Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahap VI Penetapan Nomor: 166Pdt.P2010PA. Sby.

Penjelasan Tahapan:

1. Tahap I

Ketua Majelis Hakim setelah menerima berkas perkara, bersama-sama hakim anggotanya mempelajari berkas perkara. Kemudian menetapkan hari dan tanggal serta jam kapan perkara itu disidangkan serta memerintahkan agar para pihak dipanggil untuk datang menghadap pada hari, tanggal, dan jam yang telah ditentukan. Selain itu para pihak juga diberitahu bahwa mereka dapat mempersiapkan bukti-bukti yang diajukan dalam persidangan. Namun, biasanya bukti-bukti sudah dititipkan kepada panitera sebelum persidangan.

2. Tahap II

Sebelum persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis, terlebih dahulu para pihak berperkara dipanggil ke ruang persidangan.

3. Tahap III

Ketua Majelis berusaha menasehati pemohon, anak pemohon dan calon anak pemohon dengan memberikan penjelasan tentang sebab akibatnya apabila pernikahan dilakukan belum cukup umur dan agar menunda pernikahannya.

4. Tahap IV

Bila tidak berhasil dengan nasehat-nasehatnya, kemudian Ketua Majelis membacakan surat permohonan pemohon yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Surabaya. Selanjutnya Ketua Majelis memulai pemeriksaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pemohon, anak pemohon dan calon anak pemohon secara bergantian.

5. Tahap V

Kemudian Ketua Majelis melanjutkan pemeriksaan bukti surat, dan pemohon menyerahkan bukti surat seperti: a. Foto copy surat dari KUA, tentang penolakan perkawinan, bermaterai, ditandai dengan P.1 b. Foto copy Kutipan Akta Kelahiran, atas nama anak pemohon, bermaterai, ditandai dengan P.2 c. Foto copy Ijazah terakhir, atas nama anak pemohon, bermaterai, ditandai dengan P.3 d. Foto copy Kartu Keluarga, atas nama pemohon dan anak pemohon, bermaterai, ditandai dengan P.4 e. Foto copy Surat Pernyataan Belum Kawin, atas nama anak pemohon, bermaterai, ditandai dengan P.5 Selain bukti Surat, juga ada bukti saksi yang meyakinkan bahwa anak pemohon dengan calon istrisuaminya tidak ada halanganlarangan kawin sebagaimana telah ditentukan oleh Syari’i serta perundang-undangan yang berlaku. Saksi harus lebih dari satu orang.

6. Tahap VI

Kesimpulan dalam perkara permohonan dispensasi kawin ada dua, yaitu bisa dilakukan dengan lisan dan bisa juga dengan tulisan. Selanjutnya Ketua Majelis menyatakan sidang diskors untuk musyawarah. Pemohon, anak pemohon dan calon anak pemohon diperintahkan ke luar dari ruang persidangan.

7. Tahap VII

Setelah musyawarah selesai, skors dicabut dan pemohon dipanggil kembali masuk ke ruang persidangan, kemudian dibacakan penetapan yang amarnya sebagai berikut Menetapkan: 1 Mengabulkan permohonan pemohon. 2 Memberi Dispensasi kepada pemohon untuk menikahkan anaknya bernama xx dengan xxx. 3 Membebankan biaya perkara sebesar Rp. … … kepada pemohon. Setelah membacakan penetapannya, Ketua Majelis menyatakan sidang ditutup. Jika pemohon tidak puas dengan penetapan Hakim, pemohon bisa langsung kasasi, bukan banding.

