Teknik Analisis Data Penilaian kompetensi guru menurut Permenpan No.16 Tahun 2009

c. Tabulasi Tabulasi adalah proses penempatan data ke dalam bentuk tabel yang telah diberi kode sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel-tabel yang dibuat sebaiknya mampu meringkas agar memudahkan dalam proses analisis data.

2. Teknik Analisis Data

Untuk menarik kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan, maka teknik analisis data dilakukan dengan analisis tendensi sentral mean, median, dan modus Kuncoro, 2007:34 a. Mean Mean adalah alat pengukuran rata-rata yang paling popular untuk mengetahui karakteristik dari sekelompok data dengan membagi jumlah dari keseluruhan isi data dengan jumlah datanya. Pengukuran ini digunakan untuk mengetahui rata-rata penilaian persepsi siswa terhadap kompetensi guru ekonomi. Mean ditentukan dengan rumus: Keterangan : Me = mean = jumlah perkalian antara jumlah data sampel fi dengan tanda kelas xi b. Median Median adalah membagi data menjadi dua sama besar, dan kemudian menghitung nilai data yang membagi data menjadi dua bagian tersebut. Pengukuran ini digunakan untuk mencari batas kategori kompetensi guru dengan frekuensi terbanyak. Median ditentukan dengan rumus: Keterangan: Md = median b = batas bawah, dimana median akan terletak n = banyaknya datajumlah sampel p = panjang kelas interval F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median f = frekuensi kelas median c. Modus Modus adalah menghitung jumlah data yang paling sering muncul dalam kelompok data. Pengukuran ini digunakan untuk mengetahui kategori kompetensi guru ekonomi yang paling banyak berdasarkan persepsi siswa. Modus ditentukan dengan rumus: Mo = modus B = batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak p = panjang kelas interval = frekuensi pada kelas modus frekuensi kelas interval sebelumnya. = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya.

3. Penilaian kompetensi guru menurut Permenpan No.16 Tahun 2009

dirumuskan sebagai berikut: Tabel 3.7 Penilaian Kompetensi Guru Menurut Permenpan No.16 Pasal 15 Tahun 2009 No Nilai Kategori 1 91 – 100 Amat Baik 2 76 – 90 Baik 3 61 – 75 Cukup 4 51 – 60 Sedang 5 50 Kurang Digunakan sebagai dasar acuan untuk menyimpulkan hasil yang diperoleh. Hasil mean, median, dan modus dikonversikan lalu dibandingkan dengan Permenpan No.16 Pasal 15 Tahun 2009. 40

BAB IV GAMBARAN UMUM

A. SMA Pangudi Luhur van Lith

1. Sejarah SMA Pangudi Luhur van Lith

Kampus SMA Pangudi Luhur van Lith yang sekarang ini, sebelumnya pernah digunakan untuk mendidik calon guru SD dengan sistem asrama yang didirikan oleh Pastor Fransiskus Gregorius Yosephus van Lith, SJ. pada tahun 1904. Sekolah Guru tersebut berupa RC Kweekschool dan Normaalschool. Romo Fransiskus Gregorius van Lith S.J. dilahirkan di Oirachot, Belanda pada tanggal 17 Mei 1863. Datang ke Jawa tahun 1896, meninggal di Semarang pada tanggal 17 Mei 1926. Dan dimakamkan di Muntilan. Pada tahun 1952 sekolah tersebut diserahkan kepada Kongregasi Bruder FIC, yang dalam perkembangannya menjadi SGB, SMP, dan kemudian SGA Xaverius. Pada tahun 1966 SGA Xaverius berganti nama menjadi SPG van Lith. Pada tahun 1991 Pemerintah menutup semua SPG di seluruh Indonesia dan SPG van Lith beralih fungsi menjadi SMA Pangudi Luhur van Lith Berasrama dengan status disamakan berdasarkan Keputusan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah No. 488CKepI92 tanggal 31 Desember 1992.