Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 123
yang kalian peroleh dengan memaafkan? Bagaimana perasaanmu ketika kesalahanmu dimaafkan? Apa yang diajarkan Yesus tentang
memberi maaf? Apa kebiasaan yang akan kalian lakukan sebagai bentuk penghayatan dan perwujudan atas pelajaran ini?
Setelah mengikuti proses di atas, sekarang saatnya untuk menuliskan hasil refleksi
Doa
Mari kita mengakhiri kegiatan belajar kita dengan mengungkapkan doa melalui lagu berikut ini Nyanyikan dengan penuh penghayatan
Oh Rahmat yang Mengagumkan
1=Bes;44 Puji Syukur No.600
O Rahmat yang mengagumkan, penolong hidupku Ku tlah sesat didapatkan, ku butapun sembuh
Rahmat membuatku takwa, membuatku lega Besar nian rahmat Tuhan, di awal imanku
124 Kelas VII SMP Edisi Revisi
D. Yesus Pejuang Kesetaraan Gender
Perempuan dan laki-laki tentu saja berbeda secara isik dan psikis. Tetapi sebagai manusia yang adalah citra Allah, perempuan
dan laki-laki memiliki martabat yang sama. Namun kenyataannya dalam masyarakat masih banyak ditemui perlakuan-perlakuan
diskriminatif yang didasarkan pada perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Kebanyakan perlakukan diskriminatif tersebut lebih
banyak menjadikan kaum perempuan sebagai korban. Lihat saja, banyak warga masyarakat yang menolak perempuan jadi pemimpin
masyarakat atau menduduki jabatan tertentu, atau banyak kasus lainnya. Oleh karena itu sampai saat ini masalah kesetaraan atau
kesederajatan masih memerlukan perjuangan, perempuan maupun laki-laki.
Yesus pun melakukan perjuangan yang cukup keras dalam menegakkan kesetaraan gender. Pada masa hidupnya, kaum
wanita dipandang sebagai kelompok warga masyarakat yang kurang diperhitungkan, maka direndahkan, tidak diperhitungkan,
dianggap pendosa dan sebagainya.
Bagaimana persisnya perjuangan Yesus dalam menegakkan kesetaraan Gender, dan apa yang dapat kamu lakukan dalam ikut
serta memperjuangkan kesetaraan gender. Jawabannya dapat kamu temukan dalam pelajaran ini.
Doa
Allah Bapa kami yang penuh kasih, Engkau senantiasa memberikan berkat kepada kami tanpa kecuali.
Berikanlah kami rahmat-Mu pada hari ini, agar kami mampu mema- hami irman-Mu dalam Yesus Kristus Putera-Mu. Ajarlah kami untuk
membuka diri, membuka hati dan pikiran kami, agar keteladanan yang Yesus berikan kepada kami,
dapat kami laksanakan dalam kehidupan kami sehari-hari. Terlebih dalam usaha-Nya untuk memperjuangkan kesetaraan,
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 125
bagi seluruh umat manusia baik laki-laki maupun perempuan. Engkau kami puji ya Bapa, kini dan sepanjang masa.
Amin
1. Praktik Kesetaraan Gender dalam Masyarakat
Masalah perjuangan kesetaraan gender jarang mendapat perhatian dalam kehidupan masyarakat kita. Tentu saja hal itu tidak sehat bila
dibiarkan terus. Kita beruntung mempunyai contoh keluarga yang sudah meperjuangkan dan mempraktekkannya, sebagaimana nampak dalam
kisah berikut:
Baca dan pahami artikel berikut ini Mendidik Keluarga tanpa Perbedaan Gender
Seorang ibu rumah tangga menyampaikan pengalamannya dalam membimbing anak-anak mereka di tengah keluarga.
Namanya Ibu Enny. Ibu Enny berpandangan bahwa seorang perempuan harus memiliki sifat mandiri, apalagi untuk zaman
sekarang, di mana emansipasi wanita didengungkan di tengah- tengah masyarakat. Kaum pria zaman sekarang juga tidak menyukai
perempuan yang sifatnya penuh ketergantungan. Dalam mendidik anak-anaknya, ibu Enny berjuang dengan berusaha senantiasa
memberikan pandangan yang positif akan perempuan.
Memang disadari bahwa perempuan tidak akan terbebas dari tugasnya untuk mengurus rumah tangga, seperti memasak,
menyiapkan keperluan anak-anak, membersihkan rumah dan lain sebagainya. Namun demikian, ibu Enny menanamkan kepada anak-
anak perempuannya bahwa tugas sebagai wanita dalam mengurus rumah tangga bukan berarti akan menjadi penghalang bagi seorang
perempuan untuk berkarier.
Oleh karenanya, setiap hari, ibu Enny berusaha menanamkan kepada anak-anaknya suatu kebiasaan untuk menghargai atau
memperlakukan seseorang bukan berdasar jenis kelamin. Kepada anak yang perempuan ditanamkan sikap mandiri dan tidak
bergantung kepada saudara yang laki-laki. Kepada anak yang laki- laki ditanamkan pula sikap untuk tidak memandang bahwa tugas
perempuan hanya di rumah.