C. Faktor-faktor Penyebab Diajukannya Permohonan Dispensasi Kawin di Pengadilan Agama Surabaya

1. Faktor Pendidikan Peran pendidikan anak-anak sangat mempunyai peran yang besar. Jika seorang anak putus sekolah pada usia wajib sekolah, kemudian mengisi waktu dengan bekerja, saat itu anak tersebut sudah cukup mandiri, sehingga merasa mampu untuk menghidupi diri sendiri. Hal yang sama juga jika anak yang putus sekolah tersebut menganggur, dalam kekosongan waktu tanpa pekerjaan membuat mereka akhirnya melakukan hal-hal yang tidak produktif. Salah satunya adalah menjalin hubungan dengan lawan jenis, yang jika diluar kontrol membuat kehamilan di luar nikah. 2. Faktor Pemahaman Agama Ada sebagian dari masyarakat kita yang memahami bahwa jika anak menjalin hubungan dengan lawan jenis, telah terjadi pelanggaran agama. Dan sebagai orang tua wajib melindungi dan mencegahnya dengan segera menikahkan anak-anak tersebut. Ada satu kasus dimana orang tua anak menyatakan bahwa jika anak menjalin hubungan dengan lawan jenis merupakan suatu ”Perzinahan”. Oleh karena itu sebagai orang tua harus mencegah hal tersebut dengan segera menikahkan. Saat Majelis Hakim menanyakan anak wanita yang belum berusia 16 tahun tersebut, anak tersebut pada dasarnya tidak keberatan jika menunggu sampai 16 tahun yang tinggal beberapa bulan lagi. Tapi orang tua yang tetap bersikukuh bahwa pernikahan harus segera dilaksanakan. Bahwa perbuatan anak yang saling menyukai dengan anak laki-laki adalah merupakan ”Zina” dan sebagai orang tua sangat takut dengan azab membiarkan anak tetap berzina. 21 3. Faktor Hamil sebelum menikah Ini dapat pisahkan dari faktor penyebab di atas, karena jika kondisi anak perempuan itu telah dalam keadaan hamil, maka orang tua cenderung menikahkan anak-anak tersebut. Bahkan ada beberapa kasus, walau pada 21 Wawancara dengan Hakim Pengadilan Agama Surabaya, Drs. Sulaiman, M.Hum pada tanggal 19 Agustus 2010 dasarnya orang tua anak gadis ini tidak setuju dengan calon menantunya, tapi karena kondisi kehamilan si gadis, maka dengan terpaksa orang tua menikahkan anak gadis tersebut. Bahkan ada kasus, justru anak gadis tersebut pada dasarnya tidak mencintai calon suaminya, tapi karena terlanjur hamil, maka dengan sangat terpaksa mengajukan permohonan dispensasi kawin. Ini semua tentu menjadi hal yang sangat dilematis. Baik bagi anak gadis, orang tua bahkan hakim yang menyidangkan. Karena dengan kondisi seperti ini, jelas-jelas perkawinan yang akan dilaksanakan bukan lagi sebagaimana perkawinan yang diamanatkan UU bahkan agama. Ada beberapa kasus, diajukannya pernikahan karena anak-anak telah melakukan hubungan biologis layaknya suami istri. Dengan kondisi seperti ini, orang tua anak perempuan cenderung segera menikahkan anaknya, karena menurut orang tua anak gadis ini, bahwa karena sudah tidak perawan lagi, dan hal ini menjadi aib. Tanpa mengenyampingkan perasaan dan kegalauan orang tua, penulis menganggap ini sebuah solusi yang kemungkinan di kemudian hari akan menyesatkan anak-anak. Ibarat seorang anak sudah melakukan suatu kesalahan yang besar, bukan memperbaiki kesalahan tersebut, tetapi orang tua justru membawa anak pada suatu kondisi yang rentan terhadap masalah. Karena sangat besar di kemudian hari perkawinan anak-anak tersebut akan dipenuhi konflik.

BAB III ANALISIS PERTIMBANGAN DAN PENETAPAN HAKIM DALAM

PERKARA PERMOHONAN DISPENSASI KAWIN DI PENGADILAN AGAMA SURABAYA

A. Penetapan dan Pertimbangan Hakim dalam Dispensasi Kawin di Pengadilan Agama Surabaya.

Pengadilan Agama setelah memeriksa dalam persidangan dan berkeyakinan bahwa terdapat hal-hal yang memungkinkan untuk memberikan dispensasi tersebut, maka Pengadilan Agama memberikan dispensasi kawin dengan suatu penetapan. Adapun penetapan yang penulis analisis di Pengadilan Agama Surabaya adalah Penetapan Nomor: 166Pdt.P2010PA.Sby. dan Penetapan Nomor: 167Pdt.P2010PA. Sby.

