karakteristik pelayanan angkutan orang dengan menggunakan taksi. Pelayanan menggunakan taksi merupakan pelayanan angkutan dari pintu ke pintu dengan
wilayah operasi dalam kawasan perkotaan. Pada pasal ini juga didefinisakan mengenai wilayah operasi taksi dalam kawasan perkotaan Pasal 152 UULAJ
2009 ayat 2, sebagai berkut : a.
berada dalam daerah kota b.
berada dalam daerah kabupaten c.
melampaui daerah kotakabupaten dalam satu daerah provinsi, atau d.
melampaui daerah provinsi Berdasarkan karakteristik tersebut, dilihat dari peta wilayah kota
Denpasar, maka wilayah kota Denpasar khususnya Denpasar Utara termasuk dalam kriteria pelayanan wilayah operasi taksi sebagaimana dijelaskan oleh
Pasal 152 UULAJ tahun 2009 ayat 2.
2.3 Perlambatan Lalu Lintas
Pelambatan lalu lintas traffic calming merupakan upaya yang dilakukan untuk memperlambat lalu lintas dalam rangka meningkatkan keselamatan pejalan
kaki, pesepeda, pebelanja, dan penduduk serta mengurangi kebisingan dan pencemaran udara. Perlambatan dilakukan dengan menerapkan perangkat
rekayasa lalu lintas 3E yaitu Perekayasaan atau Engineering, Pendidikan masyarakat atau Education, dan penegakan hukum atau Enforcement yang dapat
diperluas menjadi 5 E dengan menambah mempengaruhi atau Encouragement dan dan penanganan kedaruratan yaitu Emergency responce yaitu dengan beberapa
cara yang memaksa pengemudi untuk menurunkan kecepatan kendaraannya. Adapun beberapa upaya yang dilakukan untuk memperlambat lalu lintas,
diantaranya : 1.
Polisi Tidur Polisi tidur atau disebut juga sebagai Alat Pembatas Kecepatan adalah
bagian jalan yang ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen yang dipasang melintang di jalan untuk pertanda memperlambat laju atau
kecepatan kendaraan. Untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan bagi pengguna jalan ketingginya diatur dan apabila melalui jalan yang
akan dilengkapi dengan rambu-rambu pemberitahuan terlebih dahulu
mengenai adanya polisi tidur, khususnya pada malam hari, maka polisi tidur dilengkapi dengan marka jalan dengan garis serong berwarna putih
atau kuning yang kontras sebagai pertanda. 2.
Pita Penggaduh Pita penggaduh adalah kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi
untuk membuat pengemudi lebih meningkatkan kewaspadaan menjelang suatu bahaya. Pita penggaduh berupa bagian jalan yang sengaja dibuat
tidak rata dengan menempatkan pita-pita setebal 10 sampai 40 mm melintang jalan pada jarak yang berdekatan, sehingga bila mobil yang
melaluinya akan diingatkan oleh getaran dan suara yang ditimbulkan bila dilalui oleh ban kendaraan. Pita penggaduh biasanya ditempatkan
menjelang perlintasan sebidang, menjelang sekolah, menjelang pintu tol atau tempat-tempat yang berbahaya bila berjalan terlalu cepat.
3. Pulau Lalu Lintas
Ada beberapa jenis pulau lalu lintas : a.
Pulau di median Berfungsi untuk memberikan ruang ditengah jalan sehingga pejalan
kaki yang menyeberang dapat berhenti ditengah jalan sebelum melanjutkan menyeberang bila situasi telah memungkinkan untuk
menyeberang. b.
Pulau disisi kiri, kanan atau pada kedua sisi Dimaksudkan untuk mempersempit ruang lalu lintas kendaraan yang
berfungsi untuk mengurangi kecepatan lalu lintas. Pulau seperti ini bisa di tempatkan di mulut persimpangan ataupun ditengah ruas
jalan. c.
Kombinasi dari a dan b Selain pulau ditengah juga ditempatkan pulau di pinggir sehingga
keselamatan pejalan kaki yang menyeberang menjadi lebih tinggi lagi.
4. Zona Sekolah
Zona selamat sekolah ZoSS merupakan program inovatif dalam bentuk zona kecepatan berbasis waktu yang dapat digunakan untuk mengatur
kecepatan kendaraan di area sekolah. Penggunaan rekayasa lalu lintas seperti rambu lalu lintas dan marka jalan serta pembatasan kecepatan
bertujuan meningkatkan perhatian pengemudi terhadap penurunan batas kecepatan di zona selamat sekolah serta memberikan rasa aman kepada
para murid yang akan menyeberang di jalan.
2.4 Algoritma Genetika