10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Umum Tentang Pajak
a. Pengertian Pajak 1 Definisi pajak yang termuat dalam buku Leroy Beaulieu yang
berjudul Traite de la Science des Financess, 1960, berbunyi: “L’ impot et la contribution, soit directe soit dissimulee, que La
Puissance Publique exige des habitants ou des biens pur subvenir aux depenses du Gouvernment.”
“Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak, yang dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang,
untuk menutup belanja pemerintah.” 2 Definisi pajak menurut Deutsce Reichs Abgaben Ordnung RAO-
1919 berbunyi: “Steuern sind einmalige oder laufende Geldleistungen die nicht
eine genleistung fur eine besondere Leistung darstellen, und von einem offentlichrectlichen Gemeinwesen zur Ernielung von
Einkunften allen auferlegt werden, bei denen der Tatbestand zuttrifft an
den das Gesetz die Leistungsplicht knupft.” “ Pajak adalah bantuan uang secara incidental atau secara periodik
dengan tidak ada kontraprestasinya, yang dipungut oleh badan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
yang bersifat umum negara, untuk memperoleh pendapatan, di mana terjadi suatu tatbestant sasaran pemajakan, yang karena
undang- undang telah menimbulkan utang pajak.”
3 Definisi pajak menurut Mr. Dr. N. J. Feldmann Dalam bukunya De Overheidsmiddelen van Indonesia, Leiden,
1949, mengatakan: “Belastingen Zijn aan de Overheid volgens algemene, door haar
vastgestelde normen verschuidigde afdwingbareprestties, waar geen tegenprestatie tgenover staat en uitsluitend dienen tot decking
van publieke vitgaven.” “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang
kepada penguasa menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum, tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata
digunakan untuk menutup pengeluaran- pengeluaran umum.”
4 Definisi pajak menurut Prof. Dr. M.J.H. Smeets Dalam bukunya De Economische Betekenis der Belastigen, 1951,
berbunyi: “Belastingen zijn aan de overhead volgens normen verschuligde,
afdwingbare pretties, zonder dat hiertegenover, in het individuele geval, aanwijsbare tegen-prestaties staan; zij strekken tot decking
van pub lieke uitgaven.”
“Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran
pemerintah.” 5 Definisi pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H.
Dalam bukunya dasar-dasar hukum pajak dan pajak pendapatan adalah sebagai berikut:
“Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna
menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapa kesejahteraan umum.Erly, 2008:8.
b. Asas-asas pemungutan pajak Dalam buku An Inguiry into the Nature and Causes of The
Wealth of Nations yang ditulis oleh Adam Smith pada abat ke- 18
mengajarkan tentang asas-asas pemungutan pajak yang dikenal dengan nama The Four Cannons atau The Four Maxims dengan uraian sebagai
berikut: 1
Equality Pembebanan pajak di antara subjek pajak hendaknya seimbang
dengan kemampuannya, yaitu seimbang dengan penghasilan yang dinikmatinya dibawah perlindungan pemerintah. Dalam hal
equality ,
tidak diperbolehkan
suatu negara
mengadakan diskriminasi di antara sesama Wajib Pajak. Dalam keadaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
sama Wajib Pajak harus diperlakukan sama dalam keadaan berbeda Wajib Pajak harus diperlakukan berbeda.
2 Certainty
Pajak yang dibayar oleh Wajib Pajak harus jelas dan tidak mengenal kompromi. Dalam asas ini kepastian hukum yang
diutamakan adalah mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, dan ketentuan mengenai pembayaran.