1. Penetapan Nomor: 166Pdt.P2010PA. Sby.

Majelis Hakim Pengadilan Agama Surabaya yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tingkat pertama telah memberikan penetapan dalam permohonan Dispensasi Kawin yang diajukan oleh: G bin GR, umur 43 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SLTA, pekerjaan swasta, bertempat tinggal di Bandarejo 3 Rt. 07. Rw. 05, Kel. Sememi, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya. Selanjutnya disebut sebagai pemohon, bahwa pemohon telah mengajukan permohonannya tertanggal 09 Maret 2010 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Surabaya dengan register nomor: 166Pdt.P2010PA.Sby. tanggal 09 Maret 2010 telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut: 29 - Bahwa pemohon bermaksud akan menikahkan anaknya yang bernama YBS bin G, umur 17 tahun 8 bulan, agama Islam, pendidikan terakhir SMK, pekerjaan --, bertempat tinggal di Bandarejo 3 Rt. 07. Rw. 05, Kel. Sememi, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya, dengan seorang perempuan bernama AAD binti M, umur 14 tahun 8 bulan, agama Islam, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan--, bertempat tinggal di Bandarejo 3 Rt. 07. Rw. 05, Kel. Sememi, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya - Bahwa Perkawinan tersebut belum dapat dilaksanakan dan ditolak oleh KUA karena calon mempelai laki-laki yaitu anak pemohon belum cukup umur menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. - Bahwa sungguhpun anak pemohon tersebut belum cukup umur, maka Pemohon tetap akan menikahkan anak Pemohon dengan calon isterinya dengan alasan sebagai berikut: - Pemohon khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari terhadap anak Pemohon dengan calon isterinya. - Anak Pemohon dengan calon isterinya sudah saling kenal mencintai dan kedua orang tuanya masing-masing sudah saling merestui. - Bahwa calon isteri anak Pemohon sekarang sudah hamil 4 bulan. - Bahwa atas perkawinan antara mempelai tersebut diatas tidak ada halangan untuk melaksanakan pernikahan - Bahwa atas dasar alasan-alasan tersebut diatas Pemohon memohon Kepada Ketua Pengadilan Agama Surabaya agar berkenan memanggil dan memeriksa para pihak dan selanjutnya menetapkan sebagai berikut: 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 2. Memeberi dispensasi kepada Pemohon untuk mengawinkan anak Pemohon YBS bin G dengan seorang perempuan bernama AAD binti M; 3. Membebankan biaya perkara ini sesuai dengan peraturan yang berlaku; Atau apabila Pengadilan berpendapat lain mohon putusan yang seadil- adilnya; Menimbang, bahwa Ketua Majelis telah menasehati Pemohon agar tidak melanjutkan perkaranya, akan tetapi tidak berhasil. Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan Pemohon datang menghadap lalu dibacakan surat permohonan tersebut yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon. Menimbang, bahwa di muka persidangan Pemohon menghadirkan anak Pemohon bernama YBS bin G, umur 17 tahu 8 bulan, agama Islam, pendidikan terakhir SMK, pekerjaan--, bertampat tinggal di Bandarejo 3 Rt.07 Rw. 05, Kel. Sememi, Kec. Benowo, Kota Surabaya. Menimbang, bahwa anak Pemohon tersebut di muka persidangan memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut: - Bahwa, ia lahir di Surabaya tanggal 27 Juli 1992 umur 17 tahun 8 bulan status jejaka; - Bahwa, ia sudah kenal dengan AAD binti M sudah saling mencintai dan telah sepakat untuk menikah; - Bahwa, perempuan tersebut statusnya adalah perawan; - Bahwa, ia dengan perempuan tersebut tidak ada hubungan famili dan juga tidak