Kasus Tanjung Priok Kasus Sampit Kasus Marsinah Peristiwa Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II

Hak Asasi Manusia 95 menemukan bukti-bukti yang menjurus pada tindakan yang dapat digolongkan sebagai pelanggaran HAM berat dan menjadi tanggung jawab negara. Kasus menonjol dalam kasus di Timor Timur adalah sebagai berikut. a. Kasus di kompleks Gereja Liquica yang menyebab kan 30 orang meninggal. b. Penyerangan rumah mantan gubernur yang me- nyebab kan 15 orang meninggal. c. Pembunuhan massal di kompleks Gereja Suai yang menyebab kan 50 orang meninggal. Kasus Timor Timur sudah disidangkan dalam Pengadilan HAM Ad Hoc dan para pelaku pelanggaran atau kejahatan telah men dapatkan hukuman.

2. Kasus Tanjung Priok

Dalam kasus Tanjung Priok, diperkirakan tidak kurang 24 orang meninggal dunia dan 79 orang luka- luka. Kasus ini terjadi pada 12 September 1984. Menurut Komnas HAM dalam peristiwa Tanjung Priok telah terjadi, antara lain: a. pembunuhan secara kilat summary killing; b. penangkapan dan penahanan secara sewenang- wenang; c. penyiksaan; d. penghilangan secara paksa.

3. Kasus Sampit

Pada pertengahan Februari 2001, meletuslah Kasus Sampit, yaitu kasus pertikaian antara dua etnis di Sampit, Kalimantan Tengah. Kejadian ini menyebabkan 419 orang meninggal dunia, 93 orang luka-luka, 1.304 rumah dan 250 kendaraan bermotor dirusak dan di bakar, serta sebanyak 88.164 orang mengungsi. Akibat peristiwa tersebut, rapat Paripurna Komnas HAM pada 3 April 2001 menyepakati pembentukan Komisi Penyelidikan Pelanggaran HAM di Sampit, Kalimantan Tengah.

4. Kasus Marsinah

Marsinah ialah seorang karyawan perusahaan di Nganjuk, Jawa Timur. Marsinah diculik dan dibunuh karena ikut serta melakukan unjuk rasa kepada perusahaan tempat ia bekerja. Banyaknya pelanggaran HAM di berbagai negara disebabkan oleh masalah-masalah sebagai berikut. 1. Belum adanya persamaan dalam pemberlakuan HAM. 2. Adanya perbedaan paham individu dan kolektif. 3. Kurang berfungsinya lembaga-lembaga pen- egak hukum. 4. Pemahaman yang kurang merata, baik di kalangan sipil maupun militer ten- tang HAM. CIVIC INFO Di unduh dari : Bukupaket.com 96 Pendidikan Kewarganegaraan: Menumbuhkan Nasionalisme dan Patriotisme untuk Kelas VII Pada 30 September 1993, dibentuk Tim Terpadu Bakortanasda Jatim untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan kasus Marsinah. Tim terpadu telah menangkap sebanyak 10 orang tersangka pem bunuhan Mar sinah yang salah satunya ialah oknum anggota TNI. Dalam per sidangannya sampai dengan tingkat kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia membebaskan para terdakwa dari segala dakwaan bebas murni.

5. Peristiwa Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II

Dalam peristiwa ini diduga telah terjadi pelang- garan HAM berat yakni peristiwa penembakan sejumlah mahasiswa yang melakukan demonstrasi di awal masa reformasi. DPR RI telah merekomendasikan agar kasus Trisakti dan Semanggi ditindaklanjuti dengan Pengadilan Umum dan Pengadilan Militer. Dalam peristiwa ini diduga telah terjadi pelang garan Sumber: Tempo, 14 Mei 1998 Gambar 3.11 Peristiwa Trisakti dan Tragedi Semanggi di Jakarta Kerusuhan yang terjadi antara mahasiswa dengan aparat keamanan diduga telah terjadi pelanggaran HAM. HAM berat. Komnas HAM kemudian mem bentuk KPP HAM Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II. Hal ini dituangkan dalam SK No. 034Komnas HAMVII2001 tanggal 27 Agustus 2001. Namun sampai saat ini, peristiwa Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II belum dapat diselesaikan dalam Peng adilan HAM Ad Hoc. Selain peristiwa pelanggaran HAM berat tersebut, sebenarnya masih banyak kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia, misalnya dalam kasus Tengku Bantaqiah di Aceh 1999, kasus Universitas Muslim Indonesia UMI Ujung Pandang 1999, dan kasus pertikaian antaragama di Ambon Maluku 1999. Kasus pelang garan HAM juga dapat terjadi di masyarakat. Misalnya, dalam kasus Diskusikan dalam kelompok belajarmu mengenai penyebab kasus Trisakti dan Semanggi I dan II. Laporkan hasilnya kepada gurumu Diskusi Di unduh dari : Bukupaket.com Hak Asasi Manusia 97 perbuatan main hakim sendiri terhadap tersangka tindak pidana, pengeroyokan, dan pembakaran sampai tewas. Tindakan main hakim sendiri sering terjadi akibat masyarakat tidak mengetahui arti pentingnya meng- hargai hak asasi. Selain itu, para pelajar pun sering ter- lihat melakukan tawuran akibat tidak mengetahui dan menghargai hak asasi orang lain. Hal ini men cerminkan suatu kehidupan yang tidak beradab. Semestinya dalam menyelesaikan masalah dapat ditempuh cara-cara manusiawi, seperti dengan dialog, musyawarah, per- damaian, dan menggunakan cara-cara yang tidak merusak hak orang lain. Apabila penyelesaian masalah antar pelajar ditempuh dengan cara manusiawi, seperti dialog, musyawarah, perdamaian dan menggunakan cara-cara yang tidak merusak hak orang lain, tidak akan ada lagi aksi tawuran. Spirit

1. Upaya Perlindungan HAM