3 Convenience of Payment
Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi Wajib Pajak, yaitu saat yang paling dekat dengan saat diterimanya
penghasilankeuntungan yang dikenakan pajak. 4
Economic of Collections Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat dan seefisien
mungkin, jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari penerimaan pajak itu sendiri, karena pemungutan pajak tidak akan
ada artinya kalau biaya yang dikeluarkan lebih besar dari penerimaan pajak yang akan diperoleh. Erly, 2008:27.
c. Teori-teori pembenaran pemungutan pajak 1 Teori Asuransi
Negara dalam melaksanakan tugasnya, mencakup pula tugas melindungi jiwa raga dan harta benda perseorangan. Oleh sebab
itu, negara disamakan dengan perusahaan asuransi, warga negara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
membayar pajak sebagai premi untuk mendapat perlindungan. Teori ini sudah lama ditinggalkan dan sekarang praktis tidak ada
pembelanya lagi, sebab selain perbandingan ini tidak cocok dengan kenyataan, yakni jika seseorang misalnya meninggal, kecelakaan
atau kehilangan, negara tidak akan mengganti kerugian seperti halnya dalam asuransi. Disamping itu, tidak ada hubungan
langsung antara pembayaran pajak dengan nilai perlindungannya terhadap pembayar pajak.
2 Teori Kepentingan Menurut teori ini pembayaran pajak mempunyai hubungan dengan
kepentingan individu yang diperoleh dari pekerja negara. Makin banyak individu yang menikmati jasa dari pekerjaan pemerintah,
makin besar juga pajaknya. Teori ini meskipun masih berlaku pada retribusi sulit untuk
dipertahankan, sebab seorang miskin dan pengangguran yang memperoleh bantuan dari pemerintah menikmati banyak sekali jasa
dari pekerjaan negara, tetapi mereka justru tidak membayar pajak. 3 Teori Daya PikulTeori Gaya Pikul
Teori ini mengemukakan bahwa pemungutan pajak harus sesuai dengan kekuatan membayar dari Wajib Pajak individu-individu,
jadi tekanan semua pajak-pajak harus sesuai dengan daya pikul Wajib Pajak dengan memperhatikan pada besarnya penghasilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dan kekayaan, juga pengeluaran belanja Wajib Pajak tersebut.Erly Suandy,2008:28
d. Hak Wajib Pajak Hak-hak Wajib Pajak yang diatur dalam undang-undang perpajakan
adalah: 1 Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pengarahan dari fiskus.
2 Hak untuk membetulkan Surat Pemberitahuan SPT. 3 Hak untuk memperpanjang waktu penyampaian SPT.
4 Hak untuk memperoleh kembali kelebihan pembayaran pajak. 5 Hak mengajukan keberatan.
6 Hak mengajukan banding. 7 Hak mengadukan pejabat yang membocorkan rahasia Wajib
Pajak. 8 Hak mengajukan permohonan untuk mengangsur atau menunda
pembayaran pajak. 9 Hak meminta keterangan mengenai koreksi dalam penerbitan
ketetapan pajak. 10 Hak memberikan alasan tambahan.
11 Hak mengajukan gugatan. 12 Hak untuk menunda penagihan pajak.
13 Hak memperoleh imbalan bunga. 14 Hak mengajukan peninjauan kembali ke MA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
15 Hak mengurangi penghasilan kena pajak dengan biaya yang telah dikeluarkan.
16 Hak pengurangan berupa PTKP. 17 Hak menggunakan norma penghitungan penghasilan neto.
18 Hak memperoleh fasilitas perpajakan. 19 Hak untuk melakukan pengkreditan Pajak Masukan terhadap
Pajak Keluaran.
e. Kewajiban Wajib Pajak Kewajiban Waib Pajak yang diatur dalam undang-undang perpajakan
adalah: 1 Kewajiban untuk mendaftarkan diri.
2 Kewajiban mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT.
3 Kewajiban membayar atau menyetor pajak. 4 Kewajiban membuat pembukuan atau pencatatan.
5 Kewajiban mentaati pemeriksaan pajak. 6 Kewajiban melakukan pemotongan atau pemungutan pajak.
7 Kewajiban membuat faktur pajak. Wirawan B Ilyas dan Richard Burton, 2008: 191-199.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2. Tinjauan Umum Tentang Reformasi Perpajakan Tax reforms