ada hubungan sesusuan; - Bahwa, hubungan dengan perempuan tersebut sudah direstui oleh orang tua masing-masing. - Bahwa, ia menghendaki agar perkawinannya dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Menimbang, bahwa di muka persidangan, pemohon juga menghadirkan calon isteri anak pemohon bernama AAD binti M, umur 14 tahun 9 bulan, agama Islam, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan--, bertempat tinggal di Bandarejo 3 Rt.07 Rw. 05, Kel. Sememi, Kec. Benowo, Kota Surabaya. Menimbang, bahwa calon isteri anak Pemohon tersebut di muka persidangan memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut: - Bahwa ia berumur 14 tahun 8 bulan, dan statusnya perawan; - Bahwa ia sudah kenal dengan YBS bin G sudah saling mencintai dan telah sepakat untuk menikah; - Bahwa laki-lakianak Pemohon tersebut statusnya adalah jejaka; - Bahwa, ia dengan laki-lakianak Pemohon tersebut tidak ada hubungan famili dan juga tidak ada hubungan sesusuan; - Bahwa, hubungannya dengan laki-lakianak Pemohon tersebut sudah direstui oleh orang tua masing-masing; - Bahwa, ia menghendaki agar perkawinannya dilaksanakan dalam waktu dekat ini; Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil permohonannya tersebut, pemohon telah mengajukan alat bukti-bukti surat sebagai berikut: 1. Foto copy surat dari KUA. Kec. Benowo, Kota Surabaya, Nomor: Kk.13.36.18Pw.01392010 tanggal 01 Maret 2010, tentang Penolakan Perkawinan, bermaterai cuckup cocok dengan aslinya, ditandai dengan P.1 2. Foto copy Kutipan Akta Kelahiran No. 2705D1996 atas nama YBS tertanggal 18 Juli 1996, bermaterai cuckup cocok dengan aslinya, ditandai dengan P.2 3. Foto copy ijazah SMP atas nama YBS tertanggal 21 Juni 2007, bermaterai cuckup cocok dengan aslinya, ditandai dengan P.3 4. Foto copy Kartu Keluarga No. 3578190101082493atas nama Pemohon dan anak Pemohon tertanggal 30 Nopember 2003, bermaterai cuckup cocok dengan aslinya, ditandai dengan P.4 5. Foto copy Surat Pernyataan atas nama YBS tertanggal 24 pebruari 2010, bermaterai cuckup cocok dengan aslinya, ditandai dengan P.5 Menimbang, bahwa selain bukti surat tersebut, Pemohon juga mengajukan saksi-saksinya, yang dalam persidangan masing-masing mengaku bernama: 1. AN bin J, umur 43 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, bertempat tinggal di Bandarejo Rt. 1 Rw. 5, Kota Surabaya, yang di bawah sumpah di muka persidangan telah memberikan keterangan pada pokoknya adalah: - Bahwa saksi adalah tetangga Pemohon; - Bahwa Pemohon mempunyai anak bernama: YBS bin G, umur 17 tahu 9 bulan akan tetapi anak tersebut telah menunjukkan kedewasaannya dan telah baligh sebagaimana dimaksud Hukum Islam; - Bahwa anak Pemohon tersebut telah kuat keinginannya untuk melangsungkan perkawinan dengan seorang perempuan bernama: AAD, berusia 14 tahun 8 bulan 1995, agama Islam, dan bertempat tinggal di Bandarejo 3 Rt. 07 Rw. 05, Kota Surabaya, dan keduanya telah saling mencintai; - Bahwa anak Pemohon dengan calon isterinya tidak ada halanganlarangan kawin sebagaimana telah ditentukan oleh Syari’i serta perundang-undangan yang berlaku; - Bahwa Kepala Kantor Urusan Agama Kecamata Benowo, Kota Surabaya selaku Pegawai Pencatat Nikah telah mengeluarkan surat pemberitahuan penolakan untuk melangsungkan perkawinan kepada Pemohon dengan alasan anak Pemohon kurang umur; 2. K bin MR, umur 36 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, bertempat tinggal di Griya Citra Asri RM-16, Kota Surabaya, yang di bawah sumpahnya di muka persidangan telah memberikan keterangan pada pokoknya adalah; - Bahwa