2. Kasir
Pemohon kemudian menghadap kepada kasir dengan menyerahkan surat permohonan dan SKUM. Kasir kemudian:
a. menerima uang tersebut dan mencatat dalam jurnal biaya perkara. b. menandatangani dan memberi nomor perkara serta tanda lunas pada
SKUM. c. mengembalikan surat permohonan dan SKUM kepada Pemohon
3. Meja II
Pemohon kemudian menghadap pada Meja II dengan menyerahkan surat permohonan dan SKUM yang telah dibayar. Kemudian Meja II:
- Memberi nomor pada surat permohonan sesuai dengan nomor yang diberikan oleh Kasir. Sebagai tanda telah terdaftar maka petugas Meja II
membubuhkan paraf. -
Menyerahkan satu lembar surat permohonan yang telah terdaftar bersama satu helai SKUM kepada pemohon.
20
Setelah menyerahkan satu lembar surat permohonan yang telah terdaftar bersama satu helai SKUM kepada pemohon. Perkara permohonan berikutnya
akan masuk pada tahap proses persidangan mulai dari tahap penerimaan berkas hingga penetapan hakim. Pada dasarnya Proses penyelesaian perkara
permohonan dispensasi kawin di Pengadadilan Agama Surabaya sama dengan proses beracara pada umumnya, hanya saja apabila perkara permohonan
dispensai kawin lebih cepat selesai dari pada perkara gugatan.
20
Wawancara dengan Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Surabaya, Syarif Hidayat. SH pada tanggal 9 Agustus 2010
B. Proses Penyelesaian Perkara Permohonan Dispensasi Kawin di
Pengadilan Agama Surabaya.
TAHAP I
Penerimaan Berkas Perkara Dipelajari oleh Hakim
TAHAP II
PERSIDANGAN Sidang Pertama dimulai
TAHAP IV
Pembacaan Surat Permohonan dan Pemeriksaan
TAHAP III
Majelis Hakim menasehati Para Pihak
TAHAP V
Pembuktian Dalam Perkara Permohona
Dispensasi Kawin ini bukti Surat dan Bukti Saksi
Hukumnya WAJIB
Bukti Saksi
Sidang di SKORS Bukti Surat
TAHAP VI Kesimpulan
SKORS dicabut Musyawarah Majelis
TAHAP VII PENETAPAN
Gambar 2 Sumber: Ilustrasi dari Proses penyelesaian perkara
Permohonan di Pengadilan Agama Surabaya
Penjelasan Tahapan:
1. Tahap I
Ketua Majelis Hakim setelah menerima berkas perkara, bersama-sama hakim anggotanya mempelajari berkas perkara. Kemudian menetapkan
hari dan tanggal serta jam kapan perkara itu disidangkan serta memerintahkan agar para pihak dipanggil untuk datang menghadap pada
hari, tanggal, dan jam yang telah ditentukan. Selain itu para pihak juga diberitahu bahwa mereka dapat mempersiapkan bukti-bukti yang diajukan
dalam persidangan. Namun, biasanya bukti-bukti sudah dititipkan kepada panitera sebelum persidangan.
2. Tahap II