.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4: Perawatan fraktur maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor di bagian IGD , Poli THT dan Poli Bedah- Mulut SMF Gigi
dan Mulut RSUP H. Adam Malik Januari 2008 – September 2010.
Fraktur Maksilofasial Jenis Perawatan
ORIF ORIF +
Craniotomy ORIF +
Tracheostomy
Fraktur Komplek Zigoma 1
Fraktur Komplek Nasal 4
Fraktur Dento-alveolar 1
Fraktur Maksila 14
Fraktur Mandibula 60
Fraktur Kombinasi Maksilofasial 21
1 Fraktur Maksilofasial dengan
fraktur lainnya 1
1
Total 102
1 1
98,08 0,96
0,96
Universitas Sumatera Utara
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
p e
r s
e
n t
a s
e
ORIF ORIF + Craniotomy
ORIF + Tracheostomy Jenis perawatan
Diagram 4. Perawatan fraktur maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor di bagian IGD , Poli THT dan Poli Bedah- Mulut
SMF Gigi dan Mulut RSUP H. Adam Malik Januari 2008 – September 2010
Universitas Sumatera Utara
BAB VI PEMBAHASAN