saksi adalah paman dari anak Pemohon; - Bahwa Pemohon mempunyai anak bernama: YBS bin G, umur 17 tahu 9 bulan akan tetapi anak tersebut telah menunjukkan kedewasaannya dan telah baligh sebagaimana dimaksud Hukum Islam; - Bahwa anak Pemohon tersebut telah kuat keinginannya untuk melangsungkan perkawinan dengan seorang perempuan bernama: AAD, berusia kurang dari 14 tahun 8 bulan 1995, agama Islam, dan bertempat tinggal di Bandarejo 3 Rt. 07 Rw. 05, Kota Surabaya, dan keduanya telah saling mencintai; - Bahwa anak Pemohon dengan calon isterinya tidak ada halanganlarangan kawin sebagaimana telah ditentukan oleh Syari’i serta perundang-undangan yang berlaku; - Bahwa Kepala Kantor Urusan Agama Kecamata Benowo, Kota Surabaya selaku Pegawai Pencatat Nikah telah mengeluarkan surat pemberitahuan penolakan untuk melangsungkan perkawinan kepada Pemohon dengan alasan anak Pemohon kurang umur; Menimbang, bahwa terhadap alat bukti surat serta keterangan saksi-saksi tersebut Pemohon membenarkannya; Menimbang, bahwa selanjutnya Pemohon menyatakan tidak mengajukan suatu hal lagi, kecuali tetap pada permohonannya dan mohon dijatuhkan penetapan; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan pemohon, YBS, AAD, serta bukti surat dan bukti saksi, maka dapat ditemukan fakta hukum yang telah terbukti diatas, Majelis Hakim mempertimbangkan bahwa patut diduga akan menimbulkan mudharat kerugian yang lebih besar jika antara anak pemohon dengan calon isteri anak pemohon tidak segera dinikahkan terlebih kedua pemohon telah saling mencintai, sehingga secara mental dan material keduanya telah siap untuk menanggung segala resiko dalam rumah tangganya kelak. Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal di atas, serta dihubungkan pula dengan ketentuan pasal 7 dan pasal 8 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, Ketua Majelis berpendapat bahwa permohonan Pemohon tentang Dispensasi Kawin telah beralasan menurut hukum, sehingga haruslah dikabulkan. Menimbang, bahwa karena permohonan pemohon dapat dinyatakan dikabulkan maka Majelis Hakim dapat menetapkan untuk memberikan Dispensasi kepada pemohon agar dapat menikahkan anak laki-lakinya yang bernama YBS dengan AAD. Menimbang , bahwa oleh karena permohonan Pemohon tersebut termasuk bidang perkawinan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 89 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, biaya perkara dibebankan kepada Pemohon. Mengingat, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 serta segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan hukum syara’ yang berkaitan dengan perkara ini; Menetapkan: 1. Mengabulkan permohonan pemohon. 2. Memberikan dispensasi kepada Pemohon untuk mengawinkan anak Pemohon bernama YBS bin G dengan seorang perempuan bernama AAD binti M. 3. Membebankan biaya perkara ini kepada Pemohon yang hingga kini dihitung sebesar Rp. 136.000,00 seratus tiga puluh enam ribu rupiah; Demikian ditetapkan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada hari Selasa tanggal 04 Mei 2010 M, bertepatan dengan tanggal 19 Jumadil Ula 1431 H, oleh kami MYD, SH. sebagai Ketua Majelis, dan DS, M.Hum. serta MN, SH. masing-masing sebagai Hakim Anggota yang telah ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Agama Surabaya untuk mengadili perkara ini, penetapan mana pada hari itu juga telah diucapkan dalam sidang yang dinyatakan terbuka untuk umum oleh Majelis tersebut dan didampingi oleh ARA, SH. sebagai Panitera Pengganti, dengan dihadiri oleh Pemohon.

2. Penetapan Nomor: 167Pdt.P2010PA. Sby.